Share

CHAPTER 18

Penulis: MarniHL
last update Terakhir Diperbarui: 2025-02-20 00:00:01

"Sorry, saya gak sengaja." Seorang cewek secara tidak sengaja menabrak Bagas yang sedang menunggu Arin di parkiran restoran. Kebetulan cewek itu sedang bertelepon sembari sibuk mengecek barang belanjaannya, sehingga tidak sempat melihat Bagas.

"Iya, gak papa."

Untuk beberapa saat cewek itu terdiam lama menatap wajah Bagas. Seperti terpesona dengan ketampanan Bagas.

"Ini barangnya." Bagas memberikan beberapa paper bag milik cewek itu yang tadi sempat jatuh.

"Ah iya, thankyou. Sorry, boleh kenalan gak? Siapa tahu kalau kita ketemu lagi bisa saling sapa."

"Saya Bagas."

"Saya Kiara. Salam kenal, ya."

"Bagas."

Bagas seketika menoleh.

"Em, kalau gitu saya duluan, ya. Sekali lagi makasih," ucap cewek bernama Kiara tersebut lalu masuk ke dalam mobilnya.

Arin menghampiri Bagas dengan ekspresi datar. "Ngapain ke sini?"

"Jemput kamu. Kata Aaron mobil kamu masuk bengkel."

Arin menghela napas. Kenapa Aaron harus memberitahu Bagas? Arin sama sekali tidak menginginkan bantuan Bagas.

"Harusnya lo ga
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • My Cold Husband   CHAPTER 19

    "Thanks ya, Rin. Gue jadi gak enak nih udah makan, tapi gak bayar," ucap Juan.Juan sedang berada di restoran Arin. Niatnya ingin makan malam agar sesampainya di rumah dia langsung istirahat.Arin tersenyum. "Gak papa, kan sekali-kali.""Oh iya, gue mau nanya boleh?""Boleh dong masa gak boleh. Mau nanya apa?""Waktu Bagas sakit gue sempat dengar dia nyebut seseorang. Tapi dia cuma manggil Ta. Kira-kira lo kenal gak?" Tiba-tiba saja Arin kepikiran dengan Bagas yang waktu itu mengingau menyebut seseorang dan membuat Arin penasaran. Ingin memastikan apakah Juan mengenal orang tersebut.Juan terdiam beberapa saat. Arin bisa merasakan kalau Juan menunjukkan reaksi yang cukup kaget, tapi Juan seperti menyembunyikannya."Em, kalau itu sih gue gak tahu. Kayaknya gue harus balik sekarang. Sekali lagi makasih, ya.""Ah iya, hati-hati, ya.""Apa Juan lagi nyembunyiin sesuatu?"***Bagas yang baru saja masuk ke dalam mobil hendak pulang langsung merogoh saku celananya, ketika ponselnya berderin

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-20
  • My Cold Husband   CHAPTER 20

    "Lo tuh kenapa sih hobi banget buat masalah? Lo kan udah gede, Ron. Mau sampe kapan lo kayak gini terus?" omel Arin.Saat ini Arin dan Bagas sedang berada di parkiran kampus Aaron. Tadi Aaron sempat menghubungi Bagas meminta tolong agar Bagas menolongnya, tapi kebetulan ketika menerima panggilan dari Aaron tidak sengaja didengar oleh Arin.Sebenarnya Arin melarang Bagas untuk tidak ikut dengannya, karena Arin tidak mau merepotkan Bagas. Apalagi Aaron adalah adiknya. Arin tidak mau punya hutang budi pada Bagas. "Sorry, kak, gue beneran gak sengaja nyerempet mobilnya.""Kenapa lo gak telfon gue? Kenapa lo malah telfon Bagas?"Aaron yang menunduk seketika menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Gue takut lo marah. Ternyata bener kan lo marah.""Pemilik mobilnya udah tahu kalau mobilnya diserempet sama kamu?" Bagas bertanya bermaksud mengalihkan topik pembicaraan agar Arin tidak lagi mengomeli Aaron. Lagipula menurut Bagas tidak ada gunanya terus-terusan mengomel, karena semuanya sudah t

