Share

Bab 31

Author: Mia Ananta
last update Last Updated: 2021-10-06 12:52:26

Brukk

tiba-tiba ada yang menabrak jihan membuat buku yang Jihan bawa jatuh berantakan, dan itu membuat Jihan kesal.

"Hey lo! Kalau jalan tuh lihat-lihat dong! lihat tuh buku-buku gue jadi jatuh semua kan," Oceh Jihan yang kini memunguti beberapa buku yang memang berserakan dilantai.

"Maaf Nona aku tidak sengaja, aku sedang buru-buru tadi," Ucap seorang pria lalu membantu memungut buku-buku Jihan yang terjatuh.

"Sudahlah, lain kali kalau jalan tuh lihat-lihat, jangan seradak seruduk. Kayak banteng aja!" Ketus Jihan dengan juteknya.

"Maaf, Oh ya kamu dari fakultas kedokteran ya?" Tanya pria itu sok tahu.

"Lo tau dari mana? Kalau gue ambil jurusan kedokteran."

"Dari buku yang kamu bawa, kebetulan aku juga mengambil jurusan kedokteran, pindahan dari Bandung, kalau gitu kita satu kelas dong, Oh ya kenalkan aku Gilang Kurniawan," Ucap G

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 32

    "Jihan, mau pulang ya?" Tanya Gilang yang kini sudah berdiri di samping Jihan."Iya nih. Emang kenapa, Lang?" Tanya Jihan sambil sibuk membereskan buku-bukunya."Mau aku anter gak? Anggap aja sebagai perkenalan," Ucap Gilang. dengan senyumannya, jihan pun menatap Gilang. Lalu dia pun menolak secara halus."Nggak deh, Lang. Makasih, aku ada yang jemput kok," Jawb Jihan dengan sopan agar Gilang tidak tersinggung kepadanya."Oh, kalau gitu jalan kedepan bareng yuk, sekalian aku keparkiran, sambil ngobrol biar lebih akrab," ajak Gilang"Udah mau aja, Han." Maura Berbisik sambil tersenyum, dia tidak ingin sahabatnya itu terus-terusan jomblo, dan digoda terus menerus oleh Septian."Em..., ya udah deh, ayo." Jihan pun akhirnya mau ikut bersama Gilang. tanpa dia sadari, dari arah berlawanan Septian bersama Alex melihat, namun Jihan tidak melihat karena keburu berbelok

    Last Updated : 2021-10-09
  • Musuh Tapi Menikah   Bab 33

    Septian kini sudah sampai dirumah, tentu saja tidak lupa membawa pesanan Jihan. Ice Cream Vanila special untuk Jihan dan coklat untuk dirinya, dia membeli 10 buah cup ice cream untuk persediaannya dan Jihan."Bun, Jihan udah pulangkan? Tanya Septian sambil menyimpan beberapa cup Ice Cream di kulkas."Tumben pulang-pulang langsung nanya Jihan? Udah tapi dia langsung ke kamar tadi, dan itu Ice Cream banyak banget buat siapa aja?" Tanya balik Aleta. Yang melihat putranya membawa banyak Ice Cream."Emang gak boleh, Bun. Kalau nanyain Jihan? Ya buat dimakan lah Bun. Masa buat Pajangan," Jawab Septian."Kamu ini kalau Bunda tanya pasti ada aja jawabannya," Ucap Aleta yang menatap gemas pada putranya."Hehe, ya udah Bun. Tian mau kasih Ice Cream pesenan Jihan dulu. Tadi dia nitip, ya udah sekalian aku ke minimarket jadi aku beliin, sekalian belinya buat nyetok siapa tahu yang dirumah juga pada ma

