Home / Romansa / My Boss Is My Obsessed / Hujan Dimata Adelia

Share

Hujan Dimata Adelia

Author: Queen Natha
last update Last Updated: 2023-12-21 21:55:57

Adelia lari sekencang-kencangnya ke kamar kakek, dia berharap apa yang barusan di sampaikan Albert hanyalah bualan belaka, “Tidak, kakek tidak akan pernah meninggalkanku,” kata Adelia dalam hati, dia terus berlari tapa memandang orang-orang di depannya.

  Adelia menerobos masuk ke dalam kamar kakeknya, dia melihat tubuh kakeknya terbujur kaku, Adelia mencoba membangunkannya, menyentuh pipinya, namun kakeknya terasa dingin di tangannya.

  “Kek, kakek, tolong jangan bercanda seperti ini,” kata Adelia memanggil kakeknya dan menggoyangkan tubuh itu perlahan.

  “Kek, ayolah, buka matamu,” tetap tak ada respon dari tubuh kakeknya, air mata Adelia mulai jatuh, suaranya tercekat di tenggorokan, dia memeluk tubuh kakeknya dan mengguncangkannya perlahan.

  “Kek, jangan tinggalkan Adelia sendiri, tolong bangunlah,” kata Adelia sambil terisak.

   Tangan Albert mencoba menangkan Adelia, menariknya perlahan menjauhi tubuh kakeknya.

  “Kenapa ini tiba-tiba,” kata Adelia sambil menatap Albert.

  “Dokter sudah memeriksanya nona, serangan jantung,” jawab Albert.

  Adelia tidak percaya, semalam mereka masih mengobrol, kakeknya tampak sehat-sehat saja seperti orang yang akan hidup puluhan tahun lagi, tapi kenapa pagi ini tubuh itu hanya diam membisu.

   Adelia masih terisak, namun kali ini dia mencoba tenang, kamar kakeknya masih dipenuhi orang-orang, dia melihat ke sekeliling, semua mengeluarkan air mata atas kepergian kakeknya, Paman, Bibi dan cucu-cucu kakek yang lain.

  “Mana yang palsu, kalian pasti menunggu momen-momen ini datang kan,” kata Adelia dalam hati sambil menatap orang-orang yang berada di dalam ruangan itu.

   Adelia tahu persis, keluarga Paman dan Bibinya sangat menginginkan semua harta dan kekuasaan yang di miliki kakeknya, satu-satunya yang disayangi oleh kakeknya adalah ayahnya yang kini sudah tiada, kecelakaan lalu lintas yang merenggut orang tuanya adalah kesempatan pamannya untuk menjadi satu-satunya ahli waris Go Top Ltd.

   Adelia masih ingat perkataan Paman dan Bibinya saat pemakaman orang tuanya, mereka menyayangkan mengapa dirinya bisa selamat dari kecelakaan lalu lintas itu, di saat Adelia mengharapkan bahwa Paman dan Bibinya dapat menerimanya saat tidak mempunyai orang tua lagi, bukankan mereka keluarga.

  Satu-satunya yang menenagkan dan merangkul pundah Adelia hanyalah kakeknya, meskipun mereka semua keluarga, namun selalu ada niat tersembunyi di balik senyum dan air mata mereka, karena itulah Adelia tumbuh menjadi seseorang yang dingin dan tangguh, meskipun terkadang dia merasa kesepian.

   Kakeknya selalu menjodohkannya dengan anak-anak keluarga konglomerat, “Agar kau tak sendirian saat kakek sudah tidak ada,” selalu itu yang dibicarakan kakeknya saat Adelia bertanya alasan perjodohan yang selalu diatur kakeknya.

   Adelia bukan tidak mau menikah atau menjalin hubungan dengan orang lain, dia tidak siap untuk kehilangan orang yang dicintai dan disayangi olehnya, seperti kedua orang tuanya, Adelia tidak siap untuk patah hati berkali-kali.

   Semua pria yang dijodohkan Adelia selalu berakhir tanpa berita, sikap dingin Adelia membuat dirinya terkenal di kalangan konglomerat dengan julukan putri es, sulit ditaklukan, meskipun dia wanita yang cantik dan cerdas namun pria mana yang sanggup dan tahan berhubungan dengan gunung salju.

