hari ini Wili memutuskan untuk kembali ke Jakarta,karena dia mendapat telpon dari asistenya untuk segera kembali karena salah satu mitra kerjanya ingin bertemu langsung denganya.intan mau tidak mau harus mengikuti sang suami,walaupun ia betah berada disini dan ingin lebih lama tinggal tetapi pekerjaan suaminya tidak bisa di tinggal,dan Intan mencoba untuk mengerti itu."semuanya sudah siap sayang?" tanya Wili yang melihat intan mengemasi barangnya."sebentar lagi mas." ucap intan tanpa menoleh ke arahnya,terus terang ia masih merasa kesal karena hari ini juga ia harus pulang.Wili memeluk Intan dari belakang,"jangan ngambek gitu dong dek,nanti kalau ada waktu lagi mas janji akan membawamu kesini lagi."intan membalikkan badannya hingga menghadap sang suami lalu menangkup wajah Wili "iya mas,aku gak ngambek kok aku ngerti gimana sibuknya kamu." ucap intan mengecup singkat bibir Wili."baiklah...ayo berangkat." ajak intan melepas pelukanya.Wili mengangguk dan mengambil alih koper yang
Wili berangkat ke kantor pagi-pagi sekali ia ingin menghindari segala pertanyaan yang akan terlontar dari mulut sang istri. dia belum bisa menceritakan semuanya kepada intan ia takut akan menyakiti hati intan nantinya,di tambah lagi semalam ia membentak intan dan ia sangat tahu kalau istrinya itu tengah menangis akibat bentakanya.Wili menghembuskan nafas kasar."bagaimanapun aku menutupinya lambat laun dia akan tahu." gumam Wili.tok...tok...ketukan pintu membuyarkan lamunan Wili,"masuk..."Wili mempersilahkan"selamat pagi tuan,rapat akan segera di mulai dan kita harus segera menghadirinya." ucap Joan asisten Wili.Wili mengangguk dan segera berdiri untuk menghadiri rapat pagi ini. hari ini akan ada kedatangan kolega Wili yang ingin langsung bertemu denganya. jadi mau tidak mau dia harus menemuinya segera agar tanda tangan kontrak kerja sama akan segera selesai.seharian ini Wili di sibukkan dengan pekerjaanya,bahkan ia tak memberi kabar kepada Intan. entah kenapa ia masih enggan u
Intan terbangun dari tidurnya karena merasa perutnya melilit,sakit seperti di remat dengan sangat kuat.ia memegangi perutnya sambil meringis,dia berusaha untuk bangun dengan pelan mencari obat miliknya. ia memang memiliki riwayat penyakit mah,dan saat ini penyakitnya sedang kambuh karena dia belum makan.dia mencari obat yang selama ini ia simpan di dalam tasnya,dia berusaha tak menimbulkan suara agar suaminya tak terbangun akibat dirinya yang sedang mengambil obat.setelah dapat ia langsung meminum obatnya dan duduk sebentar di atas karpet,butuh waktu memang untuk obat itu bereaksi.setelah beberapa menit menunggu kini sakit di perutnya sudah hilang,dia menoleh melihat suaminya yang tengah tertidur pulas dengan wajah damainya.intan menghembuskan nafas dalam,ia berdiri dan berjalan menuju dapur untuk mencari sesuatu agar bisa masuk dalam perutnya.meskipun ia tak bernafsu tetapi dia memaksa masuk makanan yang sudah ia hangatkan tadi.intan berselancar di dunia sosialnya,Ting...tan
