Beranda / Rumah Tangga / My Beloved Partner / Aku Selama Ini Menikahi Pria Aneh

Share

Aku Selama Ini Menikahi Pria Aneh

last update Terakhir Diperbarui: 2024-11-02 03:47:00

Pria yang baru saja memasuki toko bunga itu menatap Wisang dengan pandangan yang tajam dan intens. Wajahnya tidak asing, namun ada sesuatu yang membuat Wisang merasa tak nyaman. "Aku mendengar kau memulai usaha baru," ucap pria itu dengan nada dingin. "Kukira kau sudah melupakan masa lalu kita."

Wisang berusaha menjaga ketenangannya, meski hatinya mulai berdebar tak karuan. “Dimas,” gumamnya pelan, tak ingin menunjukkan kepanikan yang merayapi dirinya. “Apa yang kau lakukan di sini?”

Dimas tersenyum sinis, melangkah lebih dekat, membuat jarak di antara mereka semakin sempit. “Oh, aku hanya ingin memastikan bahwa kau benar-benar mengerti situasi ini, Wisang. Taka bukan untukmu. Kau harus berhenti bermimpi. Jika kau tidak ingin terjadi sesuatu yang buruk...”

Wisang mengepalkan tangannya, mencoba menahan emosi yang mulai memuncak. "Kau pikir ancaman seperti itu akan membuatku mundur? Sudah cukup. Kau tidak berhak menentukan hidupku, atau hidup Taka!"

Dimas tertawa kecil, suaranya sarat d
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • My Beloved Partner   Ghenta Ditemukan

    Saat Wisang melihat lampu mobil Taka mendekat, hatinya berdebar. Ia menutup toko bunga dengan cepat, menyapu pandangan ke sekitar memastikan tak ada siapa pun yang memperhatikan. Ketika mobil Taka berhenti tepat di depannya, ia berjalan menghampiri sambil mencoba meredakan kekhawatiran yang memenuhi pikirannya.Taka keluar dari mobil dengan langkah cepat dan wajah yang tegang. Tatapan mata mereka bertemu, dan dalam sekejap Wisang tahu bahwa Taka sedang menghadapi situasi yang berat.“Taka…” Wisang berbisik, namun suaranya cukup jelas dalam keheningan malam itu. “Apa yang terjadi? Kenapa kau ke sini?”Taka terdiam sejenak, menatap Wisang dengan sorot mata yang tak tertebak. "Aku tak bisa menahannya lagi, Wisang," suaranya bergetar, menandakan kepedihan yang tersembunyi di balik wajah tenangnya. "Aku harus bicara denganmu."Mereka berdua masuk ke dalam toko bunga yang sudah gelap. Wisang menyalakan lampu kecil di sudut, cukup untuk menerangi wajah mereka tanpa menarik perhatian dari lua

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-03
  • My Beloved Partner   Dimas Ditangkap Polisi

    Wisang segera menyadari bahwa mereka tak punya banyak waktu. Mendengar suara langkah-langkah yang mendekat, ia menoleh cepat pada Taka, lalu berbisik, “Ayo, kita harus pergi sekarang!”Taka, yang masih memeluk Ghenta erat, menatap Wisang dengan tatapan tegang, namun ia tahu bahwa ini adalah saat yang paling krusial. Dengan gerakan cepat, Wisang menggandeng tangan Taka dan memberi isyarat agar mereka bergerak dengan tenang menuju pintu belakang.“Kita ke mobilku,” Wisang berbisik sambil menoleh ke belakang, memastikan tak ada yang memperhatikan. “Mobilku terparkir di belakang rumah ini.”Mereka berjalan hati-hati, berusaha menahan suara langkah mereka agar tidak terdengar dari depan. Ghenta yang merasa kehadiran ibunya sangat menenangkannya, memeluk Taka tanpa banyak bicara, seolah memahami bahwa situasi ini tidak biasa.Saat mereka berhasil mencapai pintu belakang dan melangkah keluar menuju mobil Wisang yang tersembunyi di antara pepohonan, Wisang segera membuka pintu belakang dan me

