Dewa masih termenung memikirkan Tiara,dia sangat heran dengan dirinya sendiri.pasalnya semenjak Calista dinyatakan menghilang satu tahun lalu akibat kecelakaan pesawat,dia sama sekali tidak pernah ingin menyentuh wanita lain.tetapi saat dirinya di tawari wanita yang sudah menjadi istrinya Andre dan dia sudah melihat foto Tiara waktu itu seketika langsung tertarik.dan saat dia bertemu langsung dengan Tiara yang sudah menggodanya dengan bertelanjang dada seketika birahinya hidup kembali.
"Akh...sial,ada apa denganku bahkan dengan membayangkannya saja punyaku sudah tegang"
Padahal sudah banyak wanita yang mencoba untuk menggodanya,bahkan ada yang menari telanjang tak ada satupun dari mereka yang berhasil menghidupkan birahinya.ia pikir dia sudah tidak memiliki gairah bercinta lagi.
"Aku harus segera memiliki wanita itu"grutunya
Beberapa Minggu kemudian di kediaman Andre.
"Ini,cepat tanda tangi supaya urusan kita cepat selesai.!ucap Andre sambil melempar sebuah MAP.
Mutiara pun mengambil map itu dan membuka kemudian membaca apa yang ada di kertas tersebut.
"Surat cerai??
"Ya itu surat cerai,bukankah itu yang kamu inginkan??cepat tanda tangani itu dan urusan kita akan selesai!
Tanpa pikir panjang tiarapun menandatangani kertas itu dengan tersenyum miris.
"Ini bukan pernikahan yang aku inginkan,tapi ini yang terbaik." Ucap bathin Tiara
"Ini ambillah"ucap Tiara sambil menyerahkan surat cerai itu,Tiara hendak beranjak pergi tapi Andre mencegahnya.
"Mau kemana kamu"??sambil mencengkram kuat lengan tiara.
Tiara meringis sambil menghempas kuat tangan Andre.
"Tetu saja aku mau pergi,apa lagi bukankah kita sudah bercerai!"
"Jangan harap kamu bisa keluar dari sini"
"Kenapa?bukankah kita sudah tidak ada urusan?!
"Dengar,dewa menginginkanmu dan besok aku akan mengantarmu untuk bertemu denganya"
"Jangan harap aku akan mau menuruti perintahmu".
Ucap Tiara sambil menunjuk wajah Andre,Tiara ingin melayangkan tamparan di pipi Andre,tapi Andre yang mengetahui gerak gerik Tiara dia pun menangkap tangan yang akan menamparnya.
Plak Andre menampar pipi Tiara,kemudian mencengkram kuat pipinya.
"Dengar,kau tidak akan bisa keluar dari sini sebelum aku yang mengijinkan!" tekan Andre setelah mengucapkan itu Andre keluar dari kamar Tiara dan mengucinya lalu mengambil ponselnya yang berada di saku celananya.
Ting...
Bunyi Ponsel dewa mngalihkan perhatianya dari berkas yang sedari tadi dia pegang.diambilnya ponselnya dia melihat pesan dari Andre.
"Besok datanglah ke hotelxxx aku akan mengantarnya di sana dan jangan lupa siapkan uangnya."
"Baiklah,kirimkan bukti dulu kalau kau benar sudah menceraikannya."balas dewa
"Baiklah akan saya kirimkan buktinya sekarang"
"Cih...dasar mata duitan"ucap dewa geram"
"Ok bagaimana kalau aku memberimu sedikit pelajaran Andre"ucap dewa tersenyum licik.
Tak berselang lama ada seorang kurir yang mengirimkan sebuah amplop coklat itu adalah bukti kalau Andre sudah menceraikan Tiara.
"Dasar manusia serakah,mengorbankan orang lain demi kepentingannya sendiri"gumam dewa
Esoknya.
Tidak ada yang bisa Tiara lakukan,dia hanya bisa menuruti keinginan gila Andre.ingin rasanya dia menangis tetapi dia tidak ingin terlihat lemah
saat sibuk dengan pikiranya tiba tiba pintu kamarnya dibuka.
