Calista keluar dari hotel dan menuju rumah Dewa,ia akan berpura-pura turut berduka atas meninggalnya Tiara.ya,dia mengira kalau Dion berhasil menghabisi nyawa Tiara,tanpa dia tahu kalau Dion berbohong.tak butuh waktu lama Calista sampai di kediaman Dewa,tanpa permisi ia masuk ke dalam rumah Dewa. saat memasuki ruang tamu,dia melihat Dewa yang tengah duduk menunduk meratapi kesedihannya.Calista mendekat ke arah Dewa,dan mengelus lembut punggung lebar nan kokoh milik Dewa."Dewa,aku datang untuk turut bebela sungkawa atas kepergian istrimu." Dewa mendongak menatap Calista dengan tatapan sedih."terima kasih..." ucap Dewa lalu tersenyumCalista langsung memeluk erat tubuh Dewa untuk memberi kekuatan,agar Dewa tetap tabah.Dewa yang di peluk memutar bola matanya malas,dia sebenarnya merasa risih dengan pelukan yang di berikan oleh Calista. tetapi dia menahan ya agar Calista tidak curiga kalau ini hanya akal-akalan Dewa saja.Calista lalu dudu
seorang wanita telah mengintai sebuah kamar VIP,wanita itu berseragam perawat dia ingin memasuki ruangan tersebut tetapi ada penjaga yang berjaga di depan pintu tersebut.wanita itu menarik nafas dalam dan menghembukanya secara perlahan untuk menetralkan detak jantungnya. dirasa jantungnya sudah stabil dengan mantab ia melangkahkan kakinya menuju ruangan tersebut "tunggu,boleh lihat identitas anda?" tanya salah satu penjaga itu.perawat itu menunjukkan sebuah identitas kepada penjaga itu tanpa mau mengeluarkan suaranya."baiklah...cepat selesaikan tugasmu." ucapnya setelah selesai mengeceknya.perawat itu memasang senyum manis dan mengangguk. untuk sesaat penjaga itu terpana lalu berdehem untuk membuang rasa terpananya itu.perawat itu masuk kedalam dilihatnya sekeliling ternyata Dewa sedang tidak ada di ruangan itu.ya perawat itu adalah Calista yang sedang menyamar. dia sengaja mengintai kamar ini dan dia tahu kalau Dewa sedang pergi maka dari itu
setelah bertemu dengan Calista Dewa kembali ke rumah sakit untuk menemui sang istri. saat sampai di kamar VIP yang ditempati Tiara, Dewa dibuat kaget saat melihat sang istri menangis tersedu."mas kamu darimana,kenapa tidak bilang kalau kamu keluar sebentar. aku kira kau pergi meninggalkanku karena aku tak becus menjaga anakku, hiks...hiks..." ucap Tiara saat melihat Dewa datang dan mendekatinya."ssttt...jangan ngomong sembarangan sayang,mana mungkin aku meninggalkanmu bagiku kau adalah wanita sekaligus ibu yang paling sempurna untukku dan untuk Arkan."ucap Dewa memeluk Tiara sambil mengecup lembut ujung kepala Tiara."benar mas,mas gakkan ninggalin aku?" ucap Tiara mendongak menatap Dewa."tentu sayang kamu adalah wanita terakhir dalam hidup dan ibu dari anak-anakku." ucap Dewa lagi."terima kasih mas,karena sudah menerima segala kekuranganku. aku mencintaimu mas." ucap Tiara."aku juga sangat mencintaimu sayang." entah siapa yang memulai yang je
intan mulai bercerita tentang apa yang menimpa dirinya,Tiara dengan setia mendengarkan cerita intan."mereka memergokiku bersama pria lain satu hari sebelum pernikahan Tiara. tetapi semua itu hanya salah paham.""lalu sebenarnya apa yang terjadi,lalu kenapa kau bisa bersama laki-laki lain?""sebenarnya dua hari sebelum pernikahanku di langsungkan,ibu menyuruhku untuk pergi kerumah mas Reno untuk mengantarkan barang untuk mertua. saat itu rumah mas Reno sepi,tidak ada siapa-siapa,saat aku mau masuk rumah pintu rumah terbuka sedikit,lalu aku memberanikan diri untuk masuk rumah. tetapi saat aku masuk,aku mendengar samar suara de sa Han dari kamar mas Reno,lalu kakiku melangkah menuju kamar mas Reno. saat sudah sampai di depan pintu kamar,suara itu semakin jelas dan pintu kamar mas Reno terbuka sedikit, betapa terkejutnya aku melihat adegan tak senonohnya mas Reno dengan sepupunya bernama Rina."Intan terdiam, pikiranya melayang saat mengingat dirinya tengah memergoki calon suaminya tengah
Dewa dan Wili baru menyelesaikan meetingnya,mereka memutuskan untuk kembali ke kantor dan memilih makan siang bersama. karena sang istri akan mengantarkan makan siang untuk mereka."Will,bagaimana apa kau memerlukan asisten?semalam Tiara sudah bercerita kepadaku ada baiknya kamu menerima teman istriku untuk menjadi asistenmu kalau tidak kau tidak mau biar aku akan mengirimnya di cabang kantor kita yang ada di Bandung...""tidak,aku mau..." jawab Willi cepat sebelum Dewa menyelesaikan kalimatnya.kedua alis Dewa mengerut,pasalnya sepupunya ini akan selalu menolak jika ia merekomendasikan seseorang untuk menjadi asistenya. tetapi dengan Intan Willi langsung memotong pembicaraan yang belum selesai."mau apa?" tanya Dewa pura-pura tidak mengerti."his...kau ini,tentu saja aku mau intan...""ya sudah nikahi saja dia.""heh...belum waktunya...""nah...kan benar dugaanku kau menyukai intan?""lah...kenapa jadi merembet ke situ?ha ha ha....