sudah satu Minggu lamanya semenjak kepulangan mereka dari Bali,sikap Wili terhadap intan memang tidak berubah tetap lembut,dan bahkan tak jarang Wili menyentuh intan sebagai pasangan suami istri, tetapi ada yang beda kalau awal menikah Wili selalu membicarakan untuk secepatnya memiliki anak,tetapi tidak untuk saat ini bahkan Wili menyuruh intan untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan."dek,kamu minum ini dulu ya mas gak ingin kamu hamil dulu." ucap Wili sambil menyodorkan satu tablet pil KB untuk Intan,dan sekarang mereka sudah melakukan hubungan suami istri."loh kenapa mas?bukanya mas sangat menginginkan aku cepat hamil?" tanya intan heran,pasalnya suaminya ini sangat ngotot ingin segera memiliki anak tetapi kenapa sekarang berubah secepat ini?"mas hanya pikir,lebih baik kita jangan punya anak dulu,mas masih ingin bermanja-manja dulu dengan kamu." Wili ber alasan.meski ragu tetapi Intan tetap menuruti permintaan Wili,walaupun hatinya sedikit kecewa dengan keputu
"jelaskan mas,kenapa diam saja?bukankah wanita yang kau cium tadi adalah wanita yang ada di foto itu?katakan dan jelaskan." ucap intan saat sudah menguasai dirinya untuk tidak menangis lagi.Wili menghela nafas dalam dan membuangnya secara kasar,"ya dia adalah Angeline kekasih mas,dulu mas sempat los kontak denganya bahkan mas memergokinya bermesaraan dengan lelaki lain,dan saat itu mas tidak pernah lagi menghubunginya sama sekali karena kecewa.""lalu kenapa sekarang kalian menjalin hubungan kembali di saat kamu sudah menikahiku mas,apa kamu kira pernikahan hanya sebuah mainan?" ucap intan menatap tajam suaminya."maaf dek,awalnya mas akan mencoba untuk mencintaimu dan melupakanya tetapi dia datang dan menjelaskan semuanya dan mas tidak bisa membohongi hati mas,kalau mas masih mencintainya."Intan tersenyum miris ternyata suaminya mencintai wanita lain dan dirinya di jadikan pelarian semata.Intan mengambil nafas dalam dan membuangnya secara perlahan guna untuk mengurangi rasa sesak
hari ini Wili pulang lebih awal,jika biasanya dia pulang pukul sepuluh malam karena ia menghabiskan waktu sorenya bersama Angeline,tapi tidak untuk saat ini,entah kenapa dia mengawatirkan intan Wili tak bisa melakukan apapun karena kehilangan fokus memikirkan intan.pukul enam sore Wili sampai di rumahnya,sebenarnya tadi setengah lima dia sudah pulang tetapi tadi di jalan ada sebuah kecelakaan yang menyebabkan dirinya terjebak macet dan baru bisa sampai rumah jam enam sore."selamat malam tuan,apa anda ingin makan malam sekarang?" "tidak aku ingin ke kamar lebih dulu." tanpa menunggu jawaban dari asisten rumah tangganya Wili langsung melangkahkan kakinya dengan lebar,ia ingin segera menemui intan memastikan istrinya baik-baik saja.Wili membuka pintu kamarnya lalu mengedarkan pandangan mencari sosok yang ia cari tetapi tak ia temukan. Wili lalu mengecek ke kamar mandi namun juga nihil Intan juga tak ada di sana."kemana dia?" Wili lalu merogoh sakunya mengambil ponselnya untuk meng
setelah di rawat tiga hari di rumah sakit akhirnya intan di perbolehkan untuk pulang. Wili membantu Intan untuk mengemasi barang-barang intan."sudah selesai semua?kalau sudah ayo kita pulang." ajak Wili lembut,namun di tanggapi datar oleh Intan.Wili dan Intan berjalan beriringan menuju tempat parkir,mereka berjalan dalam keheningan tak ada yang berniat untuk memulai percakapan.selama Intan sakit Wili selalu meluangkan waktunya untuk menemani Intan di rumah sakit,walaupun ditolak oleh Intan tetapi Wili tak menghiraukannya ia tetap menunggu Intan,terkadang Tiara juga menemani Intan."Wili..." panggil seorang wanita.mendengar seseorang memanggil nama Wili,sontak intan pun ikut menoleh ke arah suara yang memanggil suaminya ini.Intan tersenyum masam saat mendapati Angeline yang memanggil nama Wili,dia tak menyangka kalau akan bertemu dengan Angeline disini.Intan lebih memilih berjalan keluar mendahului Wili,setelah ia mengambil tas yang di pegang oleh Wili."dek..." panggil Wili,teta
