Beranda / Romansa / My Brilliant Doctor / Chapter 6: You Disappoint Me

Share

Chapter 6: You Disappoint Me

Penulis: Luna Lupin
last update Terakhir Diperbarui: 2021-04-17 12:52:45

Happy reading!

----------------------------

"Don't touch." Tara mulai membalikkan badan berusaha melepas cengkraman pria yang ia hindari selama ini.

"Mengapa kau menjauhiku Tara? Aku mencarimu selama ini!" Nick terus menggenggam erat pergelangan Tara yang semakin merah, namun wanita bermanik legam tersebut menahan rasa sakitnya dan lebih menyalangkan matanya pada pria berambut hitam tersebut.

"Hentikan omong kosong mu dokter Nick Scotti!" Tara menyunggingkan senyum sinis padanya, ia benci menatap mata pria didepannya kini dan yang paling sangat ia benci bahwa dirinya justru merindukan tatapan rindu pria bermanik legam yang sama denganya.

"Jelaskan padaku mengapa kau menghindar dan pergi meninggalkan ku?!" Sentak Nick mulai geram.

"Kau ingin tau jawabanku?" tanya Tara getir bersamaan dengan bibirnya yang bergetar menahan amarah bercampur kecewa.

Mta Tara yang dulu selalu memancarkan kebahagiaan serta kelembutan padanya, kini sirna berganti kan tatapan penuh kebencian dan luka yang ia sendiri pun tak tahu.

Benar, Ia tak tahu apa yang telah wanita ini alami hingga meninggalkannya tanpa sepatah katapun, dan yang lebih mengecewakan ia harus berpisah dengan Tara dalam bentuk kertas kuno yang menjadi jawaban dan saksi bisu atas kepergian nya.

Sekuat tenaga, Nick mencari keberadaan Tara, namun nihil, bahkan beberapa temannya mengabarkan bahwa Tara telah bekerja di salah satu rumah sakit di Los Angeles. Ia telah mencoba menjadi salah satu dokter di beberapa rumah sakit hanya untuk menemukan Tara dan berakhir disini, di pesta pertunangan sahabatnya, Joey. Benar, sekarang ia menemukan wanita yang di cari beberapa tahun terakhir ini.

"katakan.." Nick semakin mengeratkan genggamannya seolah tak ingin kehilangan wanita ini untuk kedua kalinya, seakan ia tak mampu jika tanpa sentuhan lembut dan candanya yang mampu membahagiakan harinya.

Ia tak sanggup jika harus kembali mencari Tara dengan serpihan keputus asaan yang sudah jelas akan menambah siksaan demi siksaan setiap hari yang ia lalui. Ia ingin mendengar alasan atas kepergian wanita yang ia cintai selama ini.

"Kau bahkan menghianatiku dengan berselingkuh dibelakang ku!" Manik legam Tara berkaca kaca dengan suara yang terdengar pilu dan penuh kecewa.

"Dan kau berselingkuh dengan sahabatku, Alice!" Ujar Tara kemudian.

Manik legam Nick melebar sempurna saat ia justru mendapati kebodohan nya sendiri dengan berselingkuh dibelakang Tara ditengah dirinya yang selalu menyalahkan wanita bersurai hitam didepannya karena merasa dicampakkan dengan tak hormat.

Bagaimana bisa Tara mengetahui kelakuan brengseknya? Tidak, bukan hanya itu.. tapi, sejak kapan? Sejak kapan ia mengetahui hal kotor yang dirinya lakukan bersama sahabat wanita nya sendiri, Alice? Nick tak mampu mengucap satu kata pun, ia bahkan dengan serakah dan tak tahu malu ingin merengkuh kembali wanita bermanik legam yang terus menatap dirinya penuh dengan kebencian.

Namun pada akhirnya ia justru disadarkan akan kesalahan dirinya di masa lalu, dan dirinya lah dalang dari semua kebimbangan yang melekat sejak kepergian Tara darinya.

"T-Tara, aku-"

"Kau tak bisa menyangkal Nick," lanjutnya kemudian. Ditengah amarah yang terus menggebu, Tara merasakan rambatan hangat dijemari yang sedari tadi Nick genggam dengan erat dan menyakitkan.

"Kau menyakitinya, dude!" 