"Ini pakailah,sebentar lagi kau akan menemui tuanmu"ucap Lisa mengejek sambil melempar sebuah paper bag ke arah wajah Tiara.
"Dasar kalian tak punya hati"Tiara geram dan ingin menghampiri Lisa tetapi Lisa lebih dulu keluar dari kamar Tiara.
"Untung aku cepat keluar dari sini,kalau tidak habis di cakar wajahku ,dasar macan"grutu Lisa
"Lebih baik aku pergi shoping,biar dia yang cari uang dan aku yang akan menghabiskanya"Lisa tertawa puas
Mendengar tawa Lisa Tiara mengepalkan kedua tangannya.
"Baiklah mas aku akan ikuti permainanmu"ungkap Tiara geram.
Sore hari Tiara tengah duduk di depan cermin dia sudah menyiapkan rencana untuk lepas dari kegilaan ini.
Ceklek...suara pintu terbuka membuyarkan lamunan Tiara.
"Apa kau sudah siap?"
Tiarapun kaget dengan kedatangan Andre sontak dia berdiri dari duduknya.
Sejenak Andre tertegun melihat Tiara yang malam ini begitu cantik dan seksi.dengan gaun hitam panjang tanpa lengan yang mengexpos punggung nya dan belahan dada rendah sehingga memperlihatkan dadanya yang sintal.wajahnya yang cantik hidung mancung bola mata yang bulat berwarna coklat bibir tipis berpoleskan lipstik berwarna merah menyala menambah kesan seksi.
"Bisa gak sih mas,kalau masuk ketuk pintu dulu"ketus Tiara
Andre pun menelan ludahnya dengan susah payah.
"Malam ini kau cantik sekali sayang,bolehkah aku mencicipimu?!ucap Andre menggoda
"Dalam mimpimu"ketus Tiara sambil berlalu meninggalkan Andre
" Maafkan aku Tiara ,aku butuh uang itu."
Sesal Andre sambil menatap punggungTiara yang mulai menghilang.
Di dalam mobil hanya ada keheningan,Tiara lebih memilih melihat ke arah jalanan.sesekali Andre melirik Tiara.
Butuh waktu tiga puluh menit mereka sampai dimana hotel yang mereka janjikan.mereka turun dari mobil,Tiara ingin berjalan dulu tetapi Andre mencekal tangan Tiara.
Tiara melihat cekalan Andre dengan alis berkerut seolah bertanya "ada apa"
Andre mendekati Tiara dan memeluk erat pinggang Tiara kemudian mereka berjalan beriringan.Tiara merasa risih,dia ingin melepas pelukan Andre tapi Andre malah semakin erat memeluk Tiara.akhirnya Tiara pasrah dengan perlakuan Andre.
Tiara pun melihat lihat situasi lobi hotel itu.
Andre yang mengetahui gerak gerik Tiara pun bertanya pada Tiara
"Apa yang kau cari??"
"Aku hanya sedang mencari dimana pelangngganku" bentak Tiara
"Sebelum bermain dengan pelangganmu,bagaimana kalau kita main sebentar?? Goda Andre
"Hmmm...menarik juga,aku juga ingin merasakan adik kecilmu ini".ucap Tiara sambil mengusap juniornya Andre
Eeerrrmmmm... Andre mengeram menahan gejolak gairah.
"Ayolah aku akan pesan 1kamar untuk kita"
Didalam lif Andrepun menarik dan mencumbu Tiara dengan kasar,mereka saling mengulum melumat sampai keluar menuju kamar, mereka tidak melepas pagutan mereka,Andrepun membuka pintu dengan kasar kemudian menggendong Tiara menuju ranjang,disela sela ciumanya Tiara meraba raba,tangannya pun menggapai vas bunga yang ada di nakas kemudian memukul kearah kepala Andre.
Arrrghh...
Andre pun berteriak kesakitan sambil memegang kepala yang terkena pukulan...
Melihat Andre limbung,Tiara pun berlari keluar,sebelum lari keluar Tiara mengambil jas milik Andre yang tergeletak di lantai.
"Arrrrggghhhttt....awas kamu Tiara"teriak Andre kesakitan.
