Kyra menemui temannya yang ahli di bidang IT. Namanya Brandon. Mereka berdua cukup dekat ketika SMA, namun lost contact saat cowok itu memutuskan untuk kuliah di Amerika setelah berjuang mati-matian mendapat beasiswa full. Karena sekarang sedang musim liburan semester, maka Brandon menyempatkan untuk pulang. Kemudian, di sinilah mereka berada sekarang. Di sebuah restoran mewah dengan private room. Kyra pernah dengar rumor jika dulu Brandon pernah menyukai Kyra, tetapi mundur begitu tahu bahwa Kyra merupakan keturunan Patibrata.
"Dapet foto ini dari mana?" Brandon bertanya saat melihat foto yang Kyra tunjukkan dari ponselnya. Kening cowok itu berkerut. "Bukannya lo ngefans banget sama Asoka? Kok ekspresinya biasa aja? Gue pikir bakal nangis berdarah-darah."
Kyra menyeringai. "Ada lah dari temen gue." Kyra kemudian memajukan wajah dan memasang wajah paling serius. "Ya karena gue ngefans berat sama Asoka, makanya gue nggak mau patah hati sendirian. Berita ini
Setelah berjuang untuk bisa keluar dari apartemen Bianca dengan selamat, kini Kyra harus menghadapi medan perang yang sesungguhnya. Medan perang penuh ranjau di mana Kyra bisa langsung terbunuh jika dia salah satu langkah saja. Sepanjang perjalanan tadi, Tia tak henti-hentinya bertanya apakah berita itu benar, dan bagaimana bisa terjadi padahal dia tak pernah melihat kkyra dekat dengan Asoka.Oke, Kyra memang pernah masuk ke vlog Adrian, tetapi hal itu tak lantas membuat hubungan Kyra dan Asoka jadi dekat kan? Ah, sial. Asoka memang paling pintar memanfaatkan keadaan. Mengambil kesempatan dalam kesempitan. Kenapa cowok itu tidak jadi Sales marketing saja sih?Menyebalkan.Tepat saat Kyra hampir sampai ke lokasi syuting, ponsel Kyra berdering. Panggilan dari Ayudia. Kyra menatap layar ponselnya cukup lama sebelum memutuskan untuk menjawab. Sejujurnya, dari pada reaksi ayah, Kyra lebih takut dengan reaksi sang kakak. Sebab, Ayudia kalau sudah mar
"Sejak kapan lo jadi deket sama Asoka sampai digosipin pacaran?" Kendra bertanya begitu break syuting. Dia menghampiri Kyra yang sedang asyik makan mie instan tanpa terganggu dengan berpasang-pasang mata yang menatapnya. Tipikal Kyra. Paling bisa mengabaikan orang-orang yang tidak dia anggap penting.Kyra menyeruput mienya sebelum menatap Kendra. "Lo tahu sendiri kalau gue sukanya main sama lo." Kyra meneguk air minumnya. Dengan santainya dia membalas, "Asoka yang suka ngada-ngadain berita aja.""Hebat banget emang temen gue ini." Kendra geleng-geleng kepala. "Satu Indonesia raya lagi gosipin, eh orangnya malah tenang banget kayak enggak ada beban."Kyra menghela napas. "Lo nggak tahu aja apa yang ada di kepala sama dada gue. Rasanya kayak mau meledak tau nggak? Karir yang udah gue bangun sendiri sejak bayi yang dipertaruhkan.""Terus rencana lo abis ini apa?" Kendra bertanya dengan nada serius. Bola matanya menatap Kyra lekat-leka
Hening terjadi kemudian. Fian tidak beran menanggapi, begitu pula dengan Asoka yang kini membelakanginya sambil menyugar rambutnya frustrasi. Hingga kemudian Asoka berujar setelah berhasil mengendalikan diri. "Buat konfirmasi ulang soal hubungan gue sama Kyra. Buat seolah-olah lo ngebuat kesalahan dengan mengakui kalau gue pacaran sama Kyra. Soal foto pakaian di apartemen, bilang kalau itu kerjaan haters yang niru perabotan di kamar gue sama persis. Jangan lupa lampirin buktinya." Asoka menepuk-nepuk bajunya yang kusut. Dia menatap Fian setajam belati. "Sebelum jam sembilan malam, artikel itu udah harus jadi headline." Fian mengerjabkan mata, tidak habis pikir dengan permintaan konyol Asoka. "Kalau gue ngelakuin itu, sama aja kita dari pihak agensi dianggap enggak profesional." Fian menggeleng tegas. "Gue nggak bisa lakuin ini." Asoka tertawa tanpa suara. Cepat, dia membanting kursi dan mengejutkan Fian. "Kalau gue bilang lakuin, ya lakuin, bangsat." Kali
