"Jadi jepitan rambut Nayla sama susu formula itu kamu yang ngasih?" gumam Tiara yang sedikit terharu itu. Dia terharu karena susu itu sangat Nayla butuhkan karena dia juga belum gajian dan Andra memberikannya begitu saja bahkan tanpa sepengetahuannya. Seolah Tiara tidak ingin dirinya senang dan salut pada pria itu karena sudah baik kepada Nayla.Andra tanpa sengaja menoleh ke arah Tiara yang masih berada di sana itu. Heran juga dia melihat wanita itu di sekitar bengkel namun dia tersenyum bahagia."Tiara?" gumamnya. Segera dia berinisiatif menghampiri Tiara tanpa mempedulikan rekan kerjanya itu yang menanyakan padanya akan pergi ke mana.Seperti biasa wajah Tiara menjadi tegang setelah melihat Andra, namun kakinya seperti susah untuk digerakkan kali ini. Andra semakin berjalan mendekat ke arahnya sambil tersenyum bahagia."Tiara kamu ke sini mau ketemu sama aku?" Andra menatap Tiara dengan tatapan yang penuh kerinduan di wajahnya.Tiara menggeleng dengan air mata yang akan keluar, dia
Besoknya Andra kembali mengunjungi rumah Tiara untuk bertemu dengan Nayla. Kini mereka di kamar Nayla dengan Andra yang seperti biasa memangku anak itu sambil membacakan sebuah dongeng dari buku."Selesai," tutup Andra kemudian mencium pipi Nayla gemas. Anak itu terkikik senang."Jadi ceritanya seperti itu ya, Pa? Nayla juga mau jadi putri yang cantik dan baik hati," ucap Nayla polos.Andra tersenyum. "Nayla kan emang udah jadi putri yang cantik dan juga baik hati.""Iya, Pa?" tanya Nayla sambil mendongak menatap Andra dengan tatapan polosnya itu. Andra kembali mencium pipinya."Iya, sayang. Nayla itu kan putri cantik kesayangan Papa dan Mama."Nayla rupanya sangat senang dengan jawaban Andra itu, dia mencium pipi Andra saat Andra menunduk. Andra tentu saja tersenyum senang menerimanya."Iya, Nayla putrinya Papa Andra dan Mama Tiara.""Pinter anak Papa."Namun sepertinya kebersamaan mereka harus segera berakhir untuk hari itu karena Tiara yang terlihat marah itu memasuki kamar Nayla.
Tiara jatuh merosot di lantai dan menutupi wajahnya dengan tangannya. Sekarang bagaimana hidupnya ke depannya? Diapun kembali teringat masa lalunya itu.Saat itu Tiara yang masih SMA sedang menunggu taxi di depan rumahnya. Sebuah mobil berhenti di depannya dan dilihatnya Andra yang masih SD itu keluar dari pintu depan dan membukakan pintu mobil untuk Tiara."Ayo, Kak Tiara bareng Andra aja!"Tiara tersenyum. "Iya deh." dia kemudian masuk ke dalam mobil diikuti oleh Andra yang duduk di sampingnya. "Pagi, Om?" sapanya sambil mengangguk sopan kepada ayahnya Andra. Pria itu membalas anggukannya sambil tersenyum ramah."Andra kebiasaan deh duduknya di belakang sini. Emangnya Ayah kamu supir?" omel Tiara yang membuat ayahnya Andra tertawa dan mengemudikan mobilnya kembali."Udah biasa, Nak Tiara," sahut ayahnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya."Kan Andra mau nemenin Kak Tiara," jawab Andra sambil menyandarkan kepalanya di bahu gadis cantik itu."Iya deh iya." Tiara tertawa kecil sambi
