Kimi berlari tergesa masuk ke dalam, dia sudah terlambat setengah jam untuk bertemu dengan direktur rumah sakit tempatnya dulu bekerja. Ini semua karena Richie yang benar-benar membuat Kimi harus mandi lagi. Tubuhnya lengket karena percintaan yang mereka lakukan, tak hanya sekali. Pria itu bahkan mengulanginya sampai dua kali. Dan setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Richie tertawa bahagia. Pria itu menciumi Kimi bertubi-tubi dan pada akhirnya membiarkan wanita itu datang ke rumah sakit seperti apa yang diinginkan. “Kimi, apa kabar?”Kimi pikir sang direktur akan marah lalu pergi karena dia terlambat, tapi ternyata pria paruh baya itu masih dengan sabar menunggunya. Ia pun merasa tak enak hati, Kimi beberapa kali mengucapkan kata maaf. Mereka pun berbincang sebentar, Kimi sempat jemawa berpikir bahwa direkturnya senang dia bekerja kembali, karena dia adalah salah satu dokter yang bisa diandalkan di sana. Namun, Kimi harus menelan sedikit kekecewaan saat tahu kenapa direktur berna
Karena kejadian kemarin Kimi agaknya menjadi kurang bersemangat. Ia yang ceria menjadi sedikit murung. Pikirannya menjadi kemana-mana. wanita itu sampai berpikir di antara menantu sang mertua sepertinya hanya dia saja yang di bawah rata-rata. Kimi mulai membandingkan dirinya dengan Ghea yang seorang artis dan juga Mina yang sangat cantik. Saudari tirinya itu memang seorang selebgram saat remaja dulu. Bahkan meski sudah memiliki anak pun Mina nampak masih seperti remaja.Kimi mendesau, membandingkan hidup dengan orang lain seharusnya tidak dia lakukan. Ia ingat pesan Sara - sang mama, di dunia ini semua orang bisa hidup tenang jika mereka sadar dan mau berhenti membandingkan hidup mereka dengan orang lain.“Dokter Kimi, ada pasien yang butuh penanganan di UGD sekarang!”Ucapan perawat membuat Kimi tersadar dari lamunan. Ia berdiri dan buru-buru memakai jas snelinya. Ia berjalan cepat menuju UGD untuk melihat pasien yang dimaksud. Kimi melihat seorang pria duduk di tepian ranjang dengan
Jam menunjukkan pukul sembilan malam dan Kimi masih duduk di ruangan yang berada tak jauh dari UGD yang memang diperuntukkan untuk istirahat. Wanita itu memandangi ponsel yang sedang dia isi daya tanpa dimatikan. Sedikit sedih hatinya karena Richie sama sekali tidak memberinya kabar, bahkan pesan yang dia kirimkan beberapa jam yang lalu sama sekali tidak dibalas oleh suaminya.Kimi merebahkan kepala ke meja, entah kenapa hatinya merasa gundah karena beberapa hari ini agak berselisih paham dengan suaminya itu. Kimi mengangkat tangan kirinya, menatap cincin pernikahan yang tersemat di jari manis. “Aku tidak menyangka bisa sangat mencintainya seperti ini,” gumam Kimi. Semua orang tahu seberapa cepat hubungannya dan Richie. Pria itu seolah tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendapatkannya sebagai pendamping. Bahkan saat dia masih ragu dengan perasaannya sendiri, Richie sudah lebih dulu datang menemui orangtuanya.Ego Kimi seketika mereda mengingat perjuangan Richie dan juga dirinya.
