공유

Part 07

작가: Mrs.Juno
last update 최신 업데이트: 2024-10-29 19:42:56

Natasha terbiasa mandiri untuk pergi membeli keperluan rumah tangga.  Meskipun beberapa maid merasa tak enak dengannya. Namun demi membuat maid di mansionnya nyaman. Dia mengajak satu orang untuk membantunya mencari bahan makanan yang akan dibelinya.

            Dia sangat exited saat mertuanya berkata akan datang malam ini. Dia dengan semangat membuat daftar belanja untuk menyiapkan makanan demi menyambut Pauline.

            Disebuah supermarket besar di Inggris raya. Dia Dan seorang maid yang paling muda bernama Rachel, sedang mengelilingi supermarket tersebut.

            "Rachel bisa minta tolong kau ambilkan parmesan, di rak sana?" pinta Natasha. Rachel mengangguk dan berjalan mengambil sebuah parmesan.

            Lalu dia kembali lagi pada Natasha. Namun dia menjatuhkan parmesan tersebut.

            Rachel terkejut saat seorang pria bertopeng sedang menodongkan senjata api kepada Natasha. Pria bertopeng itu menggunakan satu tangannya untuk menahan tubuh Natasha yang membelakanginya. Sementara tangan satu lagi memegang pistol yang diarahkan ke kepala Natasha.

            "Jangan berteriak! Jika kau tak ingin nyonyamu mati tertembak," ancam pria itu. Suaranya bahkan sudah disamarkan dengan microphone kecil yang dipasang di dalam topengnya.

            Natasha mengangkat tangannya ke atas. Lalu dia memainkan matanya, meminta Rachel untuk pergi dari sana. Keadaan yang tidak terlalu ramai ditambah letak Natasha tersandera berada di ujung dari bagian supermarket tersebut.

            Membuat penjahat tersebut dapat dengan mudah menyandera Natasha.

            "Jangan berani beranjak dari sini!" ujar lagi pria tersebut kepada Rachel. Gadis itu terlihat ketakutan, tubuhnya bergetar. Karena memang dia baru saja dipekerjakan oleh Jonathan dan Natasha.

            "Biarkan dia pergi! Apa yang kau inginkan? Jika kau ingin uang, kau bisa mengambilnya. Di dalam keranjang, ada tas merah di sana," ujar Natasha.

            "Kau pikir aku hanya menginginkan uangmu?!" tanya pria itu. Lalu terkekeh. Beberapa orang datang dan berteriak melihat ada yang menjadi sandera dari seorang pria yang ingin merampok.

            "Jangan ada yang berani mendekat! Lebih baik kalian semua mundur!" bentak pria bertubuh tinggi besar tersebut. Serentak para pengunjung yang melihatnya mundur dengan teratur.

            "Tolong..., jangan menembak yang lain. Kau bisa membawaku pergi, tapi jangan membuat keributan sampai keluar!" peringat Natasha. Wanita itu masih terlihat tenang, dia sengaja menunggu pria itu lengah, untuk memutar balikkan keadaan.

            "Kau memang pintar! Cepat ambil tasmu!" perintah pria bertopeng tersebut. Kesempatan itu digunakan Natasha untuk melangkah maju, lalu dengan gerakan cepat yang sudah diajarkan Jonathan. Dia meraih pistol yang ada di tangan kanan pria itu.

            "Semuanya keluar!" teriak Natasha sambil berusaha mengambil pistol. Lalu sebuah tembakan terdengar. Disusul dengan suara pengunjung yng berteriak ketakutan.

            Namun sedetik kemudian keadaan menjadi hening. Bahkan beberapa pengunjung ada yang berjongkok dan menundukkan kepalanya.

Beruntung tembakan tersebut mengarah ke atas atap. Sehingga tak ada korban yang terkena peluru.

            Pria yang bertubuh lebih besar duakali lipat dari Natasha itu, tersungkur di lantai. Natasha telah mengambil alih pistol pria itu. Dia menodongkan pistolnya ke arah pria bodoh itu.

            "Buka topengmu!" perintah Natasha.

            Pria bertopeng itu menggeleng, mengangkat tangannya, sambil mundur dalam posisi duduk.

