"Andra?" panggil si bos bengkel pada Andra yang sedang tiduran di kolong mobil yang sedang dia servis itu."Iya Bos?" Andra pun keluar dari kolong mobil kemudian menghampiri bosnya itu."Nih uang gajian buat kamu," ucap bosnya sambil memberikan amplop yang berisi uang kepada Andra. Andra menerimanya dengan bingung."Kan saya baru kerja belum lama kok udah digaji aja, Bos?" tanya Andra. Dia khawatir jika dia akan dipecat oleh bosnya. Tapi kenapa ya? Apa kerjanya buruk? Ah tidak mungkin. Bukannya mau sombong tapi sejak dia bekerja di sini kan si bosnya sendiri yang mengatakan padanya kalau dia itu sudah membuat bengkel semakin laris manis. Mana mungkin dia dipecat.Bosnya tersenyum. "Justru karena itu, Ndra. Kerjaan kamu itu bagus jadi saya kasih aja gaji kamu sekarang. Dan lagian kamu kan masih baru tinggal di kota ini jadi pasti lebih butuh uang untuk kamu bayar uang kos, buat makan dan lain-lain."Andra terharu mendengarnya, dia tersenyum tulus. "Makasih, Bos."Bosnya mengangguk. "Iya
Andra baru saja pulang dari rumah Bintang malam itu dan dia menghentikan motornya di warung untuk membeli rokok. Saat itulah dia melihat Raka sedang mengobrol dengan seorang wanita tapi wanita itu bukan Tiara. Mereka terlihat mesra bahkan Raka sesekali mengusap rambut wanita itu dan wanita itupun mengusap pipi Raka."Gila sih, tuh orang selingkuh apa gimana? Harus gua kasih pelajaran nih." Andra terlihat penuh emosi tak terima dia kalau Tiara diduakan seperti itu. Namun dia segera tersadar, jika Tiara sampai tahu dia sudah menghajar Raka sudah pasti Tiara akan semakin marah padanya dan semakin membencinya. Jadi dia mengurungkannya saja kali ini. Dia tidak boleh terpancing emosi, untuk saat ini dia hanya akan memantau saja dari jauh. Berkali-kali dia terpancing emosi malah membuat hidupnya menjadi susah termasuk dijauhi Tiara seperti sekarang ini. Lagipula belum tentu juga Raka selingkuh."Gua foto aja dari sini buat ngasih bukti ke Tiara," gumam Andra sambil memotret Raka dan wanita as
Sesampainya di kosan Andra duduk santai di teras ingin mencari udara segar. Dia menggeleng-gelengkan kepalanya sambil tersenyum mengingat tawaran Ibu penjual tadi yang ingin menjodohkan anaknya dengannya."Andra baru pulang ya?" tegur Tante Mia yang keluar dari kosan wanita itu sambil membawa seember penuh cucian."Eh Tante Mia, iya nih Tante. Tante tumben udah pulang aja jam segini?""Iya, Ndra. Kan tokonya hari ini tuh tutup duluan, soalnya kan bosnya Tante ada urusan mendadak." Tante Mia mulai menjemur pakaiannya itu di teras."Oh gitu ya, Tante?""Iya."Andra baru tersadar, jangan-jangan Tante Mia kerja di toko di Mall yang sama dengan tempat kerja Tiara. Bisa jadi kan? "Tante Mia emangnya kerjanya di toko mana?""Tante kerjanya di Mall deket sini kok. Di toko baju cowok gitu, kamu kapan-kapan main ya ke tokonya Tante nanti Tante kasih diskon." Tante Mia malah promosi tokonya."Tuh kan bener, berarti gua bisa dong main ke toko Tante Mia sambil ngeliat Tiara di sana," gumam Andra