    Adelia duduk di pojok kamarnya, pakaian untuk pemakaman sudah disiapkan pelayan dan di gantung di pintu lemari, Adelia masih meratapi kepergian kakeknya, dia duduk sambil memeluk kakinya, dua kali dia memakai pakaian duka yang sangat dibencinya, dan itu membuat suasana hatinya memburuk.

  “Nona, semua sudah menunggu di bawah untuk pergi ke pemakaman,” tiba-tiba Arisa sudah masuk ke kamarnya dan berdiri tak jauh darinya terduduk.

  “Kapan kau masuk kamarku, aku tak mendengar kau mengetuk pintu,” jawab Adelia.

  “Saya sudah mengetuk berkali-kali dan anda tidak menjawab, saya takut terjadi apa-apa pada anda, jadi saya memutuskan untuk masuk,” kata Arisa dengan nada datar.

  “Aku tidak ingin pergi ke pemakaman kakek,” kata Adelia lagi, dia menundukan kepalanya.

  “Pemakaman tidak akan berlangsung kalau anda tidak menghadirinya,” kata Arisa lagi, berharap nona mudanya mengerti.

  Adelia mengangkat kepalanya, menatap Arisa dan Deva yang berdiri di belakang Arisa, “Apa kalian juga akan pergi seperti kakek bila berada disampingku,” tanya Adelia tiba-tiba membuat Arisa dan Deva merasa iba melihatnya.

  Baru kali ini dua sisten pribadi itu melihat wajah Adelia yang polos, mungkin ini adalah wajah Adelia yang benar-benar jujur, disamping setiap hari nona mudanya harus memasang wajah ketus, dingin dan belagu, namun kali ini Adelia terlihat tulus, setidaknya itu terlihat dari sorot matanya.

   “Nona, kami tidka akan pergi kemana-mana, bersiaplah, kami akan menunggu di luar,” kata Arisa lagi sambil berbalik badan dan menutup pintu.

  Adelia menyenderkan kepalanya, “Aku tidak bisa berjalan dan mengantarkanmu kakek, aku tidak bisa,” kata Adelia berbisik sambil menangis.

   Adelia mengambil baju duka yang digantung di pintu lemari, dia memakainya, dia menjepit rambut panjangnya dengan jepit rambut yang dibelikan oleh kakeknya, jepit rambut dari mutiara, dengan hiasan bunga daisy warna putih, Adelia melihat dirinya di cermin, melihat wajah sembabnya.

   “Sekarang kamu sendirian,” kata Adelia dalam hati.

  “Kamu sendirian Adelia, sendiri di kandang serigala,” kata Adelia lagi, lalu berjalan kearah pintu, dia membuka pintu dan keluar dari kamar, Adelia menuju ruang tengah tempat dimana kakeknya disemayamkan dan siap diberangkatkan ke pemakaman keluarga Hermawan.

   Dibelakangnya Arisa dan Deva mengikuti Adelia, dan tak lupa dua pengawal yang dipekerjakan oleh kakeknya untuk menjaga Adelia, saat Adelia menuruni tangga, semua orang tertuju kepada Adelia, dia tahu tidak semua orang yang ada disana menyukainya, bahakan keluarganya sendiri menganggapnya sebagai musuh, kadang Adelia geli sendiri, betapa uang membuat keluarga terpecah belah.

   “Lihatlah, cucu kesayangan kakek, benar-benar kurang ajar, bisa-bisanya dia membuat kita menunggunya seperti ini,” kata anak kedua paman Andrew, Lion.

   Adelia melirik sekilas, dia mendengar perkataan Lion, seolah-olah memang sengaja agar Adelia mendengarnya, namun Adelia tidak menggubrisnya, bila ini bukan pemakaman kakek, laki-laki cupu itu sudah habis Adelia damprat.

  “Semua sudah berkumpul, kita akan mengantar Presdir Gito Hermawan ke tempat peristirahatannya yang terakhir, dan setelah pemakaman selesai, saya harap kita kembali berkumpul disini untuk membacakan surat wasiat dari almarhum,” kata Albert yang diamini oleh pengacara pribadi keluarga Hermawan.

    Suara riuh di belakang Adelia saat pengumuman wasiat akan di bacakan membuat Adelia geli dan geram, bahkan jenazah kakeknya masih berada tepat di hadapannya, tapi mereka sibuk menerka-nerka wasiat kakeknya.