            Natasha maju secara perlahan. "Rachel, telepon polisi," pintanya. Rachel dengan sigap menghubungi polisi. Walau tangannya masih bergetar.

            Sementar semua pengunjung sudah ada yang pergi. Menyisakan beberapa lelaki yang setidaknya berniat membantu jika diperlukan.

            "Berhenti menghindar dan buka topengmu! Atau aku akan menembak kakimu!" ancam Natasha mulai geram. Karena pria yang menodongnya itu tak berhenti mundur dan tak membuka topengnya juga.

            Pria itu terhenti sejenak, dan berniat membuka topengnya. Namun bukannya membuka topeng, pria bertubuh besar itu malah bangun dari duduknya dan hendak melarikan diri.

            Natasha terpaksa menembakkan senjata api itu ke arah kaki penjahat tersebut.

            Tubuh besar pria tersebut kembali tersungkur di lantai dengan kaki kanannya yang terkena tembakan. Darah segar mengalir membasahi lantai.

            Terlihat mata pria itu menatap tajam Natasha. Sambil meringis menahan sakit.

            "Kau memaksaku! Buka topengmu!" perintah Natasha penasaran. Dia takut jika pria tersebut adalah komplotan mafia yang mengetahui keberadaannya dengan Natasha.

            Pria itu membuka topengnya, seketika Natasha terkejut. Karena wajah pria itu rusak seperti bekas terkena luka bakar.

            Tak berapa lama beberapa polisi datang meringkus penjahat tersebut. Pria yang diketahui berwajah rusak itu menatap tajam Natasha terdiam membeku. Wajah wanita itu terlihat ketakutan.

            Rachel menghampiri majikannya, menahan tubuh Natasha yang hampir tumbang. Seorang polisi menghampiri, mengamankan pistol yang dipegang Natasha.

            "Terima kasih telah membantu, Nyonya. Jika anda berkenan, bisakah anda ikut kami untuk menjadi saksi, dan menceritakan kronologi kejadiannya?" tanya seorang pria berseragam polisi.

            Natasha menggeleng. Manik mata hijaunya masih menatap kepergian penjahat tersebut.

            "Baiklah... Jika anda berubah pikiran, kami menunggu anda. Atau jika perlu, kami akan mengantar anda ke rumah sakit. Agar anda bisa menenangkan diri di sana?" tanya lagi polisi itu. Namun Natasha kembali menggelengkan kepalanya.

            "Maaf, Sir. Sepertinya majikan saya tak ingin diganggu. Saya akan mengajaknya pulang saja," ujar Rachel dan mendapat anggukan dari polisi bertubuh tegap itu.

            Lalu Rachel mengajak Natasha pergi dari tempat itu.

-

            Setibanya di mansion. Natasha sudah bisa menenangkan dirinya untuk bersikap biasa saja. Walau pikirannya masih terbayang dengan pria berwajah yang terkena luka bakar itu. Dia merasa pernah mengenal orang tersebut. Namun ingatannya masih samar-samar.

            "Kita sudah sampai nyonya," ujar Rachel menyadarkan majikannya.

            "Rachel, jangan katakan apapun tentang kejadian tadi kepada Tuan. Biar aku yang mengatakannya sendiri. Jika dia bertanya, katakan kau tak mengetahuinya," ujar Natasha.

            "Anda yakin baik-baik saja Nyonya?" tanya Rachel. Walau dia mengangguk menurut.

            Mereka bahkan belum keluar dari mobil, setelah tadi sempat membeli makanan matang di sebuah restoran.

            Natasha mengangguk sebagai jawaban. Dia juga memberitahukan kepada supir yang mengantar mereka ke supermarket untuk merahasiakan kejadian tadi.

            Natasha turun dari mobil, diikuti Rachel yang membawa beberapa makanan matang.

            Natasha memasuki ruangan depan, menuju ke ruang tamu. Dia sering kali mengeluh tentang besarnya mansion tersebut.

            Natasha terkejut saat tiba di ruang tamu. Dia melihat Richard yang duduk di sofa dengan santai, sambil menyalahkan televisi yang menayangkan kejadian dirinya yang berada di supermarket.

