Cinderella After Marriage
““Namaku Lairana Nora, panggil saja Nora,” senyum gadis polos yang berada di depan Tian cukup membuatnya sedikit tersipu, namun tetap saja gadis kampung sepertinya bukan selera Tian, kalau bukan karena persyaratan dari ayahnya untuk mendapatkan warisan, dia tentu saja tidak mau menikahi gadis kampung ini.
Nora yang baru menginjakan kakinya di kota untuk menjalankan perjodohan yang di tawarkan orang tuanya masih tak percaya, dia merasa sedang bermimpi, bagaimana bisa gadis kampung sepertinya berjodoh dengan keluarga kaya raya, namun Nora yang polos hanya menuruti kata sang ayah, karena baginya tidak mungkin ayahnya hanya asal menjodohkan dirinya dengan orang lain.
Nora merasa hidupnya seperti dongeng, menikah dengan Tian membuat dirinya hidup bagaikan Cinderella, tentu saja tidak semua gadis kampung sepertinya bisa menikahi laki-laki tampan dan terpandang, karena itu Nora berjanji pada keluarganya akan menjadi istri yang baik bagi suaminya nanti.
Namun selama lima bulan pernikahan mereka, Nora merasa Tian belum juga bisa menerima dan mencintainya, meskipun Tian selalu memperlakukan Nora dengan sangat baik, namun Nora selalu merasa seperti istri pajangan bagi Tian, namun Nora selalu memaklumi Tian, Nora selalu bersabar dengan alasan pernikahan mereka berlangsung karena perjodohan, tapi apakah wajar bila selama lima bulan Tian belum juga menyentuh Nora meskipun hanya untuk menciumnya sesekali saja, tapi lagi-lagi Nora memaklumi sikap suaminya, Tian.
Hari terus berganti saat perasaan cinta Nora kepada Tian sudah semakin dalam, tiba-tiba seorang wanita cantik datang kepada Nora, betapa terkejutnya Nora saat wanita itu mengaku dirinya adalah kekasih Tian dan sekarang sedang mengandung bayi hasil hubungan dengan suaminya.
Read
Chapter: Rencana Almeera (Part 3)Almeera terbangun dari tidurnya, kepalanya terasa sangat berat, entah berapa gelas wine yang dia minum semalam, tapi seingatnya semalam dia minum di sofa ruang tengah apartemennya bukan di kamar, saat menyadari itu Almeera langsung terduduk di tempat tidur sambil memegang kepalanya, dia mencoba mengingat-ingat tentang semalam, apakah dia sendiri yang berjalan ke kamar. “Tenryata kau sudah bangun,” suara laki-laki membuat Almeera terperanjat, dia melihat Luki berdiri di depan pintu kamar tidurnya sambil menyilangkan tangan di dada. “Kau, sejak kapan kau ada disini?” tanya Almeera sambil menahan sakit kepalanya. “Semalam,” jawab Luki singkat. “Kau yang membawaku ke kamar?” tanya Almeera lagi, Luki hanya mengangguk. “Tenang saja, aku tidak berbuat sesuatu terhadapmu,” kata Luki sambil memandang Almeera. Almeera mencoba membuar dirinya sadar penuh, tapi kepalanya benar-benar berat, “Ah sial, kepalaku sakit sekali,” kata Almeera setengah berbisik. “Kau menghabiskan dua bot
Last Updated: 2024-01-09
Chapter: Rencana Almeera (Part 2)Almeera berdiri di balkon apartemennya sambil sesekali meneguk wine dan memikirkan rencana untuk membuat Tian tetap bersamanya, dia mulai merasakan Tian terganggu dengan kedatangan Nora kembali ke Jakarta. “Seharusnya aku sudah mempertimbangkan hal ini, bagaimana aku bisa lengah,” kata Almeera dalam hati, dia masih memikirkan cara untuk mempertahankan hubungannya dengan Tian. “Bagaimanapun juga Tian tidak boleh kembali pada wanita kampungan itu,” kata Almeera lagi dalam hati. Dia masuk ke dalam apartemen mengambil ponselnya dan menghubungi salah satu nomor kenalannya, entah apa yang di pikirkan Almeera tapi saat ini dia hanya butuh teman bicara, mungkin saja orang ini bisa memberikanku solusi. “Halo?” jawaban dari seberang sana saat panggilan Almeera di respon “Hai..apa kabar?” jawab Almeera, orang itu terdiam cukup lama. “Hmm..kabarku baik, bagaimana denganmu, apakah sudah sangat menikmati peranmu sebagai nyonya winata junior?” kata orang itu lagi. “Nadamu sepert
Last Updated: 2024-01-08
