jantung Dewa serasa mau copot saat memasuki kamar dimana Tiara,Andre dan Nicholas berada.dia melihat Andre mengeluarkan pisau dan menancapkan tepat di leher Tiara hingga mengeluarkan darah,dan Tiara meringis kesakitan."apa yang kau lakukan?lepaskan dia." tegas Dewa.ketiga manusia itu menoleh ke asal suara."ma-mas..." ucap Tiara lirih,namun masih di dengar oleh Dewa."tidak akan,minggir kamu atau aku bunuh Tiara." ucap Andre sambil menekan kuat pisau yang ia tusukan di leher Tiara.ssshhhh...Tiara berdesis menahan sakit."jangan...baiklah,aku akan menyingkir." Dewa langsung menyingkir dari pintu memberi jalan pada Andre,Wili lebih memilih menunggu di luar bersiap untuk menggagalkan rencana Andre.Andre berjalan membawa Tiara sambil mengawasi Dewa dan Nicholas,takut mereka akan mencelakainya."Andre,lepaskan Tiara kita bisa bicarakan baik-baik." Nicholas memberi penawaran."baiklah,nanti saja." ucap Andre menyeringai,tetapi ia tak juga
Dewa duduk termenung menunggu Tiara yang sedang di Operasi,hatinya benar-benar merasa cemas,dengan keadaan calon buah hati dan istrinya. dia hanya bisa berdoa semoga semuanya baik-baik saja."yakinlah semuanya akan baik-baik saja,dan kalian akan segera bersama." ucap Anisha lalu mengelus lembut pundak sang keponakan.memang tadi Wili menelpon mamanya tentang apa yang tengah terjadi kepada Tiara,dia juga sudah menelpon papa dan mama Dewa,mereka langsung mengambil penerbangan pagi. dan juga sudah mengabari kakek dan nenek Tiara,mereka juga akan segera datang bersama keluarga Dewa.mereka sungguh menyayangkan apa yang tengah terjadi,dan mereka juga berdoa agar keduanya selamat."terima kasih ka." ucap Dewa.dua jam lebih semenjak Tiara mulai di operasi tetapi para dokter yang menangani Tiara tak kunjung ada yang keluar,itu membuat mereka semakin kawatir.ceklek...akhirnya pintu ruangan yang mereka tunggu terbuka,menampilkan seorang dokter yang keluar
Dewa menyuapkan makan siang untuk sang istri. awalnya Tiara menolak, tetapi Dewa memaksanya agar dirinya saja yang menyuapi."Dewa bolehkah aku melihat anakku?""habiskan dulu makananmu nanti akan aku bawa kau ke kamar anak kita."Tiara tersenyum dan mengangguk semangat,ia sudah tidak sabar untuk bertemu sang buah hati."aku yakin anak kita akan senang melihatmu." ucap Dewa tersenyum."apa kau sudah memberinya nama?" tanya Tiara.Dewa menggeleng lalu tersenyum,"bukankah kau yang ingin memberinya nama jika anak kita laki-laki?" tanya DewaTiara mengangguk antusias,"apa kau sudah menyiapkan nama untuk anak kita?" "tentu saja sudah,aku sudah menyiapkannya jauh-jauh hari.""lalu siapa anak kita?" "Arkan Putra Dewa Wijaya ,bagaimana bagus tidak?" tanya Tiara."bagus sayang,terima kasih karena sudah menyematkan namaku di dalamnya.""tentu saja,kau kan ayahnya jadi harus ada namamu."ceklek....pintu ruangan terbuka,menampilkan ayah,ibu kakek dan nenek dan juga Anisha tak lupa juga Wili m
hari berganti hari,waktu terus berjalan tanpa terasa kini bayi Arkan sudah berumur tiga bulan. Tiara menikmati peranya sebagai ibu untuk merawat anaknya sendiri tanpa bantuan siapapun. sebelum dia merawat anaknya sendiri ia meminta bantuan pada mama mertuanya untuk mengajarinya bagaimana cara merawat bayi dengan baik dan benar.dulu setelah kepulangan Tiara dari rumah sakit,mereka langsung mengadakan sukuran dengan mengundang anak yatim di rumah mereka."sayang apa sudah selesai?" tanya Dewamemang Dewa slalu membawa anak beserta istrinya untuk pergi ke kantor. apa lagi kalau harus ada perjalanan bisnis di luar maupun dalam negri,Tiara dan Arkan tak pernah ketinggalan. tak jarang Tiara menolak Dewa untuk membawanya tetapi Dewa selalu berhasil membuat sang istri untuk ikut bersamanya."mas,tak bisakah aku di rumah saja?" tanya Tiara saat sudah selesai mendadani baby Arkan."sayang,kita sudah bahas hal ini,kamu harus tetap ikut aku tidak mau meninggalkanmu sen