            Dia melihat ke sekeliling ruang tamu. Tak ada Jonathan di sana. Dengan cepat dia menutupi televisi yang jelas tak akan terpengaruh karena tubuhnya terlalu ramping untuk menutupi televisi yang begitu besar.

            "Richard! Matikan televisinya!" pinta Natasha. Wanita itu merentangkan tangannya

            Richard hanya mengerutkan alisnya sambil tersenyum. Pria yang ahli dalam menembak jarak jauh itu tak terganggu dengan Natasha yang berdiri di depan televisi. Karena wanita itu sama sekali tak menutup gambarnya yang sedang beraksi di supermarket.

            Tak mendapat jawaban dari Richard, tak membuat Natasha berhenti. Wanita berambut pirang itu mencari remote televisi untuk mematikan berita yang sedang disiarkan.

            "Kenapa harus dimatikan?" tanya Richard. Dia mengangkat tangannya yang ada remote televisi. Natasha hendak meraihnya. Namun Richard lebih dulu menghindar.

            "Richard! Matikan televisinya! Nathan akan marah jika melihatnya, lagipula lebih baik kau bantu aku meng-hack internet, agar video tersebut tak beredar," ujar Natasha masih berusaha meraih remote televisi yang diangkat tinggi melewati kepala Richard.

            Richard bahkan menaiki sofa dan Natasha mengikutinya. Mencoba meraih remote televisi.

            "Kau salah meminta bantuanku Nath! Aku ini sniper bukan hacker. Minta pada Nathan," jawab Richard.

            "Kau bodoh atau apa? Aku justru tak ingin dia melihatnya," ketus Natasha, "Richard! tak bisakah kau membantuku sekali saja? Kau selalu berpihak pada Nathan!" lanjut Natasha. Dia masih berusaha melompat untuk meraih remote televisi dari tangan Richard yang terlalu tinggi dari jangkauannya.

            "Aku sudah menghapus semuanya Nath. Bahkan direkaman tempat kejadian juga sudah aku hack," ujar Jonathan. Dia berdiri sambil bersedekap dada. Menatap tajam Natasha dan Richard yang seperti anak kecil.

            Richard menganti-ganti chanel televisi, dan tak ada lagi berita mengenai perampokan di supermarket tersebut. Semua tayangan kembali seperti semula.

            Natasha turun dari sofa, begitu juga dengan Richard yang langsung merosotkan tubuhnya duduk di sofa itu.

            "Maaf, Nathan. Tadi aku...." Natasha menghampiri Jonathan yang enggan beranjak. Bahkan tatapannya juga tak berpindah dari Natasha.

            Wanita itu terlihat menunduk, merasa terintimidasi dengan tatapan Jonathan.

            "Apa kau terluka? Apa kau mengenal orang itu?" tanya Jonathan. Tangannya meraih wajah Natasha, dia memutar tubuh istrinya. Memperhatikan dengan jelas setiap lekuk tubuh Natasha. Memastikan bahwa istrinya baik-baik saja.

            "A-aku... Baik-baik saja Nathan," jawab Natasha tampak ragu. Dan semakin membuatnya bingung saat Jonathan memeluknya.

            "Kau membuatku khawatir. Bagaimana jika peluru itu memasuki kepalamu? Kau ingin membuatku menjadi duda muda?!" tanya Jonathan. Wajah khawatir tercetak jelas dari sorot matanya yang tajam. Walau tatapannya telah berubah menjadi lebih hangat.

            Natasha tergelak mendengar ucapan terakhir yng dilontarkan suaminya. Dia baru tau Jonathan mempunyai selera humor juga.

            "Apa yang kau tertawakan? Apa ada hal lucu?" tanya Jonathan mengerutkan keningnya.

Natasha menghentikan tawanya. Dia menggeleng, "tidak ada Nathan. Jadi kau tak marah?" tanya Natasha.

            "Tidak. Aku hanya khawatir. Tapi aku bangga, kau belajar begitu cepat," ujar Jonathan. Pria itu mengelus rambut Natasha dengan sayang.

Natasha tersenyum lega, karena Jonathan tak hanya tak marah. Pria itu juga begitu mengkhawatirkannya.