    Pemakaman selesai tidak terlalu lama, Adelia masih berdiri di pusara kakeknya, angin meniup rambutnya, menyapu wajahnya yang bahkan tak mampu untuk meneteskan air matanya lagi.

“Nona, tinggal anda sendiri disini, awan sudah mulai mendung, lebih baik kita pulang sekarang,” kata Arisa yang diiringi oleh anggukan Adelia

   “Kakek, aku pulang, aku akan sering-sering ke sini, menyapamu,” kata Adelia berpamitan kepada kakeknya sambil mengusap batu nisan kakeknya.

  Mobil melaju cepat, Adelia masih menatap keluar jendela, dia masih tidak percaya bahwa hari ini akan datang, hari dimana dia akhirnya hanya sendirian, tanpa ayahnya, tanpa ibunya dan sekarang tanpa kakeknya.

   “Nona, aku sudah mengosongkan dan mereschedule jadwal anda seminggu ke depan, karena anda masih dalam keadaan berduka,” kata Arisa membuyarkan lamunan Adelia.

   “Hmm,” jawab Adelia singkat dengan anggukan kepala.

  “Apakah anda ingin memesan sesuatu untuk malam nanti, maaf karena anda tadi berpesan tidak akan makan bersama keluarga, mungkin anda butuh sesuatu untuk menemani anda di kamar,” kata Deva lagi.

  “Belum terpikirkan, lihat saja nanti,” jawab Adelia.

  Deva hanya mengangguk, “Tidak ada bedanya saat berduka ataupun tidak, tetap saja ketus,” kata Deva dalam hati.

   Mobil sudah masuk ke pekarangan rumah keluarga Hermawan, semua orang sudah berkumpul, termasuk para jajaran manajemen GoTop Ltd yang sedang tersenyum dan sibuk menyalami pamannya sebagai ahli waris pengganti kakeknya.

   Adelia yang tahu bahwa kakeknya sudah membicarakan tentang ahli waris itu kepadanya kemarin, hanya tersenyum tipis nelihat orang-orang penjilat itu bersikap kepada pamannya.

   “Baiklah, bila semuanya sudah hadir disini, saya akan mambacaran surat wasiat presdir Gito Hermawan,” kata pengacara keluarga yang bernama Tuan Bernard.

  “Saya akan memutar video Tuan Gito, beliau sendiri yang akan membacakan isi wasiatnya,” kata Tuan Bernard lagi sambil siap-siap memasang video yang sudah dipasang di layar besar di ruang tengah.

   “Saya Gito Hermawan, pemilik GoTop Ltd, apabila kalian sudah melihat video ini, itu artinya saya sudah tidak berada di antara kalian lagi,” kata tuan Gito di dalam video itu.

   “Saya sudah menyiapkan beberapa amplop dan didalamnya saya sudah menuliskan satu persatu pesan dan wasiat saya, dan saya juga sudah menamai ampolop tersebut untuk di berikan kepada yang bersangkutan,” lanjut Video it uterus berputar.

  “Dengan ini saya menyatakan, bahwa penerus saya sebagai presdir GoTop Ltd dan beserta saham dan asset yang akan di serahkan oleh pengacara saya kepada cucu saya Adelia Cantara Hermawan,” kata tuan Gito di dalam video.

   Semua orang terdengar panik, seketika ruangan ramai, Adelia bisa melihat wajah Paman dan Bibinya pucat pasi mendengar apa yang kakeknya katakan di dalam video, sepupu-sepupunya melihat sinis ke arah Adelia, saat ini Adelia adalah sasaran empuk mereka, sasaran empuk sebagai pewaris keluarga konglomerat.

