Beranda / Romansa / My Boss Behavior / 88. Forin Menyerah

Share

88. Forin Menyerah

Penulis: Aloegreen
last update Terakhir Diperbarui: 2023-01-29 20:53:00

Melotot setelah pandangannya benar-benar jelas. Tanpa sadar mencengkeram lengan Reon kuat.

Dua orang itu berdiri berdampingan seraya membawa senapan. Gelap nan hitam. Tanpa ekspresi terlihat begitu mematikan.

Zara tak bisa berkata-kata lagi. Mulutnya tetap terbuka.

"Karena kami telah meringkus anak buah yang kau bicarakan, jadi perlawanan ini sia-sia. Hentikan, Mario." sambung Zack.

'Me-mereka datang?' batin Zara.

Keterkejutan Zara tidak lebih parah dari Mario.

Dia berbalik seutuhnya membelakangi Reon dan Zara hanya untuk tidak percaya.

"Ke-kenapa kalian bisa kemari?! Bukankah ada banyak pekerjaan yang menyibukkan kalian sampai lupa diri?!" berteriak sesuka hati.

Mungkin hatinya remuk karena seluruh usahanya sia-sia.

"Bodoh!" jawab Alexa telak membuat Mario tersentak.

Dia menyembunyikan senjata api dalam balik jas-nya, begitu juga Zack.

Reon tiba-tiba menendang ranjang ke belakang hingga kembali ke posisi semula. Lalu, mendudukinya.

Melihat sosok majikannya yang duduk bagai r
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • My Boss Behavior   89. Canggung

    Zara masih belum tenang. Kegelisahan yang melanda berasal dari pertanyaan. Dendam apa yang dimiliki Mario? "Waahh, Zara! Syukurlah aku bertemu denganmu lagi! Aku merindukanmu! Sangat-sangat merindukanmu!" Bastian mengambil alih atas Zara. Zara pasrah begitu saja ditarik dan diamati dari atas hingga bawah. Menatap tanah sambil mengetuk dagu, cenderung terlihat melamun. Bastian yang berbinar dicampakkan. 'Sshhh, kupikir aku akan tertembak tadi. Mario sudah gila. Eee, apa tidak masalah membiarkan mereka pergi dengan orang-orang suruhan Reon? Ini malam hari, semuanya bisa terjadi. Lagipula mereka licik,' pikir Zara panjang. Tanpa disadari, dahi berkerut aneh. "Lihat, Zara, lihat! Lihat kemari! Foto pertama di Tokyo adalah dirimu. Ah, berpose lah seperti saat kau membintangi parfum Pak Reon, ayo!"Bastian masih gencar menunjukkan kasih sayang dan rindu, tetapi Zara membatu di dunianya sendiri. Sementara, Reon dan kedua orang kepercayaannya ada di sana. Di trotoar yang begitu ramai t

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • My Boss Behavior   90. Keharuman Sakura Bermekaran

    Zara menggaruk pelipis dengan jari. Senyumnya kaku sampai terlihat gigi taring. 'Yang begini bagaimana cara memulainya, ya?' tawa kering dalam hati. Pasalnya dia tinggal berdua dengan Reon di trotoar lebar nan dingin ini. Rasanya ingin sendiri sepi. Apa mungkin dia tidak sanggup berhadapan dengan Reon setelah berpisah cukup lama? Perlahan Zara menoleh menatap Reon yang terus terpusat padanya. Napasnya tercekat. 'Kenapa dia melihatku terus? Apa ada sesuatu di wajahku?' pikirnya.Lalu, angin dingin yang lebih besar melintas menerpa wajah menggoyangkan rambut mereka. Zara terbuai. Alis terangkat dengan mulut membulat. 'A-apa ini? Aku ... kembali terpesona padanya?' hati sudah bicara. Wajah lelah itu, tatapan tajam nan redup yang menyiratkan sesuatu, apakah Zara terbuai karenanya? Atau kah angin yang menerpa wajah tampan itu membekukan dirinya? Mata Zara tersihir dan dia tidak bisa membantah. Sekarang tidak tahu harus bagaimana. Bertanya kabar atau mencampur segala emosi yang in

