Share

29. Semakin dekat

Melihat betapa tampannya pria di depannya ini, Masagus menatap dengan penuh keceriaan. “Kita makan-makan!” serunya sambil mengambil potongan pempek lenjer dan mencelupkannya ke wadah cuko.

Masayu menyenggol lengan Raden. “Jangan malu-malu. Anggap saja rumah sendiri.”

Sembari makan, mereka bercengkrama dan membahas beragam persoalan, salah satu hal yang dibahas adalah tentang budaya dan sejarah Palembang.

“Kata Masayu, rumah keluarga mu masih Rumah Limas ya,” ujar Masagus. “Artinya kalian memang asli Wong Palembang.”

Raden manggut sekali. “Betul, Pa.”

“Rumah orang tua kami juga Rumah Limas. Rumah panggung dari kayu yang khas. Sesekali kami masih berkunjung ke sana. Merupakan kebanggaan tersendiri kalau masih bisa menjaga nilai-nilai budaya dan peninggalan orang terdahulu.”

Masagus dan Sandra, sama seperti orang sini pada umumnya, yang masih setia dengan tradisi peninggalan kakek moyang. Sampai p
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status