Pagi yang cerah dan indah untuk berbaring di kasur seharian. Hari ini Kyra sudah resmi menjadi pengangguran setelah menyelesaikan project dramanya bersama Asoka. Sambil menatap langit-lagi kamarnya, Kyra kemudian terpikirkan sesuatu. Video yang diberikan Kendra semalam, haruskah Kyra langsung meminta Brandon untuk menguploadnya ke media sosial? Atau Kyra perlu mengirimkannya dulu kepada Asoka sebagai bentuk ancaman?Jika beruntung, Kyra bisa sedikit menikmati raut wajah Asoka yang menunjukkan sisi permohonan. Kyra benar-benar ingin melihat Asoka kehilangan taringnya dan berhenti bersikap angkuh pada Kyra. Asoka yang lembut, penuh perhatian dan murah senyum, kapan Kyra bisa merasakannya selain di drama? Ya, sebenci apapun Kyra pada Asoka di dunia nyata, Kyra tak bisa memungkiri kenyataan bahwa sudut terdalam di hatinya masih menyukai dan memuja cowok itu. Ada sisi obsesif di diri Kyra yang menginginkan Asoka untuk dirinya sendiri. Kyra ingin mengikat Asoka dan membuat co
Tidak. Asoka sudah pernah menghadapi Kyra bahkan sebelum kenyataan ini menghantui Asoka. Selama ini Kyra bertingkah normal kan? Maksudnya, tidak melebihi batas seperti tiba-tiba memeluk Asoka atau mencubiti pipinya gemas. Kyra juga mampu menjaga sikapnya dan membuat Asoka terkelabuhi. Sekarang, Asoka hanya perlu memanfaatkan fakta itu tanpa Kyra menyadarinya. Berkali-kali, Asoka meyakinkan dirinya sendiri bahwa Kyra bukanlah fans bar-bar yang akan menyerang Asoka seperti babi gila. Mereka pernah tinggal di apartemen yang sama, dan Asoka baik-baik saja sampai sekarang. Benar, kan? Menarik napas dalam, Asoka berusaha untuk menyembunyikan kekhawatirannya. Dia memasang wajah dingin dan tanpa kata melewati Kyra untuk membuka pintu apartemennya lebar-lebar. Berbalik sekilas, Asoka menatap Kyra dengan sorot memperingati. "Jangan ngelakuin sesuatu yang bakal lo sesali nantinya." Kyra mengangguk cepat dan mengacungkan jempolnya. "Siyaap. Aku ke sini
Setelah mengaduk-aduk emosi Asoka, Kyra hanya menginginkan hal itu? Asoka tentu tak keberatan jika hanya sekadar mengucapkan kata maaf, tetapi jika harus berteman dengan gadis gila ini, Asoka tak yakin bisa melakukannya. Sebab Kyra adalah satu-satunya manusia yang harus Asoka hindari di muka bumi."Gue bakal minta maaf, tapi enggak dengan berteman." Asoka menyuarakan pikirannya tanpa basa-basi. "Gue bukan tipe orang yang akan berteman dengan siapa aja. Asal lo tahu, Kyra."Raut wajah Kyra seketika berubah. Dia menundukkan kepala dan menatap flash disk di tangannya. "Kalau begitu, aku nggak punya cara lain. Video ini harus kubeberin ke media meski aku nggak tega lihat karir Kak Soka hancur." kali ini Kyra mengangkat kepala dan menatap Asoka lekat. "Kalau Kak Soka setuju kita berteman, aku bakal bilang ke Kak Dya supaya Kak Soka nggak perlu kuliah lagi. Aku bakal tetep nurtin Ayah meski Kak Soka nggak di sana."Asoka benar-benar tidak bisa memahami Kyr
Tepat satu minggu setelah Kyra datang ke apartemen Asoka waktu itu, tiba-tiba Asoka dikejutkan dengan berita yang menjadi headline news hari ini. Video-vido yang pernah Kyra berikan pada Asoka waktu itu beredar luas di media sosial. Sementara itu, press conference drama terbaru Asoka akan do mulai dua hari lagi. Bagaimana Asoka bisa Kyra meledakkan bom di saat Asoka pikir karirnya akan baik-baik saja?Asoka... benar-benar tak habis pikir. Bisa-bisanya, Kyra mengkhianati kepercayaan yang sudah Asoka berikan kepadanya?Asoka membanting ponselnya ke atas ranjang begitu melihat nama Fian yang muncul di layar. Asoka sedang tidak mood mendengarkan ocehan cowok itu. Dia hanya akan menyalahkan Asoka tanpa mau berpikir untuk menemukan solusinya. Agensi pasti sedang kalang kabut membendung berita, tetapi jelas terlihat wajah Asoka di video itu jadi dirinya tak akan bisa berkelit lagi.Kyra....Gadis sialan itu memang benar-benar berniat untu