Dia mengambil ponselnya di saku celana kemudian menyuruh suruhannya untuk mengejar Tiara.dia memang menyuruh orang untuk mengikutinya,karena dia takut akan terjadi hal yang tidak di inginkan seperti saat ini.
"Bisa bisanya aku tertipu oleh rayuan Tiara,awas kamu"geram Andre sambil mengepalkan kedua tanganya.
Dia pun keluar untuk mengejar Tiara mengabaikan darah yang terus keluar di pelipisnya.yang ada di pikiranya adalah dia harus bisa menangkap Tiara
Tiara terus berlari menghiraukan teriakan Andre.Sampai di loby Tiara pun dtangkap oleh dua bodyguard Andre,tapi Tiara berontak sambil menendang bagian inti kedua bodyguard itu.keduanya pun berteriak kesakitan dan melepas Tiara.Tiarapun berlari keluar hotel sekencang yang dia bisa.Bersamaan mobil dewa sampai di mana dia dan Andre janjian.Sebelum dewa memasuki area hotel,dia melihat Tiara yang sedang clingak clinguk melihat keadaan setelah di rasa aman Tiara pun berlari sekencang yang dia bisa.Dan itu tak lepas dari pengamatan dewa. "Oh... ternyata kamu mencoba untuk kabur heh..."dewa tersenyum smirk Dewa pun trs mengamati Tiara,dan mulai mengikuti Tiara kemana akan pergi.Sudah dirasa cukup aman dan sampai di jalan sepi dewa pun memberhentikan mobilnya tepat di depan Tiara,dewa turun dari mobilnya dan menghampiri Tiara yang sedang kebingungan dengan nafasnya yang memburu. "Ka kamu,mau apa kamu"
Terdengar suara adzan subuh berkumandang aku berusaha untuk bangun,ku buka mata secara paksaAku mengingat apa yang terjadi semalam,dan aku merasa bodoh karena termakan bujuk rayu dewa dan terbuai akan kenikmatan yang ia tawarkan.saat aku mulai beranjak untuk bangun sebuah tangan besar memeluk tubuhku posesesif Tiara dengan pelan menyingkirkan tangan dewa,supa laki2 itu tidak terbangun karena pergerakan nya.Tiara beranjak pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri,dia memutuskan untuk mandi di bawah guyuran shower dan menumpahkan segala tangisnya berharap semua rasa sesak akan pergi mengalir bersama air yang mengaliri seluruh tubuhnya,dia menggosok kuat kulitnya sampai lecet memenuhi tubuhnya.dia mengutuk dirinya sendiri akan kebodohannya yang dengan mudahnya termakan bujuk rayu dan kenikmatan yang dewa tawarkan untuknya.setelah selesai dengan rutinitasnya Diapun mengambil wudhu dan akan mencari seseorang untuk meminjam mukena.dia su
Sementara itu Tiara yang sedang berada di dalam kamarnya dia berusaha berfikir keras bagaimana caranya dia bisa kabur dari rumah Dewa.Tiara keluar dari kamarnya ia berniat untuk pergi meninggalkan rumah ini dia menyembulkan kepalanya sembari melihat keadaan sekitar dirasa aman dia pun keluar dengan sangat hati-hati dan menuruni anak tangga satu persatu dengan amat pelan agar tak menimbulkan suara.sambil clingak clinguk melihat sekeliling. Dirasa tidak ada orang dia pun berlari menuju pintu tapi saat mau membuka pintu ada sebuah suara menyapanya. "Anda mau kemana nyonya??"ucap seseorang sontak membuatnya berjingkat kaget." Eee....kunyuk" kaget Tiara sambil mengelus dadanya.Kepala pelayan itupun menahan tawanya melihat tingkah Tiara. "Hih....ngagetin aja," Tiara mengelus dadanya "Anda mau kemana nyonya,tuan tidak mengijinkan anda untuk keluar dari rumah ini" &