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-30
  • My Boss Behavior   91. Lentera Menyambung Jiwa

    Tidak bisa membiarkan wajah laki-laki itu terus murung, Zara mengambil sebuah korek api di sakunya. "Ah, aku masih membawa ini, ya? Kupikir akan membakar Mario dan Forin juga tadi. Habisnya mereka seperti sampah, haha. Emm, sayang sekali kalau kubawa tapi tidak ada gunanya. Apa sebaiknya kubakar pohon-pohon ini saja, ya?" Reon sedikit tertarik. "Bodoh sekali," ujarnya tanpa memaki. Zara yang meliriknya pun tersenyum, lalu menyalakan korek api itu. "Wah, apinya berwarna jingga!" Gemerlap mata Zara yang melebar membuat mulut Reon terbuka. "Sayangnya begitu kecil. Apa menurutmu api ini bisa menyinari satu pohon besar ini, Tuan? Agar lebih terang dan setiap kelopak yang berjatuhan bisa terlihat lebih jelas," lanjut Zara. Tangan itu hangat melindungi api agar tidak padam. "Tidak bisa," jawab Reon singkat. Namun, pandangannya turun sepenuhnya.Zara menoleh. Senyum itu berubah mengartikan sesuatu. "Jika aku bisa membuktikannya, apa kau mau memenuhi satu permintaanku, Tuan?" Alis

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • My Boss Behavior   92. Aku Menyukaimu

    Ekspresi Reon mengatakan segalanya. Zara melongo tak sanggup memandang sekeliling, hanya berfokus pada Reon yang diguyur hujan Sakura. Serta lentera itu meneranginya. Sangat cantik di tengah merah mudanya malam. "Indah sekali! Ini tidak buruk. Sangat menawan!" puji Reon alami nan tulus. Zara tersipu sekaligus berbinar dipuji bagai dihantam bunga Sakura.'Aaa, dia memujiku? Panasnya!' hati Zara merasa panas. Untuk saat ini, memandang Reon yang bagai malaikat di depannya cukup menghentikan waktu. Perputaran bumi seakan berhenti sesuai pikiran Zara. Senyum itu ingin dia pandang lebih lama. Bisakah ketulusan senyum Reon dia lihat di kemudian hari? Hingga Reon mengakhiri aksi kagumnya seakan mengubah pandangan tentang bunga Sakura. Sepertinya Zara berhasil menepati janji. Reon menoleh masih dengan senyuman yang sama. Zara yang terbuai pun begitu polos. 'Dia ... tampan sekali!' hatinya masih berseri-seri."Aku mengaku kalah," ucap Reon menyadarkan Zara. Gadis cantik itu mengerjap

    Terakhir Diperbarui : 2023-01-31
  • My Boss Behavior   93. Perintah Satu Malam

    "Heh? Itu kah rasa terima kasihmu padaku? Jangan salahkan aku jika menyimpulkan asumsiku. Itu karena kau payah. Pada dasarnya Sakura itu tidak mengerikan. Lihat, api bukan hanya bisa membakar, tetapi menerangi juga, dan Sakura selalu menjadi saksinya." Berkacak pinggang tersenyum meneleng miring. Reon tersentak dalam hati. "Sakura?" gumamnya mengerti dalam tanya. Zara mengangguk. "Hmm, Sakura." Senyum itu tetap sama sampai Reon berhenti terdiam dan membalas senyumnya. "Baiklah, kalau itu maumu, Tuan. Ayo kita ke tempat selanjutnya!" Semangat meninju udara. "Eh? Tapi aku tidak punya rencana lain selain di sini." Patah semangat menjadi kikuk membuat Reon menghela napas berat. Terpaksa Reon lah yang memilih destinasi selanjutnya. Zara meringis pasrah kemanapun Reon pergi. Di tengah malam begini tidak jarang tempat-tempat yang terbuka. Namun, Reon selalu dapat mengejutkan Zara. Di taman hiburan, di laut, di atas gedung tinggi, lalu kembali ke taman Sakura setelah detik jam be