Related chapters

  • My Boss Is My Obsessed   Sang Pewaris

    Adelia berdiri di belakang para tamu, seketika pandangan para tamu terpusat ke arah Adelia, disamping Adelia berdiri dua asisten peribadinya, seakan tahu bahwa musauh nonanya akan bertambah. Adelia berjalan maju ke depan untuk mengambil ampolop putih yang sudah rapih berjejer di meja di depan pengacara Bernard, dia mengambil salah satu amplop yang sudah tertera namanya, saat berjalan dia tidak sekalipun menoleh ke arah tamu-tamu yang memperhatikannya. Pamannya yang mencoba menahan diri juga ikut mengambil amplop yang disiapkan oleh ayahnya, tidak seperti Adelia, Pamannya langsung membuka amplop tersebut, tidak lama kemudia amplop itu di remas dan dilempar ke bawah, Adelia melihat dengan rasa penasaran, apa yang sebenarnya ditulis kakeknya di amplop itu sampai membuat wajah pamannya mengeras. Bibinya pun sama, adik dari ayah dan pamannya itu adalah satu-satunya putri dari kakeknya, dia menikah dengan pacarnya dan hanya mampu bertahan selama tiga tahun, dia diberikan kakek untu

    Last Updated : 2023-12-21
  • My Boss Is My Obsessed   Lamaran Nona Muda

    Adelia mengambil ponselnya, dia mengirimkan pesan kepada Arisa bahwa hari ini dia akan pegi ke kantor, dia tidak ingin lama-lama mengurung diri di kamar, membiarkan orang-orang mengasihaninya dan memandangnya bahwa dia lemah saat kakeknya sudah tidak ada. Semalam setelah Deva memakan habis makanannya, Adleia menyurhnya pulang, dia mengancam apabila dia masih ada di rumah ini, Adelia akan memecatnya. “Aku akan pergi ke kantor sendiri, kita bertemu dikantor saja,” kata Adelia di pesan yang dia kirim untuk Arisa. Para karyawan yang mengira Adelia tidak akan hadi di kantor dalam beberapa waktu ke depan terlihat kaget bahwa bisnya sudah ada di kantor pagi-pagi sekali, mereka tidak menyangka baru satu hari persdir meninggal, tapi nona Adelia sudah masuk kantor. Adelia berpikir dengan keras, kata-kata pengacara Bernard terngiang-ngiang dikepalanya, “Bagaimana aku bisa mendapatkan pria yang akan kunikahi dalam waktu tiga bulan,” Adelia berbicara dalam hati sambil melipat tangannya

    Last Updated : 2023-12-21
  • My Boss Is My Obsessed   Tunangan Nona Muda

    Deva baru saja menginjakkan kaki di rumahnya, dia duduk sejenak di teras rumah sambil menikmati hembusan angin malam dengan aroma hujan yang baru saja menyentuh tanah, dia tidak banyak bekerja hari ini tapi tubuh dan pikirannya seakan terjun bebas ke tumpukan masalah-masalah di kantor. Sampai saat ini dia tidak menyangka hal yang baru saja menimpanya, mimpipun dia tidak berani, bagaimana bisa laki-laki biasa dari keluarga yang sangat biasa seperti dirinya akan menikah dengan pewaris keluarga konglomerat, dia tahu hidupnya tidak akan lagi sama, dan sekarang entah bagaimana dia harus menjelaskan hal ini kepada keluarganya. “Lho, sudah pulang nak, kok gak masuk ke dalam?” suara ibunya yang tiba-tiba muncul mengangetkan Deva yang sedang melamun. “Iya bu, belum lama kok, baru sepuluh menit Deva sampai di rumah,” jawab Deva sambil menggeser duduknya untuk mempersilahkan ibunya duduk di sampingnya. Rumah Deva sangat sederhana, ayahnya yang pensiunan dari pegawai pemerintah hanya

    Last Updated : 2024-01-22
  • My Boss Is My Obsessed   Tunangan Nona Muda (Part 2)

    Pagi sekali Deva sudah bersiap berangkat ke kantor, semalaman dia tidak bisa tertidur, setelah kejadian semalam saat semua anggota keluarganya tahu bahwa dia adalah calon suami keluarga konglomerat dari berita di televisi. Deva keluar dari kamarnya menuju ruang makan, ibu dan bapaknserta adik-adiknya sudah duduk untuk sarapan, bapaknya hanya melirik Deva sambil mengambil nasi goreng yang disediakan ibunya untuk sarapan, Deva duduk berharap pagi ini tidak ada lagi yang membahas soal semalam. “Kamu mau the hangat Dev?” tanya ibunya, Deva mengangguk lalu melirik ke arah bapaknya. Ada yang berbeda dari penampilan bapaknya pagi ini, tidak biasanya pagi-pagi bapaknya sudah rapih memakai kaos kerah dan celana panjang, di sandaran kursinya ada jaket yang menggantung. “Bapak mau antar Bian?” tanya Deva sambil menyendok nasi goreng di depannya. “Habiskan dulu sarapanmu, bapak antar ke kantor,” jawab bapaknya. “Antar siapa?” tanya Deva balik seperti salah mendengar ayahnya bi

