Tiara terus berlari menghiraukan teriakan Andre.Sampai di loby Tiara pun dtangkap oleh dua bodyguard Andre,tapi Tiara berontak sambil menendang bagian inti kedua bodyguard itu.keduanya pun berteriak kesakitan dan melepas Tiara.
Tiarapun berlari keluar hotel sekencang yang dia bisa.
Bersamaan mobil dewa sampai di mana dia dan Andre janjian.Sebelum dewa memasuki area hotel,dia melihat Tiara yang sedang clingak clinguk melihat keadaan setelah di rasa aman Tiara pun berlari sekencang yang dia bisa.Dan itu tak lepas dari pengamatan dewa.
"Oh... ternyata kamu mencoba untuk kabur heh..."dewa tersenyum smirk
Dewa pun trs mengamati Tiara,dan mulai mengikuti Tiara kemana akan pergi.
Sudah dirasa cukup aman dan sampai di jalan sepi dewa pun memberhentikan mobilnya tepat di depan Tiara,dewa turun dari mobilnya dan menghampiri Tiara yang sedang kebingungan dengan nafasnya yang memburu.
"Ka kamu,mau apa kamu"
Dewa hanya mengedikan bahu sambil tersenyum.dewa pun mendekati Tiara lalu menggendongnya seperti karung beras.
Tiarapun berontak sambil menendang menendang nendang tapi tak di hiraukan olehnya.Dewa mendudukkan Tiara di kursi samping kemudi lalu memasangkan sabuk pengaman untuk tiara.Dewa menatap sebentar wajah Tiara lalu mencium bibir Tiara singkat dan tersenyum manis.Tiara sangat tertegun dengan senyum manis Setelah tersadar dari pesona dewa lalu Tiara berusaha membuka pintu mobil tapi sudah di kunci oleh pemiliknya.
Mobil Dewa pun melaju dengan kecepatan sedang.
"Apa kamu tidak merindukanku??"
"Memangnya kamu siapa,kenapa harus aku rindukan?"
"Oh....aku sangat sedih kenapa kamu melupakanku?padahal malam yang begitu panas telah kita lewati bersama".ucap dewa
Tiara hanya diam ,sambil melengos menatap jendela mobil sambil melihat mobil yang berlalu lalang.
"Kenapa aku sial banget sih,harus ketemu sama ini orang??"gerutu Tiara dalam hati
Tak menunggu waktu lama,mobil pun tiba drumah yang begitu mewah,rumah yang bergaya ala Eropa itu membuat takjub Tiara.
"Ayo masuklah".
" Tidak,aku mau pulang"
"Pulang"??
Tiara mengangguk
Dewapun melihat Tiara dari atas sampai bawah lalu keatas lagi,kemudan mendekati Tiara. Tiarapun reflek mundur dan sampai menabrak mobil,tubuh kecil nya pun dikungkung oleh kedua lengan kokoh dewa sambil berbisik
" apa kau mau menggoda pria diluaran sana"??
Tiarapun mendorong dewa,tapi dewa tak bergeming.lalu dewapun membopong tubuh Tiara masuk kedalam rumahnya.
"Siapkan makanan dan antar ke kamar saya"perintahnya kepada pelayan rumahnya
" Baik tuan"
Sampe dikamar Dewa menjatuhkan tubuh Tiara,dan mencumbu tubuh Tiara,sekuat tenaga dia memberontak dan mencoba lepas dari jeratan dewa.
Dewa terus menyerang Tiara hingga dia merasa kualahan dan lambat lain Tiara pun terpancing hasrat yang begitu menggebu.
Dewa menggigit kecil cuping Tiara hingga iapun merasa merinding darahnya berdesir,ada sengatan listrik di tubuhnya.
Tiara berusaha melepas godaan dari Dewa,dan itu berhasil
"Apa maumu??"
"Aku mau kamu"
"Cih...aku bukan wanitamu."
"Sekarang memang bukan tapi sebentar lagi"
Dewa pun mendekat dan menarik pinggang Tiara dirapatkan nya tubuh mereka.