Sampai di Bandara, Kyra langsung menuju ke apartemen Kendra setelah mengkonfrmasi bahwa cowok itu berada di tempatnya. Kyra menitipkan kopernya pada resepsionisrt sebelum kemudian naik ke lantai empat belas. Ini pertama kalinya bagi Kyra mampir ke apartemen Kendra setelah mereka berpisah sejak lulus SMA. Kendra rupanya memilih untuk hidup mandiri dan jauh dari orangtuanya. Sama seperti Kyra. Pertama kali ke tempat Kendra, Kyra sama sekali tak menyangka akan datang dengan emosi yang siap meledak. Tia sendiri sudah Kyra hubungi untuk segera menemuinya di apartemen Kendra.Jika ternyata terbukti benar bahwa Kendra adalah dalang dibalik skandal bullying yang menimpa Asoka, maka Kyra tak akan segan-segan untuk menyiksa cowok itu sampai dia memohon belas kasihan. Namun, di balik itu semua, diam-diam Kyra juga berharap bahwa bukan Kendra pelakunya. Akan lebih baik jika korban itu sendiri yang memilih untuk membuat semua orang tahu atas ketidakadilan yang dia terima. Sebab, Kyr
Kyra tersenyum jail. Dia memiringkan kepala untuk memandang Asoka yang sedang mengalihkan tatapan sambil menutup sisi wajahnya dengan bantal. Wajah Asoka tampak memerah, berulang kali berusaha untuk menghindari Kyra.Sebelumnya, biar Kyra yang bercerita tentang apa yang terjadi dua jam lalu.Kyra sedang dalam perjalanan ke kantor KP Ent saat tas-nya dijambret. Semua barang-barang pribadi Kyra ada di dalam tas, mulai dari kunci mobil, KTP hingga ponsel. Tentu saja Kyra sudah melapor ke kantor polisi. Tapi karena rapat ini sangat penting, jadi Kyra menunda untuk melaporkannya dan menunggu saat pulang.Rupanya, rapat tidak berjalan terlalu baik dan Kyra baru bisa meninggalkan kantor pukul sembilan malam. Kyra sempat meminta bantuan Ayah untuk memblokir kartu kredit-nya, sehingga
Kyra terbangun di pagi harinya dan menemukan dirinya sudah berada di atas ranjang. Saat kesadaran Kyra mulai kembali, dia baru menyadari jika semalam Asoka datang berkunjung dan masuk ke dalam apartemennya. Mereka nonton TV bersama di ruang keluarga, lalu setelah itu, Kyra sudah kehilangan kesadaran.Astaga, Kyra malu sekali!Bisa-bisanya, dia tertidur di sebelah Asoka dengan begitu santainya. Asoka pasti akan marah-marah begitu mereka bertemu nanti. Bahkan sampai sekarang pun, Kyra tak tahu alasan sebenarnya Asoka masuk ke dalam apartemen. Padahal sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu...Melihat jam yang sudah menunjukkan pukul delapan di atas nakas, Kyra buru-buru bangkit dari kasurnya untuk menuju dapur. Kyra lapar sekali. Kalau tidak salah, dia masih memiliki roti tawar
Nuansa dingin kali ini sama persis ketika mereka berdua kembali ke apartemen Asoka setelah berlibur dua bulan di luar negeri. Asoka sama sekali tidak menyentuh masakan buatan Kyra dan memilih untuk memesan makanan sendiri, atau pergi ke restoran bawah untuk makan.Asoka benar-benar mengabaikan Kyra sepenuhnya.Dia menganggap jika liburan mereka selama dua bulan, atau kedekatan mereka di rumah sakit tiga minggu lalu sama sekali tidak memiliki arti apapun baginya. Dia membuat Kyra terbang tinggi, kemudian menjatuhkannya menjadi serpihan debu yang tak berguna.Bukanka
Asoka tak menyangka jika Kyra akan begitu peduli dan telaten mengurus Asoka di rumah sakit. Gadis itu membelikan semua makanan yang diinginkan Asoka, membersihkan bekas piringnya, memotong buah, menyuapi Asoka hingga membantunya berganti baju dan pergi ke kamar mandi. Semua itu Kyra lakukan tanpa mengeluh sedikit pun. Senyum Kyra bahkan selalu terlukis manis, dan dia membuat hari-hari Asoka berubah menyenangkan dengan menceritakan beberapa kisah, membacakan berita terbaru, hingga menggosipkan Bianca yang tak kunjung jadian dengan atasannya padahal sudah beberapa kali tidur bareng
