setelah bertemu dengan Calista Dewa kembali ke rumah sakit untuk menemui sang istri. saat sampai di kamar VIP yang ditempati Tiara, Dewa dibuat kaget saat melihat sang istri menangis tersedu."mas kamu darimana,kenapa tidak bilang kalau kamu keluar sebentar. aku kira kau pergi meninggalkanku karena aku tak becus menjaga anakku, hiks...hiks..." ucap Tiara saat melihat Dewa datang dan mendekatinya."ssttt...jangan ngomong sembarangan sayang,mana mungkin aku meninggalkanmu bagiku kau adalah wanita sekaligus ibu yang paling sempurna untukku dan untuk Arkan."ucap Dewa memeluk Tiara sambil mengecup lembut ujung kepala Tiara."benar mas,mas gakkan ninggalin aku?" ucap Tiara mendongak menatap Dewa."tentu sayang kamu adalah wanita terakhir dalam hidup dan ibu dari anak-anakku." ucap Dewa lagi."terima kasih mas,karena sudah menerima segala kekuranganku. aku mencintaimu mas." ucap Tiara."aku juga sangat mencintaimu sayang." entah siapa yang memulai yang je
intan mulai bercerita tentang apa yang menimpa dirinya,Tiara dengan setia mendengarkan cerita intan."mereka memergokiku bersama pria lain satu hari sebelum pernikahan Tiara. tetapi semua itu hanya salah paham.""lalu sebenarnya apa yang terjadi,lalu kenapa kau bisa bersama laki-laki lain?""sebenarnya dua hari sebelum pernikahanku di langsungkan,ibu menyuruhku untuk pergi kerumah mas Reno untuk mengantarkan barang untuk mertua. saat itu rumah mas Reno sepi,tidak ada siapa-siapa,saat aku mau masuk rumah pintu rumah terbuka sedikit,lalu aku memberanikan diri untuk masuk rumah. tetapi saat aku masuk,aku mendengar samar suara de sa Han dari kamar mas Reno,lalu kakiku melangkah menuju kamar mas Reno. saat sudah sampai di depan pintu kamar,suara itu semakin jelas dan pintu kamar mas Reno terbuka sedikit, betapa terkejutnya aku melihat adegan tak senonohnya mas Reno dengan sepupunya bernama Rina."Intan terdiam, pikiranya melayang saat mengingat dirinya tengah memergoki calon suaminya tengah
Dewa dan Wili baru menyelesaikan meetingnya,mereka memutuskan untuk kembali ke kantor dan memilih makan siang bersama. karena sang istri akan mengantarkan makan siang untuk mereka."Will,bagaimana apa kau memerlukan asisten?semalam Tiara sudah bercerita kepadaku ada baiknya kamu menerima teman istriku untuk menjadi asistenmu kalau tidak kau tidak mau biar aku akan mengirimnya di cabang kantor kita yang ada di Bandung...""tidak,aku mau..." jawab Willi cepat sebelum Dewa menyelesaikan kalimatnya.kedua alis Dewa mengerut,pasalnya sepupunya ini akan selalu menolak jika ia merekomendasikan seseorang untuk menjadi asistenya. tetapi dengan Intan Willi langsung memotong pembicaraan yang belum selesai."mau apa?" tanya Dewa pura-pura tidak mengerti."his...kau ini,tentu saja aku mau intan...""ya sudah nikahi saja dia.""heh...belum waktunya...""nah...kan benar dugaanku kau menyukai intan?""lah...kenapa jadi merembet ke situ?ha ha ha....
