Beranda / Semua / My Darling is Online / 39. Jujur Satu Sama Lain

Share

39. Jujur Satu Sama Lain

Penulis: Aurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

"Permisi ...."

Untuk pertama kalinya, masuk ke kelas Della rasanya seperti hukuman mati saja bagi Austin. Karena perasaan gugupnya, jantungnya mulai berdegup kencang sampai dia harus menahan sakit di bagian dadanya walaupun Austin telah minum obat seperti biasanya. Wajahnya sedikit pucat, saat matanya menatap ke sekeliling dengan hati gelisah.

Bahkan dalam pertandingan internasional, Austin tidak pernah merasa sampai segugup ini. Remaja itu bahkan hampir mengumpat pada dirinya sendiri, saat diam-diam hatinya merasa lega saat dia tidak melihat keberadaan Della di kelasnya.

"Austin? Ah, ayo masuk ke sini! Kami juga tengah belajar bersama."

Dikagetkan dengan suara Tamara, Austin akhirnya kembali ke kenyataan. Pria itu terlihat linglung sejenak, sebelum dia akhirnya berhasil mengendalikan pikiran dan emosinya.

"Della, di mana dia?"

Walaupun pemandangan Austin bertanya dan mencari Della dengan kemauannya sendiri memang sangat langka, Tamara sama sekali tidak berniat menggoda Austin kare
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Darling is Online   40. Kejatuhan Guild Domination

    "Maaf aku menjauhimu akhir-akhir ini. Kamu tidak pernah salah apa pun. Aku yang salah, aku hanya tidak bisa jujur padamu dan malah berakhir membuatmu salah paham."Di dekat pintu rooftop, Adam berhenti berjalan saat samar-samar dia mendengar suara Austin. Hati kecilnya berteriak bahwa dia tidak bisa menganggu pembicaraan Della saat ini. Pria itu tanpa sadar memilih bersembunyi, saat dia mendengar semua pembicaraan Della dari tempat persembunyiannya. "Berjanjilah padaku bahwa kamu tidak akan memberi tahu siapa pun bahwa aku bermain game. Dan jangan keluar dari game juga. Semua orang itu ingin menjadi kamu tahu."Adam menutup mulutnya saat dia tidak percaya instingnya untuk mengikuti Austin akan berakhir dengan fakta bahwa Zee yang selama ini dipuja banyak orang dalam game adalah Austin, dan Athena yang dituduh sebagai pengkhianat Guild Domination ternyata Della. Adam terdiam dengan frustrasi saat sebagai teman terdekat Della, Adam tidak pernah tahu mengenai fakta ini. Dia pikir dia ad

  • My Darling is Online   41. Rumor Baru di Sekolah

    Ketika Della turun untuk berangkat ke sekolah keesokan harinya, langkah kakinya sempat tersedat di tengah jalan saat suara berisik yang berasal dari ruang makan sampai ke telinganya. Tanpa perlu diberi tahu, Della sudah tahu bahwa sang kakak kemungkinan besar pulang secara mendadak lagi dan tengah asik berbicara dengan orang tua mereka. Della mengepalkan tangannya saat tubuhnya selalu bereaksi begini tiap kali dia mendengar suara kakaknya. Tangannya jelas-jelas bergetar. Tidak. Seluruh tubuh Della bergetar hanya karena dia mendengar suara kakaknya di pagi hari. Dihadapkan dengan penolakan berkali-kali, Della tanpa sadar tahu bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi tiap kali dia bertemu dengan kakaknya. Ingin sekali, Della pergi dari rumah tanpa bertemu dengan kakaknya. Namun peraturan untuknya sudah sangat jelas. Dia harus berpamitan pada orang tuanya, tiap kali dia akan berangkat sekolah dan orang tuanya berada di rumah. Dengan langkah berat, Della tetap membawa kakinya ke ruang maka

  • My Darling is Online   42. Nasihat yang Bodoh

    Di lain sisi, dari kejauhan Austin sudah tersenyum saat dia melihat Della berjalan dengan cepat ke arahnya. Setelah mereka jujur satu sama lain, Austin benar-benar berharap hubungan mereka akan membaik mulai saat ini. Mereka bahkan banyak mengobrol kemarin. Namun dari ekspresinya saja, Austin sudah tahu bahwa sesuatu yang salah terjadi pada Della semakin dekat gadis itu menghampirinya. "Della-""Ikut aku."Austin terkejut saat suara Della terdengar bergetar saat tanpa persetujuannya, gadis itu segera menyeretnya ke tempat sepi. Dari cengkeramannya saja, Austin sudah bisa tahu bahwa Della tengah marah padanya saat ini. Namun dia benar-benar tidak tahu apa yang salah. Mereka masih baik-baik saja kemarin, mereka bahkan berpisah sambil tersenyum setelah saling betukar nomor telepon. "Della, apa yang-"Ucapan Austin terpotong saat Della tiba-tiba menghempaskan tangan yang sebelumnya dicengkram oleh gadis itu erat-erat. "Aku seharusnya tahu ...," bisik gadis itu pelan. "Aku seharusnya t

