Tiara menaiki ojek online seperti biasa untuk transportasi ke Mall. Sesampainya di depan Mall dia bertemu dengan Dina, temannya yang juga bekerja di Mall tersebut. Mereka mengobrol di sepanjang perjalanan menuju ke dalam gedung mewah dan luas itu. Hari masih pagi jadi masih belum banyak pengunjung yang datang.Tanpa dia sadari ada Andra yang melihatnya dari seberang jalan. Tersenyum senang karena akhirnya mengetahui tempat Tiara bekerja. Dia memang sudah mengikuti Tiara dari rumah."Gua bakalan sering ke sini," gumam Andra yang melihat Tiara sudah menghilang di belokan itu. Dia pun kemudian memakai helmya dan menjalankan motornya meninggalkan tempat itu. Mudah-mudahan saja masih ada waktu untuk pergi ke bengkel."Gimana, Ra? Raka udah hubungin kamu belum?" tanya Dina setelah mereka sampai di depan toko yang masih tutup karena Tiara memang belum membukanya. Dia memang mengetahui tentang Raka karena dialah tempat curahan hati Tiara. Iyalah dia sahabat baiknya maka dari itu Tiara memperca
Tiara bergetar ketakutan saat melihat Andra yang sedang membuka bajunya di hadapannya itu."Jangan, Ndra. Aku mohon.." Tiara memohon sambil terisak dan merapatkan selimut untuk menutupi tubuhnya yang sudah polos itu.Dia beringsut mundur saat Andra menaiki tempat tidur sambil menatapnya seperti pemangsa."Malam ini juga kamu bakalan jadi milik aku, Tiara," ucap Andra yang semakin mendekati gadis cantik yang ketakutan itu."Enggak! Jangan, aku mohon biarin aku pulang."Lagi dan lagi Tiara terbangun dari tidurnya dengan napas yang tersengal-sengal. Mimpi itu lagi."Mama kenapa?" Tiara menoleh dan melihat Nayla yang juga terbangun itu. Dia segera memeluk buah hatinya itu agar anaknya tidak khawatir."Mama nggak apa-apa kok, Nak. Cuma mimpi aja,""Mama mimpi apa? Kok takut gitu?"Tiara terdiam. Dia tidak mungkin menceritakan yang sebenarnya kepada anaknya itu."Mama mimpi apa?""Mama cuma mimpi ketemu sama Papanya Nayla aja kok. Kan Mama udah lama nggak ketemu Papa," jawab Tiara yang berbo
Semenjak kejadian pagi itu Tiara menjadi semakin tidak tenang. Ternyata Andra memang tinggal di kota ini juga. Apa maksud laki-laki itu hingga sampai menyusulnya ke sini? Jangan-jangan dia nantinya akan berbuat nekat ingin mengambil Nayla darinya. Tidak mungkin! Dia tahu betul Andra bukan orang seperti itu, dia sebelumnya sudah mengenal pria itu dengan baik hingga kejadian buruk itu menimpanya. Kejadian buruk yang Andra perbuat terhadapnya yang selalu berusaha dia hilangkan dari ingatannya itu.Dina yang melihat temannya yang murung itupun menegurnya."Ra, kamu kenapa sih? Dari tadi pagi loh pertama buka toko kamu udah murung gitu? Ada apa?" tanya Dina penuh perhatian."Aku nggak apa-apa kok," sahut Tiara berbohong."Yang bener? Tapi yang aku liat kamu lagi nggak baik-baik aja deh.""Iya, Din seriusan. Aku nggak apa-apa."Dina menghela napas. "Apa soal suami kamu lagi? Dia masih belum hubungin kamu sampai sekarang ini? Udah lama banget loh ini."Tiara jadi tersadar akan hal tersebut. K