sesuai permintaan Wili intan akan tinggal di sebelah apartemen Wili,katanya sih sebelah apartemen Wili itu memang miliknya,dan daripada tidak terpakai akan lebih baik jika intan yang menempatinya,itu akan mempermudah intan dan Wili untuk berinteraksi.hal itu tentu saja di setujui oleh Tiara,bahkan Tiara akan senang jika Wili dan intan berjodoh."Tiara aku sangat berterima kasih kepadamu karena kamu banyak membantuku." ucap intan saat pamit kepada Tiara."jangan berkata seperti itu aku sudah menganggapmu saudara bagiku intan,dan aku berharap kau dan Wili itu berjodoh." goda Tiaraintan melotot menatap Tiara ia tak habis pikir kenapa Tiara bisa berkata seperti itu."Tiara jangan sembarangan kalau ngomong,mana mau tuan Wili itu dengan ku.""hi hi hi..iya iya,ya sudah sana kak Wili sudah menunggumu di luar lebih baik kamu cepat pergi dari sini." "hah...sungguh tega kamu Tiara,kamu mengusirku?""heh...sudah lah jangan mendramatisir seperti itu.""hi hi hi...ya sudah aku pergi dulu ya,ter
pukul lima pagi Intan sudah bangun untuk melakukan kewajibannya baru setelah itu ia akan bersiap-siap untuk ke apartemen sebelah untuk menyiapkan sarapan untuk Wili dan menyiapkan segala keperluan Wili.Intan memencet beberapa digit angka agar ia bisa masuk kedalam kamar Wili,tit...pintu secara perlahan Intan buka agar sang pemilik kamar tidak terbangun akibat suara yang ia timbulkan. melihat ruangan masih terlihat gelap,Intan meraba mencari saklar lalu menyalakan lampunya."dimana dapurnya?mas Wili kan belum menunjukkan dimana letak barang-barang mas Wili." gumam Intan.dan akhirnya Intan memutuskan untuk mencari dimana letak dapur sendiri. setelah ketemu ia membuka kulkas melihat ada bahan makanan apa yang dapat ia olah untuk sarapan."ini ada telur,udang dan daun bawang. ada nasi gak ya?" Intan mulai mencari keberadaan beras,beruntung ia menemukan beras dan memasaknya terlebih dahulu agar matang,baru setelah itu ia akan membuat nasi goreng untuk menu sarapan pagi ini.Intan denga
tubuh mungil Intan di lempar dengan kasar oleh kedua karyawan yang telah membawanya ke gudang yang jarang di lewati orang."kamu itu ja Lang jadi jangan sok suci.""sebenarnya apa mau kalian kenapa kalian mau menyakitiku?" ucap intan uang sudah bersimbah air mata."kami hanya mau kamu,bukankah di video ini adalah kamu?jadi kamu jangan sok suci layani kami berapapun tarifmu pasti kami akan bayar." Intan melihat video yang di perlihatkan oleh lelaki yang mau berbuat Jahan kepadanya, sesaat matanya melotot saat melihat diri ya yang tengah tidur bersama dengan orang asing. intan sangat ingat siapa lelaki itu,lelaki yang telah tidur dengannya saat ia tak sadarkan diri."itu memang saya tetapi itu bukan seperti yang kalian pikirkan." tegas intan lalu segera beranjak ingin meninggalkan mereka berdua."cih...dasar munafik,cepat katakan berapa yang kau mau pasti kami bayar." ucap salah satu lelaki itu.plak....Intan menampar pria yang sudah merendahkannya."jaga ucapanmu,jika kamu tidak tah