Wili berjalan mondar mandir menunggu intan keluar untuk menemuinya. tadi setelah makan siang bersama dengan Angeline Wili memutuskan untuk segera kembali ke rumahnya ia sangat mengkhawatirkan intan.Wili memasuki rumahnya dan bertanya kepada BI Narti dimana istrinya berada.saat tak mendapati Intan di rumah dengan panik ia mengambil gawainya menghubungi intan,tetapi ponsel Intan tidak aktif."kamu kemana sih dek?" gumam wili, ia berpikir kemana perginya Intan,sementara disini dia tidak mempunyai saudara di Jakarta sini."apa mungkin dia kerumahnya Tiara?" tanpa pikir panjang Wili langsung beranjak dan melajukan mobilnya menuju rumah Tiara."Leo apa tadi Intan kesini?" tanya Wili saat sudah sampai di rumah Tiara dan disambut oleh Leo."iya tuan,tadi nyonya intan memang kesini,dan sekarang sedang mengobrol dengan nyoya Tiara di ruang tivi." "baiklah aku akan kesana.""tidak tuan,nyonya Tiara berpesan untuk melarang anda masuk,biarkan saya panggilkan nyonya intan." ucap Leo mencegah Wili
Wili dan Intan memutuskan untuk duduk di taman sembari mengawasi anak-anak mereka yang sedang asik bermain."bagaimana kabarmu dek?" tanya Wili setelah cukup lama terdiam."aku baik mas,bagiamana dengan kamu dan Angeline?" tanya Intan.memang selama berpisah Intan tidak pernah tahu bagaimana keadaan Wili,meskipun mertuanya selalu datang untuk menemuinya dan putrinya tetapi Intan tak bertanya dan Anisa pun tak pernah mengungkit atau bercerita tentang Wili kepada Intan.Wili tersenyum kecut mendengar pertanyaan Intan,ternyata Intan memang sudah tidak ingin mengetahui apapun tentang dirinya setelah perpisahan mereka."mas baik,Angeline...sudah meninggal saat umur Naufal masih terhitung hari."Intan terkejut mendengar jawaban dari Wili,"maaf mas aku sungguh tidak tahu." ucap Intan menyesal."sudahlah, lupakan. aku tak menyangka jika anak kita akan tumbuh sehat dan cantik sepertimu dek." ucap Wili mengalihkan pembicaraan,dia tak ingin mengingat tentang kejadian beberapa tahun yang lalu."
lima tahun berlalu,selama itu juga Wili sama sekali belum bertemu dengan Intan. walau terkadang ia ingin sekali mencari tahu tentang keadaan Intan,tetapi ia takut jika bertemu dengan mantan istrinya itu dia akan kembali memberikan luka kepada Intan.Wili memang menyesal dengan apa yang telah dia lakukan kepada Intan,tetapi penyesalan takkan merubah apapun. kehidupan rumah tangganya bersama Angeline juga tak semulus yang ia bayangkan.hubungan mereka mulai merenggang ketika Wili tak sengaja membaca pesan yang masuk di ponsel milik Angeline."boss,kapan anda mentransfer uangnya,saya sudah melakukan apa yang anda inginkan."kedua alis Wili bertaut saat tak sengaja membacanya,penasaran Wili akhirnya membuka dan menscrol percakapan sebelumnya. betapa terkejutnya Wili saat membacanya,jadi selama ini lah Angeline yang berusaha memisahkan dirinya dengan Intan dengan cara mematai-matai Intan dan mengambil beberapa foto Intan yang terlihat mesra dan nyata."mas sedang apa?" tegur Angeline saat
