Bunyi tamparan dikulit wajah seorang wanita. Terdengar jelas di sebuah ruangan besar yang bernuansa glamor akan interiornya yang ada di mansion megah milik seorang mafia asal Brazil.
Seorang pria tua dengan kepala plontos dan wajahnya yang terlihat bajingan itu, menatap nanar wanita yang tersungkur di lantai akibat tamparannya barusan.
"Kau hanya seorang bitch! Kau bahkan tak berhak mengatakan apapun padaku! Tugasmu hanya membuka kakimu untuk kumasuki!" bentak pria tua yang diketahui bernama Rudolf Sobero. Salah satu jajaran mafia tinggi yang disegani oleh beberapa dari kalangannya.
Begitu licik dan licin saat beberapa kali kejahatannya tercium oleh pihak FBI dan CIA yang mengincar dirinya untuk ditangkap. dirinya
Natasha menatap Margareth tak percaya. Wanita yang dia anggap sebagai sahabatnya sewaktu dulu. Tempat berbagi kisahnya dengan Jonathan yang sempat menyelamatkan dirinya sebelum menjadislave.Tenyata adalah adik dari pria yang selalu dia ceritakan, adik yang memiliki perasaan berbeda kepada kakaknya. Lalu tatapan Natasha beralih kepada Jonathan. Menatap kecewa pria yang telah menjadi suaminya. Natasha sendiri tak tau bagaimana perasaan suaminya terhadap Margareth. Yang Natasha pikirkan; jika Jonathan sudah tak memiliki perasaan apapun terhadap Margareth, untuk apa pria itu masih menyimpan kisah mereka. Bahkan saat pertama kali Natasha mengetahui sesuatu dari Richard yang mengatakan bahwa; seseorang dari masa lalu Jonathan. Natasha masih sempat ingin membahas dan menuntaskan pemikirannya tentang wanita masa lalu Jonatha
Seperginya Natasha bersama Margareth dan Richard. Jonathan menatap tajam Rudolf yang merangkak mundur dengan darah segar dari perut, tangan dan kakinya mengalir mengotori lantai kayu. Jonathan melangkah maju semakin mendekati Rudolf. Namun saat Jonathan hendak mengangkat tubuh Rudolf, beberapa pengawal keluar dari balik ruang rahasia yang tepat berada di belakang Rudolf. Ruangan yang tersambung ke sebuah tempat di luar mansion tersebut. Rudolf menyeringai melihat Jonathan yang kembali mundur. Terlihat satu orang musuh Jonathan sejak lama. Sahabat kecilnya yang berubah menjadi musuh karena sebuah perasaan dengki. Pria dengan perawakan tinggi itu menatap tajam Jonathan sambil memberikan sebuah senyuman mengejek. Beberapa pengawa
Setelah melakukan penerbangan yang cukup lama, akhirnya Jonathan dan Natasha tiba di kota Paris. Mereka yang kelelahan memilih langsung ke penthouse milik Jonathan. Pria itu, membuat sang istri berdecak kagum dengan desain dan letak penthouse yang berada begitu dekat dengan menara Eiffel."Kapan kau membeli semua ini Nathan?" tanya Natasha. Dia mematung berdiri di ruang tamu. Dengan pemandangan langsung menara Eiffel. "Sebelum bertemu denganmu. Ayo... Kau harus menikmatinya," ujar Jonathan. Dia mengenggam erat tangan Natasha. Lalu mengecup sekilas bibir istrinya. Jonathan memperlihatkan ruangan lain dari penthouse tersebut, termasuk kamar yang akan mereka tempati malam ini. "Oh... Ya a
Di sebuahhigh school academy,tepatnya di London, Inggris. Tempat dimana Jonathan bertemu dengan Odelia Margareth. Perempuan berparas cantik dan memiliki sifat yang ceria dan ramah kepada setiap orang yang menyapanya. Membuat Jonathan penasaran karena mendengar setiap pujian yang dilontarkan Bastian Fernandes -sahabatnya sejak mereka berusia lima tahun. Hingga menginjak tingkatanhigh school-.Bastian mendengar dari beberapa wanita yang dikencaninya, betapa mereka semua iri dengan apa yang dimiliki Odelia. Kecantikan dan harta kekayaan dari ayahnya terwariskan semua kepada dirinya sebagai anak tunggal konglomerat di Inggris. Jonathan dan Bastian bertaruh untuk mencari tahu apa keistimewahan gadis itu. Hingga seiring berjalannya waktu, menjadikan ketiganya akrab dan terjalin sebuah perasaan yang meng