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • My Boss Behavior   94. Meloloskan Diri

    Penerbangan mereka pun dibatalkan. Diduga para tawanan masih berada di sekitar Tokyo.Mereka berpencar menjadi dua kubu. Alexa, Zara, dan Reon mencari di segala sisi, sedangkan Zack dan Bastian mencari informasi dari orang-orang yang bertugas. Mereka terus terkoneksi. "Kita akan ke mana, Tuan?" tanya Zara bingung. Reon melajukan mobil kantornya begitu cepat. Sementara Alexa sibuk bertelepon dengan seseorang. 'Bagaimana mereka bisa kabur? Ah, sudah kuduga akan seperti ini. Orang-orang Reon ditipu atau mereka lalai? Tapi tidak mungkin jika lalai,' pikir Zara kalut. Terlebih lagi Reon tidak menjawab. Dia terus bermain kemudi dengan sorotan setajam elang. Zara berdecak melihat dua orang di depannya.Dia menguasai bangku belakang. 'Astaga, aku masih tidak sanggup menatap aura mereka jika sedang bersama,' pikirnya lanjut. "Baiklah, teruskan mencari!" Alexa menutup teleponnya. Zara tidak sabar menunggu penjelasan Alexa. "Tuan, mereka hilang saat berhenti di toilet umum. Mario mene

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-01
  • My Boss Behavior   95. Aoi

    Zara bertekuk lutut luruh. "Apa ... kau bilang?" Matanya menatap Forin kosong. Reon panik, segera berlari menuju Zara. "Zara, jangan didengarkan!" teriaknya bahkan mengejutkan Alexa. Namun, Zara tetap memberi respon kekosongan. Reon pun berdecak dan beralih mendekati Forin."Kurang ajar kau, dasar tidak tau malu! Atas dasar apa kau bicara seperti itu?!" Zara sadar dengan amarah Reon. Dia celingukan bingung. "Eh?" Tiba-tiba Forin sudah berada di tangan Reon saja. CEO itu mencengkeram leher Forin hingga gadis itu terangkat. Zara melotot syok hampir lepas. Seketika berdiri pontang-panting. "Le-lepaskan aku!" Forin tertatih dan kesulitan bernapas. Alexa diam bagai tak melihat apa-apa. Kaki Forin sudah menendang udara ingin dilepaskan. Itu sangat menyakitkan. 'Astaga! Aku harus menyelamatkannya! Reon dalam kondisi marah!' hati Zara masih waras. Sayangnya, sebelum itu terjadi, peluru Mario sudah dilepaskan ke arah Reon. Zara terhenti dalam larinya. Seakan jantung juga ikut ber

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02
  • My Boss Behavior   96. Identitas Asli CEO

    Rambut hitam lurus sebahu. Menutupi sebelah mata layaknya layaknya menyembunyikan sesuatu. Tubuh ramping nan tinggi itu, menghipnotis Zara. Mulutnya terbuka, masih bersimpuh lemas saat Alexa sudah berdiri di samping Zack dan Reon.'Siapa dia?' hati Zara bertanya-tanya.Mario dan Forin juga bertanya tentang hal yang sama. Gadis itu terlihat muda, kuat, dan cerdas. "Kau datang rupanya," ucap Reon semakin menambah teka-teki. Ekspresi sedingin batu. Pandangannya jatuh pada Forin yang takut menatapnya. Lalu, senyum aneh pun terbit walau sedikit. Mengambil sebuah gulungan kertas di saku jaketnya sambil berjalan ke arah Forin. Seketika Forin mati gaya. Dia ingin berhenti bernapas. Lalu, gadis itu membuka gulungannya. Ternyata sebuah surat."Aku datang untuk meringkus Forin Sazuma Nafari. Ini adalah surat pemberhentian seluruh kontrak kerjamu di dunia permodelan. Kau telah dibebaskan dari pekerjaan!"Wajah Forin pucat pasi. Mulutnya terbuka sembari menggeleng kuat."Tidak! Tidak mungkin!