"cepat katakan apa maksud kedatanganmu kesini." ucap papa sedikit kesal karena Wili tak kunjung menjawab pertanyaannya."saya kesini hanya ingin menanyakan keberadaan Intan,pa.""apa maksudmu,bukankah Intan itu istri kamu?kenapa tanya kepada saya?" ucap papa sambil menaikkan sebelah alisnya."pa,saya tahu kalau Intan sudah menceritakan tentang rencana perceraian kami,tapi saya mohon tolong beri tahu saya dimana Intan,saya hanya ingin memastikan Intan baik-baik saja." ucap Wili jujur,sungguh kali ini Wili menaruh harapan kepada orang tua Intan.papa tersenyum masam mendengar ucapan menantunya itu,bukan tepatnya mantan menantu karena dirinya takkan membiarkan Intan hidup bersama dengan pria yang tak bertanggung jawab bahkan tega menyakiti putri semata wayangnya itu."pergilah karena,saya maupun istri saya tidak akan pernah memberitahu dimana anak dan cucu saya berada.bukankah ini yang kamu inginkan?dan satu lagi,biarkan anak saya hidup bahagia bersama anaknya tanpa adanya dirimu." ungka
Wili membuka matanya saat matahari pagi menyorot tepat ke arah wajahnya,ia melihat jam yang menggantung di tembok. seketika matanya melotot melihat sudah pukul sepuluh pagi dan dirinya baru bangun dari tidurnya.tanpa pikir panjang Wili melangkahkan kakinya untuk segera ke kamarnya dan Intan. ia harus mencegah Intan untuk pergi,setidaknya sampai Intan melahirkan,karena ia takkan membiarkan intan hidup sendirian apa lagi Intan tengah hamil anaknya."dek..." panggil Wili saat sudah sampai di kamar,tetapi ia tak menemui sosok yang ia cari. Wili melangkah ke arah kamar mandi tetapi ia juga tak menemukan Intan.Wili berpikir kemana Intan pergi,lalu matanya melihat ke arah lemari,Wili membukanya seketika Wili mematung melihat isi lemari milik Intan sudah kosong itu tandanya Intan sudah pergi dari hidupnya,sepeti kata Intan semalam.padahal Wili hanya ingin memastikan Intan hidup baik-baik saja meskipun tak bersamanya dirinya,tetapi setidaknya Wili bisa memantau ke adaan Intan.Wili mengamb
"apa kalian sedang ada masalah?katakan sejujurnya." ucap Anisa karena melihat gerak-gerik keduanya."ma aku...." ucapan Wili terpotong,"mas Wili masih mempertahankan pernikahanya dengan Angeline ma,dan aku lebih memilih mundur. untuk anak ini biarlah aku sendiri yang mengurusnya,tetapi mama tenang saja aku tidak akan melarang mama maupun mas Wili untuk menemuinya karena bagaimanapun mama adalah neneknya dan mas Wili adalah ayahnya.""dek....""maaf mas,aku tidak ingin menghalangi kebahagiaanmu,biarlah aku hidup sendiri bersama anakku. karena aku yakin mas tidak pernah menginginkan kehadiran ya karena akan menjadi panghalangmu." potong Intan secepat mungkin."tidak mama tidak setuju kalian berpisah,dan kamu Wili bukankah mama tidak pernah mengajarimu untuk mengingkari janji?" tanya Anisa dengan penuh kekecewaan."ma,bukanya Wili ingin mengingkari janji tetapi Angeline juga sedang mengandung anakku ma,aku tidak bisa meninggalkanya maafkan aku." ucap Wili menyesal dia menatap mamanya da
sudah dua Minggu Wili pergi,dan selama itu juga Wili tak pernah memberinya kabar. dan Angeline makin gencar mengirimi foto-foto mesra mereka.ingin sekali Intan bertemu dengan dan dia ingin mendengar penjelasan dari Wili."aku harap kau cepat kembali mas,agar semuanya jelas." gumam Intan sembari menatap langit-langit kamarnya kepalanya rasanya berdenyut dan perutnya terasa sangat mual,bahkan setiap pagi ia selalu bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya."apa kamu tahu mas,untuk saat ini aku sangat membutuhkanmu." gumamnya,ia memeringkan tubuhnya semabri memeluk guling dan membayangkan jika yang dia peluk adalah suaminya."aku merindukanmu mas,kapan kamu akan pulang?dan aku berharap semua video dan foto hanyalah rekayasa untuk memisahkan kita." gumam intan,dia sungguh berharap semua bukti yang di kirimkan oleh Angeline hanyalah rekayasa.Brak...suara pintu kamar di buka dengan sangat kasar,hingga membuat Intan terlonjak kaget.dengan segera ia melihat siapa yang sudah b