Tiara memaksa matanya untuk terbuka,dia melihat ke sekeliling,dia merasa asing di tempat ini."Aw...."ringis Tiara sambil memegangi kepalanyaDia yakin kamar ini bukan kamar yang biasanya dia tempati.tiara memegang kepalanya yang sakit,entah kenapa dia merasa setelah bangun kepalanya terasa sakit.Dia mecari ponselnya untuk melihat jam,tapi dia lupa kalau dia sudah lama tidak memegang benda itu.dia pun mengedarkan pandangannya mencari apa yang dicari,setelah ketemu dia pun melotot,hampir setengah 6 pagi,dia pun bergegas utk ke kamar mandi dan segera melakukan kewajibannya walaupun sudah sangat terlambat.Setelah selasai dengan aktifitasnya,dia pun berjalan menuju balkon yang ada di dalam kamar yg dia tempati,seketika matanya melotot dia melihat pemandangan sekitar hanya ada pepohonan yang lebat,tidak ada rumah atau apapun itu."Apa aku ada di tengah hutan sekarang" gumam Tiara"Ya benar,kau Sekarang ada ditengah hutan!" Jawab Dewa yang entah sejak kapan berdi
Andre dan Lisa sudah merencanakan ini dengan sangat matang,mereka sudah menyewa kamar hotel yang paling mahal.kini mereka tinggal menunggu kedatangan Dewa.Dewa berangkat untuk menemui partner bisnis terakhirnya,ia tahu ini adalah jebakan yang di rencanakan oleh Andre dan Lisa,jadi tadi saat Lisa beralasan ingin mengerjakan sesuatu terlebih dahulu ia meminta dewa untuk menunggunya di hotel yang di janjikan oleh Andre dan Lisa akan menyusulnya.Dan langsung di iyakan olehnya."Kita lihat siapa yang akan kalah."gumam dewaFlashback onSaat dewa membaca CV para calon sekertaris nya,diapun tertarik dengan salah satu calon sekertaris nya yang baru,dia merasa familiar dengan orang yang ada di dalam CV itu,diapun mengingatnya."Bukanya dia pacarnya Andre,ada rencana apa dia mau masuk ke perusahan ku"gumam DewaMeskipun Dewa tidak pernah bertemu langsung dengan Lisa ,tapi dia pernah melihat Lisa saat berjalan berdua bersama Andre di
Dewa pergi meninggalkan hotel,dan kembali ke vila dimana Tiara berada,dia sungguh lelah hari ini,dan ingin menghilangkan lelah nya bersama Tiara.Dewa sampai di vila sekitar jam 12 malam, Dewa masuk kedalam vila ,dia melihat hanya kesunyian yang menyambutnya,tentu saja semua orang yang ada disitu pasti sudah tidur.Dewa perlahan masuk ke dalam kamar Tiara, dilihat nya Tiara yang sedang tidur meringkuk di bawah selimut.Dewa melucuti pakaiannya ,dan masuk kekamar mandi untuk membersihkan diri.setelah selasai dengan ritual nya Dewa keluar dari kamar mandi hanya mengenakan boxernya,dan dia ikut masuk kedalam selimut dan melucuti pakaian Tiara tanpa membangunkan Tiara. dia membawa kepala Tiara berbantalkan lengannya, dan sekarang Tiara hanya mengenakan dalaman saja,kemudian Dewa memeluk tubuh kecil Tiara dengan posesif,tak berselang lama,dia ikut terlelap bersama Tiara.Pagipun tiba,Tiara mengerjabkan matanya dipaksanya kedua matannya untuk terbuka.dia m
Leo benar benar mengantarkan Tiara sampai pintu gerbang."nyonya saya harap anda merubah keputusan nyonya,lebih baik anda menuruti perintah tuan demi keselamatan anda." Leo mencoba menasehati Tiara"maaf Leo aku tidak bisa,lebih baik aku berusaha mencari jalan keluar dari sini Leo aku manusia bebas,bukan budaknya.""baiklah kalau itu sudah menjadi keputusan nyonya,saya hanya bisa berdoa supaya anda selamat dan bisa keluar dari sini." Leo mendoakan Tiara dengan tulus,walaupun ia tahu sangat mustahil bisa keluar dari sini sendiri apalagi disini ada beberapa hewan buas peliharaan Dewa.setelah berpamitan dengan Leo,Tiara berjalan lurus mengikuti arah jalan beraspal, berjalan sambil memegang pisau yang di sembunyikan di dalam tasnya.sementara Dewa memperhatikan setiap gerak gerik Tiara dengan tatapan yang tak bisa di artikan. Tiara terus berjalan dan berhenti sejenak untuk istirahat dia mengambil minum dan roti yang ia ambi
