Share

CHAPTER 32

Author: MarniHL
last update Last Updated: 2025-03-12 00:07:25

"Kenapa lo pesan twin room?" tanya Arin ketika mereka sudah berada di kamar hotel.

Saat di resepsionis tadi Arin cukup bingung karena Bagas memilih untuk memesan kamar yang baru. Padahal orang tua mereka sudah memesan kamar untuk mereka dan tentunya bukan twin room, melainkan suite room.

"Saya pengin tidur dengan nyaman."

"Emang kalau kita seranjang lo gak nyaman gitu? Lagian orang tua kita kan udah booking suite room."

"Iya, saya gak nyaman. Kalau kamu gak mau silakan booking kamar lain."

Arin terdiam sejenak. "Oke, selama kita masih sekamar gak papa." Arin membuka ponselnya untuk mencari restoran terdekat karena dia merasa lapar. Kebetulan mereka tadi tidak sempat sarapan karena buru-buru.

"Gas, mau cari makan gak? Kebetulan gue nemuin resto yang gak jauh dari hotel. Dari review pengunjungnya sih katanya bagus restonya. Mau ke sana gak?"

"Gas? Kok gak jawab?" Arin membalikkan badan karena Bagas tidak menjawabnya. "Yah, dia malah tidur. Gue pergi sendiri aja deh."

***

"Sorry, kamu
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • My Cold Husband   CHAPTER 33

    "Gas, bangun."Bagas menggeliat lalu perlahan membuka matanya. "Sana siap-siap," suruh Arin.Bagas terdiam sejenak melihat Arin yang sudah mandi dan berganti pakaian. "Mau ke mana?" tanya Bagas."Mau jalan-jalan.""Kamu sendiri aja. Saya gak ikut." Bagas menolak, dia hendak tidur kembali namun Arin segera menariknya."Buruan siap-siap. Gak enak sama teman gue udah nungguin.""Saya gak mau." Bagas masih saja menolak. Karena sejujurnya dia sangat malas jika harus bepergian. Apalagi dengan orang baru. Yang ada hanya menghabiskan energinya. Lebih baik dia tidur di hotel."Lo yakin gak mau ikut?" Bagas mengangguk dengan sangat yakin."Oke, kalau itu mau lo." Arin mengambil ponselnya.Bagas masih diam menatap Arin yang sedang sibuk dengan ponselnya, hingga seketika matanya membulat karena ternyata Arin menelepon bundanya."Halo bun. Arin mau ngomong sesuatu."Bagas seketika bangkit berdiri. "Saya ikut. Jangan bilang ke bunda," ucap Bagas dengan suara pelan agar tidak terdengar oleh bundan

    Last Updated : 2025-03-14
  • My Cold Husband   CHAPTER 34

    "Aku masih gak nyangka, loh, kamu kuliahnya perawat, tapi malah terjun ke bisnis."Arin tersenyum kecil. "Aku juga gak pernah nyangka, kak. Walaupun orang tua punya bisnis, tapi kan aku sama sekali gak ngurusin jadi benar-benar gak tahu. Tiba-tiba papa drop dan mama gak bisa ngurus resto karena harus ngerawat papa, mau gak mau aku yang gantiin. Awalnya sih cuma sementara, eh sekarang malah keterusan.""Tapi kamu senang gak ngurus resto?""Ya, awalnya sih agak kesusahan ya, karena balik lagi yang aku bilang kalau aku gak tahu apa-apa, tapi seiring berjalannya waktu aku malah senang ngejalaninnya. Aku selalu senang kalau pelanggan puas sama masakan yang ada di resto aku."David manggut-manggut. "Aku juga sih. Rasanya kayak bahagia banget kalau pelanggan puas sama pelayanan yang kita kasih. Kamu udah ada kepikiran buka bisnis lain belum selain resto?""Duh, kayaknya belum, sih. Aku cuma ngurus resto aja udah agak ribet. Mana sempat ngurusin b