"Lepassss"sentak Tiara
"Tidak akan,dan tidak akan pernah"
"Jangan ma...emmmmpptt"
Dewa pun membungkam mulut Tiara dengan bibirnya.tanganya pun tak tinggal diam,dewa pun mulai melepas jas yang dikenakan Tiara.
Tok tok tok
Shit umpat dewa
Dewa masih memeluk erat Tiara
"Nanti kita akan lanjutkan lagi sayang,Jang kecewa ok"goda Dewa
Tiara memalingkan wajahnya yang memerah,lalu dewa menutup tubuh Tiara dengan selimut.lalu beranjak membuka pintu
"Tuan makan malam nya sudah siap tuan"
"Cepat bawa masuk,dan pergilah"
Pelayan itu pun melakukan perintah dewa lalu mengangguk tanda hormat,lalu berjalan pergi meninggalkan kamar itu.
"Ayo makanlah,kamu pasti belum makan"!
" Aku tidak lapar"
"Benar kamu tidak lapar"
Tiara pun hanya diam tak menjawab.
Kruuukkkk.....
Tiara memegang perutnya sambil menunduk dan menahan malu.
Dewa pun tertawa kemudian berjalan kearah Tiara
"Mulutmu tidak lapar,tapi perutmu yang lapar"
Dewa pun menggendong Tiara,
"Apa yang kamu lakukan?"
"Diamlah"
Dewa pun membawa Tiara menuju kesofa,dan dibawanya tubuh mungil Tiara di pangkuannya,lalu menyuapi Tiara.
"Aku bisa makan sendiri"ucap Tiara sambil berusaha untuk turun dari pangkuan dewa
"Diamlah jangan bergerak,kau membuat adikku bangun"
Tiarapun langsung diam tak berkutik.
"Makanlah"ucap dewa sambil tersenyum
Dewa mulai menyuapkan makanan ke Tiara,setelah itu menyuapkan makanan untuknya.tubuh Tiara yang mungil tidak membuatnya kesulitan untukenyuapkan makanan.
Tak terasa makan pun sudah habis.
Tiara bernjak dari pangkuan dewa
"Mau kemana?"
"Ke kamar mandi"
Dewa mengangguk,Tiara berjalan menuju kamar mandi.
"Apa yang harus aku lakukan,sial sekali nasibku keluar dari kandang komodo masuk dalam kandang Buaya"rutuk Tiara
"Lebih baik aku berndam di air hangat biar lebih fres pikiran aku"
Tiarapun menyiapkan air hangat lalu menuang sabun dan aroma terapi yang cukup menenangkan.dia menuju ke arah pintu memastikan kalau pintunya sudah terkunci,dia tidak mau kalau dewa masuk ke kamar mandi dan melakukan hal hal yang tidak di inginkanya
Tiara mulai menanggalkan semua pakainya dan masuk ke dalam air hangat yang sudah ia siapkan tadi lalu sambil memejamkan matanya dan berpikir cara agar keluar dari kandang buaya ini.
Kring kring ponsel dewa berdering
Dewa tersenyum smirk memandang ponselnya...
"Halo"
"Maaf tuan,wanita itu kabur"
"Apa maksudmu"bentak dewa pura pura marah
"Tadi suwaktu saya ingin mengantar dia ketempat kita bertemu wanita itu berhasil kabur."
"Saya tidak menerima alasan apapun,saya hanya menginginkanya sekarang atau tidak sama sekali."
Sambungan telpon terputus sepihak
Andre mencengkram kuat ponsel yang ada di tanganya,dia begitu marah karena Tiara berhasil kabur darinya.
"Cepat kalian temukan mutiara secepatnya,"perintah Andre ke semua anak buahnya.
Andre pun pergi kerumah sakit utk mengobati lukanya.
Didalam kamar mandi Tiara masih menikmati acara berendamnya,tanpa dia sadari seorang pria mengendap masuk ke dalam buthup lalu mengangkat tubuh Tiara agar bisa duduk dipangkuannya.
Tiara terpekik kaget dibuatnya,karena dewa memasukkan miliknya yang sudah setengah berdiri iapun berusaha melepaskan sesuatu yang di masukkan oleh dewa di pusat intinya rasanya sungguh tidak nyaman
"Apa yang kau....mmmppptt" mulutnya di bungkam sebelum ia melanjutkan kata katanya.