Pandangan Tara terpaku pada jemari kokoh yang menautkan diantara celah kosong untuk mengisi dan menyudahi rasa sakit yang Nick berikan padanya.

Pandangan Tara menyusuri hingga lengan pria yang tampak kuat kini tengah mengambil alih jemarinya dari kuasa Nick, ia menatap pria didepannya dengan tajam seakan dapat membunuh hanya dengan sorot matanya yang misterius dan berbahaya.

"Vin?" Tara tak percaya bahwa pria yang saat ini menyelamatkannya adalah Vin, pria dingin dengan aura yang begitu berbahaya namun entah mengapa jemarinya terasa hangat dan terlindungi dalam genggaman yang seakan menjelaskan bahwa pria itu justru menyelamatkannya dari ketersiksaan.

"Hm." gumam Vin yang terdengar samar lalu membawa Tara pergi meninggalkan Nick yang masih termangu tak percaya. Benarkah ia telah melupakan dirinya?

Benarkah ia telah melupakan saat hari hari yang mereka lalui bersama dengan penuh canda dan tawa? Dan kini benarkah semuanya telah benar benar berakhir? Beragam jawaban atas pertanyaan yang bersarang di kepala Nick terjawab dengan kepergian Tara bersama pria lain.

***

"Sorry," Tara menarik jemarinya dari genggaman pria berwajah Russia-Turkey yang mampu membuat degub jantung nya berirama tak sesuai dengan kadar normal biasanya.

Astaga mengapa ia seperti bocah ingusan yang pertama kali jatuh cinta? Gumaman yang terdengar aneh namun nyata hanya ia yang dapat merasakan dan membuat rona merah pipinya tampak jelas dan kontras ditengah wajah putih berlapis make up tipis natural yang ia kenakan.

Tara segera berjalan mendahului Vin menuju kursi panjang yang berada ditengah taman ditemani banyaknya bunga yang ikut menghiasi taman tersebut.

Memalukan! Mengapa ia tak memakai sepatunya sedari tadi?! Gerutunya sesekali menunduk malu atas kebodohannya. Hilang sudah image feminim dan elegan yang berusaha ia tampilkan pada pria asing yang sempat menjerat hanya dengan manik cokelat nya yang begitu memukau.

Vin tersenyum geli melihat wanita yang tampak melesat jauh dari apa yang ia perkirakan, bukankah wanita ini yang sedari tadi tampak elegan dan dingin saat beberapa pria tampak mengurungkan niat untuk mendekat karena sikap acuhnya? Tapi, apa ini? Ia bahkan begitu bodoh dan tak ada kesan anggun dalam dirinya sekarang.

"Thanks atas bantuanmu tadi," ujarnya ketika Vin telah mendudukkan dirinya disebelah Tara. Vin hanya tersenyum dan menggeleng samar sebelum akhirnya mengedarkan pandangan pada sekeliling taman yang tampak sepi dan jauh dari hingar bingar pesta.

Namun seketika, pandangan nya terkunci pada anak laki-laki yang tengah didorong hingga dipukul oleh ibunya dengan wajah penuh amarah.

Saat itu pula, kenangan masa lalu yang kelam hadir perlahan mengisi pelupuk matanya membua ia hilang kendali. Manik cokelat penuh kecewa dan amarah yang muncul bersamaan tetap terpaku pada objek yang mengingatkan nya di saat kejadian masa kecil yang semestinya penuh dengan kasih sayang seorang ibu, bukan dengan kekejian dan kekejaman yang ia terima hingga kesakitan serta luka yang begitu dalam terus tertanam dihati pria bersurai chestnut blonde tersebut.

"Kau tak seharusnya seperti tadi, Tapi.. thanks kau sangat membantu menyingkirkan ku dari pria gila itu," ujar Tara panjang lebar penuh kesal. Ia mendongak saat selesai memakai sepatu high heelsnys kembali. Ia tercengang mendapati Vin yang ternyata tak menggubris nya sedikitpun.

'Oh God! Mengapa ia tampak seperti patung monumen?' Tara kemudian mengikuti arah pandang Vin yang tertuju pada seorang anak laki-laki yang sedang dimarahi oleh ibunya.