Malam itu Tiara dibuat terkejut saat melihat Andra di depan pintu rumahnya, diapun semakin bingung saat remaja itu langsung memeluknya erat sambil menangis ketakutan. Tiara yang khawatir itupun segera menyuruhnya masuk ke dalam kamarnya. Andra akhirnya menceritakan masalahnya pada Tiara.Andra bercerita saat dia memasuki rumahnya dia mendengar obrolan antara ibunya dan juga ayah tirinya. Ya, ayah tiri karena ayahnya telah meninggal beberapa bulan yang lalu yang membuatnya sangat terpukul karena kehilangan sosok ayah yang sangat baik dan sangat menyayanginya itu. Semenjak kepergian ayahnya itulah dia jadi sering murung dan menyendiri karena memang dia merasa hidupnya berubah menjadi lebih buruk. Bagaimana tidak, ibunya itu malah menikah lagi dengan pria yang kasar dan sering menghina dirinya bahkan terkadang memukulnya tanpa sebab. Ibunya pun perlahan mulai menjadi kurang peduli padanya kasih sayangnyapun berkurang tak seperti dulu."Udah deh, kamu tuh harusnya bisa lebih tegas sama an
"Kak Tiara cantik banget gini sih? Nanti nikahnya sama aku aja ya biar tiap pagi pas bangun tidur aku ngeliatnya wajah Kak Tiara terus," ucap Andra sambil menusuk-nusukkan jari telunjuknya itu ke bibir Tiara. Mereka berdua kini berada di ruang tamu dengan Tiara yang berbaring dan meletakkan kepalanya di pangkuannya."Nggak ah, kamu masih kecil bahasnya udah ke arah nikah aja sih?" balas Tiara yang kemudian menggigit jari Andra gemas membuat remaja itu tertawa kecil."Apaan sih main gigit-gigit aja," ucap Andra yang kemudian malah menambahkan jari berikutnya dan memainkannya di mulut Tiara."Kamu emang nakal harus digigit," balas Tiara yang malah kembali menggigit dua jari Andra yang membuat remaja itu terdiam. Dia tertegun menatap jarinya yang sekarang sedang dikulum oleh Tiara itu.Tiara yang melihat Andra mematung seperti itu segera mengeluarkan jari Andra dari mulutnya dan tertawa jahil membuat Andra tersadar dan kembali tersipu malu."Kenapa ketawa sih?" Andra kembali gugup."Kamu
Malam itu saat Tiara sedang mengobrol di taman dengan laki-laki yang merupakan teman kerjanya tiba-tiba Andra mendatangi mereka dan langsung menghajar laki-laki yang bersamanya itu dengan brutal. Remaja itu tanpa ampun terus memukuli wajah lawannya itu hingga babak belur dan juga menendang perutnya hingga tersungkur di tanah. Tiara yang semakin panik dan ketakutan itupun kemudian memeluk punggung Andra erat mencoba untuk menghentikan aksi brutal remaja itu."Please, Andra udah. Udah cukup!" seru Tiara sambil terisak. Tapi usahanya itu belum berhasil dan malah semakin membuat Andra marah dan semakin brutal menendangi korbannya itu."Andra, sayang. Please ya? Aku sama dia itu cuma temen aja kok. Beneran aku nggak ada hubungan apapun sama dia. Jadi please, kamu lepasin dia. Udah cukup, sayang," pinta Tiara memelas.Andra terdiam dan seketika menghentikan aksinya itu. "Beneran?""Iya, sayang."Amarah Andra perlahan lenyap dan dia berbalik untuk menatap Tiara yang masih terisak dan wajahn
Tiara mengusap air matanya dengan kasar kemudian segera memakai kembali dress birunya yang sudah sobek di sana sini itu. Matanya menatap penuh kebencian ke arah Andra yang masih tertidur pulas di atas kasur hanya tertutup selimut itu. Dia masih tidak menyangka bagaimana mungkin orang yang selama ini sudah dia anggap sebagai keluarganya sendiri bisa setega itu kepadanya, dengan paksa telah mengambil sesuatu yang selalu dia jaga baik-baik karena dia hanya ingin memberikannya kepada suaminya kelak."Aku