Awalnya tiara menolak berontak memukul mukul dada dewa,tapi dewa tak bergeming.dewa terus memberi rangsangan kepada Tiara tanganya tak tinggal diam disana dirasa Tiara sudah terbuai dengan rangsangan yang ia berikan dewa merubah posisinya dengan menunggingkan Tiara dan kini ia hanya pasrah menerima tusukan bertubi tubi dari dewa.
Entah berapa lama mereka menikmati kegiatan panas mereka,Tiara pun kelelahan dan tertidur dalam dekapan dewa.
Dewa menatap wajah cantik dan polos Tiara kemudian mengecup kening Tiara dengan lembut.dewapun ikut terlelap sambil membekap tubuh polos Tiara posesif
Terdengar suara adzan subuh berkumandang aku berusaha untuk bangun,ku buka mata secara paksaAku mengingat apa yang terjadi semalam,dan aku merasa bodoh karena termakan bujuk rayu dewa dan terbuai akan kenikmatan yang ia tawarkan.saat aku mulai beranjak untuk bangun sebuah tangan besar memeluk tubuhku posesesif Tiara dengan pelan menyingkirkan tangan dewa,supa laki2 itu tidak terbangun karena pergerakan nya.Tiara beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri,dia memutuskan untuk mandi di bawah guyuran shower dan menumpahkan segala tangisnya berharap semua rasa sesak akan pergi mengalir bersama air yang mengaliri seluruh tubuhnya,dia menggosok kuat kulitnya sampai lecet memenuhi tubuhnya.dia mengutuk dirinya sendiri akan kebodohannya yang dengan mudahnya termakan bujuk rayu dan kenikmatan yang dewa tawarkan untuknya.setelah selesai dengan rutinitasnya Diapun mengambil wudhu dan akan mencari seseorang untuk meminjam mukena.dia su
Sementara itu Tiara yang sedang berada di dalam kamarnya dia berusaha berfikir keras bagaimana caranya dia bisa kabur dari rumah Dewa.Tiara keluar dari kamarnya ia berniat untuk pergi meninggalkan rumah ini dia menyembulkan kepalanya sembari melihat keadaan sekitar dirasa aman dia pun keluar dengan sangat hati-hati dan menuruni anak tangga satu persatu dengan amat pelan agar tak menimbulkan suara.sambil clingak clinguk melihat sekeliling. Dirasa tidak ada orang dia pun berlari menuju pintu tapi saat mau membuka pintu ada sebuah suara menyapanya. "Anda mau kemana nyonya??"ucap seseorang sontak membuatnya berjingkat kaget." Eee....kunyuk" kaget Tiara sambil mengelus dadanya.Kepala pelayan itupun menahan tawanya melihat tingkah Tiara. "Hih....ngagetin aja," Tiara mengelus dadanya "Anda mau kemana nyonya,tuan tidak mengijinkan anda untuk keluar dari rumah ini" &
Tiara memaksa matanya untuk terbuka,dia melihat ke sekeliling,dia merasa asing di tempat ini."Aw...."ringis Tiara sambil memegangi kepalanyaDia yakin kamar ini bukan kamar yang biasanya dia tempati.tiara memegang kepalanya yang sakit,entah kenapa dia merasa setelah bangun kepalanya terasa sakit.Dia mecari ponselnya untuk melihat jam,tapi dia lupa kalau dia sudah lama tidak memegang benda itu.dia pun mengedarkan pandangannya mencari apa yang dicari,setelah ketemu dia pun melotot,hampir setengah 6 pagi,dia pun bergegas utk ke kamar mandi dan segera melakukan kewajibannya walaupun sudah sangat terlambat.Setelah selasai dengan aktifitasnya,dia pun berjalan menuju balkon yang ada di dalam kamar yg dia tempati,seketika matanya melotot dia melihat pemandangan sekitar hanya ada pepohonan yang lebat,tidak ada rumah atau apapun itu."Apa aku ada di tengah hutan sekarang" gumam Tiara"Ya benar,kau Sekarang ada ditengah hutan!" Jawab Dewa yang entah sejak kapan berdi