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-22
  • My Cold Husband   CHAPTER 21

    "Happy birthday, Fir. Kak Arin doain semoga kamu lancar-lancar kuliahnya sampe selesai dan sehat-sehat terus.""Amin. Makasih ya, kak. Kirain kak Arin gak datang."Arin tersenyum. "Ya datang dong. Masa ulang tahun adik sendiri gak datang. Oh iya, ini kado dari kak Arin. Mungkin gak seberapa, tapi semoga kamu suka, ya."Safira menerima kado dari Arin dengan tersenyum lebar. "Makasih kak, aku pasti suka kok soalnya kan dari kak Arin. Selera kak Arin itu gak perlu diraguin lagi.""Enak ya, dikasih kado. Tahun lalu gue gak dikasih, tuh." Aaron menghampiri mereka.Arin menatap Aaron sinis. "Gue gak kasih lo kado karena gue udah beliin hp baru buat lo. Hp lama lo kan lo rusakin. Mana mahal lagi. Jadi gak usah protes kalau Fira nerima kado dari gue.""Mas Bagas gak bareng kak Arin?" tanya Safira."Enggak, tadi waktu aku balik rumah buat mandi dia gak ada. Mungkin masih di kantor.""Kayaknya bang Bagas dari kantor langsung ke sini. Soalnya kan tahu sendiri mas Bagas sibuk." Aaron menyahut."I

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-23
  • My Cold Husband    CHAPTER 22

    "Fir, ini kak Arin. Boleh masuk?" Arin mengetuk pintu kamar Safira."Masuk aja, kak. Gak dikunci kok."Setelah mendapat izin, Arin membuka pintu lalu masuk ke dalam kamar Safira."Gak ke kampus?" tanya Arin."Kebetulan hari ini gak masuk."Arin manggut-manggut. "Em, aku mau nanya boleh?""Soal mas Bagas? Mas Bagas nyuruh kak Arin buat bujukin aku?"Arin segera menggeleng. "Enggak kok. Malah mas kamu masih tidur.""Kalau kak Arin mau minta aku maafin mas Bagas, maaf aku gak bisa. Aku masih kecewa.""Aku gak minta kamu buat maafin mas kamu kok. Justru aku setuju kalau kamu marah sama dia."Safira seketika mengernyitkan keningnya. "Kenapa gitu?""Ya karena aku akan ada di pihak yang benar. Kamu gak salah kalau marah sama mas kamu. Karena kamu udah dikecewain. Kalau aku jadi kamu juga mungkin aku bakal sama kayak kamu. Tapi, kalau bisa marahnya jangan lama-lama, gak baik kalau nyimpan dendam. Apalagi sama saudara sendiri."***"Fir, ayo sarapan dulu. Mas udah beliin bubur ayam sama kue cu

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-25
  • My Cold Husband   CHAPTER 23

    "Makasih udah mau nemenin saya," ucap Bagas memecah keheningan di antara keduanya.Semenjak obrolan teman-temannya tadi, baik Bagas maupun Arin selama perjalanan pulang sama sekali tidak ada yang membuka obrolan. Arin sebenarnya sangat penasaran siapa sosok Gita yang disebut oleh teman-teman Bagas, tapi dia tidak berniat untuk bertanya sampai Bagas yang menjelaskannya sendiri. Namun, seperetinya Bagas tidak berniat untuk menjelaskan padanya. Apa mungkin Bagas tidak mau Arin mengetahui siapa sosok Gita? Jujur saja, sedaritadi pikiran Arin penuh dengan satu nama itu."Sama-sama." Arin masih diam menunggu apakah Bagas akan membicarakannya atau tidak."Saya ke kamar dulu.""Oke." Ketika Bagas sudah masuk ke kamarnya, Arin pun juga masuk ke kamarnya."Ingat Arin, lo gak boleh keceplosan nanya ke dia. Lo harus tahan diri biar dia yang jelasin sendiri."Arin membuka high heelsnya, lalu menaruhnya di rak sepatu. Setelah itu, dia mulai menghapus make upnya dengan kapas yang sudah ditaruh pembe

