Intan membuka matanya saat dirinya merasa lapar,ia melihat jam di atas nakas sudah menunjukkan pukul sembilan malam. dia mendudukan dirinya mencari keberadaan sang suami."mungkin mas Wili sedang berada di luar lebih baik aku ke kamar mandi dulu,baru setelah itu aku mencarinya." gumam Intan yang langsung beranjak menuju ke kamar mandi."loh ini dimana?kok kayak rumah?" gumam Intan saat keluar kamar dan mengamati sekeliling bangunan luas dan beberapa barang mewah terpajang diruangan itu. Intan mengira Wili akan menyewa sebuah hotel tetapi ini bukan hotel melainkan rumah,Intan berjalan menuju tangga dan menuruni satu-persatu anak tangga untuk mencari keberadaan Wili."selamat malam nyonya,apa anda butuh sesuatu."sapa wanita paruh baya"eh...amm...aku sedang mencari mas Wili,anda siapa ya?" tanya intan pada wanita itu."saya Laxmi nyonya,penjaga vila ini. dan tuan Wili sedang berada di ruang kerjanya saya akan memanggil tuan,silahkan anda menunggu di sini." ucap laci sambil menuju sofa y
pukul tiga dini hari Wili baru memasuki kamarnya,dia melihat Intan yang tengah tertidur meringkuk di bawah selimut.Wili merasa bersalah kepada wanita yang sudah menyandang status sebagai istrinya itu,dia masih belum bisa melupakan angel.dan tadi pagi dia mendapat kabar dari orang suruhannya yang sengaja ia suruh untuk mengawasi angel mengatakan bahwa wanita itu sudah kembali ke Indonesia dan sekarang tengah mengurus rumah sakit milik ayahnya.tanganya terulur mengelus kepala Intan yang tengah tertidur,Intan yang merasa ada tangan yang tengah mengelusnya sontak ia terbangun dan mendapati suaminya tengah tersenyum menatapnya."mas sudah selesai?" tanya Intan dengan suara serak khas orang bangun tidur."maaf sudah membangunkanmu,kembali tidur." bukan jawaban yang di dapat melainkan perintah,tak mau berdebat intan memeluk Wili dan kembali tidur,karena dia masih sangat mengantuk.Wili mengelus punggung intan dengan lembut,sesekali ia mengecup singkat kening intan tak lama setelah itu ia
setelah selesai melakukan kegiatan panas mereka kini Intan sudah terlelap karena kelelahan.Wili menatap sendu ke arah Intan dan membelai lembut pipi sang istri, sungguh dia merasa menjadi pria brengsek karena tadi saat pelepasan terakhir Wili melihat wajah Angelin yang berada di bawah kungkunganya.saat wajah Angelin terbayang sebisa mungkin Wili menyadarkan dirinya kalau yang sedang berada di bawahnya adalah Intan dan itu berhasil."apa yang tengah aku pikirkan." ucapnya frustasi dan segera beranjak dari tempat tidur dan menuju ke kamar mandi untuk mendinginkan pikiranya.setelah selesai ia keluar dari kamar mandi sudah lengkap dengan piyama bewarna biru miliknya. ia menatap sejenak ke arah intan yang tengah terlelap,dan berlalu meninggalkan kamarnya menuju kamar yang di akuinya sebagai ruang kerjanya.Wili membuka pintu itu,yang pertama ia lihat adalah sebuah foto berukuran besar,terlihat wanita cantik yang tengah tersenyum lebar.Wili menutup pintu dan tak lupa ia mengunci pintuny