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-09
  • My Beloved Partner   Wisang Resmi Bercerai

    Setelah melalui proses panjang di pengadilan, perceraian antara Dimas dan Wisang akhirnya disetujui. Pengadilan memutuskan pembagian harta gono-gini, memberikan Wisang separuh dari total aset yang selama ini mereka bangun bersama. Keputusan ini bukan hanya kemenangan di mata hukum tetapi juga awal dari kebebasan Wisang yang telah lama terkungkung dalam bayang-bayang Dimas. Wisang merasa lega, meskipun perceraian ini adalah akhir dari hubungan yang sempat ia perjuangkan.Di luar ruang sidang, Wisang berdiri dengan perasaan campur aduk, mencoba mencerna keputusan pengadilan yang baru saja diketuk. Ia melihat pengacaranya, Pak Adnan, menghampiri dengan senyum penuh kemenangan.“Selamat, Wisang,” kata Pak Adnan sambil mengulurkan tangan. “Akhirnya kita berhasil mendapatkan yang menjadi hakmu.”Wisang menjabat tangan Pak Adnan dengan erat. "Terima kasih banyak, Pak. Semua ini mungkin nggak akan tercapai tanpa bantuan Anda."Pak Adnan mengangguk penuh keyakinan. “Saya hanya menjalankan tuga

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-11
  • My Beloved Partner   Yayasan Baru

    Beberapa minggu setelah perceraian resmi Wisang dan Dimas, hidup mulai memasuki fase yang lebih stabil. Wisang sibuk dengan rencana barunya, sementara Taka semakin fokus pada yayasan pendidikan yang sedang ia bangun. Keduanya sering berkomunikasi, berbagi ide, dan perlahan membangun kembali kepercayaan yang sempat terguncang karena konflik masa lalu.Pada suatu pagi di akhir pekan, Wisang datang ke kantor kecil yang baru saja disewa Taka untuk yayasannya. Di dalam, ada beberapa kotak berisi buku, perlengkapan belajar, dan proposal proyek. Taka, yang mengenakan kemeja putih sederhana, tengah sibuk memeriksa daftar donatur yang sudah mulai masuk."Hebat sekali, Taka," puji Wisang saat masuk. "Kantor ini sederhana, tapi aku bisa merasakan energinya. Aku yakin tempat ini akan jadi awal dari banyak perubahan besar."Taka tersenyum sambil menyerahkan secangkir kopi yang ia siapkan. "Aku hanya berusaha mewujudkan mimpi kecil, Wisang. Tanpa dukunganmu, mungkin ini akan terasa jauh lebih sulit

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-20
  • My Beloved Partner   Mencumbunya

    Beberapa minggu berlalu setelah pertemuan tegang dengan Dimas, Wisang dan Taka justru semakin erat dalam proyek yayasan yang mereka bangun bersama. Suasana di kantor kecil mereka dipenuhi semangat dan energi positif, meskipun bayang-bayang Dimas masih menghantui. Namun, kedekatan mereka semakin tumbuh, dan di balik semua kerja keras itu, muncul perasaan yang lebih dalam.Pada suatu malam, setelah seharian penuh bekerja di yayasan, mereka berdua duduk di meja makan kecil di kantor. Mereka baru saja menyelesaikan perencanaan untuk acara penggalangan dana pertama yayasan. Taka memandang Wisang dengan tatapan yang sulit diartikan."Wisang," Taka memulai, suaranya lebih lembut dari biasanya, "Terima kasih sudah selalu ada. Aku tahu aku banyak berutang padamu."Wisang menatap Taka dengan perhatian. "Aku hanya melakukan apa yang bisa aku lakukan, Taka. Ini bukan tentang utang atau balas budi. Kita saling mendukung, itu saja."Namun, di dalam diri Wisang, ada perasaan yang sulit ia sembunyika