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-26
  • My Cold Husband   CHAPTER 24

    "Pak, itu kayak bu Arin," ucap sekretaris Bagas ketika mereka sedang berada di lampu merah.Kebetulan Bagas melakukan kunjungan di salah satu cabang toko kosmetiknya bersama sang sekretaris.Bagas seketika mengalihkan pandangannya pada sosok wanita yang diduga sekretarisnya adalah Arin. Dan benar itu adalah Arin. Dia terlihat sedang membagi-bagikan nasi kotak pada anak-anak pengamen dan penjual koran."Saya kagum sama bu Arin. Baik banget mau bagi-bagiin makan ke anak-anak jalanan," ucap sang sekretaris tersenyum.Bagas hanya diam sembari memperhatikan Arin dari dalam mobil."Mau berhenti sebentar, pak?" tanya supir."Tidak usah, lanjut saja.""Baik pak."Setelah lampu berubah hijau, mobil pun kembali melaju.Beberapa menit kemudian Bagas pun sampai di kantornya. "Pak Bagas. Tadi ada titipan makanan katanya dari bu Arin." Resepsionis yang berada di lobby langsung menghampiri Bagas sembari memberikan kotak makan yang katanya dari Arin."Makasih.""Sama-sama, pak."Bagas pun segera per

    Terakhir Diperbarui : 2025-02-27
  • My Cold Husband   CHAPTER 25

    "Makasih ya, bun, udah repot-repot bawain makanan. Mana makanannya banyak banget," ujar Arin.Beni, Karina, dan juga Safira sedang berada di rumah Bagas dan Arin. Katanya mereka ingin makan malam bersama di rumah mereka."Gak repot kok. Justru bunda senang masakin buat kalian. Biar kalian gak repot masak selama beberapa hari. Apalagi kalian kan sibuk, pasti seringnya makan di luar. Terutama Bagas, disuruh bawa bekal aja gak mau.""Bagas bukan gak mau. Cuma males aja bawa kotak makan.""Kamu milih males apa sehat?""Bun, kak, nih aku pesanin cheese cake. Nanti kita makan kuenya setelah makan malam."Arin tersenyum. "Makasih ya, Fir.""Sama-sama." Safira beralih menatap Bagas. "Mas, nanti selesai makan kita boleh ngobrol berdua gak? Ada yang pengin aku omongin."Bagas hanya mengangguk."Ya udah, ayo makan dulu. Kalian pasti udah laper banget, kan?"***"Mau ngomong apa?" tanya Bagas karena sudah beberapa menit Safira membawanya ke tepi kolam renang karena ingin berbicara dengannya, tapi

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-03
  • My Cold Husband   CHAPTER 26

    "Em, Rin, sorry ganggu. Ini ada telfon dari Bagas." Juan menghampiri Arin dan Brian."Bagas? Kok dia gak telfon ke gue?" tanya Arin bingung."Katanya nomor lo gak aktif.""Oh iya, gue lupa. Hp gue mati, jadi lagi dicas."Juan pun memberikan ponselnya pada Arin untuk berbicara dengan Bagas."Halo Gas. Kenapa?""Halo? Bagas?"Tak lama kemudian, panggilan terputus."Gak ada suaranya. Malah dimatiin sama dia." Arin mengembalikan ponsel Juan."Masa sih? Oh, mungkin dia mau meeting makanya langsung dimatiin. Soalnya dia sempat bilang kalau mau meeting."Arin manggut-manggut. "Ya udah, kalau dia udah gak sibuk juga pasti dia telfon balik.""Temannya Arin, ya?" tanya Brian pada Juan."Dia temannya Bagas. Saya yang temannya Arin. Kenalin saya Ela.""Oh iya, saya Brian."***"Rin, lo kenal Brian di mana? Kok keliatannya udah akrab banget? Kok gak bilang-bilang ke gue?" Ela memberikan pertanyaan beruntun."Tetangga kompleks. Lagian kita juga baru kenalan baru-baru ini pas lagi jogging.""Bagas k

