'Zack mengenal mas Jimmy? Bagaimana bisa kebetulan seperti ini?' batin Erika.
"Bertemu denganmu di sini sungguh suatu kebetulan yang langka, Zack." sarkas Jimmy dengan nada dingin ciri khasnya. Lalu ia berjalan mendekati Zack.
Zack yang masih shock hanya mampu tersenyum dan melihat Erika dengan tatapan bingung. Kenapa bisa seorang pemilik Adinata group ada di kosan Erika? Walaupun Zack tahu bahwa Jimmy adalah mantan bosnya Erika di perusahaan itu. Begitulah yang Zack pikirkan.
"Hah ... Benarkah? Padahal hampir setiap pagi saya datang kemari mengantarkan sarapan untuk, Er. Tapi baru kali ini bertemu dengan pak Jimmy di sini." ucap Zack, ia menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum canggung.
Melihat kebingungan Zack, membuat Erika tersadar bahwa dia harus segera melakukan sesuatu. Karena sepertinya Jimmy sedang mengamati Zack dengan tatapan penuh selidik serta mengintimidasi.
"Pak Jimmy, perkenalkan ini Zack teman kuliah saya." uca
Asisten Evan yang baru memasuki ruangan Jimmy, dia telah siap untuk membacakan secara detail jadwal Jimmy hari ini. Seperti sudah menjadi rutinitasnya setiap hari, Evan selalu tepat waktu melakukan tugasnya. Tapi hari ini sepertinya Jimmy tidak fokus akan apa yang di katakan olehnya saat ini. Melihat bagaimana tidak adanya respon dari Jimmy. 'Sepertinya Zack tidak berpikir akan selamanya menjadikan Erika hanya sebatas sahabat. Naluriku mengatakan kalau Zack mempunyai perasaan lebih pada Erika.' batin Jimmy menduga-duga. 'Aku akan coba menyuruh orang untuk mengawasinya.' "Pak Jimmy, apa anda mendengarkan saya?" tanya asisten Evan untuk kesekian kalinya. Karena beberapa kali Jimmy tidak menjawab saat di panggil. Jimmy melihat ke arah Evan. "Apa?" tanya Jimmy, dengan cepat dia merubah ekspresinya seperti tidak terjadi apa-apa. Walaupun kepala Jimmy di penuhi apa yang tadi pagi di lihatnya saat berada di kosan Erika. Rasanya Jimmy tidak rela kalau a
Setelah menunggu sebulan lamanya, kini proses pembuatan untuk film yang diadaptasi dari novel berjudul 'My Boss' mulai dikerjakan. Hari pertama Erika untuk mulai terlibat dalam pembuatan film tersebut membuatnya sangat antusias. Tentu saja sebagai seorang penulis dia merasa sangat bangga mendapat kesempatan yang sangat langka ini.Bahkan dia sampai lupa kalau sudah sebulan lebih tidak bertemu dengan Jimmy. Terakhir kali pertemuannya dengan Jimmy saat Jimmy mengatakan ada pekerjaan yang sangat mendesak untuk segera ia kerjakan, dan itu butuh waktu sedikit lebih lama. Sehingga karena hal itulah Jimmy tidak bisa bertemu dengan Erika.Sebenarnya Erika sangat berharap kalau Jimmy menyelesaikan terlebih dahulu masalahnya dengan Monika. Tapi keberadaan Monika yang masih di luar negeri karena pekerjaannya sebagai model, membuat klarifikasi yang sudah Jimmy rencanakan jadi tertunda.Sedangkan Jimmy sendiri di sibukkan dengan pekerjaan dan juga proyek baru yang kata
Erika yang kini sedang makan bersama dengan Jimmy terlihat mulai gelisah. Dalam hatinya dia merasa bahagia bisa bertemu dengan Jimmy setelah sebulan lebih berpisah akibat kesibukan masing-masing. Tapi jika mengingat siapa Jimmy, membuat hati Erika menjadi was-was."Setelah makan, mas cepat pergi dari sini. Aku nggak mau nanti ada yang lihat mas di sini, bisa-bisa akan jadi salah paham dan timbul gosip baru lagi." usir Erika saat selesai makan siang bersama di kamarnya.Siapa yang tidak kenal dengan nama besar Jimmy? Dia seorang pengusaha muda yang sangat terkenal di kalangan bisnis. Beberapa kali berita gosip yang menemaninya, membuat nama Jimmy semakin mudah di ingat. Dan tidak menutup kemungkinan kalau kru atau pun sutradara di tempat Erika bekerja saat ini juga mengenal Jimmy.Jimmy menaikkan sebelah alisnya. "Kamu mengusirku?" tanya Jimmy tak percaya dengan perlakuan Erika. Padahal Jimmy belum puas melepas rasa rindunya dengan Erika.Tidak
"Mas Jimmy? Asisten Evan?" gumam Erika pelan sambil menelan ludahnya dengan susah payah.Erika tidak menyangka kalau pemilik J entertainment adalah Jimmy, yang tidak lain suaminya sendiri. Selama ini identitas pemilik J entertainment sangat misterius, walau perusahaan tersebut sudah bertaraf internasional.Setiap melakukan kerjasama, hanya memperlihatkan orang kepercayaan Jimmy, bukan dia yang turun langsung ke lapangan. Karena Jimmy fokus dengan perusahaan Adinata Group.'Kenapa jadi begini? Zack tidak pernah bilang kalau pemilik J entertainment itu mas Jimmy.' batin Erika masih tidak bisa mempercayai penglihatannya sendiri."Pak Jimmy. Silahkan pak, rapat juga belum benar-benar di mulai." ucap sutradara ramah. "Semuanya, perkenalkan beliau ini adalah pemilik J entertainment. Pak Jimmy. Aku rasa kalian semua pasti sudah tahu siapa beliau, mengingat nama besar beliau sangat terkenal di Indonesia atau pun luar Indonesia." lanjut sutradara mempe