sesuai permintaan Wili intan akan tinggal di sebelah apartemen Wili,katanya sih sebelah apartemen Wili itu memang miliknya,dan daripada tidak terpakai akan lebih baik jika intan yang menempatinya,itu akan mempermudah intan dan Wili untuk berinteraksi.hal itu tentu saja di setujui oleh Tiara,bahkan Tiara akan senang jika Wili dan intan berjodoh."Tiara aku sangat berterima kasih kepadamu karena kamu banyak membantuku." ucap intan saat pamit kepada Tiara."jangan berkata seperti itu aku sudah menganggapmu saudara bagiku intan,dan aku berharap kau dan Wili itu berjodoh." goda Tiaraintan melotot menatap Tiara ia tak habis pikir kenapa Tiara bisa berkata seperti itu."Tiara jangan sembarangan kalau ngomong,mana mau tuan Wili itu dengan ku.""hi hi hi..iya iya,ya sudah sana kak Wili sudah menunggumu di luar lebih baik kamu cepat pergi dari sini." "hah...sungguh tega kamu Tiara,kamu mengusirku?""heh...sudah lah jangan mendramatisir seperti itu.""hi hi hi...ya sudah aku pergi dulu ya,ter
pukul lima pagi Intan sudah bangun untuk melakukan kewajibannya baru setelah itu ia akan bersiap-siap untuk ke apartemen sebelah untuk menyiapkan sarapan untuk Wili dan menyiapkan segala keperluan Wili.Intan memencet beberapa digit angka agar ia bisa masuk kedalam kamar Wili,tit...pintu secara perlahan Intan buka agar sang pemilik kamar tidak terbangun akibat suara yang ia timbulkan. melihat ruangan masih terlihat gelap,Intan meraba mencari saklar lalu menyalakan lampunya."dimana dapurnya?mas Wili kan belum menunjukkan dimana letak barang-barang mas Wili." gumam Intan.dan akhirnya Intan memutuskan untuk mencari dimana letak dapur sendiri. setelah ketemu ia membuka kulkas melihat ada bahan makanan apa yang dapat ia olah untuk sarapan."ini ada telur,udang dan daun bawang. ada nasi gak ya?" Intan mulai mencari keberadaan beras,beruntung ia menemukan beras dan memasaknya terlebih dahulu agar matang,baru setelah itu ia akan membuat nasi goreng untuk menu sarapan pagi ini.Intan denga
tubuh mungil Intan di lempar dengan kasar oleh kedua karyawan yang telah membawanya ke gudang yang jarang di lewati orang."kamu itu ja Lang jadi jangan sok suci.""sebenarnya apa mau kalian kenapa kalian mau menyakitiku?" ucap intan uang sudah bersimbah air mata."kami hanya mau kamu,bukankah di video ini adalah kamu?jadi kamu jangan sok suci layani kami berapapun tarifmu pasti kami akan bayar." Intan melihat video yang di perlihatkan oleh lelaki yang mau berbuat Jahan kepadanya, sesaat matanya melotot saat melihat diri ya yang tengah tidur bersama dengan orang asing. intan sangat ingat siapa lelaki itu,lelaki yang telah tidur dengannya saat ia tak sadarkan diri."itu memang saya tetapi itu bukan seperti yang kalian pikirkan." tegas intan lalu segera beranjak ingin meninggalkan mereka berdua."cih...dasar munafik,cepat katakan berapa yang kau mau pasti kami bayar." ucap salah satu lelaki itu.plak....Intan menampar pria yang sudah merendahkannya."jaga ucapanmu,jika kamu tidak tah
Intan membuka matanya saat sinar matahari menyorot ke arahnya. meski berat ia tetap memaksa matanya agar terbuka.saat ingin menggerakkan tangannya dia merasa ada sebuah tangan yang tengah menggenggam nya. dia melihat siapa pemilik tangan yang sudah menggenggam tanganya."mas Wili..." panggil Intan lirihWili yang merasa ada yang memanggil namanya segera ia membuka matanya dan melihat Intan yang sudah membuka matanya dan memanggil namanya."hei...kamu sudah sadar?apa kamu membutuhkan sesuatu?""aku mau minum mas..." ucap Intan,karena ia merasa kerongkongannya sangat kering.dengan sigap Wili mengambilkan air yang sudah tersedia di samping ranjang dan segera membantunya untuk minum."mas...aku mau mengucapkan banyak terimakasih sama mas,jika mas gak datang aku tak tahu lagi bagaimana nasibku." ucap Intan menusuk air matanya sudah mengalir deras di pipi putihnya yang penuh lebam akibat tamparan dari dua orang lelaki tak di kenalnya."tidak perlu berterima kasih,ini juga salahku seharusn