    Terakhir Diperbarui : 2024-11-30
  • My Beloved Partner   Tentang Skandal

    Pagi itu, ketenangan di kantor yayasan mendadak buyar ketika seorang staf berlari masuk dengan wajah panik."Pak Taka, Bu Wisang! Ada masalah besar! Yayasan ini… diberitakan di media sebagai lembaga ilegal yang melakukan penggelapan dana!" seru staf tersebut, menyerahkan ponsel dengan sebuah artikel yang menampilkan foto Taka dan Wisang.Judul besar di layar itu membuat Taka membeku. “Yayasan Pendidikan atau Penipuan? Mantan Pasangan Suami-Istri Terkait Skandal Dana Donasi!”Wisang menggertakkan gigi, matanya menyusuri artikel yang penuh dengan tuduhan palsu. "Ini jelas permainan Dimas. Dia menggunakan media untuk menghancurkan kita secara publik," ujarnya, suaranya penuh amarah.Taka menarik napas panjang, mencoba menenangkan diri. "Kita tidak bisa terpancing. Kita harus fokus membuktikan kebenaran. Kalau kita kehilangan kendali sekarang, itu justru memperkuat tuduhan mereka."Namun, sebelum mereka bisa menyusun strategi, sebuah panggilan telepon masuk ke ponsel Taka. Itu dari salah

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-01
  • My Beloved Partner   Setelah Penyelidikan

    Seminggu kemudianSetelah surat perintah penyelidikan, berita terkait yayasan Wisang dan Taka terus mendominasi media. Para petugas telah menyelesaikan pemeriksaan awal, dan hasilnya menunjukkan tidak ada indikasi penyalahgunaan dana. Namun, Dimas tampaknya belum puas. Ia menyewa pengacara ternama untuk mencari celah lain.Di sisi lain, Wisang dan Taka terus menjalankan kegiatan yayasan meskipun dengan pengawasan ketat. Semangat mereka untuk membantu anak-anak tetap menjadi prioritas utama. Namun, tekanan dari luar mulai memengaruhi hubungan mereka.Malam itu, setelah seharian bekerja, Taka mendapati Wisang sedang duduk termenung di teras kantor yayasan. Udara dingin malam membuat suasana semakin hening."Kamu kenapa?" tanya Taka, duduk di sampingnya.Wisang menghela napas panjang, lalu memandang Taka. "Aku hanya memikirkan... bagaimana jika semua ini tidak pernah terjadi? Jika aku tidak terlibat denganmu, mungkin kamu tidak akan menghadapi semua masalah ini."Taka mengernyit. "Wisang

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-03
  • My Beloved Partner   Mawar

    Beberapa bulan berlalu sejak kemenangan mereka di pengadilan, yayasan yang dibangun oleh Taka mulai mendapatkan perhatian lebih luas. Donasi dan dukungan terus mengalir, membawa kehidupan baru pada proyek-proyek mereka.Namun, di tengah semua keberhasilan itu, hubungan antara Taka dan Wisang juga mengalami perkembangan yang semakin rumit. Meski keduanya sangat terlibat dalam pekerjaan yayasan, chemistry di antara mereka tak bisa lagi diabaikan.---Perasaan yang Tak TerucapPada suatu malam, setelah semua staf pulang, Taka dan Wisang masih berada di kantor yayasan, menyelesaikan laporan akhir bulan. Hujan turun deras di luar, menciptakan suasana intim di antara mereka."Ini luar biasa," ujar Wisang sambil menatap layar laptop. "Dalam waktu singkat, kita sudah membantu lebih dari seratus anak."Taka tersenyum, matanya berbinar. "Ini karena kerja keras semua orang, termasuk kamu."Wisang menatap Taka, matanya penuh kehangatan. "Aku hanya mengikuti langkahmu, Taka. Kamu adalah alasan sem