Chapter: Almeera dan Tian (Satu Malam)Almeera mengendarai mobilnya menuju kantor Tian, pagi-pagi sekali dia sudah siap untuk melaksanakan rencananya, semalaman Almeera berpikir tentang Tian, dia yakin Tian bukanlah pria yang bodoh, tapi Almeera bisa membuat seorang Tian bertekuk lutut kepadanya, lagi pula Tian memang pria yang sangat tampan, wangi parfumnya sangat berkelas, penampilannya sangat maskulin, sekilas pikiran Almeera melayang nakal. “Sudah kuputuskan, dia akan jadi milikku,” kata Almeera dalam hati sambil menginjak gas, hari ini Almeera akan membuat Tian mengahbiskan waktu dengannya. “Tok..tok..tok,” Sekretaris Tian mengetuk dan membuka pintu ruangan Tian yang saat itu baru selesai meeting dengan klien. “Pak. Nona Almeera sudah menunggu di depan,” kata sekretarisnya, Tian terdiam sebentar. “Bagaimana pak, apa saya perbolehkan nona Almeera masuk ke ruangan bapak?” tanya sekretarisnya lagi. “Suruh dia masuk saja, lalu siang nanti tolong reservasikan restoran untuk makan siang,” jawab Tian. “Baik pa
Last Updated: 2023-12-27
Chapter: Almeera dan Tian (Part 2)“Hey..kau tidak berangkat ke kantor,” suara Tomi membuat tidur Tian terganggu, dia melihat arloji di tangannya, jam menunjukan pukul delapan pagi, Tian langsung terbangun dari sofa dan mencari kunci mobil yang semalam ditinggalkan supirnya. “Kenapa lo gak bangunin gue lebih pagi,” jawab Tian setengah terhuyung dan melihat Tomi sudah rapih dengan baju kerjanya sambil menyeruput kopi. “Sudah, kau tak bangun,” kata Tomi sambil mengambil jasnya lalu mengambil kunci mobil. Tomi dan Tian sama-sama pergi keluar apartemen, hanya yang satu sangat terlihat rapih dan yang satu terlihat baru bangun tidur dengan wajah bantal. Mereka masuk ke mobil masing-masing, Tian akan langsung ke kantornya, dia sudah mengirimkan pesaan kepada sekretarisnya untuk menyiapkan baju kerjanya di ruangannya, dan menahan siapapun yang ingin masuk ke dalam ruangannya. “Sampai nanti,” kata Tomi sambil meninggalkan Tian dengan mobilnya, Tian hanya menganggukan kepala. Sesampainya di kantor, Tian bergegas masu
Last Updated: 2023-12-22
Chapter: Almeera dan Tian (Part 1)“Al, lo udah siap tampil?” kata salah seorang kru di backstage tempat para model bersiap untuk penampilan fashion show tahun ini. “Yang lo lihat gimana, masa gue udah dandan kaya gini masih dibilang belom siap,” jawab Almeera sambil melirik ke arah kru. “Beruntung lo hari ini, direktur utama Winata Grup gak bisa hadir,” kata kru itu lagi. “Loh kok beruntung, lo kan tau gue lagi berusaha promosiin diri gue untuk jadi model tetap perusahaan mereka, kalo direktur utamanya gak datang, rencana gue bubar dong,” kata Almeera sambil mengernyitkan dahi. “Direktur Utamanya emang gak datang, tapi dia di wakilin sama anaknya, Bastian Abimana,” kata kru itu lagi sambil tertawa seakan mengisyaratkan sesuatu. “Oh, baguslah meskipun bukan bapaknya, seenggaknya kesempatan gue gak hilang kan,” kata Almeera lagi. “Lo kenapa sih, kok ketawanya begitu?” tanya Almeera. “Duh tuan putri, harusnya lo bisa berpikir jauh ke depan, kalo lo mau promosiin diri lo, sekalian gaet anaknya dong, dua
Last Updated: 2023-12-21
Chapter: Pertanyaan Tian (Part 3)Mobil Tomi berjalan masuk ke dalam pekarangan rumahnya, dia melihat Nora dan Bian tertidur di sampingnya, Nora tertidur sangat lelap saat itu karena malam tadi dia tidak bisa memejamkan mata hingga dini hari. “Sayang kita sudah sampai,” kata Tomi perlahan membangunkan Nora. Nora perlahan membuka matanya, dia melihat ke sekeliling, rumah yang indah dan halaman yang asri. “Ini rumah kita, kita akan tinggal disini sementara,” kata Tomi yang lekas turun dari mobilnya, dan menyuruh supirnya untuk menurunkan barang-barang bawaan mereka. Nora mengikuti Tomi turun dari mobil sambil menggendong Bian, dia belum pernah melihat rumah yang akan mereka tempati selama di Jakarta. “Apakah kau membelinya?” tanya Nora pada Tomi. “Tidak, ini adalah rumahku, aku hanya sedikit merenovasinya sebelum berangkat ke Australia,” jawab Tomi. Nora mengikuti Tomi masuk ke dalam rumah, meskipun rumah ini lama tidak di tempati oleh Tomi namun rumah ini terlihat sangat bersih dan tidak berbau khas ru
Last Updated: 2023-12-20
My Boss Is My Obsessed
“Apa!!!” Deva setengah teriak setelah mendengarkan apa yang dikatakan wanita di depannya yang selalu dipanggil Boss oleh orang-orang di kantornya.