Andre dan Lisa sudah merencanakan ini dengan sangat matang,mereka sudah menyewa kamar hotel yang paling mahal.kini mereka tinggal menunggu kedatangan Dewa.Dewa berangkat untuk menemui partner bisnis terakhirnya,ia tahu ini adalah jebakan yang di rencanakan oleh Andre dan Lisa,jadi tadi saat Lisa beralasan ingin mengerjakan sesuatu terlebih dahulu ia meminta dewa untuk menunggunya di hotel yang di janjikan oleh Andre dan Lisa akan menyusulnya.Dan langsung di iyakan olehnya."Kita lihat siapa yang akan kalah."gumam dewaFlashback onSaat dewa membaca CV para calon sekertaris nya,diapun tertarik dengan salah satu calon sekertaris nya yang baru,dia merasa familiar dengan orang yang ada di dalam CV itu,diapun mengingatnya."Bukanya dia pacarnya Andre,ada rencana apa dia mau masuk ke perusahan ku"gumam DewaMeskipun Dewa tidak pernah bertemu langsung dengan Lisa ,tapi dia pernah melihat Lisa saat berjalan berdua bersama Andre di
Dewa pergi meninggalkan hotel,dan kembali ke vila dimana Tiara berada,dia sungguh lelah hari ini,dan ingin menghilangkan lelah nya bersama Tiara.Dewa sampai di vila sekitar jam 12 malam, Dewa masuk kedalam vila ,dia melihat hanya kesunyian yang menyambutnya,tentu saja semua orang yang ada disitu pasti sudah tidur.Dewa perlahan masuk ke dalam kamar Tiara, dilihat nya Tiara yang sedang tidur meringkuk di bawah selimut.Dewa melucuti pakaiannya ,dan masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.setelah selasai dengan ritual nya Dewa keluar dari kamar mandi hanya mengenakan boxernya,dan dia ikut masuk kedalam selimut dan melucuti pakaian Tiara tanpa membangunkan Tiara. dia membawa kepala Tiara berbantalkan lengannya, dan sekarang Tiara hanya mengenakan dalaman saja,kemudian Dewa memeluk tubuh kecil Tiara dengan posesif,tak berselang lama,dia ikut terlelap bersama Tiara.Pagipun tiba,Tiara mengerjabkan matanya dipaksanya kedua matannya untuk terbuka.dia m
Leo benar benar mengantarkan Tiara sampai pintu gerbang."nyonya saya harap anda merubah keputusan nyonya,lebih baik anda menuruti perintah tuan demi keselamatan anda." Leo mencoba menasehati Tiara"maaf Leo aku tidak bisa,lebih baik aku berusaha mencari jalan keluar dari sini Leo aku manusia bebas,bukan budaknya.""baiklah kalau itu sudah menjadi keputusan nyonya,saya hanya bisa berdoa supaya anda selamat dan bisa keluar dari sini." Leo mendoakan Tiara dengan tulus,walaupun ia tahu sangat mustahil bisa keluar dari sini sendiri apalagi disini ada beberapa hewan buas peliharaan Dewa.setelah berpamitan dengan Leo,Tiara berjalan lurus mengikuti arah jalan beraspal, berjalan sambil memegang pisau yang di sembunyikan di dalam tasnya.sementara Dewa memperhatikan setiap gerak gerik Tiara dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Tiara terus berjalan dan berhenti sejenak untuk istirahat dia mengambil minum dan roti yang ia ambi