sudah hampir seminggu Tiara tak sadarkan diri,hal itu membuat dewa uring uringan.dilihatnya wajah Tiara yang pucat tanganya terpasang selang infus.dia mendekati Tiara yang tak sadarkan diri,dia duduk di tepian ranjang tanganya terulur mengelus wajah Tiara yang pucat."hei kenapa kamu tidur lama sekali,apa kamu tidak rindu denganku?" ucap Dewa"ayo bangunlah,kita akan bermain bersama,aku merindukan ocehanmu Tiara."setelah mengatakan itu Dewa menunduk,ia menyesal karena sudah membuat Tiara seperti ini.ini pertama kalinya bagi Dewa menyesali apa yang telah ia perbuat,sungguh ia sendiri bingung,kenapa ia bisa menyesal,jika biasanya ia akan menikmati para harimaunya itu memakan musuh musuhnya,tetapi tidak dengan Tiara,dia menyesal karena telah membuat Tiara terluka parah.Dewa menggenggam erat tangan Tiara,hingga tangan itu perlahan bergerak.Dewa yang merasa ada pergerakan seketika mendongak dan tersenyum ketika mata Tiara ber
Wili dan Intan memutuskan untuk duduk di taman sembari mengawasi anak-anak mereka yang sedang asik bermain."bagaimana kabarmu dek?" tanya Wili setelah cukup lama terdiam."aku baik mas,bagiamana dengan kamu dan Angeline?" tanya Intan.memang selama berpisah Intan tidak pernah tahu bagaimana keadaan Wili,meskipun mertuanya selalu datang untuk menemuinya dan putrinya tetapi Intan tak bertanya dan Anisa pun tak pernah mengungkit atau bercerita tentang Wili kepada Intan.Wili tersenyum kecut mendengar pertanyaan Intan,ternyata Intan memang sudah tidak ingin mengetahui apapun tentang dirinya setelah perpisahan mereka."mas baik,Angeline...sudah meninggal saat umur Naufal masih terhitung hari."Intan terkejut mendengar jawaban dari Wili,"maaf mas aku sungguh tidak tahu." ucap Intan menyesal."sudahlah, lupakan. aku tak menyangka jika anak kita akan tumbuh sehat dan cantik sepertimu dek." ucap Wili mengalihkan pembicaraan,dia tak ingin mengingat tentang kejadian beberapa tahun yang lalu."
lima tahun berlalu,selama itu juga Wili sama sekali belum bertemu dengan Intan. walau terkadang ia ingin sekali mencari tahu tentang keadaan Intan,tetapi ia takut jika bertemu dengan mantan istrinya itu dia akan kembali memberikan luka kepada Intan.Wili memang menyesal dengan apa yang telah dia lakukan kepada Intan,tetapi penyesalan takkan merubah apapun. kehidupan rumah tangganya bersama Angeline juga tak semulus yang ia bayangkan.hubungan mereka mulai merenggang ketika Wili tak sengaja membaca pesan yang masuk di ponsel milik Angeline."boss,kapan anda mentransfer uangnya,saya sudah melakukan apa yang anda inginkan."kedua alis Wili bertaut saat tak sengaja membacanya,penasaran Wili akhirnya membuka dan menscrol percakapan sebelumnya. betapa terkejutnya Wili saat membacanya,jadi selama ini lah Angeline yang berusaha memisahkan dirinya dengan Intan dengan cara mematai-matai Intan dan mengambil beberapa foto Intan yang terlihat mesra dan nyata."mas sedang apa?" tegur Angeline saat