    Last Updated : 2021-10-12
  • Musuh Tapi Menikah   Bab 34

    Keesokan paginya, lagi-lagi Sandra kembali mendekati Septian, dan itu membuat Jihan semakin dibuat kesal oleh tingkah Sandra, terlebih Septian tidak menolaknya."Hay Tian, kamu kenapa? Kok kelihatannya sedih?" Tanya Sandra. Yang baru saja datang, lalu kini berdiri disamping Septian. Dan kini Septian pun menoleh kearah gadis itu."Eh, aku nggak kenapa-napa kok, baru datang ya?" Tanya balik Septian. Yang kini menatap Sandra, membuat Jihan kembali kesal dan memilih pergi keluar dari kelas karena tidak ingin emosi melihat kedekatan Septian dan Sandra. Jihan pun duduk dikursi yang ada disamping kelasnya."Pagi cantik, kok pagi-pagi udah kelihatan bete sih? Kamu kenapa?" Tanya Gilang, menyapa Jihan, kebetulan dia baru saja datang dan melihat Jihan duduk diluar kelas. Dia pun kini duduk disamping Jihan."Pagi Lang, tumben batu datang? Gak apa-apa kok. Cuma lagi pengen duduk disini aja," Jawab Jihan sambil terseny

    Last Updated : 2021-10-15
  • Musuh Tapi Menikah   Bab 35

    Pagi pun tiba. Jihan sudah bangun lebih awal, bahkan kini dia sudah menyiapkan sarapan tanpa ibu mertuanya dan juga para Asisten. Dimeja makan pun sudah tersaji beberapa menu makanan untuk sarapan. Bukannya ikut menikmati, Jihan hanya menaruh selembar kertas tanpa ikut menikmati sarapan bersama keluarga suaminya itu. Aleta yang baru saja akan menuju dapur terkejut karena sudah mencium bau aroma masakan dari ruang makan."Wah sudah banyak makanan nih pagi-pagi. Siapa yang menyiapkan makanan sepagi ini ya?" Tanya Aleta pada dirinya sendiri. Lalu dia melihat selembar kertas yang ditaruh dibawah piring.Jihan.Bunda, Jihan sengaja masak pagi-pagi, sekali-sekali gak apa-apa ya, masak tanpa bunda. Tapi maaf, Jihan gak bisa ikut sarapan bersama kalian. semoga kalian suka ya sama masakan Jihan. Bunda, Jihan pergi ke kampus lebih awal karena ada tugas penting semoga kalian menikmati sarapan kalian.

    Last Updated : 2021-10-15
  • Musuh Tapi Menikah   Bab 36

    Dikampus. Lebih tepatnya dikelas. Jihan sedang duduk termenung memikirkan hubungan nya dengan Septian, dia ingin sekali menemui suaminya itu, dan mengalah untuk minta maaf. Dia menyerah jika Septian ingin mengumumkan hubungannya dan statusnya yang memang sudah menikah. Dan mereka kini sudah menjadi suami istri."Han, kamu kenapa? Kok ngelamun terus sih, dari tsdi? Ini masih pagi loh." Sandra yang baru saja datang menghampiri Jihan yang terlihat sedang melamun. Jihan yang mendengar sapaan Sandra, langsung menatap Sandra dan kemudian tersenyum tipis pada gadis itu."Gak apa-apa kok, San. Cuma pusing aja mikirin buat persiapan skripsi yang tinggal sebentar lagi," Sahut Jihan. Dengan mencoba seramah mungkin."Oh gitu. Kirain aku kamu sakit, ya udah kalau gitu, aku balik ke meja dulu ya, takutnya Maura datang. Soalnya Maura kayaknya gak suka, kalau aku deket-deket sama kamu," Ucap Sandra. Lalu kini dia pun berjalan kearah

    Last Updated : 2021-10-18
  • Musuh Tapi Menikah   Bab 37

    Kini Jihan terus berlari menuju gerbang kampus. Lalu dia menyetop taksi, Gilang yang baru masuk kehalaman ksmpus pun terlihat bingung dengan Jihan, yang pulang sebelum waktunya. Gilang pun memarkir mobilnya lalu menuju kelasnya, sesampainya di kelas, Gilang menanyakan tentang Jihan kepada Maura. Setelah mendengar penjelasan dari Maura. Dia langsung ketempat duduknya karena dosennya, sudah memasuki kelas. Maura pun memberi tahukan pada sang dosen, perihal kepulangan Jihan. Karena mendadak tidak enak badan.Sementara itu didalam taksi, Jihan kebingungan karena tidak tahu akan kemana. Lalu dia berhenti disebuah taman tempat dia menghabiskan waktu jika sedang bersedih, kini dia duduk di sebuah kursi tempat biasa dia menghabiskan waktu. Biasanya Septian akan datang untuk menggoda dan menjahilinya. Jihan tersenyum dalam tangisnya saat mengingat kejahilan Septian, dia juga mengenang kenangan manisnya bersama Septian.Kenapa kamu berubah lagi, Sep

