Karena kejadian kemarin Kimi agaknya menjadi kurang bersemangat. Ia yang ceria menjadi sedikit murung. Pikirannya menjadi kemana-mana. wanita itu sampai berpikir di antara menantu sang mertua sepertinya hanya dia saja yang di bawah rata-rata. Kimi mulai membandingkan dirinya dengan Ghea yang seorang artis dan juga Mina yang sangat cantik. Saudari tirinya itu memang seorang selebgram saat remaja dulu. Bahkan meski sudah memiliki anak pun Mina nampak masih seperti remaja.Kimi mendesau, membandingkan hidup dengan orang lain seharusnya tidak dia lakukan. Ia ingat pesan Sara - sang mama, di dunia ini semua orang bisa hidup tenang jika mereka sadar dan mau berhenti membandingkan hidup mereka dengan orang lain.“Dokter Kimi, ada pasien yang butuh penanganan di UGD sekarang!”Ucapan perawat membuat Kimi tersadar dari lamunan. Ia berdiri dan buru-buru memakai jas snelinya. Ia berjalan cepat menuju UGD untuk melihat pasien yang dimaksud. Kimi melihat seorang pria duduk di tepian ranjang dengan
Jam menunjukkan pukul sembilan malam dan Kimi masih duduk di ruangan yang berada tak jauh dari UGD yang memang diperuntukkan untuk istirahat. Wanita itu memandangi ponsel yang sedang dia isi daya tanpa dimatikan. Sedikit sedih hatinya karena Richie sama sekali tidak memberinya kabar, bahkan pesan yang dia kirimkan beberapa jam yang lalu sama sekali tidak dibalas oleh suaminya.Kimi merebahkan kepala ke meja, entah kenapa hatinya merasa gundah karena beberapa hari ini agak berselisih paham dengan suaminya itu. Kimi mengangkat tangan kirinya, menatap cincin pernikahan yang tersemat di jari manis. “Aku tidak menyangka bisa sangat mencintainya seperti ini,” gumam Kimi. Semua orang tahu seberapa cepat hubungannya dan Richie. Pria itu seolah tidak ingin melewatkan kesempatan untuk mendapatkannya sebagai pendamping. Bahkan saat dia masih ragu dengan perasaannya sendiri, Richie sudah lebih dulu datang menemui orangtuanya.Ego Kimi seketika mereda mengingat perjuangan Richie dan juga dirinya.
Sementara itu beberapa jam sebelumnya di rumah Nova, wanita itu sedang mengadakan acara di mana semua keluarga malam itu berkumpul di sana bersama. Nova sesekali menengok ke pintu, terkadang ke ponsel untuk melihat apakah Kimi atau Richie mengirim pesan. “Kenapa mereka belum datang?” Nova tampak kecewa. “Kamu kenapa?” tanya Aprilia—Bibi Richie saat melihat Nova tampak gelisah. Lantas duduk di samping adiknya itu. “Ini, kenapa Richie belum datang,” jawab Nova. Bibi Richie mengerutkan dahi, sebelum kemudian bertanya, “Kamu sudah hubungi dia?” “Sudah tadi, tapi tidak dijawab. Aku juga sudah coba menghubungi Kimi, tapi dia bilang sedang lembur bekerja dan akan minta Richie yang datang,” jawab Nova lagi. Bagi wanita itu, pesta akan kurang tanpa kehadiran seluruh anggota keluarga. Sebab itulah Nova merasa tak tenang jika salah satu putranya tidak datang. Aprilia mencebik mendengar Nova menyebut nama Kimi. Lantas menyilangkan kaki kemudian minum dari gelas yang dipegang. “Richie itu s
Aprilia terus membicarakan hal yang menyudutkan atau menyindir Kimi, tentu saja hal itu membuat Kimi tak bisa duduk dengan tenang. Richie pun merasa kesal karena sang bibi yang tak henti membahas tentang pekerjaan Kimi, dia merasa Aprilia terlalu banyak ikut mengkritik apa yang sang istri kerjakan.“Ma, aku dan Kimi ada keperluan lain. Kami pergi dulu,” kata Richie pamit dengan alasan agar bisa segera pergi dari sana.Kimi terkejut mendengar perkataan Richie, tapi sadar jika sang suami sedang menghindarkannya dari Aprilia.“Kok cepat sekali?” Nova terlihat sedikit kecewa.Richie menjelaskan alasan yang sebenarnya hanya dibuat-buat agar bisa pergi dari sana, karena dia merasa tak nyaman dengan keberadaan Aprilia, dia tahu jika sang istri pasti juga merasakan hal yang sama.Akhirnya Richie dan Kimi pun pamit, mereka memang tak nyaman dengan ucapan Aprilia yang terkesan menghina Kimi.“Aku ingin pergi ke rumah Mami,” kata Kimi saat keduanya berada di mobil.“Baiklah, kita ke sana,” balas