"Seperti nya anak itu berbuat kesalahan," gumam Tara tetap pada pandangan anak laki-laki tersebut. Namun saat ia melirik pria disampingnya kerutan alis Tara tampak dalam begitu menemukan sorot mata yang tak pernah ia lihat sebelumnya, kepalan tangan Vin yang terlihat memucat membuat Tara semakin yakin ada sesuatu yang tak ia ketahui dalam diri pria dingin disampingnya kini.

"Vin?"

***

-To Be Continued-

Terimakasih banyak udah baca sampai chapter ini ;) tinggalkan jejak cintamu di kolom komentar ya ;) dan dukung Luna Lupin dengan VOTE menggunakan GEM, thank you!

Novel karya Luna Lupin yang lain :

- My Wife is Bodyguard (Emily Blunt & Mike Delwyn - Romance Action 21+)

- BEATRIX ADELINE: (Beatrix Adeline & David Mills - Romance Erotic 21+) : Novel ini eksklusif hanya ada di HotBuku

Visual book follow Instagra'm : @_lunalupin

Bab terkait

  • My Brilliant Doctor   Chapter 7: My Guess

    Happy reading!-------------------------------------"Aaaarghh!!" Vin memejamkan matanya erat, bibirnya ia gigit kuat bermaksud mengalihkan rasa sakit atas segala cambukan yang ia terima dari sang ibu ditengah tubuh kecilnya, sekuat tenaga ia menopang tubuh tersebut diatas lantai marmer beralaskan sikut yang hanya menempel pada lantai itu.Punggung mungil yang menjadi alas dan sasaran atas cambukan amarah sang ibu, membuatnya menjadi merah mengeluarkan darah pada tiap inci kulit yang sebelumnya tampak putih dan mulus. Suara cambukan demi cambukan terdengar begitu keras dan menggila ditelinga Vin kecil saat itu. Ini adalah cambukan yang kesekian kali ia terima."Ini adalah balasan untuk mu karena sudah mengganggu kesenangan ku!" Geram sang ibu tanpa henti mengayunkan tangannya memberikan pecutan yang entah keberapa kali ia layangkan pada Vin."Kau telah menghianati ayahku wanita jalang!" Sentak Vin dengan amarah yang berkobar namun menyayat. Sesungg

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-19
  • My Brilliant Doctor   Chapter 8: Post Traumatic Syndrom Dissorder

    Happy reading my lovely reader ;) ----------------- Maybach Exelero hitam membelah jalanan kota menuju Glendale. Vin memutuskan akan mengunjungi mansion miliknya disana. Ia menolak keras saat Matt berusaha membujuk agar dapat mengantarnya pulang. Beberapa kali ia memukul stir ditengah konsentrasi yang terbagi dua. Mengapa ia harus mengingat masa lalu saat bersama wanita asing yang baru dikenal? Namun rasa nyaman dekapan wanita bermanik legam itu tak mampu ia pungkiri. Bahkan degub jantung yang berpacu saat bersamanya hingga kini masih begitu terasa. Aroma Rosemary yang menguar dari tubuh Tara telah memanjakan indra penciumannya. Perlakuan lembut, pandangan khawatir Tara begitu menggetarkan disetiap syaraf tubuh Vin, apalagi ketika wanita bersurai hitam itu begitu menggebu menceritakan kejadian tadi pada Matt namun tergambar jelas rasa khawatir disana. Senyum samar menghiasi wajah Vin sesaat sebelum getaran ponsel yang diletakkan di dashboard mobil mengalihkan perhatiannya. "Gospod

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-20
  • My Brilliant Doctor   Chapter 9: We Meet Back

    Happy reading :)----------------"Kita terlambat Queen Angel!" Gabriella melangkah cepat menuju ruang konferensi tempat meeting para dokter dilakukan."Itu salahmu!" Tara sedikit berlari menyusul langkah Gabriella yang hendak mencapai pintu."Jika bukan karena mu, aku tak akan mabuk hingga pagi!" Kesal Gabriella lalu merapikan penampilannya yang sedikit kusut pada bagian rambut."Calmdown Gab, kau seperti akan bertemu hantu," Tara menarik napas dalam sebelum memegang daun pintu didepannya."Mungkin lebih dari itu,"Tara mendorong pintu perlahan lalu membungkuk hormat meminta maaf atas keterlambatannya. Gabriella ikut melakukan hal yang sama dibelakang Tara."Jangan kau ulangi Mrs Tara!". tegur Mr Ryan yang merupakan director asistant di rumah sakit.Sesaat pandangan Tara terkunci pada pria yang sangat ia benci dan ia hindari selama ini, Nick Scotti. Bagaimana bisa ia telah duduk manis dalam konferensi besar pagi ini? Ta