            "Siapkan barangmu Nath. Kuantar kau ke rumah Pauline. Malam ini aku dan Richard akan ke tempat para keparat itu. Lalu kami akan langsung terbang ke Rusia," ujar Jonathan terdengar seperti perintah. Pria itu berlalu dari hadapan Natasha, mengabaikan ekspresi terkejut istrinya.

            "Nathan, bukankah mom yang akan ke sini?" tanya Natasha berbalik. Menatap punggung Jonathan. Suaminya seperti sedang berbicara melalui matanya, dengan Richard yang akhirnya bergegas setelah menganggukkan kepala.

            Jonathan berbalik, kembali mengelus kepala Natasha dengan sayang.

            "Aku sudah menelepon mom saat kejadian tadi. Aku memintanya untuk menunggu saja di rumah. Kita yang akan ke sana," jawab Jonathan.

            "Tapi—"

            "Tak ada tapi Nath. Bergegaslah... Aku menunggu di mobil," ujar Jonathan memotong perkataan Natasha.

            Natasha menatap punggung Jonathan yang berlalu setelah mengecup bibirnya. Terasa hangat walau Jonathan kembali bersikap dingin.

            Bahkan suaminya terlalu serius menanggapi sebuah masalah perampokan.

            Natasha bergegas menyiapkan barang-barangnya. Dia memilih menurut daripada melawan Jonathan lagi.

-

            Jonathan yang tegas, tak menginginkan bantahan dari Natasha. Namun dibalik itu semua, dia hanya tak ingin Natasha kembali dalam bahaya.

            Dia menuju ruang rahasianya. Menghampiri Richard yang sedang mempersiapkan beberapa keperluan untuk melaksanakan rencananya.

            Beberapa senjata api sudah masuk ke dalam tas besar. Lalu tak lupa dia juga membawa peralatan lengkapnya untuk menembak dari jarak jauh.

            "Semua sudah siap?" tanya Jonathan.

            "Tentu. Aku akan berangkat lebih dulu, untuk mencari posisi tembak. Menyusulah setelah kau mengantar Natasha," jawab Richard.

Jonathan mengangguk. "Menurutmu siapa pria itu?" tanya Jonathan.

            "Hanya seorang pria yang sempat menolong Natasha, saat sebuah tragedi kebakaran terjadi di rumah yang ditempati Natasha waktu itu," jawab Richard. Dia mengerti siapa yang ditanyakan Jonathan. Sahabatnya tak akan bisa melihat Natasha terluka lagi. Walau itu hanya sebuah perampokan biasa.

            "Apa ada hubungannya dengan mafia Rusia itu?"

            "Tidak. Pria itu hanya seorang supir pribadi," jawab lagi Richard, "jangan cemburu. Aku rasa Natasha juga tak mengingatnya. Namun aku sudah meminta temanku untuk memantau pria bodoh itu. Agar tak lagi mengganggu Natashamu," ungkap Richard.

            "Thank's brother," ujar Jonathan.

            Richard mengangguk dan menepuk bahu Jonathan.

            "Kau tau slogan-ku; tak ada yang tak bisa dilakukan seorang Dowson!" ujar Richard berlalu.

            "Dasar brengsek! Aku akan mengenyahkan perkataan sombongmu itu!" ketus Jonathan.

            "Cobalah Nathan... Sampai bertemu di Rusia," seru Richard dan benar-benar pergi dari kediaman Jonathan.

**

관련 챕터

  • My Dangerous Secret   Part 08

    Setelah mendapat perintah dari suaminya. Natasha bergegas merapikan barang-barang yang akan dibawa ke rumah Pauline. Dia memasukan baju-baju yang terlihat lebih sopan untuk dipakai, dia juga merapikan peralatan mandi danmake upsehari-hari yang biasa dia gunakan. "Kau tak perlu membawa semuanya sayang. Pauline akan menyediakannya. Dia akan memanjakanmu seperti seorang anak gadis," ujar Jonathan. Dia memasuki kamarnya, melihat Natasha yang sibuk menyiapkan banyak barang. "Oh... Sayangnya kegadisanku sudah kau ambil waktu itu," ujar Natasha. Jonathan mendekat. Memeluk Natasha dari belakang dan menghirup tengkuknya dalam. "Dan aku sudah bertanggung jawab untuk itu sayang," ujar Jon