Sementara itu beberapa jam sebelumnya di rumah Nova, wanita itu sedang mengadakan acara di mana semua keluarga malam itu berkumpul di sana bersama. Nova sesekali menengok ke pintu, terkadang ke ponsel untuk melihat apakah Kimi atau Richie mengirim pesan. “Kenapa mereka belum datang?” Nova tampak kecewa. “Kamu kenapa?” tanya Aprilia—Bibi Richie saat melihat Nova tampak gelisah. Lantas duduk di samping adiknya itu. “Ini, kenapa Richie belum datang,” jawab Nova. Bibi Richie mengerutkan dahi, sebelum kemudian bertanya, “Kamu sudah hubungi dia?” “Sudah tadi, tapi tidak dijawab. Aku juga sudah coba menghubungi Kimi, tapi dia bilang sedang lembur bekerja dan akan minta Richie yang datang,” jawab Nova lagi. Bagi wanita itu, pesta akan kurang tanpa kehadiran seluruh anggota keluarga. Sebab itulah Nova merasa tak tenang jika salah satu putranya tidak datang. Aprilia mencebik mendengar Nova menyebut nama Kimi. Lantas menyilangkan kaki kemudian minum dari gelas yang dipegang. “Richie itu s
Aprilia terus membicarakan hal yang menyudutkan atau menyindir Kimi, tentu saja hal itu membuat Kimi tak bisa duduk dengan tenang. Richie pun merasa kesal karena sang bibi yang tak henti membahas tentang pekerjaan Kimi, dia merasa Aprilia terlalu banyak ikut mengkritik apa yang sang istri kerjakan.“Ma, aku dan Kimi ada keperluan lain. Kami pergi dulu,” kata Richie pamit dengan alasan agar bisa segera pergi dari sana.Kimi terkejut mendengar perkataan Richie, tapi sadar jika sang suami sedang menghindarkannya dari Aprilia.“Kok cepat sekali?” Nova terlihat sedikit kecewa.Richie menjelaskan alasan yang sebenarnya hanya dibuat-buat agar bisa pergi dari sana, karena dia merasa tak nyaman dengan keberadaan Aprilia, dia tahu jika sang istri pasti juga merasakan hal yang sama.Akhirnya Richie dan Kimi pun pamit, mereka memang tak nyaman dengan ucapan Aprilia yang terkesan menghina Kimi.“Aku ingin pergi ke rumah Mami,” kata Kimi saat keduanya berada di mobil.“Baiklah, kita ke sana,” balas
Semua orang berkumpul dan makan bersama di rumah Sara, Richie memperhatikan Kimi yang sedang meladeni Segara dan Biru. Dia melihat dengan jelas kebahagiaan terpancar dari wajah Kimi saat di rumah Sara, daripada berkumpul bersama keluarganya.Mungkin benar jika keluarganya memperlakukan Kimi tak adil, sebab itu istrinya selalu murung dan tak bahagia ketika berkumpul dengan saudara-saudaranya.“Rich, kamu kenapa? Apa makanannya tidak enak?” tanya Sara karena Richie tampak tak berselera.Richie terkejut mendengar pertanyaan sang mertua, hingga memandang Sara dan tersenyum tipis.“Enak kok, Mi. Tadi sudah makan agak banyak di rumah Mama, jadi masih agak kenyang.” Richie tentu saja berbohong, dia kemudian memilih menyantap makanannya.“Oh begitu.” Sara hanya mengangguk-angguk karena berpikir jika Richie tak menyukai menu yang dihidangkan.Kimi memperhatikan Richie, hingga menyadari jika pasti ada sesuatu yang terjadi hingga membuat suaminya tampak sedikit pendiam tak seperti biasanya. Namu
