pukul tujuh malam Dewa baru pulang ke rumahnya,ia heran mendengar suara lelaki asing tetapi dia seperti mengenal suara itu.Dewa berjalan menuju ruang keluarga,dia ingin melihat siapa yang tengah bersenda gurau dengan keluarganya itu.Dewa menatap tajam ke arah lelaki yang seumuran denganya,ternyata dia Rangga Aditya yang pernah menjebaknya beberapa bulan lalu,demi melancarkan usaha bisnisnya dia rela melakukan hal licik dengan menjebak Dewa."hai kak,sudah pulang?" sapa Wulan saat melihat kakanya sudah berdiri di dekat mereka.sontak orang yang berada di situ menoleh ke arah Dewa,sementara Rangga hanya tersenyum miring saat melihat ternyata yang menjadi Kaka iparnya adalah Dewa.Dewa mencoba menahan amarahnya,karena dia tak ingin keluarganya kecewa dengan tindakan menantu mereka.apalagi sekarang adiknya tengah hamil,ia tak ingin adiknya kecewa dan mempengaruhi kehamilannya karena terlalu stres memikirkan suami yang di cintai y
hari ini adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh Dewa. ia sangat gugup saat akad akan di mulai. Dewa duduk dengan gelisah di depan pak penghulu dan kakek yang akan berperan sebagai wali Tiara nanti.Dewa duduk dengan gelisah karena mempelai wanitanya tak kunjung datang,sungguh ia tak sabar ingin segera menyelesaikan ijab qobul dan segera memiliki Tiara seutuhnya."hei...tenang brother jangan gugup seperti itu." ucap Wili menenangkan. Dewa hanya melihat sekilas ke arah Wili,dan kembali mengusap kedua telapak tanganya yang terasa dingin."Dewa,bagaimana kalau aku yang menggantikan posisimu saja." ucap Wili sambil tersenyum jahil"dalam mimpimu." geram Dewa sempat-sempatnya adik sepupunya itu menggodanya.sementara Wili hanya terkekeh melihat Dewa yang jengkel mendengar ucapannya."Wili,sudah jangan kau ganggu Dewa." ucap Frans menegur anaknya itu. sungguh ia tak hasib dikit kenapa dua orang pemuda itu slalu saja berdebat d
warning mengandung konten DEWASA acara pernikahan berlangsung dengan lancar,kini Dewa dan Tiara berada di rumah kakek Tiara.mereka sepakat setelah menikah Dewa akan memboyong Tiara ke Jakarta,karena itu Dewa dan Tiara memutuskan untuk menginap di rumah kakeknya sebelum ia pergi ke Jakarta bersama sang suami."Tiara boleh nenek masuk?" tanya sang nenek saat sudah mengetuk pintu."masuk saja nek tidak di kunci."Tiara memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu,karena dia sudah merasa lelah. sementara Dewa masih menemani keluarganya untuk mengobrol.sang nenek memasuki kamar cucunya sambil tersenyum, Tiara yang terlihat lebih segar karena sehabis mandi."Tiara nenek ingin membicarakan sesuatu." ucap sang nenek saat sudah duduk di ranjang dekat dengan meja rias Tiara.Tiara menghentikan kegiatanya yang sedang menyisir rambut panjangnya."ya nek,ingin bicara apa?" tanya Tiara yang sudah menghadap sang nenek."Tiara sekarang kamu suda
Wili melihat jam yang berada di atas nakas,memang semalam ia memutuskan untuk menginap di rumah kakek Tiara,karena sudah sangat mengantuk.tetapi sialnya dia mendapatkan kamar tepat di sebelah pengantin baru itu,semalam bukanya bisa tidur nyenyak dia harus mendengarkan suara ambigu yang terdengar dari kamar sebelah. dia benar-benar tak bisa tidur.dia baru bisa tertidur pukul tiga dini hari,dan sekarang baru pukul setengah enam pagi tidurnya harus terganggu lagi karena mendengar suara seperti semalam.dengan kesal ia bangun dan keluar kamar,dia lebih memilih untuk mandi dari pada harus mendengarkan suara yang membuat bulu kuduknya merinding."loh,sudah bangun?" tanya sang nenek saat melihat Wili yang ingin mandi"iya nek.""pasti ke ganggu suara Tiara sama Dewa yang sedang nyanyi ya?"Wili hanya tersenyum kikuk dan tidak meladeni sang nenek."ya ws sana dang aduso." suruh sang nenektanpa pikir panjang Wili langsung masuk kamar mandi dan men