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-04

Bab terbaru

  • My Cold Husband   CHAPTER 47

    "Mas Bagas masakin buat kak Arin? Aku gak salah dengar, nih?" Safira cukup terkejut mendengar cerita Arin. Safira kebetulan sedang berada di restauran Arin. Safira ingin mengambil oleh-oleh dari Bandung yang dia minta pada Arin. Padahal Arin sudah bilang kalau dia yang akan mengantarnya ke rumah, tapi Safira sepertinya tidak sabar untuk bertemu Arin.Arin mengangguk. "Dia masakin aku nasi goreng sama telur ceplok.""Gimana rasanya? Pasti gak enak, kan?" tanya Safira."Enak kok, malah aku abisin.""Hah? Kak Arin beneran gak sih apa aku lagi dibohongin?""Bener kok. Ngapain juga aku bohongin kamu?""Iya sih, tapi aneh aja kalau mendadak masakan mas Bagas enak. Secara aku tahu banget kalau mas Bagas sama sekali gak bisa masak. Pernah waktu itu dia bikinin aku bubur pas aku lagi sakit. Aku udah nolak karena yakin dia gak bisa masak bubur, tapi dia ngotot kalau dia bisa. Dan bener aja bubur yang dia masak kurang air jadinya belum matang mana keasinan lagi. Semenjak itu aku gak pernah mau

  • My Cold Husband   CHAPTER 46

    "Akhirnya kamu datang juga. Aku pikir kamu gak bakal datang. Soalnya kamu gak balas chat aku." Arin tersenyum lebar ketika Bagas ternyata mau datang ke restauran yang sudah dia pesan. Arin sengaja memilih restauran yang tidak terlalu jauh dari kantor Bagas, agar Bagas tidak kecapekan menyetir jauh dan juga kalau dekat pasti Bagas mau datang. Dan ternyata dugaannya benar. Padahal, Arin tidak berharap lebih kalau Bagas akan datang karena Bagas sama sekali tidak menjawab pesannya. Ditambah Arin sudah menunggu hampir satu jam. Tadinya Arin hendak pulang, tapi entah kenapa dia memilih untuk menunggu sedikit lebih lama karena dia masih berharap kalau Bagas akan datang. Untungnya harapannya terkabul."Tadi saya lagi ada kerjaan jadi gak sempat balas. Kamu udah daritadi?""Enggak kok, aku juga belum lama nyampe." Arin berbohong karena tidak mau Bagas merasa bersalah karena membuatnya menunggu lama. "Btw, aku udah pesanin, bentar lagi juga nyampe makanannya.""Kenapa tiba-tiba ngajak makan di

  • My Cold Husband   CHAPTER 45

    Bagas pergi ke dapur untuk mengambil minum, namun ketika dia melihat Arin yang sedang memasak seketika Bagas langsung teringat kejadian kemarin. Karena kejadian jatuh kemarin, semalam Bagas tidak bisa tidur nyenyak. Pikirannya benar-benar terganggu akan kejadian tersebut dan entah kenapa dia malah merasa harus menghindari Arin."Gas."Bagas yang sudah berbalik hendak pergi dari dapur seketika menghentikan langkahnya."Kamu belum siap? Bentar lagi sarapannya jadi."Bagas berbalik menghadap Arin. "Iya, ini mau mandi.""Terus ngapain ke sini?""Mau ambil minum, tapi gak jadi." Bagas pun segera pergi ke kamarnya.Memilih tidak peduli, Arin kembali melanjutkan kegiatan memasaknya.***"Em, Gas."Bagas yang sedang makan menyahut, namun tidak menatap Arin."Soal yang kemarin aku minta maaf, ya. Aku ngaku emang sempat fotoin kamu waktu kamu tidur, tapi aku udah hapus kok.""Iya, saya juga minta maaf kemarin ambil hp kamu.""Gak papa kok, kalau aku jadi kamu juga aku bakal lakuin hal yang sama