Hari berikutnya, Richie mengantar Kimi bekerja ke rumah sakit. Keduanya sudah berada di mobil menuju tempat Kimi bekerja. Biasanya Kimi berangkat sendiri tapi pagi ini sang suami memaksanya pergi bersama.“Nanti aku ada rapat dengan perwakilan perusahaan penyedia bahan baku,” ucap Richie sambil fokus menyetir.“Hem … aku doakan, semoga semuanya lancar sesuai dengan apa yang kamu harapkan,” balas Kimi. Ia menoleh Richie dengan senyum tulus di wajah.Richie mengangguk mengaminkan ucapan istrinya. Dia menepuk puncak kepala Kimi, tak lupa mencium pipi wanitanya mesra, sebelum melambaikan tangan dan melajukan kembali mobilnya.Agenda Richie pagi itu memang bertemu perwakilan dari perusahan bahan baku pabrik yang dia kelola. Namun, siapa sangka kalau perwakilan dari perusahan bahan baku itu adalah Lily.Mereka pun membahas masalah pekerjaan secara profesional, lagi pula Richie tidak tahu kalau Lily merupakan anak dari teman bibinya - Aprilia. Mereka membahas kerjasama, hingga akhirnya menca
“Aku ingin menjenguk Ibu, tapi mungkin tidak sekarang,” kata Kimi setelah mengetahui jika ibu Noah sakit.“Tidak apa-apa, kamu berniat menjenguk dan masih peduli terhadap ibuku saja sudah membuatku bersyukur,” balas Maxim.Kimi tertegun mendengar ucapan Maxim, kenapa ucapan pria itu seperti sebuah sentilan di hatinya. Dia pernah berhubungan baik dengan ibu Noah, tapi semenjak kekasihnya itu meninggal, Kimi tidak pernah sekali pun melihat kondisi wanita itu.“Ya,” ucap Kimi merasa canggung.Maxim mengulas senyum, kemudian pamit karena harus ikut pergi menuju tempat donor darah yang berada di rumah sakit itu.***Sebagai suami yang sangat mencintai istrinya. Richie ingin memberi Kimi kejutan, siang itu dia pergi ke mall untuk membeli sesuatu. Richie berjalan sambil melihat-lihat barang apa yang sekiranya cocok untuk Kimi. Saat dirinya akan masuk ke sebuah toko perhiasan, Richie tidak sengaja berpapasan dengan Lily.“Richie, tidak menyangka kita bertemu untuk yang kedua kali,” kata Lily
Malam itu rumah Richie terlihat ramai dengan pria dan wanita yang berpakaian pelayan, rapi dan seragam. Mereka tampak mondar-mandir mengeluarkan makanan juga minuman kemudian menatanya di meja-meja yang terdapat di ruang tamu yang disulap menjadi tempat pesta.Richie dan Kimi ternyata merayakan Anniversary pernikahan mereka yang ke 19. Mereka kali merayakan dengan cara hal yang tidak biasa karena Richie ingin menyenangkan Kimi.“Hati-hati membawa kuenya.” Seorang pelayan terlihat mengomando beberapa pelayan pria yang sedang membawa masuk kue anniversary Kimi dan Richie.Kue dengan tinggi satu meter itu, terlihat cukup mewah dan indah.Orang-orang di sana sibuk ke sana-kemari mengatur tempat pesta itu, mereka harus sudah siap sebelum tamu undangan datang.Di kamar, Kimi baru saja selesai berdandan. Wanita itu terlihat masih cantik dan anggun di usianya saat ini.“Kamu sangat cantik.” Puji Richie sambil memeluk Kimi dari belakang.“Aku memang cantik sejak dulu, jangan merayu,” balas kim
Hari itu Kimi pergi ke tempat Sara, entah kenapa dia ingin sekali datang ke sana setelah beberapa hari ini keluar kota dan sibuk dengan pekerjaan. Dia juga sekalian ingin memberikan oleh-oleh yang dibelinya saat pergi bersama Richie.“Tumben kamu pagi-pagi sudah ke sini, ga ke rumah sakit?” tanya Sara saat melihat Kimi datang sendiri.“Habis ini mau ke rumah sakit, tapi aku memang sengaja ingin mampir ke sini,” jawab Kimi.Kimi masuk dan meletakkan barang bawaannya ke meja makan, sedangkan Sara memperhatikan apa yang dibawa putrinya itu.“Kamu bawa apa?” tanya Sara.“Kemarin aku ikut Richie ke luar kota karena ada urusan bisnis, aku belikan sedikit oleh-oleh buat Mami sama Papi,” jawab Kimi kemudian merekahkan senyum.Sara senang karena Kimi masih memberinya banyak perhatian meski sibuk dengan urusan keluarga dan pekerjaan.Kimi merangkul lengan Sara, lantas mengajak sang mami berjalan menuju sofa. Dia hendak bermanja ke sang mami, meski sadar jika sudah bukan lagi anak-anak.Kimi me