Andra melihat dengan tatapan sedih ke arah rumah Tiara. Di mana terlihat Tiara yang sedang menggendong Nayla sambil mencium tangan Raka di depan pintu. Mengantar Raka berangkat ke kantor pagi itu. Dia berdecak kesal melihat senyuman manis juga tatapan penuh cinta Tiara yang ditujukan kepada Raka.Andra tersenyum senang saat melihat Raka sudah pergi mengendarai mobilnya itu. Dia pun berinisiatif turun dari motornya. Menyisir rambutnya dengan jarinya sambil berkaca di spion motornya terlebih dahulu kemudian berjalan menghampiri Tiara yang masih berdiri di depan pintu sambil menimang Nayla, membelakanginya.Andra tersenyum haru melihat pemandangan manis tersebut. Dia lega melihat Tiara yang begitu menyayangi anaknya itu dan wanita itu juga mau mengurus dan membesarkan Nayla hingga menjadi anak yang sehat dan cantik."Nayla lagi nganterin Pa?" ucap Tiara kepada Nayla. "Pa....""Papaaaaa.." seru Nayla heboh sambil melambaikan tangannya kepada Andra yang sudah berdiri di belakang Tiara. And
Tiara dan ibunya sebelum acara arisan selesai sudah pamit pulang kepada Bu Rina dan ibu ibu arisan yang lain dengan alasan Nayla sendirian di rumah tidak ada yang menjaga. Raka juga kan belum pulang karena katanya sedang lembur di kantor. Alasan itu memang benar tapi juga ada alasan lainnya yang lebih penting yaitu ibunya mengetahui dengan pasti anaknya sangat ketakutan karena ternyata Andra juga ada di sana. Untung Bu Rina dan ibu ibu arisan lainnya itu bisa mengerti dan tidak curiga kenapa mereka berdua buru-buru pulang.Tiara segera masuk ke dalam kamarnya dan menghempaskan tubuhnya telungkup di tempat tidurnya. Dia menangis sejadi-jadinya malam ini. Kenapa Andra selalu muncul di mana saja dia berada?Ibunya pun terlihat sedih melihat putrinya itu, dia masuk ke kamar Tiara dan duduk di tepi kasur."Nak, sudah kamu jangan nangis terus. Mama kan jadi ikut sedih, Nak," bujuk sang ibu sambil mengusap-usap punggung Tiara agar tenang."Kenapa dia selalu muncul di mana aja ada aku, Ma? Apa
Tiara pergi ke minimarket yang ada di dekat Mall tempat kerjanya itu untuk membeli susu untuk Nayla karena persediaan di rumah sudah habis."Yang ini harganya kok udah naik sih sekarang?" gumam Tiara sambil mengecek harga di susu kotak yang sering dia beli itu. "Aku belum gajian lagi, mau minta sama Mas Raka tapi aku nggak enak ah.""Aduh, kenapa? Masa bayar segitu murah aja nggak sanggup sih?"Tiara menoleh dan terkejut melihat Tasya sudah berdiri di sampingnya dengan gaya angkuhnya itu."Tasya? Ngapain kamu di sini?" tanya Tiara sinis."Ngapain? Ya coba kamu mikir sendiri kalau orang ada di sini tuh mau ngapain! Ya belanja lah!"Tiara menghela napas, malas meladeni wanita itu. Lanjut mengecek susu merek lainnya.Tasya berdecak kesal karena Tiara yang mengabaikannya itu."Eh, yang itu juga pastinya mahal. Nanti nggak mampu bayar lagi, lagian kalau kamu nggak mampu beli ngapain sih ke sini segala? Ini kan minimarket yang elit," ejek Tasya yang menatap Tiara dengan tatapan yang sangat m
Namun tak lama Tiara kembali tersadar dan langsung menampar pipi Andra keras. "Kamu pikir saya bakalan luluh gitu aja sama kamu hah? Saya nggak akan pernah bisa maafin kamu selamanya, Andra!" desisnya tajam kemudian segera pergi begitu saja dengan mudahnya karena kungkungan Andra melemah. Laki-laki itu terlihat sangat syok sekarang.Tiara benar-benar berubah sekarang, tidak seperti dulu.Andra menggeram marah dan meninju tembok lagi yang membuatnya meringis kesakitan. Dia rupanya lupa jika tangannya