"breng sek,gagal sudah rencanaku. kenapa si Tiara itu tidak terpengaruh dengan video itu?aku harus memikirkan cara lain untuk memisahkan mereka berdua." Calista terus Calista mengambil benda pipih dindalam tas mahalnya. dia menelpon seseorang untuk di mintai bantuan untuk menyingkirkan Tiara.Calista terobsesi terhadap Dewa hingga dia rela menyingkirkan Tiara bagaimanapun caranya. bahkan membunuhnya sekalipun akan Calista lakukan,asal Dewa mau kembali padanya.🥀🥀🥀🥀sementara itu Tiara melepas pagutanya,membuat Dewa merasa kehilangan."kenapa sayang,aku menyukai sikapmu yang lebih agresif seperti ini." ucap Dewa serak."aku masih marah padamu,kenapa kau malah mengijinkanya untuk masuk ke ruanganmu?kamu tahu kalau aku sangat tidak suka jika ada wanita lain menemuimu." ucap Tiara merajuk."maafkan aku sayang,tadi aku benar-benat tidak tahu kalau dia akan datang untuk menemuiku. dan aku sangat berterima kasih karena kamu mau menerima semua kekuranga
Dewa yang mendengar Tiara mengalami kecelakaan,bahkan saat sambungan telponya masih tersambung Dewa mendengar ledakan yang cukup keras. hal itu membuatnya bertambah kawatir.tanpa kata ia lalu meninggalkan tempat di mana ia akan bertemu dengan rekan kerjanya. karena sangking paniknya,ia selalu salah saat memasukkan kunci mobil,saat akan menyalakanya."keluarlah biar aku saja yang menyetir,keadaanmu tidak memungkinkan untuk menyetir."Dewa tubuhnya gemetar ketakutan,takut orang yang di cintainya akan meninggalkanya."tenanglah,Tiara pasti baik-baik saja." Wili berusaha menenangkan Dewa."aku takut Wil,aku takut kalau terjadi sesuatu denganya." ucapnya sambil meneteskan air matanya."kita berdoa saja,lebih baik kita segera menyusul ke rumah sakit." ucap Wili.Dewa bergeser membiarkan Wili yang mengambil alih mobilnya,mereka segera menuju kerumah sakit dimana Tiara di rawat.Dewa dan Wili berlari secepat mungkin ke ruangan UGD,sesampainya di UGD dia melihat Yanti yang sedang berusaha mene
Tiara terbangun karena ingin ke kamar mandi. saat sedang mencari keberadaan suaminya,seketika matanya melotot melihat suami dan adik sepupu yaitu Wili saling berpelukan."apa kalian saling menyukai.mereka berdua menoleh kearah Tiara dan langsung melepaskan pelukan mereka."sayang,ini tidak seperti yang kau lihat." secepat kilat Dewa mendekati Tiara."kenapa kau berkata seperti itu Dewa,aku sakit hati." ucap Wili kemayu.sontak Tiara tertawa melihat tingkah Wili yang memang seperti lelaki setengah jadi. melihat Dewa yang panik,membuat Tiara semakin terbahak di buatnya."kenapa kau panik seperti mas,seperti kepergok selingkuh saja.""Tiara,kami memang sedang selingkuh.""Wili,hentikan leluconmu." kesal Dewa."sudahlah...mas,tolong aku mau ke kamar mandi." ucap Tiara manja."Ck...kenapa kau tidak bisa cemburu Tiara." gerutu Wili yang masih bisa di dengar oleh Tiara "untuk apa aku cemburu terhadapmu,bukankah kau lelaki jadi-jadian?Dewa tentu tidak akan tertarik." ucap Tiara lalu menjulur
Willy mendorong tubuh lelaki asing itu dengan kasar dia mengambil sebuah kayu untuk dijadikannya senjata."katakan apa maksudmu untuk mencelakai Tiara dan siapa yang sudah menyuruhmu? "tanya Willy tanpa basa-basi."aku tidak akan pernah memberitahukanmu siapa yang sudah menyuruhku dan apa motifnya untuk mencelakai Tiara.""oh...... jadi kau menantangku, baiklah kau akan merasakan penderitaan yang selama ini tak pernah kau rasakan. "ucap Willy mengancamlelaki itu hanya diam tanpa ada rasa takut sedikitpun, dia begitu setia kepada callysta hingga ia enggan untuk memberitahukan siapa yang telah menyuruhnya untuk menyakiti Tiara."oh... jadi kau menantangku hah...?" Willy mengangkat kayu yang ia pegang lalu memukulkan ke arah lelaki asing itu.bugh...bugh...suara pukulan begitu keras hingga membuat lelaki asing itu berteriak kesakitan, Wili tak menghiraukan teriakan lelaki asing itu ia malah semakin menjadi memukuli lelaki itu sampa