benci sama kamu, Andra," desisnya dingin. Dia pun kemudian berjalan keluar dari kamar Andra dengan tertatih karena seluruh tubuhnya terasa sakit semua. Andra begitu kasar saat melakukannya semalaman penuh, meski dia terus memohon sambil menangis namun Andra tidak mempedulikannya.Setelah berhasil sampai di rumahnya dengan susah payah dia langsung masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan seluruh tubuhnya, bisa dilihatnya banyak tanda yang Andra berikan di dadanya juga di bagian tubuhn
"Aku harus ke sana," gumam Tiara sambil turun dari kasurnya tanpa peduli penampilannya yang kusut itu."Sayang, kamu lagi ngobrol sama siapa?" Tiara pun memasuki kamar anaknya itu dan terkejut mendapati bahwa Andra yang ternyata berada di sana. Sedang memangku Nayla sambil membacakan cerita."Mamaaaaa.. siniii ada Papa di sini nemenin Nayla," seru anak itu senang. Andra tertegun melihat penampilan Tiara yang acak-acakan karena habis bangun tidur itu, di mana hanya memakai daster pendek dan rambut panjangnya awut-awutan. Tapi dia tersenyum tipis, baginya Tiara tetap cantik dalam keadaan apapun.Rupanya Tiara menyadari tatapan Andra sehingga dia sedikit malu. Namun ini bukan saatnya untuk malu dan sebagainya. Maka dia menghampiri mereka berdua sambil merapikan rambutnya dengan tangannya."Nayla sayang, ayo sini sama Mama ya Nak? Kamu kan belum minum susu dan makan." Tiara mendekati anaknya itu tanpa menatap Andra.Nayla menggeleng keras. "Nggak mau! Nayla mau sama Papa.""Lagian anak ak
Hari ini Tiara datang ke toko kue tempat dia bisnis dengan Dina. Tokonya terlihat ramai karena memang rasa kuenya enak dan juga pelayanannya yang sangat ramah. Tiara dan Dina pandai sekali mencari karyawan yang baik dan juga ramah."Kuenya enak banget loh ini teksturnya juga lembut," kata pelanggan ibu ibu elegan."Terima kasih, Ibu. Datang kembali ya," ucap Tiara dengan ramah."Tentu. Saya pasti akan datang lagi ke sini malah udah bakalan jadi langganan," kata ibu itu sambil tersenyum.Tiara merasa senang mendengarnya, dia kembali mengucapkan terima kasih pada pembeli di tokonya tersebut.Tak lama Andra datang bersama Nayla yang dia gendong. Hari ini dia libur kerja jadi dia pergi ke tokonya Tiara untuk melihat keadaan toko kue itu.Tiara lebih dulu salim pada Andra lalu mencium pipinya Nayla dengan gemas."Kamu hebat ya udah bisa bisnis kue kaya gini mana rame lagi," kata Andra yang memuji Tiara."Alhamdulillah, ini kan juga karena izin dari suami juga," jawab Tiara sambil sesekali
Bu Mirna masih saja kesal dan kecewa dengan sikap Karin pada Tiara. Karin padahal dulunya sebelum menikah tapi dia selalu menyuruh pacarnya menginap di rumahnya sampai dia hamil itu kan namanya munafik.Meski Tiara sudah memberitahu ibunya untuk tak usah menghiraukan Karin namun tetap saja ibunya merasa marah dan tak terima putrinya dituduh yang tidak benar.~~Tiara hari ini bertemu lagi dengan Dina namun kali ini mereka bukan healing tapi untuk membicarakan bisnis bersama. Dina berencana ingin mengajak Tiara bekerja sama dalam bisnis kue yang sekarang ramai.Tentu saja Tiara sangat amat setuju karena dia tak ingin hanya mengandalkan uang dari Andra lagipula dia tadi sudah minta izin pada Andra dan suaminya itu setuju dan mendukungnya.Barulah setelah membicarakan tentang bisnis Tiara pulang untuk menjaga Nayla, dia berfoto dengan putrinya yang cantik dan sungguh menggemaskan itu dan kemudian mempostingnya di akun medsosnya.Karin kini tiba di rumah Tiara lalu dia menelepon Tiara memi