    Terakhir Diperbarui : 2023-02-02

Bab terbaru

  • My Boss Behavior   110. Kisah Raja Iblis dan Pelayan Cantik

    Diam-diam mengintip di celah pintu. Kamar Reon membuat bulu kuduk Zara merinding. Kakinya gemetaran, meringis dalam diam. "Aduh! Kenapa aku malah ke sini? Tadinya hanya penasaran apa yang Reon lakukan, kenapa aku benar-benar datang mengintipnya?" mencicit bodoh. Tiba-tiba pintu terbuka membuat Zara berteriak hampir jatuh tersungkur. "Aaa, sakit sekali!" Bangkit mengusap lutut yang terbentur keras dengan lantai. Ada kaki besar di sampingnya. Seketika Zara mati gaya. Dia berdiri cepat dan memberi senyuman manis. "Ah, Tuan. Tidak bisa tidur, ya?" Senyum itu menjadi kikuk. Reon menatapnya begitu dalam sampai Zara terpaksa memutar-mutarkan pandangannya. "Zara," panggil Reon membuat Zara terjingkat. "Hiii! Iya, Tuan!" Seketika Zara bersikap tegap. "Apa kau tidak keberatan menyukai mantan Pembunuh Rahasia sepertiku?" Tatapan redup Reon mengatakan segalanya. Zara mendelik heboh bahkan sulit bernapas. 'Kenapa tiba-tiba begini?! Apa yang merasukinya?!' memekik dalam hati

  • My Boss Behavior   109. Pernyataan Janji

    "Zara Azuri Frazanista, kuucapkan terima kasih sudah mendampingi Tuan tanpa memerasnya seperti rencanamu pada awalnya," ujar Aoi tanpa melepas rokok di sudut mulutnya. Zara mendelik meringis. 'Sial! Kenapa gadis ini bisa setenang Alexa? Tidak, Alexa lebih gelap dari ini,' batin Zara. "Aku tidak bermaksud memerasnya, tapi memanfaatkannya." bela Zara malas menepis udara. "Omong-omong, kau sangat cantik!" Aoi mengeluarkan asap rokok dari mulutnya seperti mainan. Zara terperangah langsung memegang kedua pipi. "Iya, haha, jangan begitu. Aku tidak secantik itu."Dia tersipu. "Bicaranya jadi malu-malu." Bastian mendelik.Ekspresi Zara berubah seketika ketika menoleh ke Bastian. "Jadi, apa yang kalian lakukan?" Pertanyaan yang cukup serius. Bastian melengos. "Hanya bermain," jawabnya santai. Zara memicing tidak percaya. Dia pun berdiri membuat mereka mendongak. "Bastian, kutunggu penjelasanmu. Yah, terserah kalian mau bermain atau tidak, aku tidak berhak mengaturnya, tetapi aku

  • My Boss Behavior   108. Perayaan Besar Sepanjang Sejarah

    "Semuanya telah berakhir?" Di gerbang kantor polisi, Ryo bertanya kepada Zara. Zara mengangguk mantap. "Sudah berakhir!" Mereka berjabat tangan dan menukar senyum.Tidak akan ada pembalasan dendam lagi yang menyulitkan semua orang. Zara sudah bisa lega sepenuhnya. Kegelisahan di hati pun hilang. "Aku akan pergi ke jalanku. Temui aku jika membutuhkan sesuatu. Setelah ini apa rencanamu?" Ryo melepaskan jabatan tangan mereka. Zara berkedip polos. "Hmm? Aku akan kembali bekerja di rumah Tuan Reon, apa lagi?" Ryo pun menepuk dahi. "Gadis payah!" "Ha? Apa? Kenapa kau bilang begitu?" Zara seperti orang bodoh yang dikerjai. Namun, jalan memisahkan mereka sehingga Zara tidak mendapat jawabannya. Ryo kembali mengatur perusahaannya dan Zara kembali ke rumah Reon bersama orang-orang penting yang berbunga-bunga akannya. Setibanya di rumah, dia baru sadar bahwa Bastian dan Aoi menghilang, padahal Reon beserta kedua ajudannya ada di sana. "Bibi, ke mana Bastian dan Aoi? Tadi mereka p