Sebuah masa lalu yang telah lama disimpan rapat oleh seorang wanita yang selama ini hanya bisa menunggu.Tetap menunggu prianya kembali, agar menyadari keberadaan dirinya yang sedang menanti dan berusaha untuk terlihat oleh pria tersebut. Sebuah kenangan yang seharusnya membawa kebahagiaan, jika sang pria menyadari dan tetap bertahan di samping wanita tersebut. Begitu banyak hal yang diajarkan oleh pria itu... Hingga sang wanita tak bisa melupakan semuanya. Odelia Margareth dan Richard Dowson... Saat ini kedua manusia itu tengah menikmati dua gelas Vodka dan duduk di balkon kamar Richard. Setelah Richard selesai menjelaskan dan menceritakan kejadian dimasalalunya hingga sebuah rahasianya terun
Jonathan beranjak dari penthousenya dengan perasaan gelisah dan terlihat terburu-buru. Demi menyusul Natasha yang saat ini dalam perjalanan ke tempat Kingswell yakni ayah kandungnya. Dia menghubungi Odelia untuk meminta penjelasan mengenai pemberitahuannya kepada Natasha tentang ayah mereka. "Hallo, Odel! Jelaskan apa saja yang kau katakan pada Natasha mengenai ayahmu?!" tanya Jonathan begitu teleponnya terjawab. Saat ini Odelia sedang berada di dalam perjalanan pulang menuju tempat Pauline. Bersama dengan Richard yang bertanggung jawab mengajak Odelia ke rumahnya, sekarang pria itu hendak mengantarkan Odelia kembali ke rumah Pauline."Aku hanya memberitahukan sebuah kenyata
Odelia termenung setelah menutup panggilan telepon dari Jonathan yang membuatnya tersadar bahwa dirinya memang sudah terlalu bodoh untuk tetap bertahan tanpa kepastian dari Bastian yang juga tak mengerti maksudnya. Richard menyadari raut wajah Odelia yang murung setelah mendapat telepon dari Jonathan. Lantas pria itu berusaha untuk menghibur Odelia. "Jangan pikirkan ucapannya. Dia pernah lebih bodoh darimu karena meninggalkan Natasha waktu dulu. Dia hanya sombong karena sudah mendapatkan kebahagiaannya," ujar Richard. Entah kenapa ucapan itu sangat tepat bagi Odelia. "I'm fine,Rich," ujar Odelia menanggapi ucapan Richard. Diiringi dengan senyum tipis.Odelia kembali melihat ke luar melalui jendela mobil yang melaju cukup cepat dengan hujan yan
Jonathan mengajak Natasha untuk pergi meninggalkan kediaman Kingswell. Banyak pertanyaan yang keluar dari bibir Natasha. Namun Jonathan hanya mengatakan semuanya baik-baik saja. Tak ada yang perlu dikhawatirkan. Setibanya mereka di penthouse. Jonathan meminta Natasha untuk segera berkemas. Dia ingin mengajak Natasha kembali ke London, dan bertemu dengan Richard serta Odelia dan Bastian. Jonathan yang semenjak diperjalanan dari mansion Kingswell, langsung mengirimkan pesan kepada Richard untuk membantunya memancing Bastian keluar dari pengintaiannya terhadap Odelia. Dan semua itu berhasil, sekarang dia hanya tinggal menunggu kabar dari Richard untuk bertemu di London. Membawanya untuk bertemu dengan Bastian.&nb
Jonathan akhirnya berhasil keluar dari mobil setelah menenangkangladius-nya. Dia menyuruh seorang penjaga mengambil kunci dari tangan istrinya. Lalu dia memasuki mansion dan langsung menuju ke dapur tempat dimana Natasha dan Philip berada saat ini."Bagaimana? Apa enak?" tanya Natasha.Dia baru saja selesai membuat makanan untuk Philip. Dan saat ini pria tua itu sedang menyeruput kuah sup yang masih sangat hangat."Natasha!!" sergah Jonathan.Membuat Philip terkejut dan tersedak kuah sup. Dia mengibas-ibaskan tangannya di depan bibir."Oh astaga John... Kau bisa membuatku mati lebih cepat," gerutu Philip.Natasha terkekeh."Oh maaf, Phil. Aku ada urusan dengan istri nakalku ini," ujar Jonathan."Saat ini dia sedang menjadi kokiku... Jangan membawanya pergi dulu," ujar Philip."Sayangnya aku tak ingin meminjamkannya lebih lama lagi. Dia harus membayar kenakalannya barusan," tukas Jonathan.Dia menari
Jonathan kembali merasakan mual di setiap pagi hari. Kali ini sudah ke tiga kalinya semenjak kepulangannya dari rumah sakit tiga hari yang lalu.Dia merasa sesuatu dari dalam perutnya yang terus mendesaknya untuk mengeluarkan sesuatu yang hanya air saja jika dia memaksakannya untuk keluar.Natasha mengusap tengkuk Jonathan dan memberikan segelas air hangat kepada suaminya.Natasha tersenyum... bahkan terkekeh melihat Jonathan yang merasakan penderitaan seorang ibu hamil di tiga bulan pertama."Jangan menertawakanku, Nath!" tukas Jonathan."Aku tak tertawa... Hanya terkekeh melihatmu mual setiap pagi. Dan sensitif dengan wangi-wangian," ujar Natasha."Bagaimana bisa, kau yang hamil tapi aku yang mual dan tak bernapsu untuk makan. Sementara kau? Kau bahkan mampu menghabiskan banyak makanan," keluh Jonathan.Dia keluar dari kamar mandi setelah menyeka mulutnya dengan handuk kecil yang diberikan Natasha."Harusnya kau bersyukur, ka
