warning mengandung konten DEWASA
acara pernikahan berlangsung dengan lancar,kini Dewa dan Tiara berada di rumah kakek Tiara.mereka sepakat setelah menikah Dewa akan memboyong Tiara ke Jakarta,karena itu Dewa dan Tiara memutuskan untuk menginap di rumah kakeknya sebelum ia pergi ke Jakarta bersama sang suami."Tiara boleh nenek masuk?" tanya sang nenek saat sudah mengetuk pintu."masuk saja nek tidak di kunci."Tiara memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu,karena dia sudah merasa lelah. sementara Dewa masih menemani keluarganya untuk mengobrol.sang nenek memasuki kamar cucunya sambil tersenyum, Tiara yang terlihat lebih segar karena sehabis mandi."Tiara nenek ingin membicarakan sesuatu." ucap sang nenek saat sudah duduk di ranjang dekat dengan meja rias Tiara.Tiara menghentikan kegiatanya yang sedang menyisir rambut panjangnya."ya nek,ingin bicara apa?" tanya Tiara yang sudah menghadap sang nenek."Tiara sekarang kamu sudaWili melihat jam yang berada di atas nakas,memang semalam ia memutuskan untuk menginap di rumah kakek Tiara,karena sudah sangat mengantuk.tetapi sialnya dia mendapatkan kamar tepat di sebelah pengantin baru itu,semalam bukanya bisa tidur nyenyak dia harus mendengarkan suara ambigu yang terdengar dari kamar sebelah. dia benar-benar tak bisa tidur.dia baru bisa tertidur pukul tiga dini hari,dan sekarang baru pukul setengah enam pagi tidurnya harus terganggu lagi karena mendengar suara seperti semalam.dengan kesal ia bangun dan keluar kamar,dia lebih memilih untuk mandi dari pada harus mendengarkan suara yang membuat bulu kuduknya merinding."loh,sudah bangun?" tanya sang nenek saat melihat Wili yang ingin mandi"iya nek.""pasti ke ganggu suara Tiara sama Dewa yang sedang nyanyi ya?"Wili hanya tersenyum kikuk dan tidak meladeni sang nenek."ya ws sana dang aduso." suruh sang nenektanpa pikir panjang Wili langsung masuk kamar mandi dan men
pukul lima sore mereka baru sampai di bandara Soekarno,Tiara masih terlihat tidur tak ingin membangunkan istrinya Dewa dengan perlahan mengangkat tubu Tiara .Tiara yang merasa tubuhnya melayang membuka matanya,"mas..."lirih Tiara"tidur lagi sayang,masih belum sampai nanti kalau sudah sampai aku bangunin kamu." ucap Dewa sambil menggendong Tiara.Tiara yang merasa lelah akhirnya melanjutkan tidurnya lagi."kita langsung pulang atau menemui Dani dulu." ucap Wili saat sudah memasuki mobil yang sudah menunggu mereka.Dani adalah salah satu kepercayaan Dewa dan Wili. Dani memberitahukan kalau ada penyalahgunaan anggaran dalam proyek baru yang sekarang di kerjakan oleh Dewa."lebih baik kita bertemu Dani dulu,sekalian makan malam." ucap DewaWili mengangguk lalu menyuruh sopirnya menjalankan mobilnya."sayang bangun,ayo kita makan malam dulu." Tiara membuka matanya perlahan lalu mengedarkan pandangannya."ini dimana mas?" tanya Tiara saat me
"cepat panggil pak Yanto,bilang kalau bos besar datang." ucap salah satu karyawan yang menjadi salah satu anak buah pak Yanto."iya..." orang disuruh tadi berlari dengan cepat menuju rumah pak Yanto"pak,gawat bos besar datang untuk meninjau lokasi." ucapnya saat sudah sampai di rumah pak Yanto."apa,bagaimana bisa?bukanya tuan Dewa sedang ada urusan di luar negeri?""saya juga tidak tahu pak,mungkin ada yang melapor.""kurang ajar,tunggu saja kalau ketemu siapa yang melapor akan saya bunuh." ucapnya geram"pak lebih baik bapak menemui pak Dewa,sebelum dia mengamuk.""hah...baiklah,sepertinya aku harus mencari cara agar dia mau menerima alasanku.""selamat pagi tuan,apa kabar?" tanya pak Yanto saat sudah menemui Dewa dan wili."sudahlah jangan banyak basa basi,katakan apa yang terjadi kenapa pembangunan pabrik berhenti?" tanya Wili."maaf pak,dananya tidak cukup pak karena semua bahan har
Tiara membuka matanya secara perlahan,ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut."AW...aku dimana?" gumamnya.lalu ia berusaha mengingat apa yang terjadi,seketika matanya melotot ketika ia mengingat bertemu Andre. dia melihat kamar yang ia tempati sekarang,nampak asing baginya. karena memang ia tak pernah berada di situ.Tiara beranjak dari tidurnya dan berjalan perlahan karena kepalanya masih terasa berputar.ia mencoba membuka pintu tetapi pintu tak dapat dibuka.dia mencoba ke jendela kamar,sama jendelanya di kunci dari luar tak dapat dibuka."his...dasar Andre,pakai acara nyulik segala,dia gak lihat apa perutku yang sudah membuncit gini?" gumamnyatak ada pilihan lain,Tiara menggedor pintu agar dibuka.dor...dor...dor... suara gedoran begitu kencang.mengganggu Andre yang tengah tidur di ruang tivi."his...wanita itu memang tidak berubah,tetap bar-bar." dengan malas Andre beranjak dari tidurnya dan menuju kamar dimana Tiara ia sekap.