intan keluar dari kamar mandi,dia terlihat segar wangi melati yang menguar dari tubuhnya. memang sejak dulu dia menyukai aroma melati.dia mengedarkan pandanganya ke seluruh ruangan kamar yang ia tempati mencari sosok suaminya,tapi nihil ia tak melihat sosok yang ia cari.ia berjalan keluar berniat menuju ruang kerja sang suami. saat akan menuju ruang kerja sang suami samar dia mendengar suara gaduh dari arah dapur.tanpa pikir panjang langkah kakinya menuju dapur,dan dia mendapati sosok suaminya yang sedang bertelanjang dada memakai clemek sedang memasak sarapan untuk mereka.Intan menelan ludahnya dengan susah payah melihat penampilan suaminya itu,sungguh Wili terlihat begitu seksi.Wili yang merasa di perhatikan langsung menoleh ke arah Intan dan tersenyum sangat manis."sudah selesai?" tanya Wili.Intan mendengar sapaan dari Wili langsung segera menetralkan ekspresinya menjadi biasa."ehem...ya aku sudah selesai,masak apa mas?" ucap Intan berjalan menuju Wili,lalu memeluknya dari b
hari ini Wili memutuskan untuk kembali ke Jakarta,karena dia mendapat telpon dari asistenya untuk segera kembali karena salah satu mitra kerjanya ingin bertemu langsung denganya.intan mau tidak mau harus mengikuti sang suami,walaupun ia betah berada disini dan ingin lebih lama tinggal tetapi pekerjaan suaminya tidak bisa di tinggal,dan Intan mencoba untuk mengerti itu."semuanya sudah siap sayang?" tanya Wili yang melihat intan mengemasi barangnya."sebentar lagi mas." ucap intan tanpa menoleh ke arahnya,terus terang ia masih merasa kesal karena hari ini juga ia harus pulang.Wili memeluk Intan dari belakang,"jangan ngambek gitu dong dek,nanti kalau ada waktu lagi mas janji akan membawamu kesini lagi."intan membalikkan badannya hingga menghadap sang suami lalu menangkup wajah Wili "iya mas,aku gak ngambek kok aku ngerti gimana sibuknya kamu." ucap intan mengecup singkat bibir Wili."baiklah...ayo berangkat." ajak intan melepas pelukanya.Wili mengangguk dan mengambil alih koper yang
Wili berangkat ke kantor pagi-pagi sekali ia ingin menghindari segala pertanyaan yang akan terlontar dari mulut sang istri. dia belum bisa menceritakan semuanya kepada intan ia takut akan menyakiti hati intan nantinya,di tambah lagi semalam ia membentak intan dan ia sangat tahu kalau istrinya itu tengah menangis akibat bentakanya.Wili menghembuskan nafas kasar."bagaimanapun aku menutupinya lambat laun dia akan tahu." gumam Wili.tok...tok...ketukan pintu membuyarkan lamunan Wili,"masuk..."Wili mempersilahkan"selamat pagi tuan,rapat akan segera di mulai dan kita harus segera menghadirinya." ucap Joan asisten Wili.Wili mengangguk dan segera berdiri untuk menghadiri rapat pagi ini. hari ini akan ada kedatangan kolega Wili yang ingin langsung bertemu denganya. jadi mau tidak mau dia harus menemuinya segera agar tanda tangan kontrak kerja sama akan segera selesai.seharian ini Wili di sibukkan dengan pekerjaanya,bahkan ia tak memberi kabar kepada Intan. entah kenapa ia masih enggan u
Intan terbangun dari tidurnya karena merasa perutnya melilit,sakit seperti di remat dengan sangat kuat.ia memegangi perutnya sambil meringis,dia berusaha untuk bangun dengan pelan mencari obat miliknya. ia memang memiliki riwayat penyakit mah,dan saat ini penyakitnya sedang kambuh karena dia belum makan.dia mencari obat yang selama ini ia simpan di dalam tasnya,dia berusaha tak menimbulkan suara agar suaminya tak terbangun akibat dirinya yang sedang mengambil obat.setelah dapat ia langsung meminum obatnya dan duduk sebentar di atas karpet,butuh waktu memang untuk obat itu bereaksi.setelah beberapa menit menunggu kini sakit di perutnya sudah hilang,dia menoleh melihat suaminya yang tengah tertidur pulas dengan wajah damainya.intan menghembuskan nafas dalam,ia berdiri dan berjalan menuju dapur untuk mencari sesuatu agar bisa masuk dalam perutnya.meskipun ia tak bernafsu tetapi dia memaksa masuk makanan yang sudah ia hangatkan tadi.intan berselancar di dunia sosialnya,Ting...tan