Wanita yang duduk santai sambil menatap wajah Deva yang pucat pasi setelah mendengarkan apa yang dikatakannya tanpa wajah bersalah yang bernama Adelia Cantara Hermawan, nama itu terpampang jelas di papan nama di meja kerja wanita itu
“Apa kau tuli?” tanya wanita itu.
Deva terbelalak, sikapnya langsung salah tingkah di depan wanita itu, dia tidak percaya hari ini dia di lamar oleh bosnya sendiri.
“Anda bercandakan,” kata Deva mencoba tertawa dan berharap ini hanya prank belaka, tapi wajah dingin bosnya membuat senyum di bibir Deva langsung hilang begitu saja.
“Kau sudah berapa lama bekerja denganku, apakah aku tipe orang yang mempunyai waktu untuk bercanda?” jawab Adelia.
Deva berdiri lalu berkacak pinggang, “Ini bukanlah hal yang dapat anda putuskan sendiri, bagaimana anda bisa memanggil saya lalu meminta saya untuk menikah dengan anda, bagi saya menikah harus dengan orang yang kita cintai,” kata Deva panjang lebar.
Adelia menyenderkan badannya di kursi sambil melipat tangannya, “Kau kira aku benar-benar ingin menikahimu?” kata Adelia lagi sambil membuka laci mejanya dan mengeluarkan sebuah map hijau ke atas mejanya.
Read
Chapter: Kesepakatan Mulai Berjalan (Part 2)Deva masuk ke dalam rumah, di ruang depan Dini seakan menunggu Deva masuk ke dalam rumah, tentu saja adiknya yang judes itu sudah menyiapkan berbagai sambutan pedas untuk Deva. “Ibu mana?” tanya Deva sambil melongok ke dalam rumah mencari ibunya, dalih untuk menghindar dari Dini, bukan karena Deva tidak siap untuk menjawab berbagai pertanyaan dari Dini, tapi saat ini, Deva memang tidak mempunyai jawaban apa-apa, semua yang terjadi beberapa hari ini diluar dugaannya dan terjadi begitu cepat tanpa direncanakan. “Abang kok bisa berbuat seperti ini pada kami,” kata Dini yang enggan menjawab pertanyaan Deva. Deva memandang wajah Dini dan menghela nafasnya, “Abang juga gak tahu Din, abang gak punya jawaban atas pertanyaanmu saat ini, mungkin nanti,” jawab Deva sambil berjalan ke dalam rumah. “Bu,” panggil Deva samil melongok ke dalam kamar ibunya. “Ibu disini,” jawab ibunya terdengar dari arah kamar Deva. “Ibu ngapain?” tanya Deva yang melihat ibunya membereskan baju-baju
Last Updated: 2024-02-06
Chapter: Kesepakatan Mulai BerjalanMobil Adelia masuk ke halaman restoran terkenal di Jakarta, keluarga Hermawan mereservasi seluruh restoran itu untuk acara makan malam perkenalan calon suami Adelia, sekretaris keluarga Hermawan yang biasa melayani Tuan Besar Hermawan sudah menyiapkan semua acara, sebelum pengangkatan pewaris sah perusahaan Go Top, semua agenda terkait hal itu dikerjakan oleh sekretaris tuan besar Hermawan, dan dia satu-satunya orang yang memegang perintah Tuan Besar Hermawan meskipun kini dia sudah tidak ada. “Wah pemeran utamanya sudah hadir,” kata Lion. Adelia masuk ke dalam ruangan dengan tersenyum, disampingnya Deva yang mencoba tersenyum ramah malah terlihat menyeringai aneh, jantungnya berdegup lbih kencang seakan mau keluar dari tubuhnya, semua mata yang memandangnya terlihat bersiap menerkamnya, perasaannya mengatakan bahwa dia sedaang berada di kandang harimau yang sedang kelaparan. “Selamat, aku tidak percaya anak manja ini membawa tunangannya hadir,” Paman Andrew mendatangi mereka
Last Updated: 2024-01-29