  • My Darling is Online   43. Semuanya Akan Baik-baik Saja

    Della berjalan dengan lunglai setelah dia selesai meninggalkan Austin. Dengan mata memerah karena habis menangis ditambah ekspresi yang berantakan, Della tahu dia tidak bisa kembali ke kelas. Tujuan keduanya adalah ruang kesehatan. Lagipula karena ini hari pembagian hasil ujian, tidak akan ada pelajaran apa pun lagi setelah ini. Della berusaha menghindari semua orang untuk sampai ke ruang kesehatan. Dia mengetuk pintu ruangan itu tiga kali, sebelum seorang wanita berumur membuka pintunya dan menampakan wajah terkejut saat melihat ekspresi Della. Wanita itu buru-buru mengijinkan Della masuk, sebelum menutup pintu ruang kesehatan lagi. Setelah diijinkan masuk, Della langsung duduk di salah satu ujung ranjang sakit yang ada di sana. Gadis itu menutup wajahnya sendiri dengan kedua tangan, ketika dia membuang napas panjang yang terdengar lelah. Wanita itu tahu ada sesuatu yang salah jika Della sampai mendatangi ruang kesehatan dengan kehendaknya sendiri seperti ini. Wanita itu duduk di s

  • My Darling is Online   44. Teman yang Menusuk dari Belakang

    Ketika waktu pembagian rapot telah tiba, Della segera berpamitan pada perawat sekolahnya dan pergi menuju gerbang sekolah seperti janjinya pada sang Ibu. Karena orang tuanya memang jarang sekali memiliki kesempatan untuk datang ke sekolah Della, setiap kali mereka bisa datang, Della harus menjemput mereka untuk mengantar mereka di sekolahnya yang sangat luas. Della tahu orang tuanya itu memiliki kebiasaan tiba tepat waktu. Tidak lama Della menunggu, dan ibunya telah datang bersama supir perusahaannya. Sejak masih muda, ibunya telah memiliki perusahaannya sendiri. Mungkin karena pengalamannya berbisnis selama bertahun-tahun, ekspresinya tidak bisa ditebak ketika dia turun dari mobil dan langsung mencari Della. Bicaranya juga masih setegas biasanya, ketika dia langsung meminta Della untuk menuntunnya ke ruang kelas begitu dia bertemu dengan anaknya. Sepanjang jalan, Della terus saja berdoa agar ibunya tidak kebetulan mendengar bahwa dia senang bermain game dari seseorang di tengah jal

  • My Darling is Online   45. Marah

    "Terima kasih atas kopinya, Della!"Della tersenyum lalu melanjutkan langlahnya untuk kembali ke kelasnya setelah dia memberikan kopi pesanan ibunya pada supir perusahaan wanita itu. Della kembali secepat yang dia bisa karena dia tidak tahu apa yang akan dilakukan ibunya saat dia tidak ada di sana. Perasaannya semakin tidak enak semakin dekat dia ke ruang kelasnya. Della berusaha tetap tenang, saat dia berharap ibunya tidak akan terlalu marah kali ini. Karena antrian di kedai kopi tadi lumayan panjang, Della terlambat untuk kembali dan hanya bisa diam di luar kelas saat wali kelasnya mulai bicara di depan kelas. Della menatap ibunya dengan khawatir. Ekspresi wanita itu tidak terlalu baik, menandakan bahwa sesuatu yang buruk terjadi ketika dia keluar sebelumnya. Tidak. Della sudah tahu apa yang menyebabkan ibunya sampai bermuka masam begitu. Ibunya sudah tahu dia suka bermain game, semuanya sudah tamat baginya. " ... La!"" ... Della!""Della!"Della terhenyak saat Tamara memanggiln