sudah satu Minggu lamanya semenjak kepulangan mereka dari Bali,sikap Wili terhadap intan memang tidak berubah tetap lembut,dan bahkan tak jarang Wili menyentuh intan sebagai pasangan suami istri, tetapi ada yang beda kalau awal menikah Wili selalu membicarakan untuk secepatnya memiliki anak,tetapi tidak untuk saat ini bahkan Wili menyuruh intan untuk menggunakan alat kontrasepsi untuk menunda kehamilan."dek,kamu minum ini dulu ya mas gak ingin kamu hamil dulu." ucap Wili sambil menyodorkan satu tablet pil KB untuk Intan,dan sekarang mereka sudah melakukan hubungan suami istri."loh kenapa mas?bukanya mas sangat menginginkan aku cepat hamil?" tanya intan heran,pasalnya suaminya ini sangat ngotot ingin segera memiliki anak tetapi kenapa sekarang berubah secepat ini?"mas hanya pikir,lebih baik kita jangan punya anak dulu,mas masih ingin bermanja-manja dulu dengan kamu." Wili ber alasan.meski ragu tetapi Intan tetap menuruti permintaan Wili,walaupun hatinya sedikit kecewa dengan keputu
Wili dan Intan memutuskan untuk duduk di taman sembari mengawasi anak-anak mereka yang sedang asik bermain."bagaimana kabarmu dek?" tanya Wili setelah cukup lama terdiam."aku baik mas,bagiamana dengan kamu dan Angeline?" tanya Intan.memang selama berpisah Intan tidak pernah tahu bagaimana keadaan Wili,meskipun mertuanya selalu datang untuk menemuinya dan putrinya tetapi Intan tak bertanya dan Anisa pun tak pernah mengungkit atau bercerita tentang Wili kepada Intan.Wili tersenyum kecut mendengar pertanyaan Intan,ternyata Intan memang sudah tidak ingin mengetahui apapun tentang dirinya setelah perpisahan mereka."mas baik,Angeline...sudah meninggal saat umur Naufal masih terhitung hari."Intan terkejut mendengar jawaban dari Wili,"maaf mas aku sungguh tidak tahu." ucap Intan menyesal."sudahlah, lupakan. aku tak menyangka jika anak kita akan tumbuh sehat dan cantik sepertimu dek." ucap Wili mengalihkan pembicaraan,dia tak ingin mengingat tentang kejadian beberapa tahun yang lalu."
lima tahun berlalu,selama itu juga Wili sama sekali belum bertemu dengan Intan. walau terkadang ia ingin sekali mencari tahu tentang keadaan Intan,tetapi ia takut jika bertemu dengan mantan istrinya itu dia akan kembali memberikan luka kepada Intan.Wili memang menyesal dengan apa yang telah dia lakukan kepada Intan,tetapi penyesalan takkan merubah apapun. kehidupan rumah tangganya bersama Angeline juga tak semulus yang ia bayangkan.hubungan mereka mulai merenggang ketika Wili tak sengaja membaca pesan yang masuk di ponsel milik Angeline."boss,kapan anda mentransfer uangnya,saya sudah melakukan apa yang anda inginkan."kedua alis Wili bertaut saat tak sengaja membacanya,penasaran Wili akhirnya membuka dan menscrol percakapan sebelumnya. betapa terkejutnya Wili saat membacanya,jadi selama ini lah Angeline yang berusaha memisahkan dirinya dengan Intan dengan cara mematai-matai Intan dan mengambil beberapa foto Intan yang terlihat mesra dan nyata."mas sedang apa?" tegur Angeline saat