Chapter: Tunangan Nona Muda (Part 3)Adelia duduk di meja kerjanya, setelah perbincangannya dengan Deva tadi pagi, dia hanya diam melihat ke layar laptop meskipun pikirannya tidak ada di sana bersamanya, bahkan makan siang yang Arisa siapkan belum dia sentuh sama sekali. “Tadi kamu bicara apa sama bos?” tanya Arisa pada Deva yang mejanya tepat di sebelah Arisa. “Ehmm, gak ada yang terlalu penting sih, hanya dia menyampaikan sore nanti akan bertemu paman dan bibinya, itu saja,” jawab Deva sambil melanjutkan mengerjakan pekerjaannya. Arisa diam memandang Deva dalam, dia tahu ada yang Deva sembunyikan darinya. “Kau tahu kan, kalian berdua tidak akan pernah bisa apa-apa tanpa aku, apabila kedepannya kalian menemui masalah,” kata Arisa sambil mendekatkan wajahnya ke Deva. Deva sedikit menghindar tatapan Arisa, memang ada benarnya apa yang dikatakan Arisa, saat ini posisi Deva bukanlah posisi yang menguntungkan, dia menyukai pekerjaannya, gaji tinggi meskipun pekerjaannya berat secara mental bekerja dengan nona
Last Updated: 2024-01-26
Chapter: Tunangan Nona Muda (Part 2) Pagi sekali Deva sudah bersiap berangkat ke kantor, semalaman dia tidak bisa tertidur, setelah kejadian semalam saat semua anggota keluarganya tahu bahwa dia adalah calon suami keluarga konglomerat dari berita di televisi. Deva keluar dari kamarnya menuju ruang makan, ibu dan bapaknserta adik-adiknya sudah duduk untuk sarapan, bapaknya hanya melirik Deva sambil mengambil nasi goreng yang disediakan ibunya untuk sarapan, Deva duduk berharap pagi ini tidak ada lagi yang membahas soal semalam. “Kamu mau the hangat Dev?” tanya ibunya, Deva mengangguk lalu melirik ke arah bapaknya. Ada yang berbeda dari penampilan bapaknya pagi ini, tidak biasanya pagi-pagi bapaknya sudah rapih memakai kaos kerah dan celana panjang, di sandaran kursinya ada jaket yang menggantung. “Bapak mau antar Bian?” tanya Deva sambil menyendok nasi goreng di depannya. “Habiskan dulu sarapanmu, bapak antar ke kantor,” jawab bapaknya. “Antar siapa?” tanya Deva balik seperti salah mendengar ayahnya bi
Last Updated: 2024-01-24
Chapter: Tunangan Nona MudaDeva baru saja menginjakkan kaki di rumahnya, dia duduk sejenak di teras rumah sambil menikmati hembusan angin malam dengan aroma hujan yang baru saja menyentuh tanah, dia tidak banyak bekerja hari ini tapi tubuh dan pikirannya seakan terjun bebas ke tumpukan masalah-masalah di kantor. Sampai saat ini dia tidak menyangka hal yang baru saja menimpanya, mimpipun dia tidak berani, bagaimana bisa laki-laki biasa dari keluarga yang sangat biasa seperti dirinya akan menikah dengan pewaris keluarga konglomerat, dia tahu hidupnya tidak akan lagi sama, dan sekarang entah bagaimana dia harus menjelaskan hal ini kepada keluarganya. “Lho, sudah pulang nak, kok gak masuk ke dalam?” suara ibunya yang tiba-tiba muncul mengangetkan Deva yang sedang melamun. “Iya bu, belum lama kok, baru sepuluh menit Deva sampai di rumah,” jawab Deva sambil menggeser duduknya untuk mempersilahkan ibunya duduk di sampingnya. Rumah Deva sangat sederhana, ayahnya yang pensiunan dari pegawai pemerintah hanya
Last Updated: 2024-01-22
Chapter: Lamaran Nona MudaAdelia mengambil ponselnya, dia mengirimkan pesan kepada Arisa bahwa hari ini dia akan pegi ke kantor, dia tidak ingin lama-lama mengurung diri di kamar, membiarkan orang-orang mengasihaninya dan memandangnya bahwa dia lemah saat kakeknya sudah tidak ada. Semalam setelah Deva memakan habis makanannya, Adleia menyurhnya pulang, dia mengancam apabila dia masih ada di rumah ini, Adelia akan memecatnya. “Aku akan pergi ke kantor sendiri, kita bertemu dikantor saja,” kata Adelia di pesan yang dia kirim untuk Arisa. Para karyawan yang mengira Adelia tidak akan hadi di kantor dalam beberapa waktu ke depan terlihat kaget bahwa bisnya sudah ada di kantor pagi-pagi sekali, mereka tidak menyangka baru satu hari persdir meninggal, tapi nona Adelia sudah masuk kantor. Adelia berpikir dengan keras, kata-kata pengacara Bernard terngiang-ngiang dikepalanya, “Bagaimana aku bisa mendapatkan pria yang akan kunikahi dalam waktu tiga bulan,” Adelia berbicara dalam hati sambil melipat tangannya
Last Updated: 2023-12-21