    Last Updated : 2025-03-15
  • My Cold Husband   CHAPTER 35

    "Asyik, yang baru balik bulan madu. Mana oleh-oleh gue?" tagih Juan."Gas!" Juan menjentikan jarinya di hadapan Bagas.Bagas yang melamun seketika tersadar. "Kenapa?""Ya elah, gue ngomong daritadi lo gak dengar? Lo sibuk mikirin apa sih? Baru juga balik bulan madu gak usah sibuk mikirin kerjaan dulu.""Gue gak mikirin kerjaan.""Lah? Kalau bukan kerjaan terus apa?"Bagas menggeleng. "Bukan hal penting.""Ya udah, gue gak bakal maksa lo buat cerita, tapi kapanpun lo mau cerita gue siap dengar kok," ujar Juan."Thanks.""Btw, gimana lo sama Arin? Kan udah bulan madu, nih, pasti udah ada kemajuan dong.""Kemajuan apanya?" tanya Bagas dengan kening mengerut."Lo pura-pura gak tahu apa gimana sih? Gue penasaran sebenarnya tiga hari lo sama Arin bulan madu kalian ngapain aja? Atau jangan-jangan malah sibuk sama kerjaan lo."Bagas hanya diam membuat Juan menatapnya tidak percaya."Lo beneran masih ngurus kerjaan di saat lo lagi pergi berdua sama Arin?" Juan geleng-geleng tidak habis pikir d

    Last Updated : 2025-03-16
  • My Cold Husband   CHAPTER 36

    "Gas! Bagas!" Arin memanggil Bagas sembari mengetuk pintu kamarnya.Sekitar lima menit menunggu, Bagas pun membuka pintu. "Jogging yuk.""Jogging?" tanya Bagas masih dengan wajah mengantuk.Arin mengangguk. "Iya, aku pengin kita jogging bareng. Kan selama ini aku selalu sendiri. Jadi kali ini aku pengin bareng kamu."Bagas terdiam sejenak. Apa dia tidak salah dengar? Arin mengubah gaya bicaranya padanya. "Aku? Kamu?""Iya, kenapa? Kamu gak suka kalau aku ngomong pake aku-kamu?"Bagas menggeleng. "Jadi kamu mau gak temenin aku?""Saya ganti baju dulu." Sebenarnya bisa saja Bagas menolak karena saat ini dia masih mengantuk, tapi entah kenapa dia malah menyetujui begitu saja ajakan Arin.Arin seketika tersenyum karena Bagas mau menerima ajakannya. "Oke, jangan lama-lama, ya."***"Minum dulu." Arin memberikan Bagas sebotol air mineral yang sempat dibelinya.Bagas menerima lalu meneguknya.Arin seketika tersenyum melihat Bagas yang tampaknya sangat haus, hingga menghabiskan air mineral

    Last Updated : 2025-03-18
  • My Cold Husband   CHAPTER 37

    Arin tersenyum ketika membuka kotak makan yang tadi siang sempat dia berikan untuk Bagas terlihat bersih, tidak tersisa sebutir nasi pun."Aku senang kamu habisin makanan yang aku kasih. Besok aku buatin lagi, ya. Kamu mau lauk apa?""Gak usah.""Gak papa, kok. Kamu bilang aja mau makan apa. Aku pasti bakal buatin."Bagas yang sedang sibuk dengan laptopnya seketika beralih menatap Arin dengan ekspresi datarnya. "Telinga kamu bermasalah?"Arin menggeleng. "Enggak kok, baru kemarin aku bersihin.""Kalau gak bermasalah harusnya kamu dengar omongan saya tadi." Bagas mengambil laptopnya lalu bangkit berdiri. Kalau tahu akan seperti ini, Bagas harusnya mengerjakan pekerjaan kantor di kamarnya saja. Bukan di ruang tengah yang berujung malah diganggu oleh Arin."Aku dengar kok, cuma pengin nawarin aja karena aku senang kamu habisin masakan aku. Kan kamu jarang mau makan masakan aku.""Kamu gak usah repot-repot. Makanan kamu tadi bukan saya yang makan," ucap Bagas lalu pergi ke kamarnya.Arin

