Sementara itu beberapa jam sebelumnya di rumah Nova, wanita itu sedang mengadakan acara di mana semua keluarga malam itu berkumpul di sana bersama. Nova sesekali menengok ke pintu, terkadang ke ponsel untuk melihat apakah Kimi atau Richie mengirim pesan. “Kenapa mereka belum datang?” Nova tampak kecewa. “Kamu kenapa?” tanya Aprilia—Bibi Richie saat melihat Nova tampak gelisah. Lantas duduk di samping adiknya itu. “Ini, kenapa Richie belum datang,” jawab Nova. Bibi Richie mengerutkan dahi, sebelum kemudian bertanya, “Kamu sudah hubungi dia?” “Sudah tadi, tapi tidak dijawab. Aku juga sudah coba menghubungi Kimi, tapi dia bilang sedang lembur bekerja dan akan minta Richie yang datang,” jawab Nova lagi. Bagi wanita itu, pesta akan kurang tanpa kehadiran seluruh anggota keluarga. Sebab itulah Nova merasa tak tenang jika salah satu putranya tidak datang. Aprilia mencebik mendengar Nova menyebut nama Kimi. Lantas menyilangkan kaki kemudian minum dari gelas yang dipegang. “Richie itu s
Aprilia terus membicarakan hal yang menyudutkan atau menyindir Kimi, tentu saja hal itu membuat Kimi tak bisa duduk dengan tenang. Richie pun merasa kesal karena sang bibi yang tak henti membahas tentang pekerjaan Kimi, dia merasa Aprilia terlalu banyak ikut mengkritik apa yang sang istri kerjakan.“Ma, aku dan Kimi ada keperluan lain. Kami pergi dulu,” kata Richie pamit dengan alasan agar bisa segera pergi dari sana.Kimi terkejut mendengar perkataan Richie, tapi sadar jika sang suami sedang menghindarkannya dari Aprilia.“Kok cepat sekali?” Nova terlihat sedikit kecewa.Richie menjelaskan alasan yang sebenarnya hanya dibuat-buat agar bisa pergi dari sana, karena dia merasa tak nyaman dengan keberadaan Aprilia, dia tahu jika sang istri pasti juga merasakan hal yang sama.Akhirnya Richie dan Kimi pun pamit, mereka memang tak nyaman dengan ucapan Aprilia yang terkesan menghina Kimi.“Aku ingin pergi ke rumah Mami,” kata Kimi saat keduanya berada di mobil.“Baiklah, kita ke sana,” balas
Semua orang berkumpul dan makan bersama di rumah Sara, Richie memperhatikan Kimi yang sedang meladeni Segara dan Biru. Dia melihat dengan jelas kebahagiaan terpancar dari wajah Kimi saat di rumah Sara, daripada berkumpul bersama keluarganya.Mungkin benar jika keluarganya memperlakukan Kimi tak adil, sebab itu istrinya selalu murung dan tak bahagia ketika berkumpul dengan saudara-saudaranya.“Rich, kamu kenapa? Apa makanannya tidak enak?” tanya Sara karena Richie tampak tak berselera.Richie terkejut mendengar pertanyaan sang mertua, hingga memandang Sara dan tersenyum tipis.“Enak kok, Mi. Tadi sudah makan agak banyak di rumah Mama, jadi masih agak kenyang.” Richie tentu saja berbohong, dia kemudian memilih menyantap makanannya.“Oh begitu.” Sara hanya mengangguk-angguk karena berpikir jika Richie tak menyukai menu yang dihidangkan.Kimi memperhatikan Richie, hingga menyadari jika pasti ada sesuatu yang terjadi hingga membuat suaminya tampak sedikit pendiam tak seperti biasanya. Namu
Hari berikutnya, Richie mengantar Kimi bekerja ke rumah sakit. Keduanya sudah berada di mobil menuju tempat Kimi bekerja. Biasanya Kimi berangkat sendiri tapi pagi ini sang suami memaksanya pergi bersama.“Nanti aku ada rapat dengan perwakilan perusahaan penyedia bahan baku,” ucap Richie sambil fokus menyetir.“Hem … aku doakan, semoga semuanya lancar sesuai dengan apa yang kamu harapkan,” balas Kimi. Ia menoleh Richie dengan senyum tulus di wajah.Richie mengangguk mengaminkan ucapan istrinya. Dia menepuk puncak kepala Kimi, tak lupa mencium pipi wanitanya mesra, sebelum melambaikan tangan dan melajukan kembali mobilnya.Agenda Richie pagi itu memang bertemu perwakilan dari perusahan bahan baku pabrik yang dia kelola. Namun, siapa sangka kalau perwakilan dari perusahan bahan baku itu adalah Lily.Mereka pun membahas masalah pekerjaan secara profesional, lagi pula Richie tidak tahu kalau Lily merupakan anak dari teman bibinya - Aprilia. Mereka membahas kerjasama, hingga akhirnya menca