David berniat ingin mengabari Kingswell bahwa ada sekelompok orang yang baru datang. Namun dia menahan niatnya, saat melihat keadaan di bawah sana yang juga tak memungkinkan untuknya memberitahukan kabar tersebut.Hingga saat melihat Jonathan tersadar, Richard langsung mengingatkan David untuk mengabari Kingswell perihal ada sekelompok orang yang baru datang."Sir, maaf mengganggu... Ada sekelompok orang yang baru datang. Mereka seperti sedang berbicara dengan Baranov yang hendak melarikan diri. Apa aku harus menyerang mereka?" tanya David."Perhatikan saja apa yang dia lakukan. Jika mereka hendak melakukan serangan. Silahkan kau menyerang. Aku tak tahu mereka berada dipihak siapa. Mungkin saja itu bantuan untukku, tapi tidak menutup kemungkinan Baranov juga meminta bantuan,"jawab Kingswell."Baranov tak mungkin memiliki bantuan lagi, Kingswell. Karena setelah dia tak mempunyai kekuasaan. Hanya aku yang masih mau menerimanya, namun aku
Jonathan menatap tajam Philip, dia bahkan tak bisa membalas ucapan Philip. Dia hanya mengatupkan giginya dan menahans diri untuk tetap waras agar tak langsung menembak mati kepala Philip.Dia masih bisa mengingat perkataan ayahnya sebelum mereka benar-benar menghadap Philip.Perkataan yang menjadi alasan bagi Kingswell selama ini tetap diam walau harus tersiksa batin."Aku bisa saja membunuh ayahku sejak lama, John. Tapi...Apa kau tahu kenapa aku tak melakukannya?" tanya Kingswell. Jonathan menggeleng sebagai jawaban.Mereka tengah berada di dalam mobil saat baru memasuki gerbang mansion Philip."Karena aku tak ingin menjadi sepertinya. Siapa yang mampu membunuh istri dan anak sulungnya hanya karena mereka tak menuruti keinginannya? Hanya seorang iblis yang sanggup melakukan itu," ujar Kingswell. Seakan di dalam dirinya begitu memendam rasa sakit yang begitu menyiksanya."Maka dari itu. Bagaimanapun kakek
David melihat tanda dari layartablet-nya. Sebuah tanda dari Kingswell untuk mulai melakukan serangan secara diam-diam.Dia langsung memberikan intruksi kepada yang lain melalui microphone yang tersambung ke masing-masing earphone ditelinga Richard, Bastian serta Natasha."Richard, sekarang! Lakukan seperti hantu," perintah David."Perintah diterima! Peluru siap meluncur!" jawab Richard berseru. Dia menarik pelatuknya sehingga sebuah peluru meluncur menuju pengawal paling jauh yang berada tepat di depan pintu masuk mansion. Peluru lainnya menyusul ke arah pengawal di depannya. Hingga satu per satu tumbang sampai ke bagian gerbang."Tian, Nath. Bersiap menyusup. Richard sedang membuka jalan, bersamaan dengan itu aku tengah merusak jaringan sistem cctv mereka agar terlihat tak terjadi apa-apa," ujar David."Done!" seru Richard."Siap!" jawab Natasha dan Bastian bersamaan.David terlihat sibuk mengetikkan suatu rum
Pagi harinya...Kingswell dan Jonathan tengah bersiap untuk berangkat. Mereka sengaja melewati jalur udara dengan menggunakan pesawat pribadi. Sementara Natasha dan Bastian menggunakan jalur laut dengan kapal laut.Keduanya berangkat bersamaan agar mereka tiba di mansion Philip diwaktu yang hampir sama.Kingswell memperhatikan Jonathan yang terlihat gelisah. Anaknya itu tak tenang dan mulai menenggak minumannya berulang dengan wajah yang tegang. Seakan dia melakukan itu untuk menutupi kegelisahannya.Namun seorang ayah, sekalipun telah lama terpisah. Kingswell tetaplah bisa melihat kegelisahan yang dirasakan anaknya. Lantas dia menanyakan kegelisahan apa yang dirasakan Jonathan."Ada apa, John?" tanya Kingswell.Jonathan menoleh dan mengulas sedikit senyuman tipis."Tak apa, dad. Aku hanya... Entahlah. Akhir-akhir ini... aku merasa kekosongan sering menghampiriku," jawab Jonathan."Tak ada yang perlu kau khawatirkan,Son.
