intan keluar dari kamar mandi,dia terlihat segar wangi melati yang menguar dari tubuhnya. memang sejak dulu dia menyukai aroma melati.dia mengedarkan pandanganya ke seluruh ruangan kamar yang ia tempati mencari sosok suaminya,tapi nihil ia tak melihat sosok yang ia cari.ia berjalan keluar berniat menuju ruang kerja sang suami. saat akan menuju ruang kerja sang suami samar dia mendengar suara gaduh dari arah dapur.tanpa pikir panjang langkah kakinya menuju dapur,dan dia mendapati sosok suaminya yang sedang bertelanjang dada memakai clemek sedang memasak sarapan untuk mereka.Intan menelan ludahnya dengan susah payah melihat penampilan suaminya itu,sungguh Wili terlihat begitu seksi.Wili yang merasa di perhatikan langsung menoleh ke arah Intan dan tersenyum sangat manis."sudah selesai?" tanya Wili.Intan mendengar sapaan dari Wili langsung segera menetralkan ekspresinya menjadi biasa."ehem...ya aku sudah selesai,masak apa mas?" ucap Intan berjalan menuju Wili,lalu memeluknya dari b
hari ini Wili memutuskan untuk kembali ke Jakarta,karena dia mendapat telpon dari asistenya untuk segera kembali karena salah satu mitra kerjanya ingin bertemu langsung denganya.intan mau tidak mau harus mengikuti sang suami,walaupun ia betah berada disini dan ingin lebih lama tinggal tetapi pekerjaan suaminya tidak bisa di tinggal,dan Intan mencoba untuk mengerti itu."semuanya sudah siap sayang?" tanya Wili yang melihat intan mengemasi barangnya."sebentar lagi mas." ucap intan tanpa menoleh ke arahnya,terus terang ia masih merasa kesal karena hari ini juga ia harus pulang.Wili memeluk Intan dari belakang,"jangan ngambek gitu dong dek,nanti kalau ada waktu lagi mas janji akan membawamu kesini lagi."intan membalikkan badannya hingga menghadap sang suami lalu menangkup wajah Wili "iya mas,aku gak ngambek kok aku ngerti gimana sibuknya kamu." ucap intan mengecup singkat bibir Wili."baiklah...ayo berangkat." ajak intan melepas pelukanya.Wili mengangguk dan mengambil alih koper yang
Wili berangkat ke kantor pagi-pagi sekali ia ingin menghindari segala pertanyaan yang akan terlontar dari mulut sang istri. dia belum bisa menceritakan semuanya kepada intan ia takut akan menyakiti hati intan nantinya,di tambah lagi semalam ia membentak intan dan ia sangat tahu kalau istrinya itu tengah menangis akibat bentakanya.Wili menghembuskan nafas kasar."bagaimanapun aku menutupinya lambat laun dia akan tahu." gumam Wili.tok...tok...ketukan pintu membuyarkan lamunan Wili,"masuk..."Wili mempersilahkan"selamat pagi tuan,rapat akan segera di mulai dan kita harus segera menghadirinya." ucap Joan asisten Wili.Wili mengangguk dan segera berdiri untuk menghadiri rapat pagi ini. hari ini akan ada kedatangan kolega Wili yang ingin langsung bertemu denganya. jadi mau tidak mau dia harus menemuinya segera agar tanda tangan kontrak kerja sama akan segera selesai.seharian ini Wili di sibukkan dengan pekerjaanya,bahkan ia tak memberi kabar kepada Intan. entah kenapa ia masih enggan u
Intan terbangun dari tidurnya karena merasa perutnya melilit,sakit seperti di remat dengan sangat kuat.ia memegangi perutnya sambil meringis,dia berusaha untuk bangun dengan pelan mencari obat miliknya. ia memang memiliki riwayat penyakit mah,dan saat ini penyakitnya sedang kambuh karena dia belum makan.dia mencari obat yang selama ini ia simpan di dalam tasnya,dia berusaha tak menimbulkan suara agar suaminya tak terbangun akibat dirinya yang sedang mengambil obat.setelah dapat ia langsung meminum obatnya dan duduk sebentar di atas karpet,butuh waktu memang untuk obat itu bereaksi.setelah beberapa menit menunggu kini sakit di perutnya sudah hilang,dia menoleh melihat suaminya yang tengah tertidur pulas dengan wajah damainya.intan menghembuskan nafas dalam,ia berdiri dan berjalan menuju dapur untuk mencari sesuatu agar bisa masuk dalam perutnya.meskipun ia tak bernafsu tetapi dia memaksa masuk makanan yang sudah ia hangatkan tadi.intan berselancar di dunia sosialnya,Ting...tan