itu masih sakit dan belum sembuh betul tapi karena amarah yang meluap-luap dia tanpa sadar malah meninju tembok, mencelakai dirinya sendiri."Apa kamu lupa, Tiara. Aku ini bayi kecil kamu yang lucu jadi aku pastiin kamu bakalan mau meluk aku lagi, sayangin aku lagi," gumam Andra yang semakin bertekad itu. Dia memang orang yang gigih dalam hal apapun ternyata. Tamparan dari Tiara tidak akan membuatnya mundur malah akan menjadikannya sebagai sebuah tantangan.Andra menyeringai licik sambil me
"Andra?" panggil si bos bengkel pada Andra yang sedang tiduran di kolong mobil yang sedang dia servis itu."Iya Bos?" Andra pun keluar dari kolong mobil kemudian menghampiri bosnya itu."Nih uang gajian buat kamu," ucap bosnya sambil memberikan amplop yang berisi uang kepada Andra. Andra menerimanya dengan bingung."Kan saya baru kerja belum lama kok udah digaji aja, Bos?" tanya Andra. Dia khawatir jika dia akan dipecat oleh bosnya. Tapi kenapa ya? Apa kerjanya buruk? Ah tidak mungkin. Bukannya mau sombong tapi sejak dia bekerja di sini kan si bosnya sendiri yang mengatakan padanya kalau dia itu sudah membuat bengkel semakin laris manis. Mana mungkin dia dipecat.Bosnya tersenyum. "Justru karena itu, Ndra. Kerjaan kamu itu bagus jadi saya kasih aja gaji kamu sekarang. Dan lagian kamu kan masih baru tinggal di kota ini jadi pasti lebih butuh uang untuk kamu bayar uang kos, buat makan dan lain-lain."Andra terharu mendengarnya, dia tersenyum tulus. "Makasih, Bos."Bosnya mengangguk. "Iya
Hari ini Tiara datang ke toko kue tempat dia bisnis dengan Dina. Tokonya terlihat ramai karena memang rasa kuenya enak dan juga pelayanannya yang sangat ramah. Tiara dan Dina pandai sekali mencari karyawan yang baik dan juga ramah."Kuenya enak banget loh ini teksturnya juga lembut," kata pelanggan ibu ibu elegan."Terima kasih, Ibu. Datang kembali ya," ucap Tiara dengan ramah."Tentu. Saya pasti akan datang lagi ke sini malah udah bakalan jadi langganan," kata ibu itu sambil tersenyum.Tiara merasa senang mendengarnya, dia kembali mengucapkan terima kasih pada pembeli di tokonya tersebut.Tak lama Andra datang bersama Nayla yang dia gendong. Hari ini dia libur kerja jadi dia pergi ke tokonya Tiara untuk melihat keadaan toko kue itu.Tiara lebih dulu salim pada Andra lalu mencium pipinya Nayla dengan gemas."Kamu hebat ya udah bisa bisnis kue kaya gini mana rame lagi," kata Andra yang memuji Tiara."Alhamdulillah, ini kan juga karena izin dari suami juga," jawab Tiara sambil sesekali
Bu Mirna masih saja kesal dan kecewa dengan sikap Karin pada Tiara. Karin padahal dulunya sebelum menikah tapi dia selalu menyuruh pacarnya menginap di rumahnya sampai dia hamil itu kan namanya munafik.Meski Tiara sudah memberitahu ibunya untuk tak usah menghiraukan Karin namun tetap saja ibunya merasa marah dan tak terima putrinya dituduh yang tidak benar.~~Tiara hari ini bertemu lagi dengan Dina namun kali ini mereka bukan healing tapi untuk membicarakan bisnis bersama. Dina berencana ingin mengajak Tiara bekerja sama dalam bisnis kue yang sekarang ramai.Tentu saja Tiara sangat amat setuju karena dia tak ingin hanya mengandalkan uang dari Andra lagipula dia tadi sudah minta izin pada Andra dan suaminya itu setuju dan mendukungnya.Barulah setelah membicarakan tentang bisnis Tiara pulang untuk menjaga Nayla, dia berfoto dengan putrinya yang cantik dan sungguh menggemaskan itu dan kemudian mempostingnya di akun medsosnya.Karin kini tiba di rumah Tiara lalu dia menelepon Tiara memi