Arya mengakui semua perbuatannya,ia juga mengaku kalau Reno yang sudah menyuruhnya untuk memfitnah Intan agar intan di usir dari rumah dan pergi dari desa ini agar rahasia Reno tidak terbongkar.Wili dan Dewa menuju rumah Reno dan akan memaksanya untuk mempertanggung jawabkan perbuatannya. Wili ingin membersihkan nama Intan,kalau soal video Wili sudah mengahapusnya dan memblokir akun yang sudah menyebarkan video itu.setelah Wili menyelidiki pemilik akun yang sudah menyebarkan video itu,ternyata tidak lain adalah Reno mantan tunangan intan. sungguh Wili ingin sekali menghabisi pria pecundang seperti Reno ,menggunakan wanita lemah untuk menutupi kebusukannya.tak butuh waktu lama mereka sampai di rumah Reno,saat sampai di rumah Reno rumahnya sedang mengadakan acara pernikahan Reno dengan Rina.Wili mengepalkan kedua tanganya hingga buku jarinya memutih,ia tak habis pikir ada manusia sepicik Reno,dia sudah membuat Intan menderita sementara dirinya bahagia bersanding dengan wanita mu ra
Wili dan Intan memutuskan untuk duduk di taman sembari mengawasi anak-anak mereka yang sedang asik bermain."bagaimana kabarmu dek?" tanya Wili setelah cukup lama terdiam."aku baik mas,bagiamana dengan kamu dan Angeline?" tanya Intan.memang selama berpisah Intan tidak pernah tahu bagaimana keadaan Wili,meskipun mertuanya selalu datang untuk menemuinya dan putrinya tetapi Intan tak bertanya dan Anisa pun tak pernah mengungkit atau bercerita tentang Wili kepada Intan.Wili tersenyum kecut mendengar pertanyaan Intan,ternyata Intan memang sudah tidak ingin mengetahui apapun tentang dirinya setelah perpisahan mereka."mas baik,Angeline...sudah meninggal saat umur Naufal masih terhitung hari."Intan terkejut mendengar jawaban dari Wili,"maaf mas aku sungguh tidak tahu." ucap Intan menyesal."sudahlah, lupakan. aku tak menyangka jika anak kita akan tumbuh sehat dan cantik sepertimu dek." ucap Wili mengalihkan pembicaraan,dia tak ingin mengingat tentang kejadian beberapa tahun yang lalu."
lima tahun berlalu,selama itu juga Wili sama sekali belum bertemu dengan Intan. walau terkadang ia ingin sekali mencari tahu tentang keadaan Intan,tetapi ia takut jika bertemu dengan mantan istrinya itu dia akan kembali memberikan luka kepada Intan.Wili memang menyesal dengan apa yang telah dia lakukan kepada Intan,tetapi penyesalan takkan merubah apapun. kehidupan rumah tangganya bersama Angeline juga tak semulus yang ia bayangkan.hubungan mereka mulai merenggang ketika Wili tak sengaja membaca pesan yang masuk di ponsel milik Angeline."boss,kapan anda mentransfer uangnya,saya sudah melakukan apa yang anda inginkan."kedua alis Wili bertaut saat tak sengaja membacanya,penasaran Wili akhirnya membuka dan menscrol percakapan sebelumnya. betapa terkejutnya Wili saat membacanya,jadi selama ini lah Angeline yang berusaha memisahkan dirinya dengan Intan dengan cara mematai-matai Intan dan mengambil beberapa foto Intan yang terlihat mesra dan nyata."mas sedang apa?" tegur Angeline saat