  • My Boss Behavior   107. Asmara Bersemi Kembali

    Keesokan harinya, Zara sudah tidak menjadi tahanan asmara. Ryo berniat untuk menyelesaikan segalanya dan memulai sesuatu yang baru. Dengan didampingi Zara, Ryo berniat menuju kantor polisi, akan tetapi tanpa diduga Forin menghadang di depan rumahnya. "Astaga! Forin?!" Zara yang terkejut sampai mundur hampir kembali ke teras. Ryo juga terkejut, tetapi dia mematung. 'A-apa yang dilakukannya di sini?! Pagi-pagi sekali sudah ada masalah?! Oh, tidak, kapan ini akan selesai?!' batin Zara menjerit. Memandang mereka berdua bergantian sampai matanya melebar. Ekspresi Forin nampak segan bercampur malu, tetapi terdapat niat yang kuat. Mereka diam sampai Forin membuka percakapan. Dia sangat gelisah sebelum memantapkan langkah dan memandang Ryo dalam. "Ryo, aku ingin mengakhiri hubungan denganmu," ujar Forin tegas. Sontak pagi yang cerah itu menjadi mendung bagi Ryo. Zara membekap mulutnya. Syok tak berkesudahan dengan keberanian Forin dalam bermain-main, akan tetapi kali ini mantan mode

  • My Boss Behavior   106. Pertarungan Hati Selesai

    Demam melanda, panas-dingin di sekujur badan. Hujan petir di luar menambah gelapnya kamar. Zara menyelimuti Ryo dengan satu-satunya selimut dan menyuruhnya duduk menekuk lutut setelah sadar. Laki-laki itu begitu lembab. Tubuhnya membiru nan pucat. Zara panik tak karuan. "Ada apa denganmu? Kenapa bisa begini? Kau bermain hujan? Seperti anak kecil saja!" Marah Zara akan kekhawatirannya. Ryo yang terpuruk menatap Zara dengan makna berbeda. Sisi perhatian nan baik itu membuatnya berdecak dalam hati. Memalingkan pandangan kembali pada kesedihan yang mendalam. Kemudian, dia menceritakan segalanya. Tentang Forin yang berkhianat.Zara terperangah, "Apa ... kau bilang?" Tangan lemah tak lagi memegang selimut yang menutupi Ryo dari kepala hingga kaki. Laki-laki itu pun mengangguk lemah. Zara tidak bisa berucap sepatah kata pun. Meskipun telah mengetahui perasaan Forin pada Reon, tetapi keberanian Forin menyelamatkan Reon dan mengakui cintanya pada Ryo itu terlalu memukul. Bahkan Zara

  • My Boss Behavior   105. Terpuruk dalam Dua Cinta

    "Karena aku mencintaimu!" Jantung Reon bergemuruh. Langit menghadirkan guntur dan awan mendung dari segala sisi. Bulan separuh yang bersinar mulai tertutup mendung. Musim kemarau lenyap untuk malam ini. Rintikan air mulai turun mengguyur seluruh sudut Jakarta. Pernyataan Forin hanyut bersamaan turunnya hujan. "Kau gila!" Reon menggeleng. Forin justru berbinar. "Ini pertama kalinya kau menggunakan ekspresimu untukku selain senyuman sinis dan marah. Aku senang sekali!" Reon memejamkan mata meredam emosi. "Terima kasih, tapi aku tidak punya banyak waktu. Membebaskanku hanya akan menambah masalah bagimu." Reon hendak pergi, tetapi Forin menariknya berjongkok di dekat pintu belakang. "Ssttt! Aku punya rencana untuk membawa Zara ke sisimu."Forin mengangguk pasti. Reon terpancing."Zara?" Tatapannya sedikit berubah. "Ryo menjaganya sangat ketat. Jika aku yang membawanya keluar pasti tidak akan masalah. Percayalah padaku!" Reon hendak membalas, akan tetapi sebuah tepuk tangan te