    Last Updated : 2024-01-24
  • My Boss Is My Obsessed   Tunangan Nona Muda (Part 3)

    Adelia duduk di meja kerjanya, setelah perbincangannya dengan Deva tadi pagi, dia hanya diam melihat ke layar laptop meskipun pikirannya tidak ada di sana bersamanya, bahkan makan siang yang Arisa siapkan belum dia sentuh sama sekali. “Tadi kamu bicara apa sama bos?” tanya Arisa pada Deva yang mejanya tepat di sebelah Arisa. “Ehmm, gak ada yang terlalu penting sih, hanya dia menyampaikan sore nanti akan bertemu paman dan bibinya, itu saja,” jawab Deva sambil melanjutkan mengerjakan pekerjaannya. Arisa diam memandang Deva dalam, dia tahu ada yang Deva sembunyikan darinya. “Kau tahu kan, kalian berdua tidak akan pernah bisa apa-apa tanpa aku, apabila kedepannya kalian menemui masalah,” kata Arisa sambil mendekatkan wajahnya ke Deva. Deva sedikit menghindar tatapan Arisa, memang ada benarnya apa yang dikatakan Arisa, saat ini posisi Deva bukanlah posisi yang menguntungkan, dia menyukai pekerjaannya, gaji tinggi meskipun pekerjaannya berat secara mental bekerja dengan nona

    Last Updated : 2024-01-26
  • My Boss Is My Obsessed   Kesepakatan Mulai Berjalan

    Mobil Adelia masuk ke halaman restoran terkenal di Jakarta, keluarga Hermawan mereservasi seluruh restoran itu untuk acara makan malam perkenalan calon suami Adelia, sekretaris keluarga Hermawan yang biasa melayani Tuan Besar Hermawan sudah menyiapkan semua acara, sebelum pengangkatan pewaris sah perusahaan Go Top, semua agenda terkait hal itu dikerjakan oleh sekretaris tuan besar Hermawan, dan dia satu-satunya orang yang memegang perintah Tuan Besar Hermawan meskipun kini dia sudah tidak ada. “Wah pemeran utamanya sudah hadir,” kata Lion. Adelia masuk ke dalam ruangan dengan tersenyum, disampingnya Deva yang mencoba tersenyum ramah malah terlihat menyeringai aneh, jantungnya berdegup lbih kencang seakan mau keluar dari tubuhnya, semua mata yang memandangnya terlihat bersiap menerkamnya, perasaannya mengatakan bahwa dia sedaang berada di kandang harimau yang sedang kelaparan. “Selamat, aku tidak percaya anak manja ini membawa tunangannya hadir,” Paman Andrew mendatangi mereka

    Last Updated : 2024-01-29
  • My Boss Is My Obsessed   Kesepakatan Mulai Berjalan (Part 2)

    Deva masuk ke dalam rumah, di ruang depan Dini seakan menunggu Deva masuk ke dalam rumah, tentu saja adiknya yang judes itu sudah menyiapkan berbagai sambutan pedas untuk Deva. “Ibu mana?” tanya Deva sambil melongok ke dalam rumah mencari ibunya, dalih untuk menghindar dari Dini, bukan karena Deva tidak siap untuk menjawab berbagai pertanyaan dari Dini, tapi saat ini, Deva memang tidak mempunyai jawaban apa-apa, semua yang terjadi beberapa hari ini diluar dugaannya dan terjadi begitu cepat tanpa direncanakan. “Abang kok bisa berbuat seperti ini pada kami,” kata Dini yang enggan menjawab pertanyaan Deva. Deva memandang wajah Dini dan menghela nafasnya, “Abang juga gak tahu Din, abang gak punya jawaban atas pertanyaanmu saat ini, mungkin nanti,” jawab Deva sambil berjalan ke dalam rumah. “Bu,” panggil Deva samil melongok ke dalam kamar ibunya. “Ibu disini,” jawab ibunya terdengar dari arah kamar Deva. “Ibu ngapain?” tanya Deva yang melihat ibunya membereskan baju-baju