Asoka mendadak penasaran.Bagaimana jika cara menghilangkan kutukan itu adalah untuk dengan menghamili Kyra? Jika memang benar, Asoka tak akan sanggup melakukannya. Jika ada anak di antara mereka, maka Asoka harus menghabiskan lebih banyak waktu dengan Kyra dan melewati batas kontak dua tahun. Belum lagi jika bercerai nanti, hak asuh kemungkinan besar jatuh ke tangan Kyra. Mana mungkin, Asoka bisa membuang anaknya sendiri? Atau membiarkannya mempunyai orangtua broken home dan memiliki mental yang buruk?Hanya dengan membayangkannya saja Asoka tidak bisa.Mungkin Asoka bisa menyerahkan masalah kutukan ini pada keturunan Bagaskara selanjutnya.Namun, Asoka sudah sampai sejauh ini. Dia tidak boleh menyerah sebelum berusaha kan?Asoka bingung sekali. Tiba-tiba dia berpikir jik
“Sore-sore ngeteh sambil makan pisang sama ketela goreng emang juara banget sih.” Kyra mencomot pisang ke-tiganya dengan lahap. Bibir Kyra sudah penuh minyak, tetapi dia tak peduli dan masih mengunyah camilan sorenya dengan lahap. “Apalagi udaranya sejuk banget. Kayaknya aku bakal betah tinggal di sini lama-lama.”“Tinggal di sini aja, Kak. Sama aku. Kamarnya Kak Soka ngaggur tuh, sampe dibuat tempat tinggal laba-laba sama kecoak.” Adrian membalas dengan nada riang. Begitu pula dengan senyumnya yang terlukis lebar. “Aku pasti bakalan seneng banget ada yang nemenin. Apalagi Kak Kyra cantik banget. Jadi enggak bosen kalau dilihatin lama-lama. Nanti aku ajak main-main ke sawah, sungai, air terjun sama puncak gunung deh.”Kyra terkekeh. Dia menatap Adrian dengan matanya yang menyipit. “Kedengerannya seru banget. Kalau mau ke puncak
Rupanya, tempat tinggal kakek Asoka dan Adrian berada di luar kota, tepatnya di kaki gunung Sewu. Butuh perjalanan sekitar empat jam untuk sampai di sana. Namun, Kyra tak merasakan lelahnya karena sepanjang perjalanan dia terus-terusan mengoceh dan Asoka yang mendengarkan dengan saksama. Sesekali, Asoka akan menjawab meski hanya dengan gumaman atau kata-kata singkat. Meski begitu, Kyra sama sekali tidak keberatan.Udara sejuk langsung menerpa wajah Kyra saat dia membuka kaca jendela mobil. Rambutnya yang terurai langsung berantakan, beterbangan ke segala sisi. Kyra terkekeh dan merapikan rambutnya, sebelum menoleh dan menatap Asoka lugu. “Kak Soka harus sering-sering ngajak aku ke sini, soalnya udaranya sejuk banget. Kayaknya aku bakal betah di sini lama-lama.” Senyum Kyra bertambah lebar. “Kita nginep kan? Gimana kalau tiga hari? Kak Soka sibuk nggak?”&ldq
‘Aku ada di depan apartemenmu.’Mata Kyra membulat saat melihat pesan dari Ayudia di ponselnya. Tak lama, suara bel berbunyi dari pintu depan. Kyra buru-buru meloncat dari kasurnya dan keluar kamar. Diketuknya pintu kamar Asoka berulang kali.“Kak Soka, buka pintunya! Ada yang urgent nih!” Kyra masih mengetuk-ngetuk sambil melihat pintu bagian depan yang masih tertutup rapat, takut jika tiba-tiba kepala Ayudia muncul dari balik pintu. “Kak Soka! Ada Kak Ayudia di depan!”Tak lama, pintu terbuka dan Asoka muncul dengan rambut acak-acakan. Dia menatap Kyra dengan sorot datar. “Apaan sih ribut-ribut. Kalau dateng ya suruh masuk aja.”“Ya seenggaknya aku mau peringatin Kak Soka buat akting jadi suami yang baik.” Kyra mengerucutkan bibir. “Jangan cu
Asoka pikir, hanya dirinya dan Bianca saja yang akan duduk di meja juri dan menilai kualitas akting para aktor rookie yang akan bergabung dengan agensi Kyra. Namun, rupanya juga ada Bianca dan juga... Kendra. Bagaimana bisa cowok itu ada di sini? Seharusnya dia ada di lokasi syuting drama action barunya, bukannya di sini sambil buang-buang waktu. Lagi pula, kenapa Kyra harus meminta bantuan Asoka jika sudah ada Kendra?Melihat Kyra yang langsung mengobrol akrab dengan Kendra tepat saat mereka tiba di lokasi entah mengapa membuat Asoka merasa... jengkel. Terlebih, Asoka merasa dikhianati karena Kyra tidak bilang jika dia juga mengajak Kendra.Duduk di kursi, Asoka kemudian memainkan ponselnya sambil menunggu pemilihan dimulai. Dia tidak ingin bertambah