"M-mas, eh ... Pak Jimmy?" Erika membelalakkan matanya terkejut melihat siapa yang ada di belakangnya.Jimmy tersenyum misterius penuh makna saat menatap wajah cantik Erika. Sedangkan Erika mengerjapkan matanya beberapa kali, karena tidak menyangka jika Jimmy akan seberani itu menarik tubuhnya ke dalam pelukannya.Tanpa menunggu persetujuan dari Erika, kini Jimmy yang telah berada tepat di depan Erika mencium bibirnya dengan rakus. Melumat pelan penuh cinta sambil sebelah tangannya memegang tengkuk Erika untuk memperdalam ciumannya. Dan sebelah tangan yang lain merengkuh pinggang Erika posesif untuk mengikis jarak diantara mereka.Hal itu tentu saja membuat Erika sangat terkejut, matanya terbelalak lebar seakan-akan ingin keluar dari tempatnya. Dengan segera Erika berusaha melepaskan diri dari rengkuhan Jimmy. Namun bukan keberhasilan yang dia dapat, tapi Jimmy semakin mengeratkan pelukannya tanpa memperdulikan perlawanan dari Erika.Jantung Erika seperti
Saat sedang serius dengan pekerjaannya di depan laptop, Jimmy mendengar suara aneh yang membuatnya menoleh kearah ranjang. Penasaran dengan apa yang terjadi, Jimmy berjalan mendekati ranjang untuk memastikan. "Kamu mimpi apa, Hem?" Jimmy mengecup kening Erika yang sepertinya sedang mengigau.Jimmy mengulas senyum tipis di sudut bibirnya, Erika terlihat sangat imut di kala sedang tidur seperti ini. Rasanya melihat wajah cantik dari wanita yang dicintainya, membuat Jimmy seakan malas beranjak dari tempat itu. "Kamu benar-benar seperti magnet. Selalu membuatku ingin terus berada di sampingmu, menarikku semakin kuat sehingga aku tidak kuasa untuk menolaknya." gumam Jimmy.Sekali lagi Jimmy mengecup kening Erika sedikit lebih lama dari sebelumnya. Kemudian dia membenahi selimut untuk menutupi tubuh Erika agar tidak kedinginan karena air conditioner (AC) yang sedang menyala.Jimmy mengerutkan keningnya saat melihat Erika tersenyum sambil memejamkan mata. 'Apa mu
Pagi ini Erika terbangun dari tidurnya tanpa adanya Jimmy. Padahal Erika ingat betul tadi malam suaminya itu ada di sampingnya, tapi kenapa sepagi ini sudah tidak ada? Kemana perginya laki-laki itu?Erika mengedarkan pandangan matanya ke sekeliling kamar, pandangan matanya jatuh kearah meja kecil tak jauh dari ranjangnya. Senyum tipis mengembang dari sudut bibir Erika. Lalu dia menyingkap selimut yang masih menutupi tubuhnya kemudian dia beringsut ke tepi ranjang dan beranjak mendekati meja kecil tersebut.'Pagi ini aku harus segera pergi dinas ke luar negeri, mungkin sekitar 2 Minggu. Jaga dirimu baik-baik, sayang. Selama aku tidak ada di samping kamu. Love you so much.''Oh ya, jangan lupa di makan sarapannya sebelum menuju ke lokasi syuting.'Sebuah kertas bertuliskan pesan dari Jimmy. Erika membaca pesan singkat tersebut yang berada di atas meja. Erika tersenyum bahagia. "Ternyata mas Jimmy benar-benar sudah berubah. Semoga ini tidak bersi
'Apa ini ada hubungannya dengan gosip yang pernah beredar beberapa waktu lalu? Apa mungkin mbak Monika tahu, kalau yang ada di berita itu adalah aku?' batin Erika.Tentu saja Erika merasa takut, karena yang Erika pikirkan bahwa Monika adalah kekasih Jimmy. Walau Jimmy bersikeras membantahnya, namun kemesraan dan juga kebersamaan yang mereka tunjukkan selama Erika bekerja di kantor pusat Adinata Group membuat Erika tidak begitu saja percaya dengan perkataan Jimmy.Kini mereka berdua telah sampai di cafe. Keduanya memilih tempat yang sedikit jauh dari pengunjung yang lain, agar pembicaraan mereka jadi lebih santai dan nyaman.Perasaan tidak nyaman menghinggapi Erika. Apapun yang akan terjadi nanti, sepertinya bukanlah hal yang baik untuknya. Apakah dia akan siap jika ada hal buruk yang akan di sampaikan Monika? Entahlah, yang jelas saat ini Erika terlihat gugup dan berdebar tidak karuan.Dengan santainya Monika menarik kursi lalu mendudukinya. Kemudia