"Della, kita berencana belajar bersama untuk ujian nanti. Kamu mau ikut?"Ketika waktu pulang telah tiba, Della yang tengah bersiap untuk pulang dihentikan oleh Adam yang datang bersama teman-temannya. Seharian ini, Della sudah berusaha mati-matian untuk fokus pada studinya dan melupakan masalah Tales of Dungeon untuk sementara waktu. Namun pikirannya tetap tidak dapat dibohongi. Seharian ini, dia tetap khawatir pada Zee dan anggota guild yang lainnya. Dia ingin segera log in ke game Tales of Dungeon lagi, dan membicarakan apa yang seharusnya dia bicarakan selama ini. Lagipula guild itu telah menaunginya dengan baik dan merupakan guild dengan potensi yang bagus jika saja mereka diijinkan untuk berkembang. Della tidak ingin guild semacam itu mati begitu saja. Apalagi setelah kejadian ini, di mata Della terjadi karena dia mengajak Zee untuk menemaninya ke Daratan Kematian pada hari itu. "Ah, aku tidak bisa ikut kali ini. Aku ada urusan lain, maaf ya."Dengan nada menyesal, Della menya
"Jadi, apa yang ingin kamu katakan? Kamu bahkan sampai membuat suara serius itu pada kami."Dengan tenang, Zee mulai bertanya untuk memulai pembicaraan. Melihat bahwa Star tidak malah dengan Zee yang memimpin pembicaraan, Della menduga bahwa keduanya cukup dekat selama ini. Dia tidak lagi ragu, saat dia membeberkan semuanya pada mereka. "Maaf aku dengan egois meminta kalian membuat ruang obrolan baru. Namun aku tahu Guild Domination tidak pernah membiarkan bahkan guild kecil tanpa mata-mata mereka. Aku tidak ingin mata-mata itu mendengar pembicaraan ini, jadi aku menyarankan pemisahan ruang obrolan ini."Kini, Della sudah benar-benar yakin baik Star maupun Zee sudah menebak secara garis besar siapa dia sebenarnya. Namun mereka tetap diam, jadi Della belum tahu apa mereka mau mendengarkan kata-katanya atau tidak saat ini."Pemain aktif Guild Domination itu sedikit, tetapi mereka sangat kuat karena kebanyakan dari mereka telah bermain sejak awal permainan ini diluncurkan. Mungkin tidak
Selesai mematikan komputer, Austin melirik obat yang disimpan di meja belajarnya lalu bangun untuk mengambil segelas air dan meminum obatnya seperti biasa.Selesai meminum obatnya, Austin menjatuhkan tubuhnya ke tempat tidur lalu menatap langit kamarnya dengan tatapan kosong. Saat dia mendengar suara Athena sebelumnya, suara lembut itu secara tidak sadar terdengar akrab di telinganya. Austin tanpa sadar mengerutkan alisnya saat dia berpikir. Satu wajah terbayang di pikirannya. Namun Della jelas gadis menyebalkan yang selalu menggunakan nada sarkastik saat bicara dengannya. Suaranya jelas berbeda dari suara Athena yang terdengar lembut. Austin menghapus tebakannya sendiri, dia dia tiba-tiba berdiri untuk meraih telepon genggamnya. Menelepon salah satu nomor dalam kontaknya, tidak perlu waktu lama sebelum seseorang mengangkat panggilannya."Tumben sekali kamu bersedia meneleponku di luar game begini. Kita baru saja bicara sebelumnya bukan?"Austin belum sempat mengatakan apa pun saat R
"Della, ayo ke sini sebentar."Ketika Della kembali ke kelasnya sendiri setelah berpisah dengan Austin, Adam dan beberapa temannya segera menyeret Della untuk mereka interogasi. Tampaknya tindakan Della yang tidak biasa di depan Austin benar-benar telah mengejutkan semua orang. Sekarang hampir tidak ada yang menggosipkan perihal penyakit Austin lagi. Gosip berpindah ke Della, dan hubungan misteriusnya dengan Austin. Setidaknya itu lebih baik menurut Della. Karena dari ekspresinya saja, jelas sekali Austin tidak suka orang-orang bergosip tentang penyakitnya saat remaja itu baru saja tiba di sekolah sebelumnya. "Sejak kapan kamu akrab dengan Austin? Maksudku, kalian masih bertengkar di pertemuan terakhir bukan?"Della baru ingat. Masalah dia yang minta maaf pada Austin karena salah sangka, dan masalah dia yang terlebih dahulu mengetahui penyakit Austin, tidak ada yang tahu semua itu selain Austin dan Della sendiri. Orang-orang hanya tahu Della dan Austin tidak akrab sejak dulu. Yang s