    Terakhir Diperbarui : 2024-12-04

Bab terbaru

  • My Beloved Partner   Masakan Wisang yang Lezat

    Setelah hari yang penuh ketegangan, Wisang memutuskan untuk membuat sesuatu yang istimewa untuk Taka. Dimas boleh saja terus mengusik mereka, tetapi malam ini, ia hanya ingin menikmati kebersamaan dengan pria yang dicintainya.Di dapur apartemen kecil mereka, Wisang berdiri dengan celemek terikat di pinggang. Taka duduk di kursi bar, mengamati dengan senyum miring. "Aku tak pernah tahu kalau kau bisa memasak," katanya, menyandarkan dagunya di tangan.Wisang tertawa pelan sambil membalik steak di atas panggangan. "Kau pikir aku hanya bisa bekerja dan bertengkar dengan Dimas?" ia melirik ke belakang dengan senyum menggoda.Taka mengangkat bahu. "Yah, jujur saja, aku selalu melihatmu sebagai orang yang lebih suka makan di luar daripada repot-repot memasak sendiri."Wisang mengangguk sambil menuangkan saus ke atas steak yang sudah matang. "Itu benar. Tapi untuk orang yang kucintai, aku rela melakukan apa pun. Termasuk belajar memasak."Taka menatapnya, matanya melembut. Wisang memang buka

  • My Beloved Partner   Ulah Dimas Lagi

    Setelah Dimas pergi, Wisang menghela napas panjang dan menyandarkan kepalanya ke bahu Taka. "Aku tidak tahu apakah dia benar-benar akan menyerah atau hanya menunggu saat yang tepat untuk kembali mengacau," gumamnya lirih.Taka membelai lembut rambut Wisang, menenangkan perempuan yang ia cintai. "Yang penting sekarang, kita tetap berdiri bersama. Apa pun yang terjadi, kita akan menghadapinya, Wisang."Namun, ketenangan itu tidak bertahan lama. Dua hari kemudian, Wisang menerima sebuah panggilan telepon dari kantor lamanya."Wisang, kami baru saja mendapat surat dari pengacara. Dimas mengajukan tuntutan."Jantung Wisang berdegup kencang. "Tuntutan apa?" tanyanya dengan suara tertahan."Dia menuntut karena dugaan penyalahgunaan informasi internal saat kamu masih bekerja di sini. Dia mengklaim ada kebocoran data yang merugikan perusahaan. Kami tahu ini mungkin hanya alasan, tapi... ini bisa menjadi masalah besar."Wisang hampir tidak bisa bernapas. Dimas benar-benar tidak akan membiarkan

  • My Beloved Partner   Bertemu Dimas

    Keesokan harinya, setelah kembali dari perjalanan mereka, Wisang dan Taka memutuskan untuk duduk bersama di ruang tamu mereka yang tenang. Meskipun mereka baru saja menikmati ketenangan Eropa yang indah, kenyataan kembali menghantui mereka, dan ketegangan yang mengalir dari Dimas semakin terasa.Wisang menggenggam tangan Taka dengan erat. "Aku rasa kita sudah cukup jauh dari Dimas, tapi dia tetap mengawasi kita," katanya, suara penuh kecemasan yang tidak bisa disembunyikan. "Aku tidak ingin dia menghancurkan apa yang sudah kita bangun."Taka menatapnya dengan penuh perhatian, meyakinkan Wisang dengan tatapan yang dalam. "Kita harus ingat satu hal, Wisang," kata Taka lembut. "Kita sudah berjalan sejauh ini bersama. Tidak ada yang bisa mengubah itu, tidak peduli berapa banyak dia berusaha mengontrol kita. Kita akan melalui ini bersama, apapun yang terjadi."Wisang mengangguk, meskipun di dalam hatinya, keraguan itu tetap ada. Dimas bukan orang yang mudah dihadapi, dan dia tahu betul apa