Calista keluar dari hotel dan menuju rumah Dewa,ia akan berpura-pura turut berduka atas meninggalnya Tiara.ya,dia mengira kalau Dion berhasil menghabisi nyawa Tiara,tanpa dia tahu kalau Dion berbohong.tak butuh waktu lama Calista sampai di kediaman Dewa,tanpa permisi ia masuk ke dalam rumah Dewa. saat memasuki ruang tamu,dia melihat Dewa yang tengah duduk menunduk meratapi kesedihannya.Calista mendekat ke arah Dewa,dan mengelus lembut punggung lebar nan kokoh milik Dewa."Dewa,aku datang untuk turut bebela sungkawa atas kepergian istrimu." Dewa mendongak menatap Calista dengan tatapan sedih."terima kasih..." ucap Dewa lalu tersenyumCalista langsung memeluk erat tubuh Dewa untuk memberi kekuatan,agar Dewa tetap tabah.Dewa yang di peluk memutar bola matanya malas,dia sebenarnya merasa risih dengan pelukan yang di berikan oleh Calista. tetapi dia menahan ya agar Calista tidak curiga kalau ini hanya akal-akalan Dewa saja.Calista lalu dudu
seorang wanita telah mengintai sebuah kamar VIP,wanita itu berseragam perawat dia ingin memasuki ruangan tersebut tetapi ada penjaga yang berjaga di depan pintu tersebut.wanita itu menarik nafas dalam dan menghembukanya secara perlahan untuk menetralkan detak jantungnya. dirasa jantungnya sudah stabil dengan mantab ia melangkahkan kakinya menuju ruangan tersebut "tunggu,boleh lihat identitas anda?" tanya salah satu penjaga itu.perawat itu menunjukkan sebuah identitas kepada penjaga itu tanpa mau mengeluarkan suaranya."baiklah...cepat selesaikan tugasmu." ucapnya setelah selesai mengeceknya.perawat itu memasang senyum manis dan mengangguk. untuk sesaat penjaga itu terpana lalu berdehem untuk membuang rasa terpananya itu.perawat itu masuk kedalam dilihatnya sekeliling ternyata Dewa sedang tidak ada di ruangan itu.ya perawat itu adalah Calista yang sedang menyamar. dia sengaja mengintai kamar ini dan dia tahu kalau Dewa sedang pergi maka dari itu
setelah bertemu dengan Calista Dewa kembali ke rumah sakit untuk menemui sang istri. saat sampai di kamar VIP yang ditempati Tiara, Dewa dibuat kaget saat melihat sang istri menangis tersedu."mas kamu darimana,kenapa tidak bilang kalau kamu keluar sebentar. aku kira kau pergi meninggalkanku karena aku tak becus menjaga anakku, hiks...hiks..." ucap Tiara saat melihat Dewa datang dan mendekatinya."ssttt...jangan ngomong sembarangan sayang,mana mungkin aku meninggalkanmu bagiku kau adalah wanita sekaligus ibu yang paling sempurna untukku dan untuk Arkan."ucap Dewa memeluk Tiara sambil mengecup lembut ujung kepala Tiara."benar mas,mas gakkan ninggalin aku?" ucap Tiara mendongak menatap Dewa."tentu sayang kamu adalah wanita terakhir dalam hidup dan ibu dari anak-anakku." ucap Dewa lagi."terima kasih mas,karena sudah menerima segala kekuranganku. aku mencintaimu mas." ucap Tiara."aku juga sangat mencintaimu sayang." entah siapa yang memulai yang je
intan mulai bercerita tentang apa yang menimpa dirinya,Tiara dengan setia mendengarkan cerita intan."mereka memergokiku bersama pria lain satu hari sebelum pernikahan Tiara. tetapi semua itu hanya salah paham.""lalu sebenarnya apa yang terjadi,lalu kenapa kau bisa bersama laki-laki lain?""sebenarnya dua hari sebelum pernikahanku di langsungkan,ibu menyuruhku untuk pergi kerumah mas Reno untuk mengantarkan barang untuk mertua. saat itu rumah mas Reno sepi,tidak ada siapa-siapa,saat aku mau masuk rumah pintu rumah terbuka sedikit,lalu aku memberanikan diri untuk masuk rumah. tetapi saat aku masuk,aku mendengar samar suara de sa Han dari kamar mas Reno,lalu kakiku melangkah menuju kamar mas Reno. saat sudah sampai di depan pintu kamar,suara itu semakin jelas dan pintu kamar mas Reno terbuka sedikit, betapa terkejutnya aku melihat adegan tak senonohnya mas Reno dengan sepupunya bernama Rina."Intan terdiam, pikiranya melayang saat mengingat dirinya tengah memergoki calon suaminya tengah