"cepat katakan apa maksud kedatanganmu kesini." ucap papa sedikit kesal karena Wili tak kunjung menjawab pertanyaannya."saya kesini hanya ingin menanyakan keberadaan Intan,pa.""apa maksudmu,bukankah Intan itu istri kamu?kenapa tanya kepada saya?" ucap papa sambil menaikkan sebelah alisnya."pa,saya tahu kalau Intan sudah menceritakan tentang rencana perceraian kami,tapi saya mohon tolong beri tahu saya dimana Intan,saya hanya ingin memastikan Intan baik-baik saja." ucap Wili jujur,sungguh kali ini Wili menaruh harapan kepada orang tua Intan.papa tersenyum masam mendengar ucapan menantunya itu,bukan tepatnya mantan menantu karena dirinya takkan membiarkan Intan hidup bersama dengan pria yang tak bertanggung jawab bahkan tega menyakiti putri semata wayangnya itu."pergilah karena,saya maupun istri saya tidak akan pernah memberitahu dimana anak dan cucu saya berada.bukankah ini yang kamu inginkan?dan satu lagi,biarkan anak saya hidup bahagia bersama anaknya tanpa adanya dirimu." ungka
Wili membuka matanya saat matahari pagi menyorot tepat ke arah wajahnya,ia melihat jam yang menggantung di tembok. seketika matanya melotot melihat sudah pukul sepuluh pagi dan dirinya baru bangun dari tidurnya.tanpa pikir panjang Wili melangkahkan kakinya untuk segera ke kamarnya dan Intan. ia harus mencegah Intan untuk pergi,setidaknya sampai Intan melahirkan,karena ia takkan membiarkan intan hidup sendirian apa lagi Intan tengah hamil anaknya."dek..." panggil Wili saat sudah sampai di kamar,tetapi ia tak menemui sosok yang ia cari. Wili melangkah ke arah kamar mandi tetapi ia juga tak menemukan Intan.Wili berpikir kemana Intan pergi,lalu matanya melihat ke arah lemari,Wili membukanya seketika Wili mematung melihat isi lemari milik Intan sudah kosong itu tandanya Intan sudah pergi dari hidupnya,sepeti kata Intan semalam.padahal Wili hanya ingin memastikan Intan hidup baik-baik saja meskipun tak bersamanya dirinya,tetapi setidaknya Wili bisa memantau ke adaan Intan.Wili mengamb
"apa kalian sedang ada masalah?katakan sejujurnya." ucap Anisa karena melihat gerak-gerik keduanya."ma aku...." ucapan Wili terpotong,"mas Wili masih mempertahankan pernikahanya dengan Angeline ma,dan aku lebih memilih mundur. untuk anak ini biarlah aku sendiri yang mengurusnya,tetapi mama tenang saja aku tidak akan melarang mama maupun mas Wili untuk menemuinya karena bagaimanapun mama adalah neneknya dan mas Wili adalah ayahnya.""dek....""maaf mas,aku tidak ingin menghalangi kebahagiaanmu,biarlah aku hidup sendiri bersama anakku. karena aku yakin mas tidak pernah menginginkan kehadiran ya karena akan menjadi panghalangmu." potong Intan secepat mungkin."tidak mama tidak setuju kalian berpisah,dan kamu Wili bukankah mama tidak pernah mengajarimu untuk mengingkari janji?" tanya Anisa dengan penuh kekecewaan."ma,bukanya Wili ingin mengingkari janji tetapi Angeline juga sedang mengandung anakku ma,aku tidak bisa meninggalkanya maafkan aku." ucap Wili menyesal dia menatap mamanya da
sudah dua Minggu Wili pergi,dan selama itu juga Wili tak pernah memberinya kabar. dan Angeline makin gencar mengirimi foto-foto mesra mereka.ingin sekali Intan bertemu dengan dan dia ingin mendengar penjelasan dari Wili."aku harap kau cepat kembali mas,agar semuanya jelas." gumam Intan sembari menatap langit-langit kamarnya kepalanya rasanya berdenyut dan perutnya terasa sangat mual,bahkan setiap pagi ia selalu bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya."apa kamu tahu mas,untuk saat ini aku sangat membutuhkanmu." gumamnya,ia memeringkan tubuhnya semabri memeluk guling dan membayangkan jika yang dia peluk adalah suaminya."aku merindukanmu mas,kapan kamu akan pulang?dan aku berharap semua video dan foto hanyalah rekayasa untuk memisahkan kita." gumam intan,dia sungguh berharap semua bukti yang di kirimkan oleh Angeline hanyalah rekayasa.Brak...suara pintu kamar di buka dengan sangat kasar,hingga membuat Intan terlonjak kaget.dengan segera ia melihat siapa yang sudah b