Semua orang berkumpul dan makan bersama di rumah Sara, Richie memperhatikan Kimi yang sedang meladeni Segara dan Biru. Dia melihat dengan jelas kebahagiaan terpancar dari wajah Kimi saat di rumah Sara, daripada berkumpul bersama keluarganya.Mungkin benar jika keluarganya memperlakukan Kimi tak adil, sebab itu istrinya selalu murung dan tak bahagia ketika berkumpul dengan saudara-saudaranya.“Rich, kamu kenapa? Apa makanannya tidak enak?” tanya Sara karena Richie tampak tak berselera.Richie terkejut mendengar pertanyaan sang mertua, hingga memandang Sara dan tersenyum tipis.“Enak kok, Mi. Tadi sudah makan agak banyak di rumah Mama, jadi masih agak kenyang.” Richie tentu saja berbohong, dia kemudian memilih menyantap makanannya.“Oh begitu.” Sara hanya mengangguk-angguk karena berpikir jika Richie tak menyukai menu yang dihidangkan.Kimi memperhatikan Richie, hingga menyadari jika pasti ada sesuatu yang terjadi hingga membuat suaminya tampak sedikit pendiam tak seperti biasanya. Namu
Hari berikutnya, Richie mengantar Kimi bekerja ke rumah sakit. Keduanya sudah berada di mobil menuju tempat Kimi bekerja. Biasanya Kimi berangkat sendiri tapi pagi ini sang suami memaksanya pergi bersama.“Nanti aku ada rapat dengan perwakilan perusahaan penyedia bahan baku,” ucap Richie sambil fokus menyetir.“Hem … aku doakan, semoga semuanya lancar sesuai dengan apa yang kamu harapkan,” balas Kimi. Ia menoleh Richie dengan senyum tulus di wajah.Richie mengangguk mengaminkan ucapan istrinya. Dia menepuk puncak kepala Kimi, tak lupa mencium pipi wanitanya mesra, sebelum melambaikan tangan dan melajukan kembali mobilnya.Agenda Richie pagi itu memang bertemu perwakilan dari perusahan bahan baku pabrik yang dia kelola. Namun, siapa sangka kalau perwakilan dari perusahan bahan baku itu adalah Lily.Mereka pun membahas masalah pekerjaan secara profesional, lagi pula Richie tidak tahu kalau Lily merupakan anak dari teman bibinya - Aprilia. Mereka membahas kerjasama, hingga akhirnya menca
“Aku ingin menjenguk Ibu, tapi mungkin tidak sekarang,” kata Kimi setelah mengetahui jika ibu Noah sakit.“Tidak apa-apa, kamu berniat menjenguk dan masih peduli terhadap ibuku saja sudah membuatku bersyukur,” balas Maxim.Kimi tertegun mendengar ucapan Maxim, kenapa ucapan pria itu seperti sebuah sentilan di hatinya. Dia pernah berhubungan baik dengan ibu Noah, tapi semenjak kekasihnya itu meninggal, Kimi tidak pernah sekali pun melihat kondisi wanita itu.“Ya,” ucap Kimi merasa canggung.Maxim mengulas senyum, kemudian pamit karena harus ikut pergi menuju tempat donor darah yang berada di rumah sakit itu.***Sebagai suami yang sangat mencintai istrinya. Richie ingin memberi Kimi kejutan, siang itu dia pergi ke mall untuk membeli sesuatu. Richie berjalan sambil melihat-lihat barang apa yang sekiranya cocok untuk Kimi. Saat dirinya akan masuk ke sebuah toko perhiasan, Richie tidak sengaja berpapasan dengan Lily.“Richie, tidak menyangka kita bertemu untuk yang kedua kali,” kata Lily
Setelah melakukan percintaan panas dan membersihkan diri. Kini Kimi dan Richie berada di dapur untuk memasak bersama, keduanya merasa kelaparan sebab tidak ada makanan yang bisa disantap jika belum dimasak. Richie membantu Kimi, menunjukkan bahwa dia adalah suami yang sangat perhatian.“Apa yang perlu aku lakukan?” tanya Richie sambil memperhatikan bahan yang sudah ada di pantry.“Kamu bisa membantu membersihkan dan memotong sayurnya,” jawab Kimi sambil menunjuk sayuran di meja.Richie membentuk huruf OK dengan telunjuk dan jempol, mengambil pisau dan melakukan apa yang diminta sang istri.Kimi sendiri sedang membersihkan iga, rencananya dia ingin memasak sup iga untuk makan malam. Pasangan suami istri itu melakukan tugas masing-masing, hingga Richie dengan iseng memotong wortel hingga membentuk lambang hati.“Ini untukmu,” kata Richie sambil menunjukkan hati dari wortel buatannya.Kimi menoleh, kemudian terkekeh karena suaminya malah bercanda, Richie bahkan menggerakkan wortel itu ma