    Last Updated : 2024-02-06
  • My Boss Is My Obsessed   CEO Muda

    “Perkenalkan saya Adelia Cantara Hermawan, CEO TopFood Indonesia,” Wanita yang berdiri di tengah panggung itu berdiri dengan rasa percaya diri, di umurnya yang ke 32 tahun dia mampu memimpin perusahaan startup makanan yang berkembang pesat setelah tiga tahun dia memimpin. Tepuk tangan memenuhi ruangan ballroom hotel bintang lima itu, acara perkenalan resmi dan pengukuhan Adelia sebagai CEO yang ditunjuk langsung oleh pengusaha kaya raya Gito Hermawan yang tak lain adalah kakeknya. Adelia yang di gadang-gadang sebagai penerus Go Top Ltd adalah wanita yang nyaris tak pernah ada berita skandal negatif tentangnya, kehidupannya sebagai cucu dari konglomerat tak luput dari kejaran media, segala yang dilakukannya selalu masuk berita nomor satu, baju yang dipakainya selalu ditiru anak-anak muda, setiap yang dimakannya selalu menjadi viral dimana-mana, namun dibalik itu semua Adelia tidak pernah menggubris media sedikitpun, wajahnya selalu ketus dibalik kaca mata hitamnya. “Selamat at

    Last Updated : 2023-12-21

Latest chapter

  • My Boss Is My Obsessed   Kesepakatan Mulai Berjalan (Part 2)

    Deva masuk ke dalam rumah, di ruang depan Dini seakan menunggu Deva masuk ke dalam rumah, tentu saja adiknya yang judes itu sudah menyiapkan berbagai sambutan pedas untuk Deva. “Ibu mana?” tanya Deva sambil melongok ke dalam rumah mencari ibunya, dalih untuk menghindar dari Dini, bukan karena Deva tidak siap untuk menjawab berbagai pertanyaan dari Dini, tapi saat ini, Deva memang tidak mempunyai jawaban apa-apa, semua yang terjadi beberapa hari ini diluar dugaannya dan terjadi begitu cepat tanpa direncanakan. “Abang kok bisa berbuat seperti ini pada kami,” kata Dini yang enggan menjawab pertanyaan Deva. Deva memandang wajah Dini dan menghela nafasnya, “Abang juga gak tahu Din, abang gak punya jawaban atas pertanyaanmu saat ini, mungkin nanti,” jawab Deva sambil berjalan ke dalam rumah. “Bu,” panggil Deva samil melongok ke dalam kamar ibunya. “Ibu disini,” jawab ibunya terdengar dari arah kamar Deva. “Ibu ngapain?” tanya Deva yang melihat ibunya membereskan baju-baju

  • My Boss Is My Obsessed   Kesepakatan Mulai Berjalan

    Mobil Adelia masuk ke halaman restoran terkenal di Jakarta, keluarga Hermawan mereservasi seluruh restoran itu untuk acara makan malam perkenalan calon suami Adelia, sekretaris keluarga Hermawan yang biasa melayani Tuan Besar Hermawan sudah menyiapkan semua acara, sebelum pengangkatan pewaris sah perusahaan Go Top, semua agenda terkait hal itu dikerjakan oleh sekretaris tuan besar Hermawan, dan dia satu-satunya orang yang memegang perintah Tuan Besar Hermawan meskipun kini dia sudah tidak ada. “Wah pemeran utamanya sudah hadir,” kata Lion. Adelia masuk ke dalam ruangan dengan tersenyum, disampingnya Deva yang mencoba tersenyum ramah malah terlihat menyeringai aneh, jantungnya berdegup lbih kencang seakan mau keluar dari tubuhnya, semua mata yang memandangnya terlihat bersiap menerkamnya, perasaannya mengatakan bahwa dia sedaang berada di kandang harimau yang sedang kelaparan. “Selamat, aku tidak percaya anak manja ini membawa tunangannya hadir,” Paman Andrew mendatangi mereka

  • My Boss Is My Obsessed   Tunangan Nona Muda (Part 3)