"cepat katakan apa maksud kedatanganmu kesini." ucap papa sedikit kesal karena Wili tak kunjung menjawab pertanyaannya."saya kesini hanya ingin menanyakan keberadaan Intan,pa.""apa maksudmu,bukankah Intan itu istri kamu?kenapa tanya kepada saya?" ucap papa sambil menaikkan sebelah alisnya."pa,saya tahu kalau Intan sudah menceritakan tentang rencana perceraian kami,tapi saya mohon tolong beri tahu saya dimana Intan,saya hanya ingin memastikan Intan baik-baik saja." ucap Wili jujur,sungguh kali ini Wili menaruh harapan kepada orang tua Intan.papa tersenyum masam mendengar ucapan menantunya itu,bukan tepatnya mantan menantu karena dirinya takkan membiarkan Intan hidup bersama dengan pria yang tak bertanggung jawab bahkan tega menyakiti putri semata wayangnya itu."pergilah karena,saya maupun istri saya tidak akan pernah memberitahu dimana anak dan cucu saya berada.bukankah ini yang kamu inginkan?dan satu lagi,biarkan anak saya hidup bahagia bersama anaknya tanpa adanya dirimu." ungka
Wili membuka matanya saat matahari pagi menyorot tepat ke arah wajahnya,ia melihat jam yang menggantung di tembok. seketika matanya melotot melihat sudah pukul sepuluh pagi dan dirinya baru bangun dari tidurnya.tanpa pikir panjang Wili melangkahkan kakinya untuk segera ke kamarnya dan Intan. ia harus mencegah Intan untuk pergi,setidaknya sampai Intan melahirkan,karena ia takkan membiarkan intan hidup sendirian apa lagi Intan tengah hamil anaknya."dek..." panggil Wili saat sudah sampai di kamar,tetapi ia tak menemui sosok yang ia cari. Wili melangkah ke arah kamar mandi tetapi ia juga tak menemukan Intan.Wili berpikir kemana Intan pergi,lalu matanya melihat ke arah lemari,Wili membukanya seketika Wili mematung melihat isi lemari milik Intan sudah kosong itu tandanya Intan sudah pergi dari hidupnya,sepeti kata Intan semalam.padahal Wili hanya ingin memastikan Intan hidup baik-baik saja meskipun tak bersamanya dirinya,tetapi setidaknya Wili bisa memantau ke adaan Intan.Wili mengamb
"apa kalian sedang ada masalah?katakan sejujurnya." ucap Anisa karena melihat gerak-gerik keduanya."ma aku...." ucapan Wili terpotong,"mas Wili masih mempertahankan pernikahanya dengan Angeline ma,dan aku lebih memilih mundur. untuk anak ini biarlah aku sendiri yang mengurusnya,tetapi mama tenang saja aku tidak akan melarang mama maupun mas Wili untuk menemuinya karena bagaimanapun mama adalah neneknya dan mas Wili adalah ayahnya.""dek....""maaf mas,aku tidak ingin menghalangi kebahagiaanmu,biarlah aku hidup sendiri bersama anakku. karena aku yakin mas tidak pernah menginginkan kehadiran ya karena akan menjadi panghalangmu." potong Intan secepat mungkin."tidak mama tidak setuju kalian berpisah,dan kamu Wili bukankah mama tidak pernah mengajarimu untuk mengingkari janji?" tanya Anisa dengan penuh kekecewaan."ma,bukanya Wili ingin mengingkari janji tetapi Angeline juga sedang mengandung anakku ma,aku tidak bisa meninggalkanya maafkan aku." ucap Wili menyesal dia menatap mamanya da
sudah dua Minggu Wili pergi,dan selama itu juga Wili tak pernah memberinya kabar. dan Angeline makin gencar mengirimi foto-foto mesra mereka.ingin sekali Intan bertemu dengan dan dia ingin mendengar penjelasan dari Wili."aku harap kau cepat kembali mas,agar semuanya jelas." gumam Intan sembari menatap langit-langit kamarnya kepalanya rasanya berdenyut dan perutnya terasa sangat mual,bahkan setiap pagi ia selalu bolak balik ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya."apa kamu tahu mas,untuk saat ini aku sangat membutuhkanmu." gumamnya,ia memeringkan tubuhnya semabri memeluk guling dan membayangkan jika yang dia peluk adalah suaminya."aku merindukanmu mas,kapan kamu akan pulang?dan aku berharap semua video dan foto hanyalah rekayasa untuk memisahkan kita." gumam intan,dia sungguh berharap semua bukti yang di kirimkan oleh Angeline hanyalah rekayasa.Brak...suara pintu kamar di buka dengan sangat kasar,hingga membuat Intan terlonjak kaget.dengan segera ia melihat siapa yang sudah b