“Kamu seharusnya tidak seperti itu, Sya.”Richie bicara setelah Kimi pergi, ditatapnya Marsha yang terlihat tidak merasa bersalah sama sekali.“Tidak seperti itu apa sih, Pi? Bukankah aku sudah bilang jika memang punya pacar, papi dan mami juga tidak protes. Kenapa sekarang marah?” Marsha tidak mau disalahkan soal dirinya yang pergi berpacaran.“Mami dan Papi memang tidak protes kamu berpacaran, tapi bukan berarti kami akan diam kalau kamu berbohong. Mamimu hanya mempermasalahkan kenapa kamu berbohong, apa karena kini punya pacar, jadi membuatmu juga suka berbohong?” Richie bicara sambil menatap tajam Marsha, agar putrinya itu tahu kalau dirinya tidak bercanda.Marsha terlihat bingung mendengar ucapan ayahnya, hingga kemudian membalas, “Aku ‘kan takut kalau kalian marah.”“Sekarang kami semakin marah karena sikap kamu ini. Kamu tidak memikirkan perasaan dan kecemasan kami, Sya. Misal kamu berbohong pergi bersama Zie, tapi kenyataannya tidak, lalu terjadi sesuatu kepadamu, kami bisa ap
Marsha sangat terkejut melihat Kimi yang berjalan cepat ke arahnya bersama sang ayah. Baru saja Kimi berkata kalau masih di luar kota, bagaimana bisa sekarang sudah berada di sana.“Mati aku,” gumam Marsha ketakutan.Andro terlihat bingung melihat Marsha yang ketakutan, hingga menoleh ke arah Marsha memandang dan melihat orangtua Marsha yang sedang mendekat.“Ndro, kamu kabur saja dulu. Takutnya Mami nanti ngamuk! Perintah Marsha sambil mendorong lengan Andro agar segera pergi meninggalkan dirinya.Andro panik saat Marsha memintanya pergi, dia pun berpikir untuk kabur agar tidak mendapatkan masalah.“Baiklah, kamu tidak apa-apa menghadapi kedua orangtuamu sendirian?” tanya Andro yang sudah bersiap pergi.“Tidak apa-apa, buruan sana!” Marsha mendorong tubuh Andro agar segera pergi.Andro pun akhirnya pergi sebelum Kimi dan Richie sampai di sana. Namun, dia pun berjalan seolah sedang menikmati suasana car free day dan tidak berlari karena takut mencurigakan.Kimi menyipitkan mata saat
Kimi benar-benar kebingungan karena Marsha pergi tanpa izin dan berani berbohong. Dia pun akhirnya mencoba menghubungi Zie untuk bertanya apakah Marsha ada di sana.“Halo, Zie.”“Halo, Tan. Ada apa Tan pagi-pagi telepon?” tanya Zie dari seberang panggilan.“Zie, apa Marsha ada di rumahmu?” tanya Kimi dengan wajah panik.“Enggak Tan,” jawab Zie jujur. “Memangnya Marsha bilang kalau mau ke sini?” tanya Zie balik.Kimi langsung memegangi kening saat mendengar jawaban Zie, kepalanya berdenyut ngilu karena putrinya pergi entah ke mana.“Tidak, ya sudah Zie. Makasih infonya,” ucap Kimi kemudian mengakhiri panggilan itu.“Bagaimana?” tanya Richie saat melihat Kimi sudah selesai bicara dengan Zie.“Dia tidak ada di tempat Zie,” jawab Kimi semakin merasa kepalanya pening. “Kita harus mencarinya, Rich.” Kimi pun mengajak Richie untuk mencari Marsha.Di sisi lain. Marsha sedang jalan-jalan bersama Andro di car free day. Gadis itu hanya memanfaatkan kesempatan saat kedua orangtuanya pergi, Marsha