    Last Updated : 2025-03-20
  • My Cold Husband   CHAPTER 38

    "Kenapa kamu unfollow akun aku?" tanya Arin.Bagas seketika terkejut ketika melihat Arin sudah berdiri di depan mobilnya. "Kamu ngapain ke sini?" Bagas tidak menyangka kalau Arin datang ke kantornya."Kamu belum jawab pertanyaan aku.""Nanti saya jawab.""Tapi aku maunya sekarang.""Saya unfollow karena dari awal saya gak follow akun kamu."Arin seketika mengernyitkan keningnya. "Maksud kamu?""Kerjaannya Juan.""Oh, Juan. Ya aku emang agak kaget sih waktu tahu kamu follow akun resto, tapi gak nyangka aja kalau kamu bakal unfollow." Arin terlihat kecewa. Arin mungkin bisa menerima kalau memang bukan Bagas sendiri yang mengikuti akun sosial medianya, tapi Arin tidak dapat menyembunyikan rasa sedihnya ketika tahu kalau Bagas sendiri yang batal mengikuti akunnya. Kalau saja Bagas berbohong dengan mengatakan kalau semuanya adalah perbuatan Juan, mungkin Arin masih bisa menerimanya."Tujuan kamu ke sini apa?" Bagas kembali bertanya."Em, aku tadi ada urusan di dekat sini, makanya sekalian

    Last Updated : 2025-03-21
  • My Cold Husband   CHAPTER 39

    "Ke panti? Ngapain?" Juan bertanya ketika mereka sedang makan siang di sebuah resto."Arin sumbangin makanan sama pakaian buat anak panti."Juan manggut-manggut. "Ternyata Arin baik hati juga, ya. Jarang loh ada orang kayak Arin yang mau peduli sama anak-anak panti. Gue aja juga gak pernah ngelakuin itu.""Iya, emang jarang." Bagas menyetujui ucapan Juan."Lo harusnya bersyukur punya istri kayak Arin. Udah cantik, pintar, baik hati lagi. Apa lo gak mau pelan-pelan buat belajar sayang sama Arin?""Topik kita bukan ke sana, Ju." Mendadak ekspresi Bagas berubah tidak suka."Justru itu topiknya. Kita kan lagi ngomong soal Arin. Emang lo gak ada rasa kagum sedikit pun sama dia setelah dia ngajak lo ke panti?""Kagum sama sayang itu beda. Gue gak sayang sama dia.""Gue koreksi ya, bukan gak sayang, tapi belum. Lo cuma butuh waktu kok."Bagas hanya diam, tidak menjawab. ***"Makasih ya, Brian. Berkat kamu resto saya jadi ramai. Saya gak nyangka promosi di media sosial bakal bisa seberpengar

    Last Updated : 2025-03-27
  • My Cold Husband   CHAPTER 40

    Bagas mendekati Arin yang tertidur di meja makan. Rupanya Arin sudah memasak. Apa mungkin Arin menyiapkan makan malam untuknya?"Arin." Bagas membangunkan Arin.Arin perlahan membuka matanya. "Gas, kamu baru pulang?"Bagas hanya mengangguk."Makan dulu, yuk. Selesai makan baru mandi. Kamu pasti udah laper, kan? Aku ambilin, ya."Bagas menahan lengan Arin ketika Arin sudah mengambil piring, hendak menyendokkan makanan untuknya."Gak usah. Saya belum mau makan."Arin pun menaruh kembali piring. "Ya udah, kalau gitu kamu mandi aja dulu baru makan. Aku tungguin deh.""Kamu kenapa ngelakuin ini?""Maksud kamu?""Kenapa kamu masih berusaha?"Arin tersenyum. "Karena aku pengin pertahanin pernikahan kita. Kan aku udah bilang aku bakal berusaha buat jadi istri yang baik buat kamu. Aku gak pengin kita cuma pura-pura romantis di depan orang-orang, tapi di belakang kita malah saling gak peduli.""Tapi saya gak b