hari ini hari kedua Wili berada di luar kota,tetapi sedari tadi pagi Wili tidak ada kabar sama sekali,Intan berusaha menghubungi ponsel wili tetapi nomor Wili tidak aktif."kamu kemana sih,mas?paling gak kasih aku kabar biar aku tak kawatir." gumam Intan melihat benda pipih yang ada di tangannya.Wili yang belum memberi kabar seharian ini membuat Intan tak bisa berkonsentrasi,pekerjaanya menjadi kacau. dari pada membuat pekrjaan semakin berantakan Intan memutuskan untuk menenangkan diri,berjalan kaki di taman dekat cafe miliknya. entah kenapa berbagai macam pikiran buruk masuk ke dalam otak kecilnya. dengan sekuat tenaga Intan berusaha membuang pikiran buruk itu."aku harus percaya dengan suamiku,meskipun ia pernah mengecewakan tetapi aku yakin dia akan berubah." gumam Intan.Intan menatap ke arah anak-anak yang sedang asik bermain kejar-kejaran. suara tawa riang menghiasi wajah mereka,sungguh pemandangan ini membuat Intan bisa sedikit melupakan permasalahan yang sedang ia hadapi.Inta
pagi ini Intan sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya,meski di sini ada beberapa asisten tetapi Intan ingin dirinya yang menyiapkan semua keperluan sang suami sendiri."masak apa dek...?" tanya Wili yang tiba-tiba sudah memeluknya dengan erat."ini masalah nasi goreng seafood mas,kesukaan mas." ucap Intan membalikkan badanya lalu membalas pelukan suaminya. mulai sekarang Intan akan bersikap lebih agresif dan tak sungkan untuk memperlihatkan kalau dirinya sangat mencintai sang suami.terhitung sudah satu Minggu Intan keluar dari rumah sakit dan kondisinya sudah sangat membaik berkat sikap Wili yang berubah menjadi manis dan penuh perhatian."seharusnya kamu gak ninggalin mas sendirian dek,biar bik Narsih aja yang masak." ucap Wili yang membenamkan wajahnya di ceruk leher istrinya."gak apa-apa mas,aku hanya ingin menyiapkan keperluan mas sendiri,lebih baik mas tunggu di meja makan biar aku siapkan nasi goreng."Wili mengangkat wajahnya lalu menghembuskan nafas pelan,ia menatap
dua Minggu lamanya intan di rawat,dan hari ini ia di perbolehkan untuk pulang. dan selama di rumah sakit Wili tak pernah meninggalkan intan sendirian,meskipun Wili masih saja sibuk dengan ponselnya dan beberapa pekerjaanya yang dikirim oleh sekeetarisnya."semuanya sudah siap dek?" pertanyaan Wili membuyarkan lamunan Intan.intan mengangguk dan tersenyum, Wili mendekatinya lalu memeluk pinggangnya dan berjalan keluar kamar."masih bisa jalan kan?" tanya Wili pada Intan "iya mas..." jawab intan tersenyum.mereka berjalan perlahan menuju parkiran mobil,saat sedang berjalan mereka tak sengaja berpapasan dengan Angeline yang kebetulan memang ada keperluan di rumah sakit ini.memang Angeline beberapa kali tidak sengaja bertemu dengan Anisha,ia berusaha ingin mengambil lagi hati mertuanya itu tetapi Anisha seolah acuh dan tak pernah peduli dengan keberadaan nya."Will...kenapa kau tak pernah balas chatku dan mengangkat telponku?" tanya Angeline saat melihat Wili dan intan.Wili menatap Ang