  • My Dangerous Secret   Part 09

    Jonathan keluar dari kediaman Alberto. Dia memasuki mobil hitam yang sudah terdapat Richard di dalamnya. Pria itu hendak membuka sarung tangannya. Sambil menatap Jonathan dengan tatapan yang membuat Jonathan kesal. "Aku bersumpah akan menusuk bola matamu jika kau terus menatapku seperti itu!" tukas Jonathan tanpa menoleh kepada Richard. Dia tau, sahabatnya itu sedang mengejeknya melalui sebuah tatapan. Richard tergelak dan mulai menjalankan mobilnya. Mereka melaju menuju bandara untuk terbang ke Rusia. Jonathan terlihat sibuk dengantablet-nya. Dia mengecek rekaman kamera yang dia pasang di ruangan tempat Alberto tertembak. Memastikan tak ada seorangpun yang datang ke sana untuk membersihkan m

  • My Dangerous Secret   Part 10

    Truk yang dikendarai Jonathan hampir tiba di gudang penyimpanan semua barang ilegal milik Baranov. Sementara, sejak kepergian Jonathan dengan truk itu. Richard, juga ikut pergi melesat lebih cepat dan tiba di tempat favoritenya. Yaitu sebuah bangunan tinggi, dia mencari posisi ter-stategis untuknya melindungi Jonathan. "Nathan, si keparat Baranov berencana menuju ke gudang penyimpanan, sepertinya dia akan memeriksa sendiri barang yang kau bawa," ujar Richard darimicrophonekecil yang tersambung kepadaearphoneJonathan. Jonathan yang sedang terlihat serius mengendarai truk itupun menjawab informasi dari Richard. "Baiklah... Kita lakukan rencana

  • My Dangerous Secret   Part 11

    Suara lagu dari audio di dalam mobil Jonathan, mengalun mengisi keheningan malam diperjalanan panjang Jonathan dan Richard. Dalam memburu para mafia yang bersangkutan dengan penjualan dan penyeludupan barang ilegal. Selama di Rusia, Jonathan bahkan sudah didatangi dua kelompok mafia yang hendak membalaskan dendam atas kematian beberapa saudara sebangsa mereka. Kedatangan dua kelompok mafia itu mengakibatkan Jonathan terkena luka tembakan di bahu kirinya. Walau lukanya tak begitu fatal. Namun hal itu membuat Natasha mengkhawatirkan keadaannya. Dan meminta Jonathan untuk kembali saja, jika keadaan sudah tak memungkinkan. Sayangnya Jonathan tak akan berhenti ditengah jalan hanya karena sebuah peluru yang melewati bahunya.&nb

  • My Dangerous Secret   Part 12

    Bunyi tamparan dikulit wajah seorang wanita. Terdengar jelas di sebuah ruangan besar yang bernuansa glamor akan interiornya yang ada di mansion megah milik seorang mafia asal Brazil. Seorang pria tua dengan kepala plontos dan wajahnya yang terlihat bajingan itu, menatap nanar wanita yang tersungkur di lantai akibat tamparannya barusan. "Kau hanya seorangbitch! Kau bahkan tak berhak mengatakan apapun padaku! Tugasmu hanya membuka kakimu untuk kumasuki!" bentak pria tua yang diketahui bernama Rudolf Sobero. Salah satu jajaran mafia tinggi yang disegani oleh beberapa dari kalangannya. Begitu licik dan licin saat beberapa kali kejahatannya tercium oleh pihakFBIdanCIAyang mengincar dirinya untuk ditangkap. dirinya

  • My Dangerous Secret   Part 13

    Natasha menatap Margareth tak percaya. Wanita yang dia anggap sebagai sahabatnya sewaktu dulu. Tempat berbagi kisahnya dengan Jonathan yang sempat menyelamatkan dirinya sebelum menjadislave.Tenyata adalah adik dari pria yang selalu dia ceritakan, adik yang memiliki perasaan berbeda kepada kakaknya. Lalu tatapan Natasha beralih kepada Jonathan. Menatap kecewa pria yang telah menjadi suaminya. Natasha sendiri tak tau bagaimana perasaan suaminya terhadap Margareth. Yang Natasha pikirkan; jika Jonathan sudah tak memiliki perasaan apapun terhadap Margareth, untuk apa pria itu masih menyimpan kisah mereka. Bahkan saat pertama kali Natasha mengetahui sesuatu dari Richard yang mengatakan bahwa; seseorang dari masa lalu Jonathan. Natasha masih sempat ingin membahas dan menuntaskan pemikirannya tentang wanita masa lalu Jonatha