"Selamat siang, Tante Mia?" Tiara memasuki toko dan menyapa Tante Mia dengan sopan membuat Tante Mia senang."Siang juga, Tiara. Eh ada Dek Nayla, ikut Mamanya kerja ya?" ucap Tante Mia sambil mencium pipi Nayla membuat anak itu tersenyum."Iya, Nayla ikut Mama kerja.""Nayla cantik banget sih, pinter lagi," puji Tante Mia yang gemas dengan Nayla.Andra tersenyum bahagia ditempat persembunyiannya itu. Dia lega juga melihat jepitan pemberiannya itu sekarang dipakai di rambut Nayla. Dia harus berterima kasih pada sobatnya Damar."Makasih, Tante," jawab Tiara. "Ayo Nayla bilang apa sama Tante Mia?" tanyanya pada anaknya sambil mencium pipinya gemas."Makasih," jawab Nayla polos yang membuat Tante Mia dan Tiara tersenyum mendengarnya. Terlebih Andra, dia sangat terharu bisa melihat anak itu dari dekat lagi."Ini jepitan rambut Nayla cantik banget sih cocok deh di rambutnya Nayla," ucap Tante Mia sambil memegang jepitan boneka beruang cokelat di rambut Nayla itu."Iya, dikasih Om Damar," s
Besok paginya Tiara berpamitan kepada ibunya untuk berangkat kerja. Dia lalu naik ojek online menuju ke tempat kerjanya.Barulah Andra keluar dari tempat persembunyiannya di balik pohon lalu dia memberanikan diri mengetuk pintu rumah Tiara. Ibunya Tiara yang membukakan pintunya dan wanita itu tentu saja terkejut melihatnya."Tolong tunggu sebentar, Tante. Saya mau ngomong sama Tante Mirna," pinta Andra saat Bu Mirna yang adalah ibunya Tiara itu berniat menutup pintu kembali karena tak ingin membiarkan laki-laki itu di sana."Mau ngapain kamu datang ke rumah ini?" tanya Bu Mirna dingin."Saya mau minta maaf sama Tante Mirna. Tolong izinin saya masuk," pinta Andra dengan sangat.Setelah terdiam cukup lama untuk menimbang-nimbang Bu Mirna pun akhirnya menghela napas dan mengangguk. Dia mempersilahkan Andra masuk ke rumah."Silahkan, duduk!" ucap Bu Mirna sambil duduk di sofa."Makasih, Tante," sahut Andra sambil membungkuk sopan kemudian duduk di sofa di seberang wanita itu."Kamu mau ng
Andra tersenyum lebar dan segera mengikuti Bu Mirna yang membawanya menuju kamar Nayla."Ibu tinggal dulu ya, Ndra? Ibu mau pergi ke warung depan sebentar," pamit Bu Mirna."Iya, Tante. Makasih ya?"Bu Mirna mengangguk kemudian berlalu.Andra memasuki kamar yang kecil namun lucu dengan wallpaper boneka beruang cokelat itu. Dia tersenyum lembut begitu melihat Nayla yang memang sedang bermain boneka barbie di atas kasurnya sambil berbicara dengan boneka itu."Nayla sayang?" panggil Andra sambil duduk di tepi kasur.Nayla langsung menoleh dan tersenyum senang melihat Andra. Dia langsung memeluk Andra sambil memegang bonekanya. "Papaaaa..."Andra tertawa kecil lalu mendudukkan Nayla di pangkuannya."Iya sayang? Nayla kangen sama Papa?"Nayla mengangguk cepat. "Iya, Nayla kangen Papa. Kemarin kok Papa nggak ke sini?" dia cemberut manja.Andra kemudian mencium pipi Nayla dengan sayang. "Maafin Papa ya, Nak? Kemarin Papa sibuk kerja. Tapi Nayla udah seneng kan kita ketemu lagi?""Iya. Nayla
"Ada apa, Ma? Kok wajah Mama serius gitu? Nggak ada masalah kan sama Nayla selama aku kerja?" tanya Tiara karena tak seperti biasanya ibunya seperti itu."Nggak kok, semuanya baik-baik aja. Jadi gini, Nak. Menurut Mama apa nggak kamu coba aja untuk melupakan masa lalu kamu itu dan memaafkan Andra?" pinta Bu Mirna hati-hati.Tentu saja Tiara yang mendengar hal itu langsung dikuasai amarah."Kok Mama sekarang bisa bilang gitu sih? Mama kan yang paling tau gimana keadaan aku abis kejadian itu."Bu Mirna