    Last Updated : 2025-03-28

Latest chapter

  • My Cold Husband   CHAPTER 50

    "Sekarang aku mau nanya sama mas. Kenapa mas masih nyari tahu perempuan itu? Perempuan yang jelas-jelas udah ninggalin mas. Kak Arin itu udah berusaha banget loh jadi istri yang baik buat mas Bagas, tapi apa pernah mas berusaha jadi suami yang baik buat kak Arin? Disaat kak Arin berusaha buat jadi istri yang baik, mas malah masih cari perempuan yang udah nyakitin mas. Sorry, ya, mas, Fira gak maksud buat menggurui atau apapun, tapi aku rasa kali ini mas emang udah keterlaluan. Aku kalau jadi kak Arin juga bakal marah."Bagas mengajak bertemu dengan Safira ketika selesai bekerja. Tentunya mereka bertemu di luar, tidak di rumah. Karena Bagas tidak mau pembicaraan mereka sampai terdengar oleh ayah dan bunda mereka dan berujung Bagas akan dimarahi oleh kedua orang tuanya. "Jawab pertanyaan aku, mas. Jangan diam aja." Safira tampak kesal.Bagas jadi menyesal karena sudah memberitahu adiknya, tapi kalau dia memberitahu Juan pun pasti sahabatnya itu akan memberikan reaksi yang sama seperti

  • My Cold Husband   CHAPTER 49

    "Kamu ngapain pegang hp saya?" Bagas seketika langsung menarik ponselnya dari Arin, membuat Arin cukup terkejut. "Kita kan udah punya perjanjian buat gak pegang hp kita satu sama lain. Kenapa kamu langgar?" Bagas terlihat jelas tidak suka Arin memegang ponselnya tanpa sepengetahuannya."Maaf, tadi ada telfon masuk. Awalnya mau aku biarin sampe kamu balik dari toilet, tapi karena hp nya bunyi terus aku kasihan sama yang telfon. Takutnya ada hal penting yang mau diomongin.""Apapun alasannya kamu tetap gak ada hak untuk itu. Harusnya kamu ngerti sama peraturannya. Apa perlu saya bikin peraturan tertulisnya biar kamu ingat dan gak asal sentuh barang-barang saya?!"Arin mengembuskan napas menahan kesal. "Gue akuin gue emang salah, tapi gue udah minta maaf. Dan soal peraturan gue sama sekali gak lupa, gue cuma mau bantu, tapi kalau emang lo gak suka gue gak bakal lakuin lagi. Jadi lo gak perlu ngomong sama gue dengan nada tinggi." Arin mengambil tasnya di meja, lalu pergi tanpa berpamitan

  • My Cold Husband   CHAPTER 48

    "Kenapa lo, bang? Lagi ada masalah?" Aaron menghampiri Bagas yang diam termenung di tepi kolam.Bagas tersenyum tipis. "Gak. Cuma lagi pengin istirahat bentar.""Gue ganggu, ya? Gue cabut aja, ya.""Gak papa di sini aja.""Beneran bang? Gue takut ganggu. Orang introvert kan biasanya kalau lagi pengin sendiri gak mau diganggu.""Emang keliatan?""Bang, walaupun kita jarang ketemu langsung keliatan kalau lo itu introvert banget. Setiap kali kita kumpul-kumpul kan bang Bagas sering banget mojok. Gue sering perhatiin kok. Terus gue liat-liat lo sering bengong kayak mikirin banyak hal. Apa jadi boss emang sepusing itu, ya?""Ya gitulah, semua profesi pasti ada enak gak enaknya.""Iya sih.""Kamu udah ada rencana habis kuliah mau kerja di mana?""Em, sementara sih gue masih nyari loker yang sesuai sama background gue biar pas udah wisuda gak nganggur.""Mau coba kerja di kantor saya?""Bukannya mau nolak tawaran bang Bagas, tapi untuk sementara gue mau berusaha sendiri dulu.""Oke, nanti ka