Karin kaget mendengar amarah Bu Mirna. "Saya heran sama kamu Karin kenapa kamu itu dari dulu selalu saja benci dengan anak saya Tiara. Dari dulu kamu begitu dari kamu masih kecil!""Udahlah, Ma kita pulang aja yuk. Ngapain ladenin omongannya Karin," ajak Tiara. Dia jengah sekali dengan sepupu angkatnya tersebut. Iya, Karin itu memang sepupu angkatnya Tiara karena tantenya Tiara dulu mengambil Karin di rumah sakit saat masih bayi.Bu Mirna setuju dan merekapun pergi meninggalkan Karin yang terdiam."Awas ya kalian berdua!" ancam Karin sambil mengepalkan tangannya kesal.~ ~Hari ini Bianca mengajak Andra untuk bertemu di kafe membahas bisnis. Saat dia akan menyeberang jalan tiba-tiba dari arah lain ada mobil yang melaju kencang ke arahnya membuatnya berteriak kaget. Tiara yang melihatnya langsung menarik tangan Bianca dan mereka berdua jatuh di rerumputan.Bianca yang ketakutan masih berusaha mengatur napasnya. Dia menoleh dan terkejut ternyata orang yang telah menyelamatkan dia adalah
Tiara merenung sejenak dan juga sekaligus dia ingin menghilangkan curiganya. Dia tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju Andra."Telfon dari siapa, Mas?" tanya Tiara.Andra menoleh karena terkejut. "Ini dari Bianca," jawabnya jujur."Oh gitu?" Tiara bersilang dada.Andra tersenyum melihat raut wajah Tiara yang cemburu itu. "Udah dulu ya, Bi," ucapnya lalu dia matikan sambungan telepon karena tak ingin membuat istrinya itu marah padanya."Lanjutin aja nggak apa-apa kok," kata Tiara sambil duduk di sofa."Nggak lah kan udahan bahas bisnisnya," balas Andra. Dia lalu duduk di sebelah Tiara."Seriusan?""Iya. Kenapa ke sini?" tanya Andra."Kok kamu nanyanya gitu sih? Kenapa? Kamu nggak suka ya kalau aku ke sini buat ketemu sama kamu?"Andra menghela napas, salah lagi dia. "Iya maaf sayang tapi maksudku bukan gitu kok. Iya aku juga kangen sama kamu," katanya sambil memeluk Tiara agar istrinya itu tak semakin merajuk. Dan dia berhasil karena Tiara sekarang tersenyum."Bohong kamu.""Ngga
"Dari Mas Raka," jawab Tiara sambil menunduk. Dia ingin terus saja pada Andra karena dia tak ingin pernikahan mereka ada kebohongan yang takutnya malah akan membuat hubungan bermasalah. Betul kan? Lebih baik kan jujur saja toh juga dia tak akan mengangkat telepon dari Raka kok.Andra menghela napas. "Ya udah kalau gitu aku mandi dulu ya," balasnya lega. Tuh kan buktinya dia jadi berpikiran positif. Diapun beranjak pergi setelah pamitan pada Nayla.Tiara hanya mengangguk sambil membuang napas kesal setelah suaminya itu pergi. Kenapa sih Raka terus saja menganggunya? Apa sih maunya dia?Ponselnya kembali berdering dan karena kesal dia langsung matikan lagi. Nayla sampai bingung melihat ke arahnya.Tiara hari ini pergi ke Mall sendirian karena dia tak ingin Nayla kelelahan jika ikut, dia saat ini berada di kafe minum kopi. Ya, masih sendirian dia, coba saja jika hari ini hari libur pasti dia akan mengajak Dina pergi dengannya. Mendadak dia jadi rindu saat dirinya masih bekerja di Mall."