sudah hampir seminggu Tiara tak sadarkan diri,hal itu membuat dewa uring uringan.dilihatnya wajah Tiara yang pucat tanganya terpasang selang infus.dia mendekati Tiara yang tak sadarkan diri,dia duduk di tepian ranjang tanganya terulur mengelus wajah Tiara yang pucat."hei kenapa kamu tidur lama sekali,apa kamu tidak rindu denganku?" ucap Dewa"ayo bangunlah,kita akan bermain bersama,aku merindukan ocehanmu Tiara."setelah mengatakan itu Dewa menunduk,ia menyesal karena sudah membuat Tiara seperti ini.ini pertama kalinya bagi Dewa menyesali apa yang telah ia perbuat,sungguh ia sendiri bingung,kenapa ia bisa menyesal,jika biasanya ia akan menikmati para harimaunya itu memakan musuh musuhnya,tetapi tidak dengan Tiara,dia menyesal karena telah membuat Tiara terluka parah.Dewa menggenggam erat tangan Tiara,hingga tangan itu perlahan bergerak.Dewa yang merasa ada pergerakan seketika mendongak dan tersenyum ketika mata Tiara ber
semakin hari kondisi Tiara semakin membaik,terhitung sudah dua Minggu sejak kejadian naas itu berlalu,kini Tiara sedikit bisa menggerakkan tangan dan kakinya.dan selama itu juga Dewa begitu perhatian dan bersikap lembut terhadanya."hari ini aku akan berangkat ke kantor,karena akan ada pertemuan penting dengan klienku." ucap Dewa kepada Tiara saat mereka tengah menyantap sarapan bersama. sekarang Tiara sudah bisa makan sendiri,meskipun tadi Dewa menawarkan ingin menyuapinya,tetapi ia menolaknya."hmmmm...." Tiara hanya berdehem acuh,berbeda dengan hatinya,ia sungguh berat ketika Dewa mengatakan itu.tetapi ia gengsi untuk mengakuinya.Dewa tersenyum melihat tingkah Tiara,dia tahu kalau Tiara tidak rela jika ia harus pergi,apalagi untuk waktu yang lama.Dewa mendekati Tiara dan meraih pinggangnya erat,"bagaimana kalau sebelum pergi kita bermain sebentar?" ucap Dewa menggoda"hish ....menyingkirlah apa kau tidak lihat tangan dan ka
Wili dan Intan memutuskan untuk duduk di taman sembari mengawasi anak-anak mereka yang sedang asik bermain."bagaimana kabarmu dek?" tanya Wili setelah cukup lama terdiam."aku baik mas,bagiamana dengan kamu dan Angeline?" tanya Intan.memang selama berpisah Intan tidak pernah tahu bagaimana keadaan Wili,meskipun mertuanya selalu datang untuk menemuinya dan putrinya tetapi Intan tak bertanya dan Anisa pun tak pernah mengungkit atau bercerita tentang Wili kepada Intan.Wili tersenyum kecut mendengar pertanyaan Intan,ternyata Intan memang sudah tidak ingin mengetahui apapun tentang dirinya setelah perpisahan mereka."mas baik,Angeline...sudah meninggal saat umur Naufal masih terhitung hari."Intan terkejut mendengar jawaban dari Wili,"maaf mas aku sungguh tidak tahu." ucap Intan menyesal."sudahlah, lupakan. aku tak menyangka jika anak kita akan tumbuh sehat dan cantik sepertimu dek." ucap Wili mengalihkan pembicaraan,dia tak ingin mengingat tentang kejadian beberapa tahun yang lalu."