  • My Cold Husband   CHAPTER 47

    "Mas Bagas masakin buat kak Arin? Aku gak salah dengar, nih?" Safira cukup terkejut mendengar cerita Arin. Safira kebetulan sedang berada di restauran Arin. Safira ingin mengambil oleh-oleh dari Bandung yang dia minta pada Arin. Padahal Arin sudah bilang kalau dia yang akan mengantarnya ke rumah, tapi Safira sepertinya tidak sabar untuk bertemu Arin.Arin mengangguk. "Dia masakin aku nasi goreng sama telur ceplok.""Gimana rasanya? Pasti gak enak, kan?" tanya Safira."Enak kok, malah aku abisin.""Hah? Kak Arin beneran gak sih apa aku lagi dibohongin?""Bener kok. Ngapain juga aku bohongin kamu?""Iya sih, tapi aneh aja kalau mendadak masakan mas Bagas enak. Secara aku tahu banget kalau mas Bagas sama sekali gak bisa masak. Pernah waktu itu dia bikinin aku bubur pas aku lagi sakit. Aku udah nolak karena yakin dia gak bisa masak bubur, tapi dia ngotot kalau dia bisa. Dan bener aja bubur yang dia masak kurang air jadinya belum matang mana keasinan lagi. Semenjak itu aku gak pernah mau

  • My Cold Husband   CHAPTER 46

    "Akhirnya kamu datang juga. Aku pikir kamu gak bakal datang. Soalnya kamu gak balas chat aku." Arin tersenyum lebar ketika Bagas ternyata mau datang ke restauran yang sudah dia pesan. Arin sengaja memilih restauran yang tidak terlalu jauh dari kantor Bagas, agar Bagas tidak kecapekan menyetir jauh dan juga kalau dekat pasti Bagas mau datang. Dan ternyata dugaannya benar. Padahal, Arin tidak berharap lebih kalau Bagas akan datang karena Bagas sama sekali tidak menjawab pesannya. Ditambah Arin sudah menunggu hampir satu jam. Tadinya Arin hendak pulang, tapi entah kenapa dia memilih untuk menunggu sedikit lebih lama karena dia masih berharap kalau Bagas akan datang. Untungnya harapannya terkabul."Tadi saya lagi ada kerjaan jadi gak sempat balas. Kamu udah daritadi?""Enggak kok, aku juga belum lama nyampe." Arin berbohong karena tidak mau Bagas merasa bersalah karena membuatnya menunggu lama. "Btw, aku udah pesanin, bentar lagi juga nyampe makanannya.""Kenapa tiba-tiba ngajak makan di

  • My Cold Husband   CHAPTER 45

    Bagas pergi ke dapur untuk mengambil minum, namun ketika dia melihat Arin yang sedang memasak seketika Bagas langsung teringat kejadian kemarin. Karena kejadian jatuh kemarin, semalam Bagas tidak bisa tidur nyenyak. Pikirannya benar-benar terganggu akan kejadian tersebut dan entah kenapa dia malah merasa harus menghindari Arin."Gas."Bagas yang sudah berbalik hendak pergi dari dapur seketika menghentikan langkahnya."Kamu belum siap? Bentar lagi sarapannya jadi."Bagas berbalik menghadap Arin. "Iya, ini mau mandi.""Terus ngapain ke sini?""Mau ambil minum, tapi gak jadi." Bagas pun segera pergi ke kamarnya.Memilih tidak peduli, Arin kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.***"Em, Gas."Bagas yang sedang makan menyahut, namun tidak menatap Arin."Soal yang kemarin aku minta maaf, ya. Aku ngaku emang sempat fotoin kamu waktu kamu tidur, tapi aku udah hapus kok.""Iya, saya juga minta maaf kemarin ambil hp kamu.""Gak papa kok, kalau aku jadi kamu juga aku bakal lakuin hal yang sama