  • My Darling is Online   46. Rencana Pergi Bersama

    Della berbaring lelah di kamarnya setelah lelah menangis seorang diri. Sekarang dengan larangan ibunya untuk menginstal game apa pun, Della hanya bisa menatap ke arah langit-langit kamarnya ketika dia sedih atau kesepian. Della bahkan tidak bisa mengadu pada siapa pun. Della merasa dia bisa gila kapan pun saat ini. Sendirian, di kamar besar miliknya. Ting!Della melirik lelah ponselnya. Melihat tingkah ibunya, Della khawatir teman-temannya bertanya tentang apa yang terjadi pada hari ini. Della tidak ingin bicara tentang itu. Namun ketika notifikasi pesan tersebut tidak berhenti juga, Della dengan kesal bangkit untuk mengecek ponselnya. [Austin: Della, apa kamu sudah pulang? Aku mencarimu sejak tadi.][Austin: Tolong maafkan aku. Aku memang salah, aku seharusnya tidak bicara seakan aku paling mengetahui posisimu. Apa kamu baik-baik saja? Aku ingin memberi tahumu sesuatu, tetapi tampaknya aku terlambat.][Austin: Bisakah kamu membalas pesan ini? Aku benar-benar khawatir sekarang. Haru

  • My Darling is Online   47. Game Center

    "Ah, kamu juga datang lebih cepat ternyata."Di dekat gerbang sekolah, Austin ternyata sudah menunggunya dengan pakaian yang cukup santai. Celana jins dan kaus hitam. Bagi Della yang selalu diatur ibunya, Della tidak akan pernah diijinkan untuk menggunakan pakaian seperti itu. Namun tidak diijinkan bukan berarti Della tidak tertarik. Matanya sedikit berbinar, saat dia melihat penampilan tampan Austin. "Aku biasa datang lebih cepat lima belas menit ke pertemuan apa pun," ujar Della menjelaskan. Austin mengangguk. "Aku juga sama," jawabnya. Jika Della di masa lalu yang mendengarnya, dia mungkin tidak akan percaya perkataan itu sama sekali. Namun kini Della sudah lebih mengenal Austin. Gadis itu tahu, Austin sebenarnya pria yang cukup bisa diandalkan dalam berbagai situasi. "Jadi, kamu akan membawaku ke mana? Aku sudah menggunakan waktu liburku yang langka untuk ini."Austin mengusap lehernya dengan perasaan malu saat dia memergoki Della menatapnya dengan senyuman samar di bibirnya. Au

Bab terbaru

  • My Darling is Online   60. Mimpi Kita

    Di lorong rumah sakit, Della berjalan tergesa-gesa dengan pakaian kelulusannya. Setelah Della mendengar kabar yang diberi tahu oleh Erina, gadis itu tidak bisa menunggu lagi saat dia langsung pergi ke rumah sakit. Sama seperti Erina, mata Della sangat merah ketika dia tidak bisa menghentikan dirinya untuk menangis. Della tidak lagi peduli bahkan jika dia menjadi tontonan orang lain. Della hanya memiliki satu tujuan saat ini. Kakinya terus melangkah, sementara jantungnya berdetak semakin cepat. Sesuai dengan arahan Erina, Della pergi ke ruangan yang berbeda kali ini. Begitu Della memasuki ruangan itu, tangisnya yang tertahan akhirnya pecah juga. Della menangis seperti anak kecil, ketika dia melihat Austin telah membuka mata dan tersenyum saat melihatnya. Melihat bahwa seseorang tampaknya lebih merindukan putranya, Erina memberi kesempatan agar Della menjadi orang pertama yang menghampiri Austin. Wanita itu menangis bahagia, ketika dia melihat senyum di wajah dua remaja yang memiliki t

  • My Darling is Online   59. Hari Kelulusan

    "Selamat atas kelulusan kalian semua!"Hujan bunga turun dari atas auditorium setelah Darius sebagai kepala sekolah, selesai dengan pidatonya. Semua murid bersorak senang, ketika mereka akhirnya selesai dengan jenjang sekolah menengah atas mereka. Dengan diputarnya lagu perpisahan, masing-masing murid segera berkumpul dengan teman mereka untuk merayakan momen perpisahan mereka. Beberapa dari mereka bahkan ikut menghampiri jajaran guru, dan mengungkapkan ucapan perpisahan mereka dengan tulus. Di auditorium besar itu, Della dikelilingi oleh teman-teman terdekatnya. Baik itu dari rekan OSIS maupun teman sekelasnya, mereka semua mengelilingi Della untuk mengucapkan kata-kata perpisahan mereka. Della membalas ucapan mereka semua dengan tulus. Mereka menghabiskan waktu baik bersama, sampai tatapan Della tiba-tiba jatuh pada seseorang. Setelah perpisahan terakhir mereka, Della memang tidak lagi pernah bicara dengan Adam. Pria itu juga tidak lagi berinisiatif mendekatinya, sehingga mereka m

