malam ini peresmian pabrik baru yang berada di Jepang telah di selenggarakan. Tiara tampak anggun dengan gaun menjuntai berwarna cream,dan juga Dewa terlihat sangat tampan dengan setelan jas yang nampak serasi dengan Tiara. tak lupa ia juga menggendong baby Arkan yang nampak tampan dan juga menggemaskan.nampak semua orang begitu iri dengan pasangan Tiara dan Dewa yang terlihat begitu serasi. pemandangan itu tak juga luput dari tatapan Calista. ia mengepalkan kedua tanganya menahan amarah,dia begitu iri melihat pemandangan yang berada di depannya. apalagi Dewa tampak begitu bahagia dengan keluarga kecilnya."seharusnya aku yang berada disana,bukan ja Lang itu." gumamnya.Tio yang melihat Calista yang menatap pasangan yang menjadi pusat perhatian tanpa berkedip langsung mendekati istrinya,bersama Trista anak perempuan mereka."sayang sedang lihat apa?ayo kita kesana." ucap Tio sambil merangkul bahu sang istri.Calista hanya menoleh dengan tatapan tak suka ter
selama perjalanan pulang Tiara lebih memilih Diam dan menatap keluar jendela. Dewa sesekali melirik sang istri yang masih setia terdiam. ingin sekali dia membuka suara dan menjelaskan apa yang terjadi,tetapi dia mengingat sedang dalam perjalanan jadi dia memutuskan untuk diam.sampai di hotel yang mereka sewa,Dewa melihat Tiara tengah memejamkan matanya. dia membelai lembut rambut Tiara"apa kamu tidur sayang?" bisik Dewa.tak mau membangunkan Tiara dia lebih memilih untuk menggendong Tiara dan membawanya menuju kamar mereka."Tiara bangunlah,apa kau tak ingin segera menyelesaikan masalah kita?" Tiara tak mendengarkan ucapan Dewa,dia lebih memilih memunggungi Dewa dan mengabaikanya."tidak ada yang perlu di jelaskan mas,semuanya sudah jelas."dengan pelan Dewa membalikkan tubuh Tiara hingga menghadapnya. Tiara tak mau menatap wajah Dewa dia memilih untuk memejamkan mata.Dewa mulai menjelaskan apa yang terjadi,tetapi Tiara memilih diam tak
siang hari Tiara sudah di perbolehkan pulang oleh dokter,karena Tiara terus merngek meminta untuk pulang,karena ia sudah sangat merindukan Arkan,bayi mungil yang menggemaskan."sayang mama pulang..." ucap Tiara saat sudah sampai di kamar hotelnya.disana Wili sudah menunggu kepulangan Tiara.Wili sedang menggendong bayi yang baru berumur tiga bulan itu.Tiara langsung mengambil alih anaknya dan membawanya dalam gendonganya,dan memberi ciuman secara bertubi-tubi.baby Arkan yang merasa terganggu langsung menggeliat dan menangis kencang karena tidurnya di ganggu."utu...utu...anak mama,jangan nangis ya maafin mama karena mama sangat merindukanmu sayang." Tiara menenangkan sang anak dan menidurkanya kembali."Wili maaf merepotkan mu,dan terima kasih karena sudah mau menjaga anakku." ucap Dewa kepada Wili.Wili yang sudah terbiasa dengan perubahan sikap Dewa hanya mengiyakan. memang Dewa berubah sejak menikah dengan Tiara dan memiliki anak. dia
Tiara mengepalkan tanganya,ia geram dengan tingkah Calista yang dengan percaya diri bisa merebut Dewa darinya.saat Calista ingin melewatinya,Tiara menarik kuat rambut Tiara,hingga Calista berteriak dan kesakitan."aaarrrrggghhh....." teriak Calista.seketika kedua mata Dewa melotot melihat Tiara yang marah,dengan menjambak rambut Calista. segera Dewa memberikan baby Arkan ke baby sisternya dan menyuruhnya untuk menunggu di dalam mobil. "dengar...jika kau berani mengusik ketenangan rumah tanggaku,jangan salahkan aku jika aku membuatmu menderita." tekan Tiara."lepas bre ngsek..." uca Calista sembari meringis.Dewa yang melihat itu sontak menghampiri Tiara dan mencoba menenangkannya."sayang sudah ya,lebih baik kita pergi dari sini.ingat ini bukan di negara kita." ucap Dewa mencoba menenangkan.mendengarkan ucapan Dewa Tiara langsung melepaskan jambakanya dengan kasar."kali ini kau ku lepaskan,tetapi