Karin kaget mendengar amarah Bu Mirna. "Saya heran sama kamu Karin kenapa kamu itu dari dulu selalu saja benci dengan anak saya Tiara. Dari dulu kamu begitu dari kamu masih kecil!""Udahlah, Ma kita pulang aja yuk. Ngapain ladenin omongannya Karin," ajak Tiara. Dia jengah sekali dengan sepupu angkatnya tersebut. Iya, Karin itu memang sepupu angkatnya Tiara karena tantenya Tiara dulu mengambil Karin di rumah sakit saat masih bayi.Bu Mirna setuju dan merekapun pergi meninggalkan Karin yang terdiam."Awas ya kalian berdua!" ancam Karin sambil mengepalkan tangannya kesal.~ ~Hari ini Bianca mengajak Andra untuk bertemu di kafe membahas bisnis. Saat dia akan menyeberang jalan tiba-tiba dari arah lain ada mobil yang melaju kencang ke arahnya membuatnya berteriak kaget. Tiara yang melihatnya langsung menarik tangan Bianca dan mereka berdua jatuh di rerumputan.Bianca yang ketakutan masih berusaha mengatur napasnya. Dia menoleh dan terkejut ternyata orang yang telah menyelamatkan dia adalah
Tiara merenung sejenak dan juga sekaligus dia ingin menghilangkan curiganya. Dia tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju Andra."Telfon dari siapa, Mas?" tanya Tiara.Andra menoleh karena terkejut. "Ini dari Bianca," jawabnya jujur."Oh gitu?" Tiara bersilang dada.Andra tersenyum melihat raut wajah Tiara yang cemburu itu. "Udah dulu ya, Bi," ucapnya lalu dia matikan sambungan telepon karena tak ingin membuat istrinya itu marah padanya."Lanjutin aja nggak apa-apa kok," kata Tiara sambil duduk di sofa."Nggak lah kan udahan bahas bisnisnya," balas Andra. Dia lalu duduk di sebelah Tiara."Seriusan?""Iya. Kenapa ke sini?" tanya Andra."Kok kamu nanyanya gitu sih? Kenapa? Kamu nggak suka ya kalau aku ke sini buat ketemu sama kamu?"Andra menghela napas, salah lagi dia. "Iya maaf sayang tapi maksudku bukan gitu kok. Iya aku juga kangen sama kamu," katanya sambil memeluk Tiara agar istrinya itu tak semakin merajuk. Dan dia berhasil karena Tiara sekarang tersenyum."Bohong kamu.""Ngga
"Dari Mas Raka," jawab Tiara sambil menunduk. Dia ingin terus saja pada Andra karena dia tak ingin pernikahan mereka ada kebohongan yang takutnya malah akan membuat hubungan bermasalah. Betul kan? Lebih baik kan jujur saja toh juga dia tak akan mengangkat telepon dari Raka kok.Andra menghela napas. "Ya udah kalau gitu aku mandi dulu ya," balasnya lega. Tuh kan buktinya dia jadi berpikiran positif. Diapun beranjak pergi setelah pamitan pada Nayla.Tiara hanya mengangguk sambil membuang napas kesal setelah suaminya itu pergi. Kenapa sih Raka terus saja menganggunya? Apa sih maunya dia?Ponselnya kembali berdering dan karena kesal dia langsung matikan lagi. Nayla sampai bingung melihat ke arahnya.Tiara hari ini pergi ke Mall sendirian karena dia tak ingin Nayla kelelahan jika ikut, dia saat ini berada di kafe minum kopi. Ya, masih sendirian dia, coba saja jika hari ini hari libur pasti dia akan mengajak Dina pergi dengannya. Mendadak dia jadi rindu saat dirinya masih bekerja di Mall."