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-21
  • My Brilliant Doctor   Chapter 10: Tselovat'sya

    Happy reading :)------------------"Hallo Mr Kiel," sapa Tara tersenyum ramah saat melihat wajah pria tua yang berbinar karena kedatangannya. Ia harus memakan waktu lama berdebat dengan Nick hingga berakhir disini tanpa diikuti pria brengsek itu. Segala usaha ia lakukan agar dapat terhindar dari pria yang sudah berhianat padanya, namun pada akhirnya semesta bercanda dengan mempertemukannya kembali ditempat ini."Kau menepati janjimu nona," pria tua itu terkekeh pelan meraih gelas diatas nakas lalu meneguknya perlahan.Sesaat manik legam Tara menangkap pria bermanik coklat tengah duduk disamping Mr Kiel dengan santai. Pria yang sempat membuat nya merona ditengah keberanian untuk mendekapnya. Tara ingat, betapa halus dan keras surai chestnut blonde itu yang sempat ia usap dengan telapak tangannya, bahu dan punggung kokoh itu sempat ia peluk mampu menggetarkan seluruh syaraf ditubuhnya, manik cokelat yang tampak berkilau selalu menyembunyikan segala laranya

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-23
  • My Brilliant Doctor   Chapter 11: Pericardial Tamponade

    Hallo, kembali lagi setelah hampir dua hari merenungi perjalanan mereka hihihiHappy reading ;)----------------------"Mengapa kau terus mengabaikan ku?" Nick semakin kesal karena sedari tadi ia merasa tak dianggap keberadaannya oleh Tara."Kau yang sejak tadi terus membahas masa lalu konyol kita Nick, we are in the hospital area, prioritize professionalism okay? because we are working with the patient's life!". Tara mendelik tajam, lalu mengambil dokumen yang diberikan oleh seorang perawat dan mencatat beberapa tindakan yang akan dilakukan besok.Ia tak mampu berkonsentrasi ditengah pikiran yang bercabang, bagaimana bisa Vin menciumnya secara tiba-tiba seperti tadi? Bukankah sebelumnya pria itu mengacuhkan dirinya. Tara merasa kesal seakan dilecehkan oleh pria bermata cokelat itu, namun ia tak dapat menampik bahwa rasa lembut dan kelembaban yang Vin torehkan padanya begitu memabukkan."Okay, aku minta maaf." Nick mengangkat kedua tan

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-25
  • My Brilliant Doctor   Chapter 12: Stay Away

    Happy reading :)--------------------Tara lebih menikmati pemandangan malam dari atas gedung Ronald Reagan UCLA Medical center, ia butuh suasana hening untuk sekedar menenangkan hati dan pikiran nya sesaat. Ia tak mungkin meminta Gabriella untuk menemaninya ditengah kondisi ibunya yang sakit. Ia juga tak akan mungkin meminta Joey untuk sekedar menghibur mengingat pria itu tengah menikmati rasa bahagia atas pertunangannya.Surai hitam miliknya menari lembut saat hembusan angin membelainya perlahan. Catsuit putih yang dilapisi oleh Cardigan cokelat membuat ia tampak manis dan santai. Hot Chocolate menemani setiap jemari yang mulai mendingin karena suasana malam. Pergi ke tempat tertinggi di rumah sakit adalah keputusan yang tepat.Tara masih merenung mengenai kejadian yang membuatnya seakan mengikuti latihan shock therapist. Bagaimana bisa Vin berubah sepersekian detik dari ketidak pedulian terhadapnya menjadi keberanian yang nyata untuk menyesap bibirnya

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-28
  • My Brilliant Doctor   Chapter 13: Please, Stay Here