lima tahun berlalu,selama itu juga Wili sama sekali belum bertemu dengan Intan. walau terkadang ia ingin sekali mencari tahu tentang keadaan Intan,tetapi ia takut jika bertemu dengan mantan istrinya itu dia akan kembali memberikan luka kepada Intan.Wili memang menyesal dengan apa yang telah dia lakukan kepada Intan,tetapi penyesalan takkan merubah apapun. kehidupan rumah tangganya bersama Angeline juga tak semulus yang ia bayangkan.hubungan mereka mulai merenggang ketika Wili tak sengaja membaca pesan yang masuk di ponsel milik Angeline."boss,kapan anda mentransfer uangnya,saya sudah melakukan apa yang anda inginkan."kedua alis Wili bertaut saat tak sengaja membacanya,penasaran Wili akhirnya membuka dan menscrol percakapan sebelumnya. betapa terkejutnya Wili saat membacanya,jadi selama ini lah Angeline yang berusaha memisahkan dirinya dengan Intan dengan cara mematai-matai Intan dan mengambil beberapa foto Intan yang terlihat mesra dan nyata."mas sedang apa?" tegur Angeline saat
"cepat katakan apa maksud kedatanganmu kesini." ucap papa sedikit kesal karena Wili tak kunjung menjawab pertanyaannya."saya kesini hanya ingin menanyakan keberadaan Intan,pa.""apa maksudmu,bukankah Intan itu istri kamu?kenapa tanya kepada saya?" ucap papa sambil menaikkan sebelah alisnya."pa,saya tahu kalau Intan sudah menceritakan tentang rencana perceraian kami,tapi saya mohon tolong beri tahu saya dimana Intan,saya hanya ingin memastikan Intan baik-baik saja." ucap Wili jujur,sungguh kali ini Wili menaruh harapan kepada orang tua Intan.papa tersenyum masam mendengar ucapan menantunya itu,bukan tepatnya mantan menantu karena dirinya takkan membiarkan Intan hidup bersama dengan pria yang tak bertanggung jawab bahkan tega menyakiti putri semata wayangnya itu."pergilah karena,saya maupun istri saya tidak akan pernah memberitahu dimana anak dan cucu saya berada.bukankah ini yang kamu inginkan?dan satu lagi,biarkan anak saya hidup bahagia bersama anaknya tanpa adanya dirimu." ungka
Wili membuka matanya saat matahari pagi menyorot tepat ke arah wajahnya,ia melihat jam yang menggantung di tembok. seketika matanya melotot melihat sudah pukul sepuluh pagi dan dirinya baru bangun dari tidurnya.tanpa pikir panjang Wili melangkahkan kakinya untuk segera ke kamarnya dan Intan. ia harus mencegah Intan untuk pergi,setidaknya sampai Intan melahirkan,karena ia takkan membiarkan intan hidup sendirian apa lagi Intan tengah hamil anaknya."dek..." panggil Wili saat sudah sampai di kamar,tetapi ia tak menemui sosok yang ia cari. Wili melangkah ke arah kamar mandi tetapi ia juga tak menemukan Intan.Wili berpikir kemana Intan pergi,lalu matanya melihat ke arah lemari,Wili membukanya seketika Wili mematung melihat isi lemari milik Intan sudah kosong itu tandanya Intan sudah pergi dari hidupnya,sepeti kata Intan semalam.padahal Wili hanya ingin memastikan Intan hidup baik-baik saja meskipun tak bersamanya dirinya,tetapi setidaknya Wili bisa memantau ke adaan Intan.Wili mengamb
"apa kalian sedang ada masalah?katakan sejujurnya." ucap Anisa karena melihat gerak-gerik keduanya."ma aku...." ucapan Wili terpotong,"mas Wili masih mempertahankan pernikahanya dengan Angeline ma,dan aku lebih memilih mundur. untuk anak ini biarlah aku sendiri yang mengurusnya,tetapi mama tenang saja aku tidak akan melarang mama maupun mas Wili untuk menemuinya karena bagaimanapun mama adalah neneknya dan mas Wili adalah ayahnya.""dek....""maaf mas,aku tidak ingin menghalangi kebahagiaanmu,biarlah aku hidup sendiri bersama anakku. karena aku yakin mas tidak pernah menginginkan kehadiran ya karena akan menjadi panghalangmu." potong Intan secepat mungkin."tidak mama tidak setuju kalian berpisah,dan kamu Wili bukankah mama tidak pernah mengajarimu untuk mengingkari janji?" tanya Anisa dengan penuh kekecewaan."ma,bukanya Wili ingin mengingkari janji tetapi Angeline juga sedang mengandung anakku ma,aku tidak bisa meninggalkanya maafkan aku." ucap Wili menyesal dia menatap mamanya da