hari ini hari kedua Wili berada di luar kota,tetapi sedari tadi pagi Wili tidak ada kabar sama sekali,Intan berusaha menghubungi ponsel wili tetapi nomor Wili tidak aktif."kamu kemana sih,mas?paling gak kasih aku kabar biar aku tak kawatir." gumam Intan melihat benda pipih yang ada di tangannya.Wili yang belum memberi kabar seharian ini membuat Intan tak bisa berkonsentrasi,pekerjaanya menjadi kacau. dari pada membuat pekrjaan semakin berantakan Intan memutuskan untuk menenangkan diri,berjalan kaki di taman dekat cafe miliknya. entah kenapa berbagai macam pikiran buruk masuk ke dalam otak kecilnya. dengan sekuat tenaga Intan berusaha membuang pikiran buruk itu."aku harus percaya dengan suamiku,meskipun ia pernah mengecewakan tetapi aku yakin dia akan berubah." gumam Intan.Intan menatap ke arah anak-anak yang sedang asik bermain kejar-kejaran. suara tawa riang menghiasi wajah mereka,sungguh pemandangan ini membuat Intan bisa sedikit melupakan permasalahan yang sedang ia hadapi.Inta
pagi ini Intan sedang sibuk menyiapkan sarapan untuk suaminya,meski di sini ada beberapa asisten tetapi Intan ingin dirinya yang menyiapkan semua keperluan sang suami sendiri."masak apa dek...?" tanya Wili yang tiba-tiba sudah memeluknya dengan erat."ini masalah nasi goreng seafood mas,kesukaan mas." ucap Intan membalikkan badanya lalu membalas pelukan suaminya. mulai sekarang Intan akan bersikap lebih agresif dan tak sungkan untuk memperlihatkan kalau dirinya sangat mencintai sang suami.terhitung sudah satu Minggu Intan keluar dari rumah sakit dan kondisinya sudah sangat membaik berkat sikap Wili yang berubah menjadi manis dan penuh perhatian."seharusnya kamu gak ninggalin mas sendirian dek,biar bik Narsih aja yang masak." ucap Wili yang membenamkan wajahnya di ceruk leher istrinya."gak apa-apa mas,aku hanya ingin menyiapkan keperluan mas sendiri,lebih baik mas tunggu di meja makan biar aku siapkan nasi goreng."Wili mengangkat wajahnya lalu menghembuskan nafas pelan,ia menatap
dua Minggu lamanya intan di rawat,dan hari ini ia di perbolehkan untuk pulang. dan selama di rumah sakit Wili tak pernah meninggalkan intan sendirian,meskipun Wili masih saja sibuk dengan ponselnya dan beberapa pekerjaanya yang dikirim oleh sekeetarisnya."semuanya sudah siap dek?" pertanyaan Wili membuyarkan lamunan Intan.intan mengangguk dan tersenyum, Wili mendekatinya lalu memeluk pinggangnya dan berjalan keluar kamar."masih bisa jalan kan?" tanya Wili pada Intan "iya mas..." jawab intan tersenyum.mereka berjalan perlahan menuju parkiran mobil,saat sedang berjalan mereka tak sengaja berpapasan dengan Angeline yang kebetulan memang ada keperluan di rumah sakit ini.memang Angeline beberapa kali tidak sengaja bertemu dengan Anisha,ia berusaha ingin mengambil lagi hati mertuanya itu tetapi Anisha seolah acuh dan tak pernah peduli dengan keberadaan nya."Will...kenapa kau tak pernah balas chatku dan mengangkat telponku?" tanya Angeline saat melihat Wili dan intan.Wili menatap Ang