    Adelia duduk di meja kerjanya, setelah perbincangannya dengan Deva tadi pagi, dia hanya diam melihat ke layar laptop meskipun pikirannya tidak ada di sana bersamanya, bahkan makan siang yang Arisa siapkan belum dia sentuh sama sekali. “Tadi kamu bicara apa sama bos?” tanya Arisa pada Deva yang mejanya tepat di sebelah Arisa. “Ehmm, gak ada yang terlalu penting sih, hanya dia menyampaikan sore nanti akan bertemu paman dan bibinya, itu saja,” jawab Deva sambil melanjutkan mengerjakan pekerjaannya. Arisa diam memandang Deva dalam, dia tahu ada yang Deva sembunyikan darinya. “Kau tahu kan, kalian berdua tidak akan pernah bisa apa-apa tanpa aku, apabila kedepannya kalian menemui masalah,” kata Arisa sambil mendekatkan wajahnya ke Deva. Deva sedikit menghindar tatapan Arisa, memang ada benarnya apa yang dikatakan Arisa, saat ini posisi Deva bukanlah posisi yang menguntungkan, dia menyukai pekerjaannya, gaji tinggi meskipun pekerjaannya berat secara mental bekerja dengan nona

  • My Boss Is My Obsessed   Tunangan Nona Muda (Part 2)

    Pagi sekali Deva sudah bersiap berangkat ke kantor, semalaman dia tidak bisa tertidur, setelah kejadian semalam saat semua anggota keluarganya tahu bahwa dia adalah calon suami keluarga konglomerat dari berita di televisi. Deva keluar dari kamarnya menuju ruang makan, ibu dan bapaknserta adik-adiknya sudah duduk untuk sarapan, bapaknya hanya melirik Deva sambil mengambil nasi goreng yang disediakan ibunya untuk sarapan, Deva duduk berharap pagi ini tidak ada lagi yang membahas soal semalam. “Kamu mau the hangat Dev?” tanya ibunya, Deva mengangguk lalu melirik ke arah bapaknya. Ada yang berbeda dari penampilan bapaknya pagi ini, tidak biasanya pagi-pagi bapaknya sudah rapih memakai kaos kerah dan celana panjang, di sandaran kursinya ada jaket yang menggantung. “Bapak mau antar Bian?” tanya Deva sambil menyendok nasi goreng di depannya. “Habiskan dulu sarapanmu, bapak antar ke kantor,” jawab bapaknya. “Antar siapa?” tanya Deva balik seperti salah mendengar ayahnya bi

  • My Boss Is My Obsessed   Tunangan Nona Muda

    Deva baru saja menginjakkan kaki di rumahnya, dia duduk sejenak di teras rumah sambil menikmati hembusan angin malam dengan aroma hujan yang baru saja menyentuh tanah, dia tidak banyak bekerja hari ini tapi tubuh dan pikirannya seakan terjun bebas ke tumpukan masalah-masalah di kantor. Sampai saat ini dia tidak menyangka hal yang baru saja menimpanya, mimpipun dia tidak berani, bagaimana bisa laki-laki biasa dari keluarga yang sangat biasa seperti dirinya akan menikah dengan pewaris keluarga konglomerat, dia tahu hidupnya tidak akan lagi sama, dan sekarang entah bagaimana dia harus menjelaskan hal ini kepada keluarganya. “Lho, sudah pulang nak, kok gak masuk ke dalam?” suara ibunya yang tiba-tiba muncul mengangetkan Deva yang sedang melamun. “Iya bu, belum lama kok, baru sepuluh menit Deva sampai di rumah,” jawab Deva sambil menggeser duduknya untuk mempersilahkan ibunya duduk di sampingnya. Rumah Deva sangat sederhana, ayahnya yang pensiunan dari pegawai pemerintah hanya

  • My Boss Is My Obsessed   Lamaran Nona Muda

    Adelia mengambil ponselnya, dia mengirimkan pesan kepada Arisa bahwa hari ini dia akan pegi ke kantor, dia tidak ingin lama-lama mengurung diri di kamar, membiarkan orang-orang mengasihaninya dan memandangnya bahwa dia lemah saat kakeknya sudah tidak ada. Semalam setelah Deva memakan habis makanannya, Adleia menyurhnya pulang, dia mengancam apabila dia masih ada di rumah ini, Adelia akan memecatnya. “Aku akan pergi ke kantor sendiri, kita bertemu dikantor saja,” kata Adelia di pesan yang dia kirim untuk Arisa. Para karyawan yang mengira Adelia tidak akan hadi di kantor dalam beberapa waktu ke depan terlihat kaget bahwa bisnya sudah ada di kantor pagi-pagi sekali, mereka tidak menyangka baru satu hari persdir meninggal, tapi nona Adelia sudah masuk kantor. Adelia berpikir dengan keras, kata-kata pengacara Bernard terngiang-ngiang dikepalanya, “Bagaimana aku bisa mendapatkan pria yang akan kunikahi dalam waktu tiga bulan,” Adelia berbicara dalam hati sambil melipat tangannya