Setelah urusan pekerjaan selesai, Richie pun menepati janji untuk mengajak Kimi jalan-jalan. Seperti sore itu, keduanya pergi ke tempat bernama Kota Lama, di mana banyak bangunan tua dari zaman penjajahan, terjaga dengan baik sampai sekarang. Kimi berjalan sambil merangkul lengan Richie, melangkah sambil menikmati bangunan di sana.“Beli itu, Rich.” Kimi menunjuk ke arah pedagang yang berjualan di luar area kota lama.Pedagang kaki lima yang menjajakan jualannya dengan cara berkeliling, penjual itu kini sedang berhenti karena ada yang beli.“Apa itu higienis? Bagaimana kalau makanan yang dibuat itu tidak sehat?” tanya Richie cemas.Kimi mencebik lantas menoleh suaminya, wajahnya cemberut seperti anak kecil yang sedang merajuk.“Kalau mikirnya ke sana, kita tidak akan menikmati apa yang ada. Pasrah saja, misal ga higienis terus sakit, ya nasib,” ujar Kimi karena terlanjur ingin mencoba jajanan yang dijual di sana.Richie sudah tidak bisa berkata-kata, hingga akhirnya menuruti keinginan
Kimi dan Richie pergi ke Semarang sesuai jadwal yang sudah ditentukan, meninggalkan Marsha di rumah tanpa pengawasan karena mereka percaya jika putrinya sudah tidak melakukan hal aneh-aneh lagi seperti dulu.Begitu tiba di kota itu, Kimi dan Richie langsung pergi ke hotel tempat mereka akan menginap selama di sana, juga hotel itu nantinya akan jadi tempat pertemuan rapat antara Richie dan perusahaan yang akan bekerjasama dengan pabriknya.“Mungkin dua hari ini aku akan disibukkan dengan rapat dan juga peninjauan lokasi pembangunan pabrik, apa kamu tidak apa-apa misal belum bisa ke mana-mana?” tanya Richie sambil menatap Kimi yang sedang memasukkan koper ke lemari.Kimi menoleh, lantas menggelengkan kepala pelan. “Tidak apa-apa, yang penting bisa refreshing.”**Richie langsung dihadapkan dengan rapat di sore hari, sedangkan Kimi memilih berada di kamar menunggu Richie rapat. Mereka berniat makan malam di luar setelah Richie selesai rapat.Kimi menyalakan televisi yang ada di kamar hot
“Aku ada urusan bisnis ke luar kota selama beberapa hari.”Richie yang baru saja pulang dan kini sedang melepas manik kemejanya, langsung mengungkapkan perjalanan bisnis yang harus dilakukannya.“Ke mana?” tanya Kimi.“Ke Semarang,” jawab Richie.Kimi terlihat berpikir, kemudian kembali memandang Richie.“Berapa hari?” tanya Kimi kemudian.“Mungkin lima atau enam hari. Soalnya mau peninjauan lokasi pabrik baru di sana,” jawab Richie.Kimi tiba-tiba bangun dari duduknya, lantas berjalan dengan cepat ke arah Richie berdiri.Richie mengerutkan dahi, menatap Kimi yang tersenyum-senyum.“Kenapa kamu tersenyum seperti itu?” tanya Richie dengan satu alis tertarik ke atas.“Rich, aku boleh ikut nggak?” Kimi bicara dengan manja, bahkan memainkan jari di dada suaminya.Richie merasa aneh karena Kimi mau ikut, tapi kemudian tersenyum dan mengangguk.“Boleh, sekalian honeymoon lagi. Kita sudah lama tidak pergi bersama,” ujar Richie, dia ingin memanfaatkan waktu bersama.Kimi mengangguk-angguk set
Hari itu Nova mengadakan pesta di rumahnya. Richie, Kimi, dan Marsha pun hadir di pesta itu. Banyak teman Nova yang datang, termasuk teman Nova yang ingin menjodohkan cucunya dengan Marsha.“Richie, Kimi, ini Cantika teman Mama.” Nova memperkenalkan temannya.Richie dan Kimi tentunya bersikap sopan dengan menyapa dan memperkenalkan diri.“Ini Jeremy. Cucunya Cantika.” Nova lantas memperkenalkan seorang pria yang berdiri di samping temannya.“Dia itu yang Mama ceritakan kemarin dan mau Mama jodohkan sama Marsha,” bisik Nova ke telinga Richie.Richie langsung menoleh sang mama karena kembali membahas masalah perjodohan Marsha.“Selamat malam, Om, Tante.” Jeremy menyapa dengan sopan, sedikit membungkukkan badan untuk memberi hormat.Kimi sedikit terkesima dengan sikap Jeremy yang ramah dan sopan, jarang ada pria seumuran Jeremy yang bisa menghargai orang yang lebih tua darinya.Setelah berkenalan, Richie meminta bicara berdua dengan Nova, sedangkan Kimi memilih menemani Cantika dan Jerem