    Happy reading ;)-----------------------Mobil Maybach Exelero hitam kembali membelah jalanan kota California menuju Los Angeles dengan kecepatan penuh. Suara tembakan demi tembakan membuat siapapun yang berada dijalan tersebut lebih memilih untuk menepi."Shit! Mengapa ia menemukan ku?!!" Vin segera memasang anti peluru dalam jaket kulit navy yang ia kenakan, lalu kembali mengarahkan desert eagle pada mobil Koenigsegg CCXR Trevita silver milik salah satu anggota Mafia Checnya. Sialnya ia tak memiliki banyak peluru dan hanya menggunakan Desert eagle untuk menembak lawan."Aku kira ada penghianat kedua setelah Gagiyev," jawab Matt santai namun matanya masih menajam pada jalanan didepannya."Fyodor, temukan beberapa penghianat Bratva!" Perintah Vin dibalik car kit handsfree."Ya, Gagiyev! Anda yakin tak membutuhkan tim penyelamat Sir?" Tanya Fyodor ragu."Tidak, aku bisa mengatasinya sendiri. Setelah ini berikan informasi yang ku harapk

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-28
  • My Brilliant Doctor   Chapter 14: Post-op

    Happy reading ;)-------------------"Ada yang mengetahui tentang misi kita Sir," Fyodor akhirnya mendatangi Vin di rumah sakit, setelah menemukan seluruh bukti mengenai dua orang penghianat yang bersekutu dengan mafia Checnya."Apa kau telah membunuhnya sesuai dengan yang ku inginkan?""Ya, gospodin."Vin menyandarkan punggung pada head bed, jemari kokoh itu terus menggulir cursor laptop yang berada dalam pangkuannya. Rasa sakit pada luka post operasi tak menghalangi ia untuk menyaksikan dua orang penghianat tengah disiksa secara brutal oleh anak buahnya. Disamping itu, ia membagi konsentrasi pada beberapa dokumen perkembangan penjualan uranium pekan lalu."Ketua CCJ Cameco Corp, Mr Arnoldus. Menyewa anggota Mafia Checnya untuk membunuhmu, Gospodin," pria bersurai Cinnamon Brown itu berdiri disamping Vin. Kulit putih yang ia milik sangat kontras dengan baju ungu yang tampak santai. Pasalnya Vin menyuruh Fyodor untuk mengganti gaya casual se

    Terakhir Diperbarui : 2021-04-30

Bab terbaru

  • My Brilliant Doctor   Chapter 115: Svad'ba

    Waaah ini adalah part endingnya yaa temen temen, terimakasih banyak udah setia membaca novelku sampai akhir ya huhu terharuu akutuuu :')Yuk ah lanjuuuuutttt ;*Have you fun enjoy it!------------Pink Sands Beach, Bahama.Nyatanya Vin benar benar berdebar karena pembahasan di ruang meeting bersama beberapa rekan dan kerabatnya kini menjadi kenyataan. Sepagi ini ia bahkan terjun sendiri untuk melihat dekorasi pernikahan yang sesuai dengan keinginan Tara.Vin tahu, Tara akan kesal karena hal ini begitu mendadak. Pria itu hanya merasa tak sabar dan tak ingin jauh dari wanitanya. Mengingat kecelakaan yang kemarin terjadi justru semakin kuat baginya untuk cepat melangsungkan pernikahan mereka. Agar seluruh dunia tahu bahwa Tara adalah istrinya. Maka dari itu tak akan ada yang berani menyentuh nya sedikitpun.Garis pantai unik dengan pasir merah muda muda yang ia pijaki membuat Vin kagum terpesona. Warna yang tidak biasa dan pemandangan ya

  • My Brilliant Doctor   Chapter 114: Mobilization

    Happy reading ;)-------------Tara benar benar menikmati hari harinya disana. Ia bahkan sempat terkejut dan gemetar saat Vin menjelaskan bahwa kecelakaan yang ia alami bukan sekedar kecelakaan tak di sengaja melainkan rencana pembunuhan yang di lakukan oleh temannya sendiri Luke Richard.Dan yang lebih mengejutkan bahwa Vin sudah membunuh pria itu. Namun Tara tak mungkin marah padanya saat ia membuktikan bahwa Vin mampu melindungi dan membalas rasa sakit yang ia alami.Lagipula Vin selalu terus menemaninya dan melatih dirinya mobilisasi serta ia bahkan tak pernah memberikan tubuhnya kepada perawat untuk sekedar di bersihkan. Awalnya ia malu dan tak menyangka pria yang begitu di segani dan di hormati melakukan hal yang tak pernah ia lakukan sebelumnya.Saat ini, ia selalu mengajak berkeliling hingga berhenti di sebuah balkon yang menghadap menatap taman kecil yang memang di sediakan seperti di mansion Kiel. "Taman ini, untuk ayahku jika datang berk