Dewa dan Wili sudah menunggu Nicholas di restoran milik Nicholas,rencana mereka akan menemui Andre untuk mengambil Tiara.bukan mereka yang mempunyai janji bertemu Andre,rapatnya Nicholas.Wili sudah menceritakan semuanya,Nicholas yang geram mendengar cerita dari Wili langsung menyetujui untuk membantu Dewa mendapatkan Tiara dan memberikan pelajaran kepada Andre."maaf menunggu lama,tadi ada urusan yang harus segera saya selesaikan." ucap Nicholas saat menghampiri Dewa dan Wili."tidak masalah,kami juga baru sampai."Dewa hanya diam,tak menanggapi obrolan keduanya. yang ada dipikirannya sekarang adalah Tiara dan anaknya yang ada di dalam kandunganya. dia takut terjadi sesuatu kepada mereka.Nicholas yang melihat kekawatiran di wajah Dewa,langsung menepuk pelan bahunya."kamu jangan kawatir istri dan anakmu pasti baik-baik saja karena aku menyuruhnya untuk memperlakukanya dengan baik.""terima kasih,tapi kenapa kau bisa tertarik dengan wanita hami
jantung Dewa serasa mau copot saat memasuki kamar dimana Tiara,Andre dan Nicholas berada.dia melihat Andre mengeluarkan pisau dan menancapkan tepat di leher Tiara hingga mengeluarkan darah,dan Tiara meringis kesakitan."apa yang kau lakukan?lepaskan dia." tegas Dewa.ketiga manusia itu menoleh ke asal suara."ma-mas..." ucap Tiara lirih,namun masih di dengar oleh Dewa."tidak akan,minggir kamu atau aku bunuh Tiara." ucap Andre sambil menekan kuat pisau yang ia tusukan di leher Tiara.ssshhhh...Tiara berdesis menahan sakit."jangan...baiklah,aku akan menyingkir." Dewa langsung menyingkir dari pintu memberi jalan pada Andre,Wili lebih memilih menunggu di luar bersiap untuk menggagalkan rencana Andre.Andre berjalan membawa Tiara sambil mengawasi Dewa dan Nicholas,takut mereka akan mencelakainya."Andre,lepaskan Tiara kita bisa bicarakan baik-baik." Nicholas memberi penawaran."baiklah,nanti saja." ucap Andre menyeringai,tetapi ia tak juga
Dewa duduk termenung menunggu Tiara yang sedang di Operasi,hatinya benar-benar merasa cemas,dengan keadaan calon buah hati dan istrinya. dia hanya bisa berdoa semoga semuanya baik-baik saja."yakinlah semuanya akan baik-baik saja,dan kalian akan segera bersama." ucap Anisha lalu mengelus lembut pundak sang keponakan.memang tadi Wili menelpon mamanya tentang apa yang tengah terjadi kepada Tiara,dia juga sudah menelpon papa dan mama Dewa,mereka langsung mengambil penerbangan pagi. dan juga sudah mengabari kakek dan nenek Tiara,mereka juga akan segera datang bersama keluarga Dewa.mereka sungguh menyayangkan apa yang tengah terjadi,dan mereka juga berdoa agar keduanya selamat."terima kasih ka." ucap Dewa.dua jam lebih semenjak Tiara mulai di operasi tetapi para dokter yang menangani Tiara tak kunjung ada yang keluar,itu membuat mereka semakin kawatir.ceklek...akhirnya pintu ruangan yang mereka tunggu terbuka,menampilkan seorang dokter yang keluar
Dewa menyuapkan makan siang untuk sang istri. awalnya Tiara menolak, tetapi Dewa memaksanya agar dirinya saja yang menyuapi."Dewa bolehkah aku melihat anakku?""habiskan dulu makananmu nanti akan aku bawa kau ke kamar anak kita."Tiara tersenyum dan mengangguk semangat,ia sudah tidak sabar untuk bertemu sang buah hati."aku yakin anak kita akan senang melihatmu." ucap Dewa tersenyum."apa kau sudah memberinya nama?" tanya Tiara.Dewa menggeleng lalu tersenyum,"bukankah kau yang ingin memberinya nama jika anak kita laki-laki?" tanya DewaTiara mengangguk antusias,"apa kau sudah menyiapkan nama untuk anak kita?" "tentu saja sudah,aku sudah menyiapkannya jauh-jauh hari.""lalu siapa anak kita?" "Arkan Putra Dewa Wijaya ,bagaimana bagus tidak?" tanya Tiara."bagus sayang,terima kasih karena sudah menyematkan namaku di dalamnya.""tentu saja,kau kan ayahnya jadi harus ada namamu."ceklek....pintu ruangan terbuka,menampilkan ayah,ibu kakek dan nenek dan juga Anisha tak lupa juga Wili m