  • My Cold Husband   CHAPTER 44

    "Rin. Bangun, udah sampe." Bagas membangunkan Arin yang tertidur begitu lelap.Arin perlahan membuka matanya. "Udah sampe?" Bagas mengangguk, lalu turun dari taksi. "Gak mau turun? Atau mau balik bandara?" tanya Bagas karena Arin masih bergeming.Arin yang masih setengah mengantuk pun keluar dari taksi."Terima kasih, ya, pak.""Sama-sama, kalau begitu saya permisi, pak, bu." Setelah mengeluarkan barang-barang mereka dari bagasi, sang supir taksi pun pergi.Walaupun cuma bepergian selama satu hari, tapi barang-barang yang mereka bawa pulang cukup banyak. Tentunya barang-barang tersebut bukan milik Bagas, melainkan Arin. Semua barang-barang itu adalah oleh-oleh yang akan dia berikan pada keluarganya, keluarga Bagas, dan juga karyawan restonya. Sangat baik hati, bukan? Karena oleh-oleh tersebut Bagas sempat memarahinya. Bagaimana tidak marah, Bagas yang direpotkan membawa semua barang tersebut. Sedangkan Arin hanya menenteng ranselnya."Gas, mau ke mana?""Masuk lah.""Bantuin aku bawa

  • My Cold Husband   CHAPTER 43

    "Buruan, Gas. Kamu jalannya lama banget, sih."Bagas yang berada cukup jauh di belakang Arin berulang kali menguap. Bagas masih sangat mengantuk. Tadi Arin membangunkannya tepat jam lima pagi, hanya karena Arin ingin pergi ke kebun stroberi. Karena siangnya mereka harus kembali ke Jakarta, jadi Arin tidak mau membuang-buang kesempatan untuk berpetualang di Bandung."Kalau mau cepat kenapa gak pergi sendiri aja?""Ya gak bisa dong nanti kita gak ada foto bareng. Kan buat dokumentasi juga buat dikirim ke bunda. Biar bunda tahu kalau kita ke sini itu beneran jalan-jalan bukan cuma di villa.""Berapa lama lagi sampenya?" tanya Bagas."Harusnya setengah jam lagi nyampe sih. Makanya kamu jalannya agak cepet biar makin cepet sampenya.""Oke." Bagas seketika mempercepat langkahnya, hingga meninggalkan Arin."Tungguin Gas!"***Bagas menatap Arin yang begitu antusias memetik stroberi. Tanpa sadar dia tersenyum. Arin sepertinya begitu bahagia menghabiskan waktu di Bandung. Bagas juga merasa cuk

  • My Cold Husband   CHAPTER 42

    "Kamu tahu gak aku tuh suka banget sama kebun teh. Waktu kecil aku sempat ke Bandung dan aku bisa ngabisin waktu berjam-jam buat main di kebun teh," cerita Arin begitu antusias ketika mereka berjalan menyusuri kebun teh.Arin menoleh pada Bagas yang hanya diam. "Kok kamu diam aja? Kamu gak suka ya aku ajak ke sini?""Berapa lama lagi kamu mau di sini?" Alih-alih menjawab pertanyaan Arin, Bagas malah memberikan pertanyaan."Kenapa? Kamu mau balik villa, ya? Sorry ya udah ngajakin kamu ke sini. Kalau aku tahu kamu gak suka ke kebun teh aku gak ngajak kamu tadi.""Pertanyaan saya belum dijawab.""Kemungkinan sih masih agak lama. Kamu kalau mau balik ke villa duluan gak papa. Nanti aku balik sendiri.""Ya udah."Arin sudah menduga Bagas pasti akan langsung pergi ketika dia menyuruhnya, tapi tetap saja dalam hati kecilnya Arin ingin Bagas ada rasa sedikit peduli padanya.Baru beberapa langkah berjalan Bagas berhenti lalu menoleh. "Jangan lama-lama."Arin tersenyum. "Iya, jangan kangen, ya."

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status