sudah satu Minggu lamanya semenjak kepulangan mereka dari Bali,sikap Wili terhadap intan memang tidak berubah tetap lembut,dan bahkan tak jarang Wili menyentuh intan sebagai pasangan suami istri, tetapi ada yang beda kalau awal menikah Wili selalu membicarakan untuk secepatnya memiliki anak,tetapi tidak untuk saat ini bahkan Wili menyuruh intan untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan."dek,kamu minum ini dulu ya mas gak ingin kamu hamil dulu." ucap Wili sambil menyodorkan satu tablet pil KB untuk Intan,dan sekarang mereka sudah melakukan hubungan suami istri."loh kenapa mas?bukanya mas sangat menginginkan aku cepat hamil?" tanya intan heran,pasalnya suaminya ini sangat ngotot ingin segera memiliki anak tetapi kenapa sekarang berubah secepat ini?"mas hanya pikir,lebih baik kita jangan punya anak dulu,mas masih ingin bermanja-manja dulu dengan kamu." Wili ber alasan.meski ragu tetapi Intan tetap menuruti permintaan Wili,walaupun hatinya sedikit kecewa dengan keputu
"jelaskan mas,kenapa diam saja?bukankah wanita yang kau cium tadi adalah wanita yang ada di foto itu?katakan dan jelaskan." ucap intan saat sudah menguasai dirinya untuk tidak menangis lagi.Wili menghela nafas dalam dan membuangnya secara kasar,"ya dia adalah Angeline kekasih mas,dulu mas sempat los kontak denganya bahkan mas memergokinya bermesaraan dengan lelaki lain,dan saat itu mas tidak pernah lagi menghubunginya sama sekali karena kecewa.""lalu kenapa sekarang kalian menjalin hubungan kembali di saat kamu sudah menikahiku mas,apa kamu kira pernikahan hanya sebuah mainan?" ucap intan menatap tajam suaminya."maaf dek,awalnya mas akan mencoba untuk mencintaimu dan melupakanya tetapi dia datang dan menjelaskan semuanya dan mas tidak bisa membohongi hati mas,kalau mas masih mencintainya."Intan tersenyum miris ternyata suaminya mencintai wanita lain dan dirinya di jadikan pelarian semata.Intan mengambil nafas dalam dan membuangnya secara perlahan guna untuk mengurangi rasa sesak
hari ini Wili pulang lebih awal,jika biasanya dia pulang pukul sepuluh malam karena ia menghabiskan waktu sorenya bersama Angeline,tapi tidak untuk saat ini,entah kenapa dia mengawatirkan intan Wili tak bisa melakukan apapun karena kehilangan fokus memikirkan intan.pukul enam sore Wili sampai di rumahnya,sebenarnya tadi setengah lima dia sudah pulang tetapi tadi di jalan ada sebuah kecelakaan yang menyebabkan dirinya terjebak macet dan baru bisa sampai rumah jam enam sore."selamat malam tuan,apa anda ingin makan malam sekarang?" "tidak aku ingin ke kamar lebih dulu." tanpa menunggu jawaban dari asisten rumah tangganya Wili langsung melangkahkan kakinya dengan lebar,ia ingin segera menemui intan memastikan istrinya baik-baik saja.Wili membuka pintu kamarnya lalu mengedarkan pandangan mencari sosok yang ia cari tetapi tak ia temukan. Wili lalu mengecek ke kamar mandi namun juga nihil Intan juga tak ada di sana."kemana dia?" Wili lalu merogoh sakunya mengambil ponselnya untuk meng
setelah di rawat tiga hari di rumah sakit akhirnya intan di perbolehkan untuk pulang. Wili membantu Intan untuk mengemasi barang-barang intan."sudah selesai semua?kalau sudah ayo kita pulang." ajak Wili lembut,namun di tanggapi datar oleh Intan.Wili dan Intan berjalan beriringan menuju tempat parkir,mereka berjalan dalam keheningan tak ada yang berniat untuk memulai percakapan.selama Intan sakit Wili selalu meluangkan waktunya untuk menemani Intan di rumah sakit,walaupun ditolak oleh Intan tetapi Wili tak menghiraukannya ia tetap menunggu Intan,terkadang Tiara juga menemani Intan."Wili..." panggil seorang wanita.mendengar seseorang memanggil nama Wili,sontak intan pun ikut menoleh ke arah suara yang memanggil suaminya ini.Intan tersenyum masam saat mendapati Angeline yang memanggil nama Wili,dia tak menyangka kalau akan bertemu dengan Angeline disini.Intan lebih memilih berjalan keluar mendahului Wili,setelah ia mengambil tas yang di pegang oleh Wili."dek..." panggil Wili,teta