malam ini peresmian pabrik baru yang berada di Jepang telah di selenggarakan. Tiara tampak anggun dengan gaun menjuntai berwarna cream,dan juga Dewa terlihat sangat tampan dengan setelan jas yang nampak serasi dengan Tiara. tak lupa ia juga menggendong baby Arkan yang nampak tampan dan juga menggemaskan.nampak semua orang begitu iri dengan pasangan Tiara dan Dewa yang terlihat begitu serasi. pemandangan itu tak juga luput dari tatapan Calista. ia mengepalkan kedua tanganya menahan amarah,dia begitu iri melihat pemandangan yang berada di depannya. apalagi Dewa tampak begitu bahagia dengan keluarga kecilnya."seharusnya aku yang berada disana,bukan ja Lang itu." gumamnya.Tio yang melihat Calista yang menatap pasangan yang menjadi pusat perhatian tanpa berkedip langsung mendekati istrinya,bersama Trista anak perempuan mereka."sayang sedang lihat apa?ayo kita kesana." ucap Tio sambil merangkul bahu sang istri.Calista hanya menoleh dengan tatapan tak suka ter
selama perjalanan pulang Tiara lebih memilih Diam dan menatap keluar jendela. Dewa sesekali melirik sang istri yang masih setia terdiam. ingin sekali dia membuka suara dan menjelaskan apa yang terjadi,tetapi dia mengingat sedang dalam perjalanan jadi dia memutuskan untuk diam.sampai di hotel yang mereka sewa,Dewa melihat Tiara tengah memejamkan matanya. dia membelai lembut rambut Tiara"apa kamu tidur sayang?" bisik Dewa.tak mau membangunkan Tiara dia lebih memilih untuk menggendong Tiara dan membawanya menuju kamar mereka."Tiara bangunlah,apa kau tak ingin segera menyelesaikan masalah kita?" Tiara tak mendengarkan ucapan Dewa,dia lebih memilih memunggungi Dewa dan mengabaikanya."tidak ada yang perlu di jelaskan mas,semuanya sudah jelas."dengan pelan Dewa membalikkan tubuh Tiara hingga menghadapnya. Tiara tak mau menatap wajah Dewa dia memilih untuk memejamkan mata.Dewa mulai menjelaskan apa yang terjadi,tetapi Tiara memilih diam tak
siang hari Tiara sudah di perbolehkan pulang oleh dokter,karena Tiara terus merngek meminta untuk pulang,karena ia sudah sangat merindukan Arkan,bayi mungil yang menggemaskan."sayang mama pulang..." ucap Tiara saat sudah sampai di kamar hotelnya.disana Wili sudah menunggu kepulangan Tiara.Wili sedang menggendong bayi yang baru berumur tiga bulan itu.Tiara langsung mengambil alih anaknya dan membawanya dalam gendonganya,dan memberi ciuman secara bertubi-tubi.baby Arkan yang merasa terganggu langsung menggeliat dan menangis kencang karena tidurnya di ganggu."utu...utu...anak mama,jangan nangis ya maafin mama karena mama sangat merindukanmu sayang." Tiara menenangkan sang anak dan menidurkanya kembali."Wili maaf merepotkan mu,dan terima kasih karena sudah mau menjaga anakku." ucap Dewa kepada Wili.Wili yang sudah terbiasa dengan perubahan sikap Dewa hanya mengiyakan. memang Dewa berubah sejak menikah dengan Tiara dan memiliki anak. dia
Tiara mengepalkan tanganya,ia geram dengan tingkah Calista yang dengan percaya diri bisa merebut Dewa darinya.saat Calista ingin melewatinya,Tiara menarik kuat rambut Tiara,hingga Calista berteriak dan kesakitan."aaarrrrggghhh....." teriak Calista.seketika kedua mata Dewa melotot melihat Tiara yang marah,dengan menjambak rambut Calista. segera Dewa memberikan baby Arkan ke baby sisternya dan menyuruhnya untuk menunggu di dalam mobil. "dengar...jika kau berani mengusik ketenangan rumah tanggaku,jangan salahkan aku jika aku membuatmu menderita." tekan Tiara."lepas bre ngsek..." uca Calista sembari meringis.Dewa yang melihat itu sontak menghampiri Tiara dan mencoba menenangkannya."sayang sudah ya,lebih baik kita pergi dari sini.ingat ini bukan di negara kita." ucap Dewa mencoba menenangkan.mendengarkan ucapan Dewa Tiara langsung melepaskan jambakanya dengan kasar."kali ini kau ku lepaskan,tetapi