Jam kuliahku telah usai. Lebih tepatnya, karena jam terakhir yang di ganti dengan tugas. Aku berdiri di depan gerbang menunggu taxi lewat. Aku tak ingin menambah pekerjaan Pak Yudha dan memintanya segera datang sekarang. Biarlah beliau istirahat selama majikannya itu pergi.
"Mawar Kusuma?"
Aku menolehkan kepalaku ke arah seseorang yang menyebutkan nama lengkapku. Aku terpenjat kemudian memundurkan langkahku.
Dua hari berlalu. Ini adalah hari keempat kepergian Bisma ke Dubai. Dan sejak malam itu, aku tak pernah mendapat kabar darinya. Kak Reza? Dia masih sering menerorku. Dia sering ke kampusku, menungguku pulang kuliah meski selalu berakhir perdebatan dengan kak Brian."Sayang!"Panggilan itu membuyarkan lamunanku. Aku menutup buku di hadapanku kemudian beralih menatap Ibu yang kini berdiri di pintu.
Sembari menunggu jeda sebelum jam terakhir, aku memainkanhandphoneku. Namun sebuah pesan mengganggu aktivitasku."Kapan kamu ada waktu untuk jalan denganku? Nanti malam?"Pengirimnya adalah Kak Reza. Aku hanya mendengus kesal tanpa ada niatan membalasnya. Aku sama sekali tak menggubris panggi
Jumat malam. Artinya, besok dan lusa aku libur. Kini aku tengah berkutat dengan beberapa tugas yang ku yakini akan selesai tak lama lagi. Sedari tadi aku mematikanhandphoneku agar tak mengganggu kesibukanku.'Cklek'Aku menolehkan kepalaku ke arah pintu yang terbuka.
Kami sama-sama terdiam hingga kami masuk kembali ke mobil Bisma. Setelah memasangseatbeltnya, Bisma menoleh ke arah ku sembari tersenyum."Ada apa?" bingungku."Aku hanya lega karena kamu tidak tergoda dengan Reza," Bisma."Ka
Aku meregangkan badanku yang terasa pegal-pegal. Tunggu! Sepertinya ini bukanlah mobil Bisma. Aku membuka mataku dengan sempurna dan melihat kesana-kemari sembari berpikir, dimana tempat ini. Ah...aku ingat. Ini adalah rumah Bisma. Tepatnya aku baru saja bangun di sebuah kamar yang dulu pernah ku gunakan sebentar untuk mandi."Kok aku bisa disini sih? Bukannya tadi di mobil Bisma ya?" bingungku. Aku melangkahkan kaki ke arah pintu dan membukanya, kemudian berjalan mencari sosok Bisma.
Aku melangkahkan kakiku keluar darilift. Aku terus berjalan menuju sebuah ruangan yang terletak di ujung lantai ini. Ruangan milik CEO sekaligus pewaris tunggal perusahaan properti yang tersohor ini. Bisma Renandi."Selamat siang, ada yang bisa saya bantu?" tanya seorang wanita berpakaian formal di hadapanku."Saya ada janji dengan Bis..eh maksud saya Pak Bisma. Apa Beliau ada di tempat?"
Bisma's POV***Aku baru saja keluar dari ruang rapat, bersama Pak Diego, dan beberapa pegawai. Pak Diego adalahclienku yang berasal dari Singapura. Kami berencana membuat sebuah hotel bintang lima di negara tetangga itu.
Mawar's POV***Tiga bulan berlalu...Tiap hari, aku merasakan cintaku pada Bisma kian bertambah besar. Entah apa sebabnya. Yang pasti, kini aku benar-benar mencintainya. Mencintai semu