sudah dua Minggu Wili pergi,dan selama itu juga Wili tak pernah memberinya kabar. dan Angeline makin gencar mengirimi foto-foto mesra mereka.ingin sekali Intan bertemu dengan dan dia ingin mendengar penjelasan dari Wili."aku harap kau cepat kembali mas,agar semuanya jelas." gumam Intan sembari menatap langit-langit kamarnya kepalanya rasanya berdenyut dan perutnya terasa sangat mual,bahkan setiap pagi ia selalu bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya."apa kamu tahu mas,untuk saat ini aku sangat membutuhkanmu." gumamnya,ia memeringkan tubuhnya semabri memeluk guling dan membayangkan jika yang dia peluk adalah suaminya."aku merindukanmu mas,kapan kamu akan pulang?dan aku berharap semua video dan foto hanyalah rekayasa untuk memisahkan kita." gumam intan,dia sungguh berharap semua bukti yang di kirimkan oleh Angeline hanyalah rekayasa.Brak...suara pintu kamar di buka dengan sangat kasar,hingga membuat Intan terlonjak kaget.dengan segera ia melihat siapa yang sudah b
hari ini hari kedua Wili berada di luar kota,tetapi sedari tadi pagi Wili tidak ada kabar sama sekali,Intan berusaha menghubungi ponsel wili tetapi nomor Wili tidak aktif."kamu kemana sih,mas?paling gak kasih aku kabar biar aku tak kawatir." gumam Intan melihat benda pipih yang ada di tangannya.Wili yang belum memberi kabar seharian ini membuat Intan tak bisa berkonsentrasi,pekerjaanya menjadi kacau. dari pada membuat pekrjaan semakin berantakan Intan memutuskan untuk menenangkan diri,berjalan kaki di taman dekat cafe miliknya. entah kenapa berbagai macam pikiran buruk masuk ke dalam otak kecilnya. dengan sekuat tenaga Intan berusaha membuang pikiran buruk itu."aku harus percaya dengan suamiku,meskipun ia pernah mengecewakan tetapi aku yakin dia akan berubah." gumam Intan.Intan menatap ke arah anak-anak yang sedang asik bermain kejar-kejaran. suara tawa riang menghiasi wajah mereka,sungguh pemandangan ini membuat Intan bisa sedikit melupakan permasalahan yang sedang ia hadapi.Inta
pagi ini Intan sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya,meski di sini ada beberapa asisten tetapi Intan ingin dirinya yang menyiapkan semua keperluan sang suami sendiri."masak apa dek...?" tanya Wili yang tiba-tiba sudah memeluknya dengan erat."ini masalah nasi goreng seafood mas,kesukaan mas." ucap Intan membalikkan badanya lalu membalas pelukan suaminya. mulai sekarang Intan akan bersikap lebih agresif dan tak sungkan untuk memperlihatkan kalau dirinya sangat mencintai sang suami.terhitung sudah satu Minggu Intan keluar dari rumah sakit dan kondisinya sudah sangat membaik berkat sikap Wili yang berubah menjadi manis dan penuh perhatian."seharusnya kamu gak ninggalin mas sendirian dek,biar bik Narsih aja yang masak." ucap Wili yang membenamkan wajahnya di ceruk leher istrinya."gak apa-apa mas,aku hanya ingin menyiapkan keperluan mas sendiri,lebih baik mas tunggu di meja makan biar aku siapkan nasi goreng."Wili mengangkat wajahnya lalu menghembuskan nafas pelan,ia menatap
dua Minggu lamanya intan di rawat,dan hari ini ia di perbolehkan untuk pulang. dan selama di rumah sakit Wili tak pernah meninggalkan intan sendirian,meskipun Wili masih saja sibuk dengan ponselnya dan beberapa pekerjaanya yang dikirim oleh sekeetarisnya."semuanya sudah siap dek?" pertanyaan Wili membuyarkan lamunan Intan.intan mengangguk dan tersenyum, Wili mendekatinya lalu memeluk pinggangnya dan berjalan keluar kamar."masih bisa jalan kan?" tanya Wili pada Intan "iya mas..." jawab intan tersenyum.mereka berjalan perlahan menuju parkiran mobil,saat sedang berjalan mereka tak sengaja berpapasan dengan Angeline yang kebetulan memang ada keperluan di rumah sakit ini.memang Angeline beberapa kali tidak sengaja bertemu dengan Anisha,ia berusaha ingin mengambil lagi hati mertuanya itu tetapi Anisha seolah acuh dan tak pernah peduli dengan keberadaan nya."Will...kenapa kau tak pernah balas chatku dan mengangkat telponku?" tanya Angeline saat melihat Wili dan intan.Wili menatap Ang