  • My Dangerous Secret   Part 14

    Seperginya Natasha bersama Margareth dan Richard. Jonathan menatap tajam Rudolf yang merangkak mundur dengan darah segar dari perut, tangan dan kakinya mengalir mengotori lantai kayu. Jonathan melangkah maju semakin mendekati Rudolf. Namun saat Jonathan hendak mengangkat tubuh Rudolf, beberapa pengawal keluar dari balik ruang rahasia yang tepat berada di belakang Rudolf. Ruangan yang tersambung ke sebuah tempat di luar mansion tersebut. Rudolf menyeringai melihat Jonathan yang kembali mundur. Terlihat satu orang musuh Jonathan sejak lama. Sahabat kecilnya yang berubah menjadi musuh karena sebuah perasaan dengki. Pria dengan perawakan tinggi itu menatap tajam Jonathan sambil memberikan sebuah senyuman mengejek. Beberapa pengawa

  • My Dangerous Secret   Part 15

    Setelah melakukan penerbangan yang cukup lama, akhirnya Jonathan dan Natasha tiba di kota Paris. Mereka yang kelelahan memilih langsung ke penthouse milik Jonathan. Pria itu, membuat sang istri berdecak kagum dengan desain dan letak penthouse yang berada begitu dekat dengan menara Eiffel."Kapan kau membeli semua ini Nathan?" tanya Natasha. Dia mematung berdiri di ruang tamu. Dengan pemandangan langsung menara Eiffel. "Sebelum bertemu denganmu. Ayo... Kau harus menikmatinya," ujar Jonathan. Dia mengenggam erat tangan Natasha. Lalu mengecup sekilas bibir istrinya. Jonathan memperlihatkan ruangan lain dari penthouse tersebut, termasuk kamar yang akan mereka tempati malam ini. "Oh... Ya a

최신 챕터

  • My Dangerous Secret   Epilogue

    Jonathan akhirnya berhasil keluar dari mobil setelah menenangkangladius-nya. Dia menyuruh seorang penjaga mengambil kunci dari tangan istrinya. Lalu dia memasuki mansion dan langsung menuju ke dapur tempat dimana Natasha dan Philip berada saat ini."Bagaimana? Apa enak?" tanya Natasha.Dia baru saja selesai membuat makanan untuk Philip. Dan saat ini pria tua itu sedang menyeruput kuah sup yang masih sangat hangat."Natasha!!" sergah Jonathan.Membuat Philip terkejut dan tersedak kuah sup. Dia mengibas-ibaskan tangannya di depan bibir."Oh astaga John... Kau bisa membuatku mati lebih cepat," gerutu Philip.Natasha terkekeh."Oh maaf, Phil. Aku ada urusan dengan istri nakalku ini," ujar Jonathan."Saat ini dia sedang menjadi kokiku... Jangan membawanya pergi dulu," ujar Philip."Sayangnya aku tak ingin meminjamkannya lebih lama lagi. Dia harus membayar kenakalannya barusan," tukas Jonathan.Dia menari

  • My Dangerous Secret   Part 35 (The end)

    Jonathan kembali merasakan mual di setiap pagi hari. Kali ini sudah ke tiga kalinya semenjak kepulangannya dari rumah sakit tiga hari yang lalu.Dia merasa sesuatu dari dalam perutnya yang terus mendesaknya untuk mengeluarkan sesuatu yang hanya air saja jika dia memaksakannya untuk keluar.Natasha mengusap tengkuk Jonathan dan memberikan segelas air hangat kepada suaminya.Natasha tersenyum... bahkan terkekeh melihat Jonathan yang merasakan penderitaan seorang ibu hamil di tiga bulan pertama."Jangan menertawakanku, Nath!" tukas Jonathan."Aku tak tertawa... Hanya terkekeh melihatmu mual setiap pagi. Dan sensitif dengan wangi-wangian," ujar Natasha."Bagaimana bisa, kau yang hamil tapi aku yang mual dan tak bernapsu untuk makan. Sementara kau? Kau bahkan mampu menghabiskan banyak makanan," keluh Jonathan.Dia keluar dari kamar mandi setelah menyeka mulutnya dengan handuk kecil yang diberikan Natasha."Harusnya kau bersyukur, ka