  • My Boss Behavior   104. Penghianatan Forin

    Bastian masih menganga tak percaya. Bagaimana bisa seorang gadis berubah menjadi kepala sipir yang mengerikan?Bagaimana pula tubuh kecil itu berkembang menjadi besar? Di depan cermin, Bastian tak kunjung reda menunjukkan wajah bodohnya. "Aku siap! Kau jangan mengacaukan rencanaku. Jika tidak, kau juga akan kugantung!" Aoi berbalik sembari memakai sarung tangan putih. Bastian tersentak mundur. "Haaa! Suara ... suaramu juga berubah seperti laki-laki!" Syok yang tak berkesudahan itu membuat Aoi mendesah panjang."Ayo pergi!" Terpaksa menyeret Bastian dengan menarik kamera yang terkalung di leher. Sungguh malam yang indah penuh gairah. Perempuan bisa menjadi sangat kuat dari dua sisi. Zara hanya bisa merenung membayangkan langit gelap penuh bintang. Andai saja pertarungan juga terjadi padanya sekarang. "Menendang pintu juga tidak berhasil. Sialan! Ryo, kau melanggar janjimu!" Ribuan kali Zara memaki tak mempan menghilangkan dendamnya. Semua untaian perasaan Ryo sebelumnya len

  • My Boss Behavior   103. Terbebasnya Forin dan Mario

    Ryo memberitahu siksaan yang Reon terima di penjara kepada Zara. Terus mengancam dan mendorong mental Zara agar bersedia membebaskan Forin dan Mario. Gadis itu begitu tangguh, meskipun mendengar Reon disiksa. Ini sudah lewat satu hari. Semuanya masih berjalan monoton. Hingga pada akhirnya, di pagi ini Ryo kembali datang membawa sebuah video rekaman. "Pergilah!" usir Zara. Ryo tersenyum miring setelah mengunci pintu."Kenapa? Ayo kita bermain-main, Sayang! Akan kuperlihatkan kehidupan penjara padamu." Langkah tertata memaksa keberanian Zara mundur hingga terealisasikan. Zara menabrak kepala ranjang dan Ryo semakin mendekatinya. Kemudian, rekaman video itu pun diputar. Bagai tersapu badai seorang diri, kesadaran Zara menghilang. Mata seakan buta dan telinga tidak mendengar.Ryo tersenyum jahat melihat Zara yang membatu tak berdaya. Ketangguhan Reon yang tak menjerit sama sekali dalam menerima semua siksaan itu tiba-tiba meluruhkan air mata Zara. Tanpa suara, gadis itu menangis

  • My Boss Behavior   102. Aksi Aoi dan Bastian

    Sementara Reon yang terus disiksa, perusahaannya masih berjalan dengan normal. Alasannya karena Zack dan Alexa dipaksa bekerja dari penjara. "Haha, ini menarik! Akan kukenang seumur hidup. Ternyata penjara tidak sepahit itu. Yah, jika aku mau kubisa merusak besi-besi ini kapan saja, tapi demi Pak Reon dan Zara aku harus menahannya. Ah, aku pegal. Azuma, bisakah kau buatkan aku kopi?" Zack dengan lihai mengolah dokumen di laptop dalam jeruji besi. Dia bertolakbelakang dengan Alexa yang juga sedang bekerja. Azuma hanya memandang mereka di pojokan. "Hanya debu yang bisa kuberikan padamu, Tuan Zack. Huft, kenapa Tuan Reon harus menerima pukulan yang menyakitkan itu demi kita? Kenapa tidak membiarkan kita menanggungnya juga? Aku sangat sedih!" lirih Azuma. "Menjijikkan!" maki Alexa datar. Seketika bibir Azuma semakin melengkung ke bawah. "Itulah kualitas terbaik Tuan kita, bukan?" Zack meredupkan matanya.Di sisi lain, Ryo membawakan makanan untuk Zara. Zara berdiri tegap mengepal

DMCA.com Protection Status