jadi serba salah. "Gini maksud Mama, iya Mama tau. Tapi kalau yang Mama liat Andra itu sekarang udah berubah kok jadi lebih baik lagi.""Nggak, Ma. Maaf tapi kali ini aku nggak bisa nurutin kemauan Mama. Nggak bisa aku maafin dia gitu aja.""Nak, dia kan cuma manusia biasa yang bisa punya salah dan kita sebagai sesama manusia kan harus saling memaafkan," bujuk Bu Mirna. Dia tidak ingin anaknya itu menjadi pendendam."Iya, tapi...""Tiara, dengerin Mama! Kalau kamu bisa maafin dia kan nant
"Jadi jepitan rambut Nayla sama susu formula itu kamu yang ngasih?" gumam Tiara yang sedikit terharu itu. Dia terharu karena susu itu sangat Nayla butuhkan karena dia juga belum gajian dan Andra memberikannya begitu saja bahkan tanpa sepengetahuannya. Seolah Tiara tidak ingin dirinya senang dan salut pada pria itu karena sudah baik kepada Nayla.Andra tanpa sengaja menoleh ke arah Tiara yang masih berada di sana itu. Heran juga dia melihat wanita itu di sekitar bengkel namun dia tersenyum bahagia."Tiara?" gumamnya. Segera dia berinisiatif menghampiri Tiara tanpa mempedulikan rekan kerjanya itu yang menanyakan padanya akan pergi ke mana.Seperti biasa wajah Tiara menjadi tegang setelah melihat Andra, namun kakinya seperti susah untuk digerakkan kali ini. Andra semakin berjalan mendekat ke arahnya sambil tersenyum bahagia."Tiara kamu ke sini mau ketemu sama aku?" Andra menatap Tiara dengan tatapan yang penuh kerinduan di wajahnya.Tiara menggeleng dengan air mata yang akan keluar, dia
Hari ini Tiara datang ke toko kue tempat dia bisnis dengan Dina. Tokonya terlihat ramai karena memang rasa kuenya enak dan juga pelayanannya yang sangat ramah. Tiara dan Dina pandai sekali mencari karyawan yang baik dan juga ramah."Kuenya enak banget loh ini teksturnya juga lembut," kata pelanggan ibu ibu elegan."Terima kasih, Ibu. Datang kembali ya," ucap Tiara dengan ramah."Tentu. Saya pasti akan datang lagi ke sini malah udah bakalan jadi langganan," kata ibu itu sambil tersenyum.Tiara merasa senang mendengarnya, dia kembali mengucapkan terima kasih pada pembeli di tokonya tersebut.Tak lama Andra datang bersama Nayla yang dia gendong. Hari ini dia libur kerja jadi dia pergi ke tokonya Tiara untuk melihat keadaan toko kue itu.Tiara lebih dulu salim pada Andra lalu mencium pipinya Nayla dengan gemas."Kamu hebat ya udah bisa bisnis kue kaya gini mana rame lagi," kata Andra yang memuji Tiara."Alhamdulillah, ini kan juga karena izin dari suami juga," jawab Tiara sambil sesekali
Bu Mirna masih saja kesal dan kecewa dengan sikap Karin pada Tiara. Karin padahal dulunya sebelum menikah tapi dia selalu menyuruh pacarnya menginap di rumahnya sampai dia hamil itu kan namanya munafik.Meski Tiara sudah memberitahu ibunya untuk tak usah menghiraukan Karin namun tetap saja ibunya merasa marah dan tak terima putrinya dituduh yang tidak benar.~~Tiara hari ini bertemu lagi dengan Dina namun kali ini mereka bukan healing tapi untuk membicarakan bisnis bersama. Dina berencana ingin mengajak Tiara bekerja sama dalam bisnis kue yang sekarang ramai.Tentu saja Tiara sangat amat setuju karena dia tak ingin hanya mengandalkan uang dari Andra lagipula dia tadi sudah minta izin pada Andra dan suaminya itu setuju dan mendukungnya.Barulah setelah membicarakan tentang bisnis Tiara pulang untuk menjaga Nayla, dia berfoto dengan putrinya yang cantik dan sungguh menggemaskan itu dan kemudian mempostingnya di akun medsosnya.Karin kini tiba di rumah Tiara lalu dia menelepon Tiara memi