sudah seminggu mereka berada di Tokyo,mereka memutuskan untuk pulang hari ini. seminggu ini pula Tiara bisa bernafas lega,karena Calista tidak menunjukan batang hidungnya,itu berarti Calista sudah menyerah untuk mengganggu ketenangan rumah tangganya."sayang apa sudah siap?" tanya Dewa sambil menggendong baby Arkan."iya mas,ini sudah selesai kok sekarang kita berangkat ya." ucap Tiara sambil menghampiri Dewa dan memeluk suaminya dengan erat dan mencium gemas pipi gembul anaknya."ya sudah ayo kita berangkat." Dewa menggandeng Tiara dan Arkan berada di gendonganya. sungguh keluarga mereka terlihat begitu bahagia,banyak pasang mata yang menatap iri melihat keharmonisan mereka.dan itu tak luput dari tatapan tak suka Calista.memang benar Calista sudah tidak mengganggu tetapi tanpa mereka sadari kalau Calista setiap hari menguntit kedua pasangan itu.bahkan ia juga sudah memesan tiket untuk kembali ke Indonesia setelah mendengar kalau Dewa dan Tiara akan k
"breng sek,gagal sudah rencanaku. kenapa si Tiara itu tidak terpengaruh dengan video itu?aku harus memikirkan cara lain untuk memisahkan mereka berdua." Calista terus Calista mengambil benda pipih dindalam tas mahalnya. dia menelpon seseorang untuk di mintai bantuan untuk menyingkirkan Tiara.Calista terobsesi terhadap Dewa hingga dia rela menyingkirkan Tiara bagaimanapun caranya. bahkan membunuhnya sekalipun akan Calista lakukan,asal Dewa mau kembali padanya.🥀🥀🥀🥀sementara itu Tiara melepas pagutanya,membuat Dewa merasa kehilangan."kenapa sayang,aku menyukai sikapmu yang lebih agresif seperti ini." ucap Dewa serak."aku masih marah padamu,kenapa kau malah mengijinkanya untuk masuk ke ruanganmu?kamu tahu kalau aku sangat tidak suka jika ada wanita lain menemuimu." ucap Tiara merajuk."maafkan aku sayang,tadi aku benar-benat tidak tahu kalau dia akan datang untuk menemuiku. dan aku sangat berterima kasih karena kamu mau menerima semua kekuranga
Dewa yang mendengar Tiara mengalami kecelakaan,bahkan saat sambungan telponya masih tersambung Dewa mendengar ledakan yang cukup keras. hal itu membuatnya bertambah kawatir.tanpa kata ia lalu meninggalkan tempat di mana ia akan bertemu dengan rekan kerjanya. karena sangking paniknya,ia selalu salah saat memasukkan kunci mobil,saat akan menyalakanya."keluarlah biar aku saja yang menyetir,keadaanmu tidak memungkinkan untuk menyetir."Dewa tubuhnya gemetar ketakutan,takut orang yang di cintainya akan meninggalkanya."tenanglah,Tiara pasti baik-baik saja." Wili berusaha menenangkan Dewa."aku takut Wil,aku takut kalau terjadi sesuatu denganya." ucapnya sambil meneteskan air matanya."kita berdoa saja,lebih baik kita segera menyusul ke rumah sakit." ucap Wili.Dewa bergeser membiarkan Wili yang mengambil alih mobilnya,mereka segera menuju kerumah sakit dimana Tiara di rawat.Dewa dan Wili berlari secepat mungkin ke ruangan UGD,sesampainya di UGD dia melihat Yanti yang sedang berusaha mene
Tiara terbangun karena ingin ke kamar mandi. saat sedang mencari keberadaan suaminya,seketika matanya melotot melihat suami dan adik sepupu yaitu Wili saling berpelukan."apa kalian saling menyukai.mereka berdua menoleh kearah Tiara dan langsung melepaskan pelukan mereka."sayang,ini tidak seperti yang kau lihat." secepat kilat Dewa mendekati Tiara."kenapa kau berkata seperti itu Dewa,aku sakit hati." ucap Wili kemayu.sontak Tiara tertawa melihat tingkah Wili yang memang seperti lelaki setengah jadi. melihat Dewa yang panik,membuat Tiara semakin terbahak di buatnya."kenapa kau panik seperti mas,seperti kepergok selingkuh saja.""Tiara,kami memang sedang selingkuh.""Wili,hentikan leluconmu." kesal Dewa."sudahlah...mas,tolong aku mau ke kamar mandi." ucap Tiara manja."Ck...kenapa kau tidak bisa cemburu Tiara." gerutu Wili yang masih bisa di dengar oleh Tiara "untuk apa aku cemburu terhadapmu,bukankah kau lelaki jadi-jadian?Dewa tentu tidak akan tertarik." ucap Tiara lalu menjulur