hari ini hari kedua Wili berada di luar kota,tetapi sedari tadi pagi Wili tidak ada kabar sama sekali,Intan berusaha menghubungi ponsel wili tetapi nomor Wili tidak aktif."kamu kemana sih,mas?paling gak kasih aku kabar biar aku tak kawatir." gumam Intan melihat benda pipih yang ada di tangannya.Wili yang belum memberi kabar seharian ini membuat Intan tak bisa berkonsentrasi,pekerjaanya menjadi kacau. dari pada membuat pekrjaan semakin berantakan Intan memutuskan untuk menenangkan diri,berjalan kaki di taman dekat cafe miliknya. entah kenapa berbagai macam pikiran buruk masuk ke dalam otak kecilnya. dengan sekuat tenaga Intan berusaha membuang pikiran buruk itu."aku harus percaya dengan suamiku,meskipun ia pernah mengecewakan tetapi aku yakin dia akan berubah." gumam Intan.Intan menatap ke arah anak-anak yang sedang asik bermain kejar-kejaran. suara tawa riang menghiasi wajah mereka,sungguh pemandangan ini membuat Intan bisa sedikit melupakan permasalahan yang sedang ia hadapi.Inta
pagi ini Intan sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya,meski di sini ada beberapa asisten tetapi Intan ingin dirinya yang menyiapkan semua keperluan sang suami sendiri."masak apa dek...?" tanya Wili yang tiba-tiba sudah memeluknya dengan erat."ini masalah nasi goreng seafood mas,kesukaan mas." ucap Intan membalikkan badanya lalu membalas pelukan suaminya. mulai sekarang Intan akan bersikap lebih agresif dan tak sungkan untuk memperlihatkan kalau dirinya sangat mencintai sang suami.terhitung sudah satu Minggu Intan keluar dari rumah sakit dan kondisinya sudah sangat membaik berkat sikap Wili yang berubah menjadi manis dan penuh perhatian."seharusnya kamu gak ninggalin mas sendirian dek,biar bik Narsih aja yang masak." ucap Wili yang membenamkan wajahnya di ceruk leher istrinya."gak apa-apa mas,aku hanya ingin menyiapkan keperluan mas sendiri,lebih baik mas tunggu di meja makan biar aku siapkan nasi goreng."Wili mengangkat wajahnya lalu menghembuskan nafas pelan,ia menatap
dua Minggu lamanya intan di rawat,dan hari ini ia di perbolehkan untuk pulang. dan selama di rumah sakit Wili tak pernah meninggalkan intan sendirian,meskipun Wili masih saja sibuk dengan ponselnya dan beberapa pekerjaanya yang dikirim oleh sekeetarisnya."semuanya sudah siap dek?" pertanyaan Wili membuyarkan lamunan Intan.intan mengangguk dan tersenyum, Wili mendekatinya lalu memeluk pinggangnya dan berjalan keluar kamar."masih bisa jalan kan?" tanya Wili pada Intan "iya mas..." jawab intan tersenyum.mereka berjalan perlahan menuju parkiran mobil,saat sedang berjalan mereka tak sengaja berpapasan dengan Angeline yang kebetulan memang ada keperluan di rumah sakit ini.memang Angeline beberapa kali tidak sengaja bertemu dengan Anisha,ia berusaha ingin mengambil lagi hati mertuanya itu tetapi Anisha seolah acuh dan tak pernah peduli dengan keberadaan nya."Will...kenapa kau tak pernah balas chatku dan mengangkat telponku?" tanya Angeline saat melihat Wili dan intan.Wili menatap Ang