Karin kaget mendengar amarah Bu Mirna. "Saya heran sama kamu Karin kenapa kamu itu dari dulu selalu saja benci dengan anak saya Tiara. Dari dulu kamu begitu dari kamu masih kecil!""Udahlah, Ma kita pulang aja yuk. Ngapain ladenin omongannya Karin," ajak Tiara. Dia jengah sekali dengan sepupu angkatnya tersebut. Iya, Karin itu memang sepupu angkatnya Tiara karena tantenya Tiara dulu mengambil Karin di rumah sakit saat masih bayi.Bu Mirna setuju dan merekapun pergi meninggalkan Karin yang terdiam."Awas ya kalian berdua!" ancam Karin sambil mengepalkan tangannya kesal.~ ~Hari ini Bianca mengajak Andra untuk bertemu di kafe membahas bisnis. Saat dia akan menyeberang jalan tiba-tiba dari arah lain ada mobil yang melaju kencang ke arahnya membuatnya berteriak kaget. Tiara yang melihatnya langsung menarik tangan Bianca dan mereka berdua jatuh di rerumputan.Bianca yang ketakutan masih berusaha mengatur napasnya. Dia menoleh dan terkejut ternyata orang yang telah menyelamatkan dia adalah
Tiara merenung sejenak dan juga sekaligus dia ingin menghilangkan curiganya. Dia tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju Andra."Telfon dari siapa, Mas?" tanya Tiara.Andra menoleh karena terkejut. "Ini dari Bianca," jawabnya jujur."Oh gitu?" Tiara bersilang dada.Andra tersenyum melihat raut wajah Tiara yang cemburu itu. "Udah dulu ya, Bi," ucapnya lalu dia matikan sambungan telepon karena tak ingin membuat istrinya itu marah padanya."Lanjutin aja nggak apa-apa kok," kata Tiara sambil duduk di sofa."Nggak lah kan udahan bahas bisnisnya," balas Andra. Dia lalu duduk di sebelah Tiara."Seriusan?""Iya. Kenapa ke sini?" tanya Andra."Kok kamu nanyanya gitu sih? Kenapa? Kamu nggak suka ya kalau aku ke sini buat ketemu sama kamu?"Andra menghela napas, salah lagi dia. "Iya maaf sayang tapi maksudku bukan gitu kok. Iya aku juga kangen sama kamu," katanya sambil memeluk Tiara agar istrinya itu tak semakin merajuk. Dan dia berhasil karena Tiara sekarang tersenyum."Bohong kamu.""Ngga
"Dari Mas Raka," jawab Tiara sambil menunduk. Dia ingin terus saja pada Andra karena dia tak ingin pernikahan mereka ada kebohongan yang takutnya malah akan membuat hubungan bermasalah. Betul kan? Lebih baik kan jujur saja toh juga dia tak akan mengangkat telepon dari Raka kok.Andra menghela napas. "Ya udah kalau gitu aku mandi dulu ya," balasnya lega. Tuh kan buktinya dia jadi berpikiran positif. Diapun beranjak pergi setelah pamitan pada Nayla.Tiara hanya mengangguk sambil membuang napas kesal setelah suaminya itu pergi. Kenapa sih Raka terus saja menganggunya? Apa sih maunya dia?Ponselnya kembali berdering dan karena kesal dia langsung matikan lagi. Nayla sampai bingung melihat ke arahnya.Tiara hari ini pergi ke Mall sendirian karena dia tak ingin Nayla kelelahan jika ikut, dia saat ini berada di kafe minum kopi. Ya, masih sendirian dia, coba saja jika hari ini hari libur pasti dia akan mengajak Dina pergi dengannya. Mendadak dia jadi rindu saat dirinya masih bekerja di Mall."