  • My Beloved Partner   Liburan ke Eropa

    "Dimas tidak akan pernah menyerah, padahal dia yang terus menyakitiku sebelumnya," lirih Wisang."Bagaimana jika kita pergi ke Eropa?" Taka yang mendengar kalimat lirih sang istri pun bertanya kepada Wisang.Wisang meliriknya dengan sedikit kebingungan. "Eropa? Serius? Bukankah kita lebih baik tetap di sini?"Taka tersenyum, meletakkan cangkir kopi di mejanya. "Justru karena kita sibuk mengawasi segalanya, kita perlu jeda. Aku bisa menyelesaikan semuanya dari sana, dan kita bisa sejenak meninggalkan segala tekanan ini. Pikirkan ini sebagai kesempatan untuk menyegarkan diri."Wisang terdiam sejenak, memikirkan tawaran itu. Dia tahu, ini bukan hanya tentang liburan biasa. Taka tidak pernah meminta sesuatu yang tidak penting, dan kesempatan ini mungkin menjadi satu-satunya cara untuk keluar dari rutinitas penuh stres yang mereka jalani."Tapi, Eropa... itu jauh sekali. Dan kita masih begitu berisiko."Taka mengangguk memahami kekhawatiran Wisang. "Aku tahu, tapi ini bukan hanya soal peke

  • My Beloved Partner   Tak Bisa Kembali

    Taka terdiam sejenak, menatap jauh ke luar jendela ruang kerjanya. Hening menyelimuti ruangan, hanya terdengar suara detik jam yang menggema di dinding. Wisang, yang selama ini menjadi pendamping setianya, melangkah mendekat.“Wisang…” Taka memulai, suaranya berat. “Kau tahu apa yang membuatku tidak pernah mundur dalam menghadapi Dimas?”Wisang menatapnya penuh perhatian, mencoba membaca pikiran pria di depannya. “Karena kau tahu dia akan terus menjadi ancaman bagi semua yang kau bangun, Taka. Aku mengerti itu.”Taka tersenyum pahit. “Sebagian benar. Tapi lebih dari itu, aku melihat pantulan diriku di dalam dirinya. Kita berdua bukan orang baik, Wisang. Kita hanya mencoba bertahan di dunia yang tidak pernah adil sejak awal.”Wisang tertegun, lalu mendekatkan diri lebih dekat. Dengan ragu, ia merentangkan tangannya dan memeluk Taka. “Taka, kau harus berhenti menyalahkan dirimu sendiri. Mungkin… mungkin Dimas tidak akan seperti ini jika saja dulu kalian tidak pernah bertemu. Jika dia ti

  • My Beloved Partner   Semakin Panas

    Malam berikutnya, Taka dan timnya mengadakan pertemuan tertutup di vila terpencil miliknya. Wisang, Sofia, dan beberapa anggota kunci hadir untuk merancang langkah berikutnya."Informasi yang kita terima menunjukkan bahwa Dimas sedang merencanakan serangan besar," ujar Sofia sambil memproyeksikan data ke layar besar. "Dia sedang menghubungi beberapa pengusaha besar untuk mendukung kampanye negatif terhadap Anda, Taka."Taka menyimak dengan tenang, kemudian mengarahkan pandangan ke Wisang. "Berapa banyak di antara mereka yang benar-benar berpengaruh?"Wisang membuka catatan di laptopnya. "Dari sepuluh nama yang terlibat, tiga di antaranya punya koneksi kuat dengan media dan pemerintah. Sisanya hanya pengikut Dimas yang mencari keuntungan.""Kalau begitu, fokuskan perhatian kita pada tiga orang itu," perintah Taka. "Cari celah mereka. Semua orang punya kelemahan."Sofia tersenyum tipis. "Aku sudah mulai menyelidiki salah satu dari mereka. Dia memiliki masalah pajak yang belum terselesai