Hari-hari selanjutnya juga berjalan dengan cukup damai setelah itu. Karena kakaknya sudah kembali pergi dan orang tuanya mulai sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing, Della akhirnya bisa sedikit bernapas lagi dan tidak mengalami masalah apa pun selama dia tetap menjalani rutinitas yang diatur untuknya seperti biasa. Semakin banyaknya hari yang terlewat, Della juga bergaul semakin akrab dengan Austin. Karena Adam tampaknya masih menolak untuk bicara padanya, Della hanya bisa merasa canggung saat dia memasuki ruang OSIS dan melihat bahwa suasana menjadi tidak enak karena perselisihan antara dia dan Adam. Bergaul dengan teman-temannya tampaknya tidak memungkinkan lagi. Jadi beberapa hari ini, Della benar-benar menghabiskan waktu luangnya di sekolah dengan Austin. Beberapa bahkan mulai membenarkan rumor tentang mereka berpacaran karena itu. Namun Della sudah tidak peduli lagi. Waktu mereka di sekolah tidak lebih dari beberapa bulan lagi. Della berpikir rumor itu tidak akan berpengar
Keesokan harinya, Della yang biasanya keluar pagi untuk berolahraga di hari libur lebih memilih menggunakan kemeja dan rok tiga perempat yang cantik untuk datang ke pesta yang disebutkan Adam kemarin. Sebenarnya, pesta yang mereka lakukan tidak seperti pesta yang dipikirkan oleh banyak orang. Mereka hanya akan makan bersama, dan berjalan-jalan sambil mengenang apa saja yang sudah mereka lalui tiga tahun ini. Della adalah orang yang sangat taat pada aturan. Semua orang tahu bahwa dia pasti tidak akan datang, jika seseorang hendak mengundangnya pada acara yang aneh. "Kamu mau ke mana?"Ketika Della hampir menyapa pintu, suara yang cukup tegas muncul dari arah ruang ruang keluarga yang letaknya tidak jauh dari tempat Della berdiri. Della berhenti berjalan untuk berbalik dan menatap orang tuanya itu. Mereka yang bekerja sepanjang waktu biasanya belum bangun sepagi ini. Della juga sudah mengirimkan pesan pada ibunya kemarin tentang rencananya hari ini. Jadi awalnya, dia pikir dia tidak per
Duduk di depan laptop, Della hampir ragu-ragu untuk mengklik ikon Tales of Dungeon yang ada di layar utama laptopnya. Sebulan terlewat dalam sekejap sejak Guild Domination menyatakan perang terhadap guild kecilnya. Selama itu, semua orang telah bekerja keras untuk meningkatkan kekuatan mereka masing-masing dan membuat rencana untuk mengalahkan guild besar tersebut dalam perang yang akan datang. Dengan kerja keras semua orang, Della sebenarnya sudah tidak terlalu khawatir lagi dengan perang yang akan datang. Namun hal lain telah menganggunya belakangan ini. Dan itu benar-benar menyiksa Della sampai dia mulai ragu untuk memainkan permainan favoritnya lagi. Della tahu ini bukan hanya perasaannya. Akhir-akhir ini, Zee benar-benar menghindari bermain dengannya. Pria itu memiliki waktu online yang singkat dan segera offline ketika pria itu selesai dengan kegiatan guild. Sekalipun Della mencoba mengajaknya bicara, Zee hanya membalas seperlunya dengan bahasa yang kaku pula. Tidak ada lagi uc
Della dengan cepat segera memakan semua makanan dengan efek buff kuat begitu perang secara resmi dimulai. Sesuai rencana, karakter Della akan masuk ke dalam tim yang bertugas mencari tempat di mana musuh menyembunyikan bendera mereka. Kelasnya sebagai warrior sangat cocok untuk bekerja sebagai tank. Ditambah dengan pengalamannya, tidak sulit bagi Della untuk menumbangkan beberapa pemain menengah dengan kemampuan karakternya saat ini. Dia juga bertugas mengamankan jalan para pencuri bendera sampai mereka berhasil mengambil bendera musuh. Tugasnya sangat penting karena di antara semua pemain yang maju, Della dianggap sebagai yang terkuat untuk saat ini. [Zeus: Di mana bajingan yang menyebut dirinya yang terkuat di permainan ini huh? Lihat teman-temanmu sekarang! Mereka semua mati dan akan kehilangan guild mereka karena ulahmu!]Menggunakan efek panggilan universal, Zeus mulai berteriak saat dia tampaknya senang sekali melihat notifikasi bahwa anggota guildnya terus saja membunuh anggo