"cepat katakan apa maksud kedatanganmu kesini." ucap papa sedikit kesal karena Wili tak kunjung menjawab pertanyaannya."saya kesini hanya ingin menanyakan keberadaan Intan,pa.""apa maksudmu,bukankah Intan itu istri kamu?kenapa tanya kepada saya?" ucap papa sambil menaikkan sebelah alisnya."pa,saya tahu kalau Intan sudah menceritakan tentang rencana perceraian kami,tapi saya mohon tolong beri tahu saya dimana Intan,saya hanya ingin memastikan Intan baik-baik saja." ucap Wili jujur,sungguh kali ini Wili menaruh harapan kepada orang tua Intan.papa tersenyum masam mendengar ucapan menantunya itu,bukan tepatnya mantan menantu karena dirinya takkan membiarkan Intan hidup bersama dengan pria yang tak bertanggung jawab bahkan tega menyakiti putri semata wayangnya itu."pergilah karena,saya maupun istri saya tidak akan pernah memberitahu dimana anak dan cucu saya berada.bukankah ini yang kamu inginkan?dan satu lagi,biarkan anak saya hidup bahagia bersama anaknya tanpa adanya dirimu." ungka
Wili membuka matanya saat matahari pagi menyorot tepat ke arah wajahnya,ia melihat jam yang menggantung di tembok. seketika matanya melotot melihat sudah pukul sepuluh pagi dan dirinya baru bangun dari tidurnya.tanpa pikir panjang Wili melangkahkan kakinya untuk segera ke kamarnya dan Intan. ia harus mencegah Intan untuk pergi,setidaknya sampai Intan melahirkan,karena ia takkan membiarkan intan hidup sendirian apa lagi Intan tengah hamil anaknya."dek..." panggil Wili saat sudah sampai di kamar,tetapi ia tak menemui sosok yang ia cari. Wili melangkah ke arah kamar mandi tetapi ia juga tak menemukan Intan.Wili berpikir kemana Intan pergi,lalu matanya melihat ke arah lemari,Wili membukanya seketika Wili mematung melihat isi lemari milik Intan sudah kosong itu tandanya Intan sudah pergi dari hidupnya,sepeti kata Intan semalam.padahal Wili hanya ingin memastikan Intan hidup baik-baik saja meskipun tak bersamanya dirinya,tetapi setidaknya Wili bisa memantau ke adaan Intan.Wili mengamb
"apa kalian sedang ada masalah?katakan sejujurnya." ucap Anisa karena melihat gerak-gerik keduanya."ma aku...." ucapan Wili terpotong,"mas Wili masih mempertahankan pernikahanya dengan Angeline ma,dan aku lebih memilih mundur. untuk anak ini biarlah aku sendiri yang mengurusnya,tetapi mama tenang saja aku tidak akan melarang mama maupun mas Wili untuk menemuinya karena bagaimanapun mama adalah neneknya dan mas Wili adalah ayahnya.""dek....""maaf mas,aku tidak ingin menghalangi kebahagiaanmu,biarlah aku hidup sendiri bersama anakku. karena aku yakin mas tidak pernah menginginkan kehadiran ya karena akan menjadi panghalangmu." potong Intan secepat mungkin."tidak mama tidak setuju kalian berpisah,dan kamu Wili bukankah mama tidak pernah mengajarimu untuk mengingkari janji?" tanya Anisa dengan penuh kekecewaan."ma,bukanya Wili ingin mengingkari janji tetapi Angeline juga sedang mengandung anakku ma,aku tidak bisa meninggalkanya maafkan aku." ucap Wili menyesal dia menatap mamanya da
sudah dua Minggu Wili pergi,dan selama itu juga Wili tak pernah memberinya kabar. dan Angeline makin gencar mengirimi foto-foto mesra mereka.ingin sekali Intan bertemu dengan dan dia ingin mendengar penjelasan dari Wili."aku harap kau cepat kembali mas,agar semuanya jelas." gumam Intan sembari menatap langit-langit kamarnya kepalanya rasanya berdenyut dan perutnya terasa sangat mual,bahkan setiap pagi ia selalu bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya."apa kamu tahu mas,untuk saat ini aku sangat membutuhkanmu." gumamnya,ia memeringkan tubuhnya semabri memeluk guling dan membayangkan jika yang dia peluk adalah suaminya."aku merindukanmu mas,kapan kamu akan pulang?dan aku berharap semua video dan foto hanyalah rekayasa untuk memisahkan kita." gumam intan,dia sungguh berharap semua bukti yang di kirimkan oleh Angeline hanyalah rekayasa.Brak...suara pintu kamar di buka dengan sangat kasar,hingga membuat Intan terlonjak kaget.dengan segera ia melihat siapa yang sudah b