  • My Cold Husband   CHAPTER 44

    "Rin. Bangun, udah sampe." Bagas membangunkan Arin yang tertidur begitu lelap.Arin perlahan membuka matanya. "Udah sampe?" Bagas mengangguk, lalu turun dari taksi. "Gak mau turun? Atau mau balik bandara?" tanya Bagas karena Arin masih bergeming.Arin yang masih setengah mengantuk pun keluar dari taksi."Terima kasih, ya, pak.""Sama-sama, kalau begitu saya permisi, pak, bu." Setelah mengeluarkan barang-barang mereka dari bagasi, sang supir taksi pun pergi.Walaupun cuma bepergian selama satu hari, tapi barang-barang yang mereka bawa pulang cukup banyak. Tentunya barang-barang tersebut bukan milik Bagas, melainkan Arin. Semua barang-barang itu adalah oleh-oleh yang akan dia berikan pada keluarganya, keluarga Bagas, dan juga karyawan restonya. Sangat baik hati, bukan? Karena oleh-oleh tersebut Bagas sempat memarahinya. Bagaimana tidak marah, Bagas yang direpotkan membawa semua barang tersebut. Sedangkan Arin hanya menenteng ranselnya."Gas, mau ke mana?""Masuk lah.""Bantuin aku bawa

  • My Cold Husband   CHAPTER 43

    "Buruan, Gas. Kamu jalannya lama banget, sih."Bagas yang berada cukup jauh di belakang Arin berulang kali menguap. Bagas masih sangat mengantuk. Tadi Arin membangunkannya tepat jam lima pagi, hanya karena Arin ingin pergi ke kebun stroberi. Karena siangnya mereka harus kembali ke Jakarta, jadi Arin tidak mau membuang-buang kesempatan untuk berpetualang di Bandung."Kalau mau cepat kenapa gak pergi sendiri aja?""Ya gak bisa dong nanti kita gak ada foto bareng. Kan buat dokumentasi juga buat dikirim ke bunda. Biar bunda tahu kalau kita ke sini itu beneran jalan-jalan bukan cuma di villa.""Berapa lama lagi sampenya?" tanya Bagas."Harusnya setengah jam lagi nyampe sih. Makanya kamu jalannya agak cepet biar makin cepet sampenya.""Oke." Bagas seketika mempercepat langkahnya, hingga meninggalkan Arin."Tungguin Gas!"***Bagas menatap Arin yang begitu antusias memetik stroberi. Tanpa sadar dia tersenyum. Arin sepertinya begitu bahagia menghabiskan waktu di Bandung. Bagas juga merasa cuk

  • My Cold Husband   CHAPTER 42

    "Kamu tahu gak aku tuh suka banget sama kebun teh. Waktu kecil aku sempat ke Bandung dan aku bisa ngabisin waktu berjam-jam buat main di kebun teh," cerita Arin begitu antusias ketika mereka berjalan menyusuri kebun teh.Arin menoleh pada Bagas yang hanya diam. "Kok kamu diam aja? Kamu gak suka ya aku ajak ke sini?""Berapa lama lagi kamu mau di sini?" Alih-alih menjawab pertanyaan Arin, Bagas malah memberikan pertanyaan."Kenapa? Kamu mau balik villa, ya? Sorry ya udah ngajakin kamu ke sini. Kalau aku tahu kamu gak suka ke kebun teh aku gak ngajak kamu tadi.""Pertanyaan saya belum dijawab.""Kemungkinan sih masih agak lama. Kamu kalau mau balik ke villa duluan gak papa. Nanti aku balik sendiri.""Ya udah."Arin sudah menduga Bagas pasti akan langsung pergi ketika dia menyuruhnya, tapi tetap saja dalam hati kecilnya Arin ingin Bagas ada rasa sedikit peduli padanya.Baru beberapa langkah berjalan Bagas berhenti lalu menoleh. "Jangan lama-lama."Arin tersenyum. "Iya, jangan kangen, ya."