“Aku ingin menjenguk Ibu, tapi mungkin tidak sekarang,” kata Kimi setelah mengetahui jika ibu Noah sakit.“Tidak apa-apa, kamu berniat menjenguk dan masih peduli terhadap ibuku saja sudah membuatku bersyukur,” balas Maxim.Kimi tertegun mendengar ucapan Maxim, kenapa ucapan pria itu seperti sebuah sentilan di hatinya. Dia pernah berhubungan baik dengan ibu Noah, tapi semenjak kekasihnya itu meninggal, Kimi tidak pernah sekali pun melihat kondisi wanita itu.“Ya,” ucap Kimi merasa canggung.Maxim mengulas senyum, kemudian pamit karena harus ikut pergi menuju tempat donor darah yang berada di rumah sakit itu.***Sebagai suami yang sangat mencintai istrinya. Richie ingin memberi Kimi kejutan, siang itu dia pergi ke mall untuk membeli sesuatu. Richie berjalan sambil melihat-lihat barang apa yang sekiranya cocok untuk Kimi. Saat dirinya akan masuk ke sebuah toko perhiasan, Richie tidak sengaja berpapasan dengan Lily.“Richie, tidak menyangka kita bertemu untuk yang kedua kali,” kata Lily
Setelah melakukan percintaan panas dan membersihkan diri. Kini Kimi dan Richie berada di dapur untuk memasak bersama, keduanya merasa kelaparan sebab tidak ada makanan yang bisa disantap jika belum dimasak. Richie membantu Kimi, menunjukkan bahwa dia adalah suami yang sangat perhatian.“Apa yang perlu aku lakukan?” tanya Richie sambil memperhatikan bahan yang sudah ada di pantry.“Kamu bisa membantu membersihkan dan memotong sayurnya,” jawab Kimi sambil menunjuk sayuran di meja.Richie membentuk huruf OK dengan telunjuk dan jempol, mengambil pisau dan melakukan apa yang diminta sang istri.Kimi sendiri sedang membersihkan iga, rencananya dia ingin memasak sup iga untuk makan malam. Pasangan suami istri itu melakukan tugas masing-masing, hingga Richie dengan iseng memotong wortel hingga membentuk lambang hati.“Ini untukmu,” kata Richie sambil menunjukkan hati dari wortel buatannya.Kimi menoleh, kemudian terkekeh karena suaminya malah bercanda, Richie bahkan menggerakkan wortel itu ma
“Kimi.” Nova terlihat mengembangkan senyum saat melihat Kimi yang baru saja selesai menangani pasien.Kimi terkejut melihat mertuanya yang datang ke tempatnya bekerja. Dia pun mendekat dan menyapa wanita itu.“Mama kenapa ada di sini? Apa Mama sakit?” tanya Kimi yang tiba-tiba cemas.“Ah … tentu saja Mama sehat. Mama ke sini karena ingin menemuimu,” jawab Nova.Kimi merasa lega karena Nova datang bukan karena ada masalah, lantas mengajak mertuanya itu pergi ke ruangannya.“Ada keperluan apa Mama mencariku sampai ke rumah sakit, kenapa nggak telepon saja kalau butuh?” tanya Kimi karena sampai tak enak hati Nova datang ke sana.“Bukan hal penting, jadi kamu tenang saja,” jawab Nova. “Sebenarnya Mama datang karena ingin ngajak kamu keluar. Kamu sudah selesai praktekkan?” tanya Nova kemudian.Kimi tampak bingung, sebenarnya setelah praktek dia masih ada jawdal lain. Ia kaget saat Nova mengeluarkan ponsel, kemudian menghubungi direktur rumah sakit dan meminta izin agar dirinya bisa pergi.
Kimi pulang diantar Nova, sepanjang perjalanan dia hanya diam dan sesekali tersenyum ketika Nova mengajak bicara. Nova sendiri tahu jika menantunya pasti berkecil hati karena sejak tadi dipojokkan oleh Aprilia. Nova sendiri ingin meminta Aprilia berhenti bicara, tapi sifat saudaranya yang memang keras dan tak mau mengalah, membuat Nova akhirnya hanya bisa sesekali membela.Kimi sudah berada di rumah, duduk termangu menunggu Richie pulang. Dia sesekali melirik jam dinding, kemudian mengingat perkataan Aprilia.“Kalau jam segini Richie belum pulang, dia pasti sedang membuat lagu atau bermain musik di studio. Kamu pasti tidak tahu juga, ‘kan? Hah … istri macam apa yang tidak tahu kesukaan dan hobi suaminya sendiri.”Setiap kalimat yang terlontar dari bibir Aprilia bak belati tak kasat mata yang menghujam jantung Kimi. Cibiran dan sindiran membuat hatinya panas, serta berpikir kenapa selama ini sebagai istri tak tahu apa-apa tentang sang suami.Setelah beberapa jam, Richie pulang dan mend