hari ini hari kedua Wili berada di luar kota,tetapi sedari tadi pagi Wili tidak ada kabar sama sekali,Intan berusaha menghubungi ponsel wili tetapi nomor Wili tidak aktif."kamu kemana sih,mas?paling gak kasih aku kabar biar aku tak kawatir." gumam Intan melihat benda pipih yang ada di tangannya.Wili yang belum memberi kabar seharian ini membuat Intan tak bisa berkonsentrasi,pekerjaanya menjadi kacau. dari pada membuat pekrjaan semakin berantakan Intan memutuskan untuk menenangkan diri,berjalan kaki di taman dekat cafe miliknya. entah kenapa berbagai macam pikiran buruk masuk ke dalam otak kecilnya. dengan sekuat tenaga Intan berusaha membuang pikiran buruk itu."aku harus percaya dengan suamiku,meskipun ia pernah mengecewakan tetapi aku yakin dia akan berubah." gumam Intan.Intan menatap ke arah anak-anak yang sedang asik bermain kejar-kejaran. suara tawa riang menghiasi wajah mereka,sungguh pemandangan ini membuat Intan bisa sedikit melupakan permasalahan yang sedang ia hadapi.Inta
pagi ini Intan sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya,meski di sini ada beberapa asisten tetapi Intan ingin dirinya yang menyiapkan semua keperluan sang suami sendiri."masak apa dek...?" tanya Wili yang tiba-tiba sudah memeluknya dengan erat."ini masalah nasi goreng seafood mas,kesukaan mas." ucap Intan membalikkan badanya lalu membalas pelukan suaminya. mulai sekarang Intan akan bersikap lebih agresif dan tak sungkan untuk memperlihatkan kalau dirinya sangat mencintai sang suami.terhitung sudah satu Minggu Intan keluar dari rumah sakit dan kondisinya sudah sangat membaik berkat sikap Wili yang berubah menjadi manis dan penuh perhatian."seharusnya kamu gak ninggalin mas sendirian dek,biar bik Narsih aja yang masak." ucap Wili yang membenamkan wajahnya di ceruk leher istrinya."gak apa-apa mas,aku hanya ingin menyiapkan keperluan mas sendiri,lebih baik mas tunggu di meja makan biar aku siapkan nasi goreng."Wili mengangkat wajahnya lalu menghembuskan nafas pelan,ia menatap
dua Minggu lamanya intan di rawat,dan hari ini ia di perbolehkan untuk pulang. dan selama di rumah sakit Wili tak pernah meninggalkan intan sendirian,meskipun Wili masih saja sibuk dengan ponselnya dan beberapa pekerjaanya yang dikirim oleh sekeetarisnya."semuanya sudah siap dek?" pertanyaan Wili membuyarkan lamunan Intan.intan mengangguk dan tersenyum, Wili mendekatinya lalu memeluk pinggangnya dan berjalan keluar kamar."masih bisa jalan kan?" tanya Wili pada Intan "iya mas..." jawab intan tersenyum.mereka berjalan perlahan menuju parkiran mobil,saat sedang berjalan mereka tak sengaja berpapasan dengan Angeline yang kebetulan memang ada keperluan di rumah sakit ini.memang Angeline beberapa kali tidak sengaja bertemu dengan Anisha,ia berusaha ingin mengambil lagi hati mertuanya itu tetapi Anisha seolah acuh dan tak pernah peduli dengan keberadaan nya."Will...kenapa kau tak pernah balas chatku dan mengangkat telponku?" tanya Angeline saat melihat Wili dan intan.Wili menatap Ang