  • My Darling is Online   58. Menunggumu

    Hari ini, Della menatap pantulan dirinya dari kaca yang ada di kamarnya. Dengan gaun sederhana berwarna biru muda, Della telah siap untuk menghadiri pernikahan sepupu Austin. Sejujurnya, Della merasa sangat gugup karena akan bertemu dengan anggota Guild Golden Clover untuk pertama kalinya. Namun gadis itu telah bertekad untuk datang, apalagi ketika undangan untuknya dikirim oleh Austin yang tidak sempat memberikan undangan tersebut secara langsung pada hari penusukannya. "Della, Di mana tempat ketua guildmu itu melangsungkan pernikahan? Jika kamu tidak keberatan, Mama bisa mengantarmu ke sana."Ketika Della bertemu dengan sang Ibu begitu dia ingin pergi, wanita itu langsung menawarkan diri untuk mengantar putrinya pergi. Namun Della menggeleng dengan yakin. Della melihat bahwa ibunya sendiri telah siap dengan pakaian kerja. Tanpa perlu bertanya, Della sudah tahu bahwa dia hanya akan menganggu waktu bekerja ibunya jika dia menerima tawaran itu. "Tidak apa-apa, Ma. Aku bisa menggunak

  • My Darling is Online   57. Della Lelah, Ma

    Della menatap sedih Austin yang masih tidak sadarkan diri di ruang ICU. Berhari-hari sudah terlewat semenjak Della tinggal di rumah keluarga Austin. Namun sampai saat ini, Austin tetap tidak juga mau membuka matanya. Hampir setiap hari Della berkunjung, dan kembali tanpa mendapatkan kabar yang baik. Hari ini juga tidak jauh berbeda dari hari yang lain. Della menunggu Austin bangun, sementara Austin tetap memejamkan matanya dengan damai. "Austin, ibumu telah banyak membantuku dalam menyelesaikan masalah yang aku miliki dengan orang tuaku."Dengan suara kecil, Della mulai bicara pada temannya itu. Entah mengapa, Della selalu merasa sangat nyaman saat dia bicara dengan Austin dengan cara seperti ini. Di depan Austin, Della merasa bahwa pria itu tetap mendengarkan semua ucapannya saat dia bicara. Austin ada di sana untuk mendengarkannya, sekalipun pria itu berada dalam kondisi koma saat ini. "Dia memberiku tempat tinggal, dan bertekad untuk membuat orang tuaku merubah pandangannya tenta

  • My Darling is Online   56. Della Juga Anak Anda

    Warning! Chapter ini sedikit menyinggung kesehatan mental.Erina berjalan tenang saat dia memasuki restoran terkenal yang secara ajaib sepi untuk hari ini. Seperti yang diharapkan dari keluarga sehebat keluarga Della, bukan hal yang sulit bagi mereka untuk menyewa restoran terkenal selama sehari hanya untuk pertemuan antar orang tua. Seorang pelayan mengantarnya ke salah satu meja, di mana orang tua Della sudah menunggunya bersama dengan adik iparnya, Darius. Sejak awal, Erina memang tidak berharap orang tua Della mau menyambutnya dengan ramah. Namun tatapan dingin yang dia dapatkan setelah dia duduk, benar-benar terlalu tajam untuk Erina abaikan begitu saja. Wanita itu berusaha tersenyum sopan, walaupun kedua orang tua Della sama sekali tidak ingin bertukar keramahan dengannya. "Kami sibuk, jadi biarkan saya bicara langsung pada intinya. Della itu anak kami. Kami yang paling mengetahui apa yang ingin dia lakukan. Jadi kami harap, Anda segera mengembalikan Della ke tangan kami."Men