  • My Cold Husband   CHAPTER 41

    "Coba sekarang kamu jelasin sama kita semua Fira, maksud ucapan kamu tadi," titah Karina ketika mereka kembali ke meja makan.Safira seketika tertawa. "Bunda apaan sih. Fira tadi gak ada ngomong apa-apa kok." Safira mengelak."Fira, walaupun bunda udah gak muda, pendengaran bunda masih berfungsi dengan sangat jelas. Jadi lebih baik kamu jelasin sekarang maksud ucapan kamu."Safira terdiam sejenak lalu melirik Arin dan Bagas secara bergantian. "Sebenarnya ada apa sih, bun? Kok kayaknya serius banget?" Beni bertanya bingung."Tadi bunda dengar Fira sama Arin ngobrol di dapur. Terus tiba-tiba Fira malah ngomong kalau Bagas sama Arin cuma pura-pura romantis di depan kita. Maksudnya apa coba?"Seketika semua yang ada di meja langsung beralih menatap Bagas dan Arin, membuat keduanya tampak panik."Gas, Rin, bener yang dibilang Fira? Jangan-jangan selama ini kalian cuma pura-pura di depan kita?" tanya Hery.Arin seketika gelagapan. "Eng ... eng ....""Itu gak bener kok, pa. Fira ngomong git

  • My Cold Husband   CHAPTER 40

    Bagas mendekati Arin yang tertidur di meja makan. Rupanya Arin sudah memasak. Apa mungkin Arin menyiapkan makan malam untuknya?"Arin." Bagas membangunkan Arin.Arin perlahan membuka matanya. "Gas, kamu baru pulang?"Bagas hanya mengangguk."Makan dulu, yuk. Selesai makan baru mandi. Kamu pasti udah laper, kan? Aku ambilin, ya."Bagas menahan lengan Arin ketika Arin sudah mengambil piring, hendak menyendokkan makanan untuknya."Gak usah. Saya belum mau makan."Arin pun menaruh kembali piring. "Ya udah, kalau gitu kamu mandi aja dulu baru makan. Aku tungguin deh.""Kamu kenapa ngelakuin ini?""Maksud kamu?""Kenapa kamu masih berusaha?"Arin tersenyum. "Karena aku pengin pertahanin pernikahan kita. Kan aku udah bilang aku bakal berusaha buat jadi istri yang baik buat kamu. Aku gak pengin kita cuma pura-pura romantis di depan orang-orang, tapi di belakang kita malah saling gak peduli.""Tapi saya gak b

  • My Cold Husband   CHAPTER 39

    "Ke panti? Ngapain?" Juan bertanya ketika mereka sedang makan siang di sebuah resto."Arin sumbangin makanan sama pakaian buat anak panti."Juan manggut-manggut. "Ternyata Arin baik hati juga, ya. Jarang loh ada orang kayak Arin yang mau peduli sama anak-anak panti. Gue aja juga gak pernah ngelakuin itu.""Iya, emang jarang." Bagas menyetujui ucapan Juan."Lo harusnya bersyukur punya istri kayak Arin. Udah cantik, pintar, baik hati lagi. Apa lo gak mau pelan-pelan buat belajar sayang sama Arin?""Topik kita bukan ke sana, Ju." Mendadak ekspresi Bagas berubah tidak suka."Justru itu topiknya. Kita kan lagi ngomong soal Arin. Emang lo gak ada rasa kagum sedikit pun sama dia setelah dia ngajak lo ke panti?""Kagum sama sayang itu beda. Gue gak sayang sama dia.""Gue koreksi ya, bukan gak sayang, tapi belum. Lo cuma butuh waktu kok."Bagas hanya diam, tidak menjawab. ***"Makasih ya, Brian. Berkat kamu resto saya jadi ramai. Saya gak nyangka promosi di media sosial bakal bisa seberpengar

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status