Kepergian Kingswell dari ruangan tersebut menyisakan Jonathan berserta tiga orang yang masih tercengang dengan seseorang yang mengikuti Kingswell keluar dari ruangan tersebut."Hah?! Nathan! Apa ayahmu tak salah memilihkanku pasangan tim? Lebih baik aku bersama Bastian. Walau dia menyebalkan," ujar Richard."Siapa yang ingin satu tim denganmu?! Kau sangat berisik! Aku lebih bersyukur bisa dengan Natasha," balas Bastian.Richard mendengus kesal. "Lalu bagaimana aku bisa bekerja sama dengan seorang pria bertubuh kecil, dan lihat saja lekukan wajahnya? Bukankan itu mirip dengan lekukan wajah Natasha? Hanya saja ditumbuhi bulu halus. Atau mungkin itu hanya tempelan," gerutu Richard.Jonathan terkekeh begitu juga Bastian.Natasha mendekati Richard, "sudahlah, Richard... Aku rasa lebih baik kau menerimanya sebagai rekanmu. Mungkin saja apa yang dikatakan dad, benar. Jangan menolak hanya karena tubuhnya yang terlalu kecil. Kau bahkan tak tahu keahliannya,
Pauline menjalani hari-harinya menjadi istri dari Jacob. Walau yang sebenarnya terjadi, dia tak pernah melakukan kewajibannya sebagai istri untuk memenuhi kebutuhan Jacobdalamberhubungan badan.Beruntung Jacob sangat mengerti dan mau menghargai Pauline yang menolak untuk tidur tidak dalam satu kamar. Walau begitu, Pauline tetap mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Memasak dan menyiapkan segala kebutuhan Jacobuntuk bekerja.Hingga satu bulan sudah berlalu terhitung perginya Pauline dari Rusia atas permintaan Kingswell.Pagi itu dia merasa mual dan terus berusaha memuntahkan sesuatu yang hendak keluar.Jacob panik dan tak jadi pergi bekerja, dia mengantarkan Pauline ke dokter dan memeriksakan keadaan Pauline.Sebuah kabar bahagia sekaligus menyedihkan harus diterima Pauline. Saat pria yang dia cintai malah tak berada di sampingnya, ketika sebuah benih dari cinta mereka tumbuh.
Di sebuah mansion di Rusia, seorang pria yang baru beranjak dewasa, dipanggil untuk menghadap sang ayah. Saat pria itu baru saja selesai bercinta dengan kekasihnya. Di sebuah kamar bekas almarhum kakak perempuannya.Kingswell sejak kecil sudah menjadi anak kesayangan dari Philip Winston Walz, terlepas dari kematian istrinya karena melahirkan Kingswell.Kingswell bergegas setelah merapikan diri, dan menyuruh wanitanya pulang menunggu dikamar itu. Karena dia yakin tak ada yang berani memasuki kamar bekas kakaknya itu.Philip mempunyai dua orang anak. Anak pertamanya seorang perempuan yang begitu anggun dan mempesona persis seperti ibunya. Namun sayang anak sulungnya itu harus meninggal dalam sebuah kecelakaan pesawat dari pelariannya bersama pria yang dicintainya.Ruang kerja Philip yang bernuansa clasic khas orang rusia, dengan beberapa bingkai berisi replika senjata api tertempel rapi di dinding. Philip duduk dikurs