Sudah pagi waktunya Tiara mengantar Andra kerja sampai luar rumah mereka. Setelah dia salim dan dia mendapat ciuman di keningnya dari suaminya diapun tersenyum. Melambai saat Andra masuk ke mobil dan pergi meniggalkan area rumah.Tiara masih pergi di sana, tanpa dia ketahui ternyata ada Karin yang mengintip dari kejauhan dengan tatapan irinya yang terlihat jelas."Lah aku nggak nyangka ternyata rumahnya si Tiara bagus banget gini mahal banget udah pasti sih ini." Karin berucap sambil mengamati rumah mewah Tiara."Hebat juga dia kira-kira dia nikahnya sama siapa sih? Kayanya nggak mungkin deh kalau dia nikah sama si Andra itu secara kan mereka berdua udah nggak ketemu lagi pastinya. Ya emang sih Andra anak orang kaya tapi kan nggak mungkin kalau sekaya itu sampai rumahnya kaya istana gitu."Karin tetap di sana sambil memotret rumah tersebut.Di KantorSinta masuk ke ruangan Andra dan tersenyum melihat anaknya itu sedang mengobrol dengan sekretarisnya. "Budah boleh masuk?" tanya Sinta
Tiara dan Dina juga Nayla akhirnya lanjut ke Mall untuk jalan-jalan setelah selesai makan makan di kafe. Mereka terlihat bahagia sekali menikwati waktu bersama-sama karena sudah lama Tiara di rumah saja tidak jalan ke luar dengan sang sahabat lagipula juga mereka berdua sama-sama sibuk.Sambil digendong Tiara, Nayla merengek ingin dibelikan boneka beruang yang besar dan tentu saja sang ibu menurutinya.Setelah selesai jalan-jalan Tiara pulang ke rumah karena haripun sudah sore. Dia mandi setelah membantu Nayla memakaikan baju.Andra yang baru saja pulang kerja dia bingung dengan Tiara yang cemberut kesal duduk di kasur. Dia juga duduk di samping istrinya itu dan memeluknya agar emosinya mereda."Sayang, kamu kenapa sih? Kok malah tambah kesel gitu?" tanya Andra karena dia malah dipukuli Tiara di lengannya. Ya sakit sih tidak lah ya karena pukulannya itu tak seberapa hanya pukulan kecil namun dia hanya bingung dengan mood Tiara."Bukannya hari ini kamu lagi seneng ya karena abis jalan
Karena hari ini hari libur Tiara meminta izin kepada Andra untuk pergi keluar karena dia ingin bertemu dengan Dina di tempat makan. Dia tak pergi sendirian kok aliasnya dia mengajak serta Nayla anaknya. Dan karena Andra sudah mengiyakan maka Tiara pun pergi dengan mengemudikan sendiri mobilnya itu.Tiara tertawa menanggapi Nayla yang sejak tadi bernyanyi di kursi belakang. Entah anaknya itu nyanyi lagu apa dia tak tahu.Tiara mendapat telepon dari Dina yang menanyakan sudah sampai di mana padanya dan dia menjawab bahwa sebentar lagi mereka berdua akan sampai. Dina mengatakan dia sudah tiba di kafe tempat mereka janjian dan dia juga bilang akan menunggu Tiara.Tiara menutup telepon lalu menoleh ke belakang dan tersenyum melihat Nayla masih bernyanyi sambil bermain boneka barbie."Mama, bentar lagi sampai ya? Nayla udah laper," rengek Nayla sambil memajukan bibirnya.Tiara tersenyum. "Iya, Nayla. Kamu yang sabar ya Nak bentar lagi kita sampai kok."Nayla tersenyum lebar. "Okey!"Tiara m
Andra yang kaget langsung saja melepaskan pelukan waktu itu.Wanita tanpa nama itu malah tersenyum licik lalu pergi begitu saja dari sana membuat Andra semakin bingung. Ada apa dengan wanita itu?Sementara itu di dalam rumahnya Tiara membuka pesan dan dia terkejut melihat sebuah foto yaitu foto Andra yang terlihat memeluk seorang wanita. Itu foto rupanya saat diambil tadi di jalan.Tiara menghela napas gusar. "Ini pasti ulah orang yang namanya Bianca itu. Heran aku sama dia maunya dia tuh apa sih nggak capek apa begitu terus?" gumamnya teramat kesal.Untungnya dia sangat amat percaya dengan Andra jadi apapun itu Tiara tak akan salah paham apalagi sampai marah pada suaminya."Makin lama makin nggak jelas tuh orang."Karena tak mau ambil pusing Tiara langsung saja pergi ke dapur untuk masak, sebentar lagi Andra kan pulang dari kerja. Sebagai istri yang baik yang perlu dia lakukan ya hanya percaya pada suaminya dan akan melakukan yang terbaik untuk selalu membuat suaminya bahagia bersama