  • My Darling is Online   55. Motif Penyerangan Alvin

    Kali kedua Della bangun, pemandangan yang asing segera menyambutnya. Ruangan bernuansa biru muda yang indah dan menyenangkan ini jelas tidak sama dengan ruangannya yang dipenuhi oleh buku dan terlihat kaku. Pakaiannya juga terlihat sedikit kebesaran untuk dia gunakan. Tidak lama kemudian, Della akhirnya ingat bahwa dia memang tengah menginap di rumah Austin. Ketika Della yang sudah tenang mengingat perilakunya kemarin, rona merah karena malu segera menjalar ke seluruh wajahnya. Bukan hanya menyusahkan ibu dari Austin, dia juga menunjukan sisi tidak pantasnya pada wanita itu. Della menutup wajahnya dengan kedua tangan. Kali ini, dia tidak yakin dia memiliki keberanian untuk membuka pintu kamar dan bertemu dengan ibu Austin lagi. "Ah ya ...."Tangan Della perlahan turun saat pundaknya bersandar dengan lesu. Masalah yang lebih serius kini adalah fakta bahwa dia baru saja kabur dari rumah ketika ujian masuk kedokteran tinggal menghitung hari. Bahkan jika dia kembali ke rumahnya sekarang,

  • My Darling is Online   54. Telepon dari Darius

    "Kamu bilang hasil interogasinya sudah keluar?"Berdiri di depan jendela kamarnya, Erina mendengarkan saat adik iparnya bicara bahwa mereka telah mendapat kemajuan tentang kasus Austin. Di tempatnya sendiri, Darius mengurut hidungnya dengan frustrasi. Setelah dia menunggu seharian untuk hasil interogasi orang yang menusuk keponakannya, hasil yang dia dapat ternyata malah masalah semacam ini. "Memang sudah keluar. Dari bukti rekaman CCTV dan hasil interogasi, sudah dapat dipastikan Alvin memang bersalah dalam kasus ini. Namun alasannya, aku benar-benar tidak percaya keponakanku harus berada di ambang kematian karena alasan semacam itu."Erina diam-diam mengepalkan tangannya saat dia terus mendengarkan ucapan Darius. "Aku siap mendengarkan," ujar Erina dengan yakin. Tatapan seriusnya perlahan-lahan berubah tidak percaya seiring dia mendengarkan penjelasan dari adik iparnya itu. Sama seperti Darius, Erina pada akhirnya ikut menutupi wajahnya dengan frustrasi. Sama seperti pria itu, dia

  • My Darling is Online   53. Menginap di Rumah Austin

    "Kalau begitu aku akan ke rumah sebentar untuk- Kita akan bicara lagi nanti. Della? Kenapa kamu ada di sini? Orang tuamu. Di mana orang tuamu, Sayang?"Erina yang baru saja keluar dari rumah sakit untuk kembali ke rumahnya dan mengambil beberapa barang yang tertinggal, terkejut saat dia melihat Della kembali dengan pakaian basah dan tengah berdiri kedinginan di depan pintu rumah sakit. Sekalipun giginya bergetar karena kedinginan, gadis itu dengan keras kepala tampaknya menolak untuk masuk dan hanya menatapi gedung rumah sakit tanpa berniat masuk ke dalam. Beberapa suster dan penjaga rumah sakit sudah berusaha membujuk sambil menanyai Della yang hanya terdiam. Namun gadis itu, tetap hanya berdiri seperti patung di lahan depan rumah sakit yang kosong. Melihat tatapan matanya yang redup, Erina tahu ada yang salah dengan gadis tersebut. Tatapan mata Della saat ini mengingatkan Erina pada tatapan mata anaknya sendiri saat kematian suaminya. Sedih, kesepian, bingung, dan takut. Semua pera

  • My Darling is Online   52. Panik

    "Pulanglah Nak. Tidak apa-apa, kamu bisa datang ke sini kapan pun kamu mau di masa depan. Austin akan segera sadar, Bibi percaya itu."Mata Della kembali berkaca-kaca saat dia ingat ibu dari Austin mengantarnya pergi dengan senyum sedih di wajahnya. Untuk ibu yang peduli seperti Erina, melihat anaknya koma tanpa ada kejelasan kapan dia akan bangun pasti telah sangat menghancurkan hatinya. Namun bahkan jika dia sedih, wanita baik itu masih sempat terus-menerus menghibur Della yang ketakutan. Wanita itu berusaha berkali-kali meyakinkan Della bahwa Austin akan baik-baik saja, walaupun dari matanya terlihat bahwa dia sendiri tidak begitu yakin dengan ucapannya. Pada wanita sebaik itu, orang tuanya sangat pantas disebut sebagai pasangan yang tidak punya hati. Mereka hanya mengucapkan kata-kata belasungkawa palsu, sebelum membawa Della pulang dengan cepat. Tindakannya benar-benar memperlihatkan bahwa mereka tidak peduli pada Austin selama Della baik-baik saja. Ah, bukan begitu. Bagi Della,

DMCA.com Protection Status