pukul lima sore mereka baru sampai di bandara Soekarno,Tiara masih terlihat tidur tak ingin membangunkan istrinya Dewa dengan perlahan mengangkat tubu Tiara .Tiara yang merasa tubuhnya melayang membuka matanya,"mas..."lirih Tiara"tidur lagi sayang,masih belum sampai nanti kalau sudah sampai aku bangunin kamu." ucap Dewa sambil menggendong Tiara.Tiara yang merasa lelah akhirnya melanjutkan tidurnya lagi."kita langsung pulang atau menemui Dani dulu." ucap Wili saat sudah memasuki mobil yang sudah menunggu mereka.Dani adalah salah satu kepercayaan Dewa dan Wili. Dani memberitahukan kalau ada penyalahgunaan anggaran dalam proyek baru yang sekarang di kerjakan oleh Dewa."lebih baik kita bertemu Dani dulu,sekalian makan malam." ucap DewaWili mengangguk lalu menyuruh sopirnya menjalankan mobilnya."sayang bangun,ayo kita makan malam dulu." Tiara membuka matanya perlahan lalu mengedarkan pandangannya."ini dimana mas?" tanya Tiara saat me
"cepat panggil pak Yanto,bilang kalau bos besar datang." ucap salah satu karyawan yang menjadi salah satu anak buah pak Yanto."iya..." orang disuruh tadi berlari dengan cepat menuju rumah pak Yanto"pak,gawat bos besar datang untuk meninjau lokasi." ucapnya saat sudah sampai di rumah pak Yanto."apa,bagaimana bisa?bukanya tuan Dewa sedang ada urusan di luar negeri?""saya juga tidak tahu pak,mungkin ada yang melapor.""kurang ajar,tunggu saja kalau ketemu siapa yang melapor akan saya bunuh." ucapnya geram"pak lebih baik bapak menemui pak Dewa,sebelum dia mengamuk.""hah...baiklah,sepertinya aku harus mencari cara agar dia mau menerima alasanku.""selamat pagi tuan,apa kabar?" tanya pak Yanto saat sudah menemui Dewa dan wili."sudahlah jangan banyak basa basi,katakan apa yang terjadi kenapa pembangunan pabrik berhenti?" tanya Wili."maaf pak,dananya tidak cukup pak karena semua bahan har
Tiara membuka matanya secara perlahan,ia memegangi kepalanya yang terasa berdenyut."AW...aku dimana?" gumamnya.lalu ia berusaha mengingat apa yang terjadi,seketika matanya melotot ketika ia mengingat bertemu Andre. dia melihat kamar yang ia tempati sekarang,nampak asing baginya. karena memang ia tak pernah berada di situ.Tiara beranjak dari tidurnya dan berjalan perlahan karena kepalanya masih terasa berputar.ia mencoba membuka pintu tetapi pintu tak dapat dibuka.dia mencoba ke jendela kamar,sama jendelanya di kunci dari luar tak dapat dibuka."his...dasar Andre,pakai acara nyulik segala,dia gak lihat apa perutku yang sudah membuncit gini?" gumamnyatak ada pilihan lain,Tiara menggedor pintu agar dibuka.dor...dor...dor... suara gedoran begitu kencang.mengganggu Andre yang tengah tidur di ruang tivi."his...wanita itu memang tidak berubah,tetap bar-bar." dengan malas Andre beranjak dari tidurnya dan menuju kamar dimana Tiara ia sekap.
Dewa dan Wili sudah menunggu Nicholas di restoran milik Nicholas,rencana mereka akan menemui Andre untuk mengambil Tiara.bukan mereka yang mempunyai janji bertemu Andre,rapatnya Nicholas.Wili sudah menceritakan semuanya,Nicholas yang geram mendengar cerita dari Wili langsung menyetujui untuk membantu Dewa mendapatkan Tiara dan memberikan pelajaran kepada Andre."maaf menunggu lama,tadi ada urusan yang harus segera saya selesaikan." ucap Nicholas saat menghampiri Dewa dan Wili."tidak masalah,kami juga baru sampai."Dewa hanya diam,tak menanggapi obrolan keduanya. yang ada dipikirannya sekarang adalah Tiara dan anaknya yang ada di dalam kandunganya. dia takut terjadi sesuatu kepada mereka.Nicholas yang melihat kekawatiran di wajah Dewa,langsung menepuk pelan bahunya."kamu jangan kawatir istri dan anakmu pasti baik-baik saja karena aku menyuruhnya untuk memperlakukanya dengan baik.""terima kasih,tapi kenapa kau bisa tertarik dengan wanita hami