  • My Dangerous Secret   Part 34

    David berniat ingin mengabari Kingswell bahwa ada sekelompok orang yang baru datang. Namun dia menahan niatnya, saat melihat keadaan di bawah sana yang juga tak memungkinkan untuknya memberitahukan kabar tersebut.Hingga saat melihat Jonathan tersadar, Richard langsung mengingatkan David untuk mengabari Kingswell perihal ada sekelompok orang yang baru datang."Sir, maaf mengganggu... Ada sekelompok orang yang baru datang. Mereka seperti sedang berbicara dengan Baranov yang hendak melarikan diri. Apa aku harus menyerang mereka?" tanya David."Perhatikan saja apa yang dia lakukan. Jika mereka hendak melakukan serangan. Silahkan kau menyerang. Aku tak tahu mereka berada dipihak siapa. Mungkin saja itu bantuan untukku, tapi tidak menutup kemungkinan Baranov juga meminta bantuan,"jawab Kingswell."Baranov tak mungkin memiliki bantuan lagi, Kingswell. Karena setelah dia tak mempunyai kekuasaan. Hanya aku yang masih mau menerimanya, namun aku

  • My Dangerous Secret   Part 33

    Jonathan menatap tajam Philip, dia bahkan tak bisa membalas ucapan Philip. Dia hanya mengatupkan giginya dan menahans diri untuk tetap waras agar tak langsung menembak mati kepala Philip.Dia masih bisa mengingat perkataan ayahnya sebelum mereka benar-benar menghadap Philip.Perkataan yang menjadi alasan bagi Kingswell selama ini tetap diam walau harus tersiksa batin."Aku bisa saja membunuh ayahku sejak lama, John. Tapi...Apa kau tahu kenapa aku tak melakukannya?" tanya Kingswell. Jonathan menggeleng sebagai jawaban.Mereka tengah berada di dalam mobil saat baru memasuki gerbang mansion Philip."Karena aku tak ingin menjadi sepertinya. Siapa yang mampu membunuh istri dan anak sulungnya hanya karena mereka tak menuruti keinginannya? Hanya seorang iblis yang sanggup melakukan itu," ujar Kingswell. Seakan di dalam dirinya begitu memendam rasa sakit yang begitu menyiksanya."Maka dari itu. Bagaimanapun kakek

  • My Dangerous Secret   Part 32

    David melihat tanda dari layartablet-nya. Sebuah tanda dari Kingswell untuk mulai melakukan serangan secara diam-diam.Dia langsung memberikan intruksi kepada yang lain melalui microphone yang tersambung ke masing-masing earphone ditelinga Richard, Bastian serta Natasha."Richard, sekarang! Lakukan seperti hantu," perintah David."Perintah diterima! Peluru siap meluncur!" jawab Richard berseru. Dia menarik pelatuknya sehingga sebuah peluru meluncur menuju pengawal paling jauh yang berada tepat di depan pintu masuk mansion. Peluru lainnya menyusul ke arah pengawal di depannya. Hingga satu per satu tumbang sampai ke bagian gerbang."Tian, Nath. Bersiap menyusup. Richard sedang membuka jalan, bersamaan dengan itu aku tengah merusak jaringan sistem cctv mereka agar terlihat tak terjadi apa-apa," ujar David."Done!" seru Richard."Siap!" jawab Natasha dan Bastian bersamaan.David terlihat sibuk mengetikkan suatu rum