  • My Brilliant Doctor   Chapter 113: Back to Russia

    Happy reading ;)-------------Reeves terdiam mendengar penjelasan Vin barusan di telepon. Ia harusnya tahu bahwa pria itu memang akan selalu keji pada siapapun yang menyakiti keluarga bahkan orang orang terkasih.Jadi, hal semacam ini sudah tak asing bagi mereka. Dengan membunuh perlahan si pelaku adalah balas dendam terbesar dan setimpal dari apa yang sudah Tara alami. Namun ia juga tak menutup mata bahwa tindakan tersebut melanggar hukum negara.Reeves mencengkram railing besi di atas balkon menengadah pada langit yang mulai terang dengan kehadiran matahari. Di waktu bersamaan Tara mengerjap menolak cahaya yang menembus melewati celah jendela.Ia berbalik dan langsung meringis merasakan sakit yang teramat. Vin terbangun mendengar suara samar dan bergegas menghampiri Tara begitu menangkap raut wajah nyeri pada kekasihnya."Ada apa? Kau ingin apa? Katakan padaku," cecar pria itu proteksi."Ah, maaf aku membangunkan mu," lirih T

  • My Brilliant Doctor   Chapter 112: The Real Angel

    Happy reading :)-----------"Am..pu..ni a..ku," lirih Luke lemah di atas sana. Ia menatap tubuhnya yang sudah tidak memiliki kaki. Ia bahkan menangis melihat singa itu dengan lahap memakan kedua kaki tersebut."To..long lepas..kan aku," gumamnya kemudian. Ia bahkan tak kuasa menahan sakit yang teramat ketika singa itu kembali melompat menggigit perutnya.Luke sudah tak dapat lagi berteriak karena nyeri itu begitu menghujam dirinya. Usus dan seluruh isi perutnya telah menjadi santapan liar di bawah sana.Sementara Vin tersenyum puas dan kembali meraih cerutu. Matt hanya bergidik dan sempat membuang muka ketika pria itu bahkan hanya tersisa bagian dada dan kepala. Vin tahu bahwa pria itu masih hidup."Lempar ia saat nadi dan nafasnya terhenti." Vin kemudian beranjak meninggalkan lokasi. Ia membersihkan diri setelah itu kembali ke rumah sakit. Operasi Tara sudah selesai, Pedro dan Dominika setia menunggu juga beberapa rekan Tara yang berada di

  • My Brilliant Doctor   Chapter 111: Lion King

    Happy reading ;)---------------"Vin?" Reeves segera menghampiri Vin kala pria itu terduduk di lantai sembari memijat kepalanya. Pria itu menoleh mendapati kecemasan di raut wajah tua Reeves."Maafkan aku," lirih Vin tak tahu lagi harus berkata apa saat semua itu seakan merenggut jiwanya. Semua terlalu cepat. Bahkan bodyguard yang menjaga Tara pun kini telah mati di tangan Fyodor."It's okay, tapi kau yakin ini hanya kecelakaan?" tanya Reeves sedikit menyindir."Tidak, orangku sedang melacaknya.""Haruskah ia mendapat hukuman mati di penjara?" Reeves melipat kedua tangannya di dada dengan bersandar pada dinding rumah sakit."Tidak, ia tak akan mati dengan mudah." Tepat saat itu juga Pedro dan Dominika menghampiri Vin."Vin? Bagaimana keadaan Tara?" Dominika membantu Vin berdiri dan menatap iba pada kakaknya."Ia masih di dalam sana." Pandangan Vin tertuju pada ruang operasi. Sementara Reeves berpamit untuk melihat berja

  • My Brilliant Doctor   Chapter 110: Open Reduction Internal Fixation

    Happy reading :)----------------Jantung Vin seolah berhenti. Ia segera meraih Tara dalam dekapannya. Vin berlari menabrak beberapa orang yang berlalu lalang disana. Sementara Gabriella yang hendak masuk ke dalam taxi terhenti saat Vin berteriak sembari menggendong Tara masuk ke dalam ruang UGD."Astaga, Tara!" Wanita itu ikut berlari di belakang Vin. Matanya berlarian mencari Tara di beberapa ruang pasien. Hingga ia menemukan Vin yang keluar sembari meremas keras rambut nya sendiri."Vin? Ada apa?" Gabriella menatap baju pria itu yang telah berubah warna merah oleh darah Tara. Vin kemudian terduduk seolah tulang dan syarafnya patah.Sedangkan Laura segera melakukan pemeriksaan survei primer yang dilakukan penanganan pada keadaan yang mengancam nyawa, seperti sumbatan jalan napas, henti napas, atau henti jantung.Gabriella segera masuk ke dalam begitu tak mendapatkan jawaban dari Vin. Mata Gabriella membulat mendapati Tara yang sedang di be