Sudah pagi waktunya Tiara mengantar Andra kerja sampai luar rumah mereka. Setelah dia salim dan dia mendapat ciuman di keningnya dari suaminya diapun tersenyum. Melambai saat Andra masuk ke mobil dan pergi meniggalkan area rumah.Tiara masih pergi di sana, tanpa dia ketahui ternyata ada Karin yang mengintip dari kejauhan dengan tatapan irinya yang terlihat jelas."Lah aku nggak nyangka ternyata rumahnya si Tiara bagus banget gini mahal banget udah pasti sih ini." Karin berucap sambil mengamati rumah mewah Tiara."Hebat juga dia kira-kira dia nikahnya sama siapa sih? Kayanya nggak mungkin deh kalau dia nikah sama si Andra itu secara kan mereka berdua udah nggak ketemu lagi pastinya. Ya emang sih Andra anak orang kaya tapi kan nggak mungkin kalau sekaya itu sampai rumahnya kaya istana gitu."Karin tetap di sana sambil memotret rumah tersebut.Di KantorSinta masuk ke ruangan Andra dan tersenyum melihat anaknya itu sedang mengobrol dengan sekretarisnya. "Budah boleh masuk?" tanya Sinta
Tiara dan Dina juga Nayla akhirnya lanjut ke Mall untuk jalan-jalan setelah selesai makan makan di kafe. Mereka terlihat bahagia sekali menikwati waktu bersama-sama karena sudah lama Tiara di rumah saja tidak jalan ke luar dengan sang sahabat lagipula juga mereka berdua sama-sama sibuk.Sambil digendong Tiara, Nayla merengek ingin dibelikan boneka beruang yang besar dan tentu saja sang ibu menurutinya.Setelah selesai jalan-jalan Tiara pulang ke rumah karena haripun sudah sore. Dia mandi setelah membantu Nayla memakaikan baju.Andra yang baru saja pulang kerja dia bingung dengan Tiara yang cemberut kesal duduk di kasur. Dia juga duduk di samping istrinya itu dan memeluknya agar emosinya mereda."Sayang, kamu kenapa sih? Kok malah tambah kesel gitu?" tanya Andra karena dia malah dipukuli Tiara di lengannya. Ya sakit sih tidak lah ya karena pukulannya itu tak seberapa hanya pukulan kecil namun dia hanya bingung dengan mood Tiara."Bukannya hari ini kamu lagi seneng ya karena abis jalan
Karena hari ini hari libur Tiara meminta izin kepada Andra untuk pergi keluar karena dia ingin bertemu dengan Dina di tempat makan. Dia tak pergi sendirian kok aliasnya dia mengajak serta Nayla anaknya. Dan karena Andra sudah mengiyakan maka Tiara pun pergi dengan mengemudikan sendiri mobilnya itu.Tiara tertawa menanggapi Nayla yang sejak tadi bernyanyi di kursi belakang. Entah anaknya itu nyanyi lagu apa dia tak tahu.Tiara mendapat telepon dari Dina yang menanyakan sudah sampai di mana padanya dan dia menjawab bahwa sebentar lagi mereka berdua akan sampai. Dina mengatakan dia sudah tiba di kafe tempat mereka janjian dan dia juga bilang akan menunggu Tiara.Tiara menutup telepon lalu menoleh ke belakang dan tersenyum melihat Nayla masih bernyanyi sambil bermain boneka barbie."Mama, bentar lagi sampai ya? Nayla udah laper," rengek Nayla sambil memajukan bibirnya.Tiara tersenyum. "Iya, Nayla. Kamu yang sabar ya Nak bentar lagi kita sampai kok."Nayla tersenyum lebar. "Okey!"Tiara m
Andra yang kaget langsung saja melepaskan pelukan waktu itu.Wanita tanpa nama itu malah tersenyum licik lalu pergi begitu saja dari sana membuat Andra semakin bingung. Ada apa dengan wanita itu?Sementara itu di dalam rumahnya Tiara membuka pesan dan dia terkejut melihat sebuah foto yaitu foto Andra yang terlihat memeluk seorang wanita. Itu foto rupanya saat diambil tadi di jalan.Tiara menghela napas gusar. "Ini pasti ulah orang yang namanya Bianca itu. Heran aku sama dia maunya dia tuh apa sih nggak capek apa begitu terus?" gumamnya teramat kesal.Untungnya dia sangat amat percaya dengan Andra jadi apapun itu Tiara tak akan salah paham apalagi sampai marah pada suaminya."Makin lama makin nggak jelas tuh orang."Karena tak mau ambil pusing Tiara langsung saja pergi ke dapur untuk masak, sebentar lagi Andra kan pulang dari kerja. Sebagai istri yang baik yang perlu dia lakukan ya hanya percaya pada suaminya dan akan melakukan yang terbaik untuk selalu membuat suaminya bahagia bersama