  • My Dangerous Secret   Part 31

    Pagi harinya...Kingswell dan Jonathan tengah bersiap untuk berangkat. Mereka sengaja melewati jalur udara dengan menggunakan pesawat pribadi. Sementara Natasha dan Bastian menggunakan jalur laut dengan kapal laut.Keduanya berangkat bersamaan agar mereka tiba di mansion Philip diwaktu yang hampir sama.Kingswell memperhatikan Jonathan yang terlihat gelisah. Anaknya itu tak tenang dan mulai menenggak minumannya berulang dengan wajah yang tegang. Seakan dia melakukan itu untuk menutupi kegelisahannya.Namun seorang ayah, sekalipun telah lama terpisah. Kingswell tetaplah bisa melihat kegelisahan yang dirasakan anaknya. Lantas dia menanyakan kegelisahan apa yang dirasakan Jonathan."Ada apa, John?" tanya Kingswell.Jonathan menoleh dan mengulas sedikit senyuman tipis."Tak apa, dad. Aku hanya... Entahlah. Akhir-akhir ini... aku merasa kekosongan sering menghampiriku," jawab Jonathan."Tak ada yang perlu kau khawatirkan,Son.

  • My Dangerous Secret   Part 30

    Kepergian Kingswell dari ruangan tersebut menyisakan Jonathan berserta tiga orang yang masih tercengang dengan seseorang yang mengikuti Kingswell keluar dari ruangan tersebut."Hah?! Nathan! Apa ayahmu tak salah memilihkanku pasangan tim? Lebih baik aku bersama Bastian. Walau dia menyebalkan," ujar Richard."Siapa yang ingin satu tim denganmu?! Kau sangat berisik! Aku lebih bersyukur bisa dengan Natasha," balas Bastian.Richard mendengus kesal. "Lalu bagaimana aku bisa bekerja sama dengan seorang pria bertubuh kecil, dan lihat saja lekukan wajahnya? Bukankan itu mirip dengan lekukan wajah Natasha? Hanya saja ditumbuhi bulu halus. Atau mungkin itu hanya tempelan," gerutu Richard.Jonathan terkekeh begitu juga Bastian.Natasha mendekati Richard, "sudahlah, Richard... Aku rasa lebih baik kau menerimanya sebagai rekanmu. Mungkin saja apa yang dikatakan dad, benar. Jangan menolak hanya karena tubuhnya yang terlalu kecil. Kau bahkan tak tahu keahliannya,

  • My Dangerous Secret   Part 29

    Pauline menjalani hari-harinya menjadi istri dari Jacob. Walau yang sebenarnya terjadi, dia tak pernah melakukan kewajibannya sebagai istri untuk memenuhi kebutuhan Jacobdalamberhubungan badan.Beruntung Jacob sangat mengerti dan mau menghargai Pauline yang menolak untuk tidur tidak dalam satu kamar. Walau begitu, Pauline tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Memasak dan menyiapkan segala kebutuhan Jacobuntuk bekerja.Hingga satu bulan sudah berlalu terhitung perginya Pauline dari Rusia atas permintaan Kingswell.Pagi itu dia merasa mual dan terus berusaha memuntahkan sesuatu yang hendak keluar.Jacob panik dan tak jadi pergi bekerja, dia mengantarkan Pauline ke dokter dan memeriksakan keadaan Pauline.Sebuah kabar bahagia sekaligus menyedihkan harus diterima Pauline. Saat pria yang dia cintai malah tak berada di sampingnya, ketika sebuah benih dari cinta mereka tumbuh.

  • My Dangerous Secret   Part 28

    Di sebuah mansion di Rusia, seorang pria yang baru beranjak dewasa, dipanggil untuk menghadap sang ayah. Saat pria itu baru saja selesai bercinta dengan kekasihnya. Di sebuah kamar bekas almarhum kakak perempuannya.Kingswell sejak kecil sudah menjadi anak kesayangan dari Philip Winston Walz, terlepas dari kematian istrinya karena melahirkan Kingswell.Kingswell bergegas setelah merapikan diri, dan menyuruh wanitanya pulang menunggu dikamar itu. Karena dia yakin tak ada yang berani memasuki kamar bekas kakaknya itu.Philip mempunyai dua orang anak. Anak pertamanya seorang perempuan yang begitu anggun dan mempesona persis seperti ibunya. Namun sayang anak sulungnya itu harus meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat dari pelariannya bersama pria yang dicintainya.Ruang kerja Philip yang bernuansa clasic khas orang rusia, dengan beberapa bingkai berisi replika senjata api tertempel rapi di dinding. Philip duduk dikurs

DMCA.com Protection Status