Sudah pagi waktunya Tiara mengantar Andra kerja sampai luar rumah mereka. Setelah dia salim dan dia mendapat ciuman di keningnya dari suaminya diapun tersenyum. Melambai saat Andra masuk ke mobil dan pergi meniggalkan area rumah.Tiara masih pergi di sana, tanpa dia ketahui ternyata ada Karin yang mengintip dari kejauhan dengan tatapan irinya yang terlihat jelas."Lah aku nggak nyangka ternyata rumahnya si Tiara bagus banget gini mahal banget udah pasti sih ini." Karin berucap sambil mengamati rumah mewah Tiara."Hebat juga dia kira-kira dia nikahnya sama siapa sih? Kayanya nggak mungkin deh kalau dia nikah sama si Andra itu secara kan mereka berdua udah nggak ketemu lagi pastinya. Ya emang sih Andra anak orang kaya tapi kan nggak mungkin kalau sekaya itu sampai rumahnya kaya istana gitu."Karin tetap di sana sambil memotret rumah tersebut.Di KantorSinta masuk ke ruangan Andra dan tersenyum melihat anaknya itu sedang mengobrol dengan sekretarisnya. "Budah boleh masuk?" tanya Sinta
Tiara dan Dina juga Nayla akhirnya lanjut ke Mall untuk jalan-jalan setelah selesai makan makan di kafe. Mereka terlihat bahagia sekali menikwati waktu bersama-sama karena sudah lama Tiara di rumah saja tidak jalan ke luar dengan sang sahabat lagipula juga mereka berdua sama-sama sibuk.Sambil digendong Tiara, Nayla merengek ingin dibelikan boneka beruang yang besar dan tentu saja sang ibu menurutinya.Setelah selesai jalan-jalan Tiara pulang ke rumah karena haripun sudah sore. Dia mandi setelah membantu Nayla memakaikan baju.Andra yang baru saja pulang kerja dia bingung dengan Tiara yang cemberut kesal duduk di kasur. Dia juga duduk di samping istrinya itu dan memeluknya agar emosinya mereda."Sayang, kamu kenapa sih? Kok malah tambah kesel gitu?" tanya Andra karena dia malah dipukuli Tiara di lengannya. Ya sakit sih tidak lah ya karena pukulannya itu tak seberapa hanya pukulan kecil namun dia hanya bingung dengan mood Tiara."Bukannya hari ini kamu lagi seneng ya karena abis jalan
Karena hari ini hari libur Tiara meminta izin kepada Andra untuk pergi keluar karena dia ingin bertemu dengan Dina di tempat makan. Dia tak pergi sendirian kok aliasnya dia mengajak serta Nayla anaknya. Dan karena Andra sudah mengiyakan maka Tiara pun pergi dengan mengemudikan sendiri mobilnya itu.Tiara tertawa menanggapi Nayla yang sejak tadi bernyanyi di kursi belakang. Entah anaknya itu nyanyi lagu apa dia tak tahu.Tiara mendapat telepon dari Dina yang menanyakan sudah sampai di mana padanya dan dia menjawab bahwa sebentar lagi mereka berdua akan sampai. Dina mengatakan dia sudah tiba di kafe tempat mereka janjian dan dia juga bilang akan menunggu Tiara.Tiara menutup telepon lalu menoleh ke belakang dan tersenyum melihat Nayla masih bernyanyi sambil bermain boneka barbie."Mama, bentar lagi sampai ya? Nayla udah laper," rengek Nayla sambil memajukan bibirnya.Tiara tersenyum. "Iya, Nayla. Kamu yang sabar ya Nak bentar lagi kita sampai kok."Nayla tersenyum lebar. "Okey!"Tiara m
Andra yang kaget langsung saja melepaskan pelukan waktu itu.Wanita tanpa nama itu malah tersenyum licik lalu pergi begitu saja dari sana membuat Andra semakin bingung. Ada apa dengan wanita itu?Sementara itu di dalam rumahnya Tiara membuka pesan dan dia terkejut melihat sebuah foto yaitu foto Andra yang terlihat memeluk seorang wanita. Itu foto rupanya saat diambil tadi di jalan.Tiara menghela napas gusar. "Ini pasti ulah orang yang namanya Bianca itu. Heran aku sama dia maunya dia tuh apa sih nggak capek apa begitu terus?" gumamnya teramat kesal.Untungnya dia sangat amat percaya dengan Andra jadi apapun itu Tiara tak akan salah paham apalagi sampai marah pada suaminya."Makin lama makin nggak jelas tuh orang."Karena tak mau ambil pusing Tiara langsung saja pergi ke dapur untuk masak, sebentar lagi Andra kan pulang dari kerja. Sebagai istri yang baik yang perlu dia lakukan ya hanya percaya pada suaminya dan akan melakukan yang terbaik untuk selalu membuat suaminya bahagia bersama