  • My Beloved Partner   Dimulai lagi

    Keesokan harinya, media penuh dengan spekulasi dan analisis tentang pertemuan Taka dan Dimas. Foto-foto mereka menjadi headline di berbagai portal berita, dengan tajuk seperti “Dua Raksasa Bisnis Bertemu: Konflik atau Kerjasama?” hingga “Ketegangan di Pameran Seni: Apa yang Sebenarnya Terjadi Antara Taka dan Dimas?”.Wisang, yang menyadari betapa besarnya dampak pemberitaan ini, masuk ke ruang kerja Taka sambil membawa tablet yang menampilkan beberapa berita terbaru."Ini semakin membesar, Taka. Media tidak hanya fokus pada pameran, mereka membuat narasi bahwa ini adalah perang kekuasaan," kata Wisang sambil menyodorkan tablet itu.Taka menatap layar tanpa banyak ekspresi, lalu mengembalikan tablet itu ke meja. "Itu yang Dimas inginkan. Dia tahu cara menggunakan media untuk memancingku," ujarnya dengan nada datar.Wisang mengangguk. "Tapi ini juga kesempatan, Taka. Kita bisa membalikkan narasi ini menjadi keuntungan kita. Mungkin...""Jangan pikirkan strategi yang terlalu mencolok," p

  • My Beloved Partner   Terpaksa Akur

    Di sebuah pameran seni yang diselenggarakan di pusat kota, seluruh kota seakan terfokus pada acara tersebut. Pameran itu menarik perhatian banyak tokoh penting dan masyarakat luas, namun yang paling menyita perhatian adalah dua sosok yang hadir: Taka dan Dimas. Meskipun mereka berada di belahan dunia yang berbeda, pertemuan mereka di acara itu menjadi titik balik yang sangat diantisipasi.Taka hadir sebagai seorang pengusaha sukses dengan citra kuat dan penuh percaya diri. Ia berjalan melalui pameran dengan langkah mantap, tampak elegan dalam balutan setelan hitam yang mengesankan. Di sampingnya, Wisang dan beberapa anggota tim pengamanan mengikuti dengan hati-hati, memastikan segala sesuatunya berjalan lancar.Sementara itu, Dimas juga hadir, namun dengan penampilan yang lebih sederhana dibandingkan Taka. Ia tidak secerah Taka, namun ada ketegangan di wajahnya yang menunjukkan bahwa pertemuan ini adalah sebuah kesempatan besar baginya. Dimas datang bersama beberapa orang kepercayaann

  • My Beloved Partner   Semakin Memburuk

    Keadaan semakin tegang seiring berjalannya waktu. Meskipun Taka sudah memperkuat pengamanan di rumah baru, ia tahu ancaman Dimas tidak akan berhenti hanya karena mereka pindah tempat. Taka merasa bahwa mereka harus bergerak lebih cepat dan lebih cermat, mengambil langkah hukum yang lebih besar untuk menekan Dimas sekaligus melindungi Ghenta.Di pagi hari, Taka memutuskan untuk mengunjungi pengacara mereka, menanyakan kemungkinan untuk mempercepat proses gugatan terhadap Dimas. Dengan penuh tekad, Taka memasuki kantor pengacara, disertai Wisang yang selalu mendukung langkah-langkahnya. Begitu mereka duduk di ruang rapat pengacara, Taka langsung berbicara."Bagaimana perkembangannya? Aku tidak punya banyak waktu. Dimas sudah pasti merencanakan sesuatu."Pengacara itu menatap mereka dengan serius. "Kami sudah mendapatkan dokumen-dokumen yang bisa memperkuat gugatan kita. Namun, untuk memastikan agar Dimas tidak lolos, kita harus melakukan dua hal: pertama, kita harus memastikan bahwa sem

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status