  • My Brilliant Doctor   Chapter 109: Cadillac CTS-V

    Happy reading ;)------------Tiga hari kemudian, Tara dan Gabriella memutuskan mengunjungi Nick di jam pulang. Ia meletakkan makan malam untuk temannya. Sedangkan Nick tersenyum lembut berbeda dengan hatinya yang masih menyangkal kebenaran tentang pernikahan Tara."Bagaimana keadaanmu?" tanya Tara seraya bersandar pada jendela."Baik, berkatmu," jawaban santai. Gabriella membantu Nick untuk duduk bersandar pada kepala ranjang."Thanks.""Ku dengar besok kau pulang?" Gabriella mengupa kulit apel kemudian memotong nya menjadi bagian kecil."Ya, aku tak tahu bahwa profesor itu gagal mengoperasi ku." Nick menerima mangkuk yang telah terisi potongan apel. Ia lantas memakannya lahap."Dia bukan gagal, hanya otaknya terus bekerja untuk reputasi saja," jawab Tara sembari melipat kedua tangannya di dada."Kau pasti menyerangnya saat selesai operasi ulang," tebak Nick terkekeh. Ia sekarang tahu sikap dan sifat Tara yang memang su

  • My Brilliant Doctor   Chapter 108: The New Legend of Vin

    Happy reading ;)----------"Apa dia terkesan?" tanya Dominika setelah pelukannya terurai. Vin tersenyum bangga namun ia tak tahu jika sang adik merencanakan hal gila seperti ini."Begitulah," jawab Vin sembari merangkul sang adik kemudian membawanya bertemu dengan Tara. Sedangkan Tara membulatkan mata melihat kedatangan mereka.Ia tak sadar pikiran kotornya telah mengisi hatinya. Matt yang tahu pikiran Tara dan melihat ekspresi itu segera terbahak. "Dia adiknya Tara bukan selingkuhannya. Coba kau jernihkan otak dan hatimu paksa ia untuk sinkron di situasi tertentu." Matt terkekeh dan meninggalkan Tara begitu saja.Wanita itu mendelik sebal. Sialan! Beraninya dia menebak pikiranku. Awas saja kau! teriak batinnya. "Hai Tara," sapa Dominika memeluk calon kaka iparnya dengan hangat."Kenalkan ini adikku," sambung Vin seraya menempatkan tangannya pada pinggang Tara."Oh, hai kau sangat cantik," pujinya jujur. Tubuh tinggi semampai, kulit

  • My Brilliant Doctor   Chapter 107: Little Party

    Happy reading ;)--------------Vin membuka sabuk pengaman Tara dan membawanya ke kursi belakang. "Kau sudah menerimaku kan?" Tara memperhatikan gerak Vin yang tangkas dan cepat."Y- ya tapi kita? Mengapa melakukan inj?" Tara kembali menunduk memperhatikan tubuhnya yang telah terikat pengaman juga bersama Vin. Mereka menyatu bersamaan dengan Vin yang telah memakai tas parasut."Jangan katakan bahwa kita akan melompat?!" peringat Tara panik dengan membukatkan matanya. Vin mengecup bibir wanitanya sebelum memposisikan tubuhnya di belakang Tara."Semuanya akan baik-baik saja, percayalah." Vin telah bersiap membawa Tara ke sisi kabin."Vin! Tidak tidak! Kau gila!" seru Tara. Tepat saat itu juga Vin mendorong tubuh mereka melompat meninggalkan helikopter yang telah berbelok dan siap mendarat.Vin memeluk tubuh kekasihnya sedangkan satu tangannya menarik parasut. "Oh God," lirih Tara tertahan. Ia tak bisa berteriak saat ketakutan itu menyer

DMCA.com Protection Status