  • My Boss Is My Obsessed   Sang Pewaris

    Adelia berdiri di belakang para tamu, seketika pandangan para tamu terpusat ke arah Adelia, disamping Adelia berdiri dua asisten peribadinya, seakan tahu bahwa musauh nonanya akan bertambah. Adelia berjalan maju ke depan untuk mengambil ampolop putih yang sudah rapih berjejer di meja di depan pengacara Bernard, dia mengambil salah satu amplop yang sudah tertera namanya, saat berjalan dia tidak sekalipun menoleh ke arah tamu-tamu yang memperhatikannya. Pamannya yang mencoba menahan diri juga ikut mengambil amplop yang disiapkan oleh ayahnya, tidak seperti Adelia, Pamannya langsung membuka amplop tersebut, tidak lama kemudia amplop itu di remas dan dilempar ke bawah, Adelia melihat dengan rasa penasaran, apa yang sebenarnya ditulis kakeknya di amplop itu sampai membuat wajah pamannya mengeras. Bibinya pun sama, adik dari ayah dan pamannya itu adalah satu-satunya putri dari kakeknya, dia menikah dengan pacarnya dan hanya mampu bertahan selama tiga tahun, dia diberikan kakek untu

  • My Boss Is My Obsessed   Hujan Dimata Adelia

    Adelia lari sekencang-kencangnya ke kamar kakek, dia berharap apa yang barusan di sampaikan Albert hanyalah bualan belaka, “Tidak, kakek tidak akan pernah meninggalkanku,” kata Adelia dalam hati, dia terus berlari tapa memandang orang-orang di depannya. Adelia menerobos masuk ke dalam kamar kakeknya, dia melihat tubuh kakeknya terbujur kaku, Adelia mencoba membangunkannya, menyentuh pipinya, namun kakeknya terasa dingin di tangannya. “Kek, kakek, tolong jangan bercanda seperti ini,” kata Adelia memanggil kakeknya dan menggoyangkan tubuh itu perlahan. “Kek, ayolah, buka matamu,” tetap tak ada respon dari tubuh kakeknya, air mata Adelia mulai jatuh, suaranya tercekat di tenggorokan, dia memeluk tubuh kakeknya dan mengguncangkannya perlahan. “Kek, jangan tinggalkan Adelia sendiri, tolong bangunlah,” kata Adelia sambil terisak. Tangan Albert mencoba menangkan Adelia, menariknya perlahan menjauhi tubuh kakeknya. “Kenapa ini tiba-tiba,” kata Adelia sambil menatap Albert. “Dok

  • My Boss Is My Obsessed   CEO Muda

    “Perkenalkan saya Adelia Cantara Hermawan, CEO TopFood Indonesia,” Wanita yang berdiri di tengah panggung itu berdiri dengan rasa percaya diri, di umurnya yang ke 32 tahun dia mampu memimpin perusahaan startup makanan yang berkembang pesat setelah tiga tahun dia memimpin. Tepuk tangan memenuhi ruangan ballroom hotel bintang lima itu, acara perkenalan resmi dan pengukuhan Adelia sebagai CEO yang ditunjuk langsung oleh pengusaha kaya raya Gito Hermawan yang tak lain adalah kakeknya. Adelia yang di gadang-gadang sebagai penerus Go Top Ltd adalah wanita yang nyaris tak pernah ada berita skandal negatif tentangnya, kehidupannya sebagai cucu dari konglomerat tak luput dari kejaran media, segala yang dilakukannya selalu masuk berita nomor satu, baju yang dipakainya selalu ditiru anak-anak muda, setiap yang dimakannya selalu menjadi viral dimana-mana, namun dibalik itu semua Adelia tidak pernah menggubris media sedikitpun, wajahnya selalu ketus dibalik kaca mata hitamnya. “Selamat at

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status