    Last Updated : 2021-10-18
  • Musuh Tapi Menikah   Bab 38

    Septian pun baru saja membuka matanya karena sempat tertidur, dia mencari keberadaan Jihan. Namun dia tak menemukannya."Kak Tian, kenapa malah enak-enakan tidur! Kakak tahu kak Jihan belum pulang dan ini sudah jam 8 malam kak, apa kakak tidak cemas padanya," Ucap Kiara. Yang kini berdiri didepan pintu kamar Septian dan Jihan dengan wajah kesalnya.Diem anak kecil, kamu ini berisik sekali sana pergi! Aku mau mandi," Ucap Septian.''Issh..., kamu ini Kak benar-benar bikin kesal, terserahlah awas ya kalau terjadi sesuatu pada kak Jihan. Kakak yang bertanggung jawab!" Ketus Kiara. Lalu pergi meninggalkan kamar Septian. Kini Septian pun pergi ke kamar mandi dengan perasaan gelisahnya.Jam pun kini sudah menujukan pukul 10 malam tapi belum ada tanda-tanda Jihan pulang. Septian pun kembali menelepon ibu mertuanya. Namun, jawabannya tetap sama. Dan jujur itu membuat Septian semakin gelisah. rasanya ingin se

    Last Updated : 2021-10-19
  • Musuh Tapi Menikah   Bab 39

    Dokter pun kini sudah selesai menangani Jihan, dia keluar dari ruang UGD, melihat dokter yang menangani Jihan keluar. Septian yang tengah terduduk dengan penuh kecemasan pun langsung menghampiri sang dokter."Bagai mana keadaan istri saya Dok? Apa dia baik-baik saja?" Tanya Septian yang masih terlihat khawatir."Dia baik-baik saja, hanya demam karena terlalu kedinginan. Usahakan mulai sekarang jangan sampai dia kedinginan dan kelelahan, karena tidak baik untuk kesehatan janinnya." Lalu sang dokter pun tersenyum ke arah Septian."Apa! Janin, maksud Dokter, istri saya sedang hamil Dok? Ja-jadi aku akan menjadi Ayah?" Tanya Septian, yang kini terlihat sangat bahagia. Dokter pun mengangguk dan tersenyum melihat tingkah Septian yang terlihat sangat bahagia."Iya dan usia kandungannya baru Tiga minggu. Jadi akan sangat rentan untuk keguguran, karena kandungannya masih sangat muda. Jadi usahakan jangan buat dia t

    Last Updated : 2021-10-20

Latest chapter

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part

    Tuh kan Zam, gerbangnya udah ditutup. Kamu sih!" Azzam memandang Zura dari kaca spion. Terlihat wajah gadis itu yang sangat menggemaskan saat dia sedang kesal seperti sekarang ini. "Udah nggak apa-apa. Cuma lima menit kok." Azzam turun dari motornya diikuti oleh Zura. Lalu dia men-standar kan motornya di depan gerbang, tanpa kata dia lalu menarik tangan Zura ke samping sekolah. "Kita mau kemana, Zam?" Tidak ada jawaban dari Azzam. Dia hanya menunjuk ke tembok samping sekolah yang tingginya hampir dua meter dan sudah ada tangga disana. "Maksudnya kita manjat?" "Iyalah, Emang kamu mau dihukum?" "Tapi Zam...." "Udah Ayo! Namish membimbing Zura untuk menaiki tembok itu. Zura terlihat sangat kesulitan saat ingin meloncat. Berbeda dengan Azzam yang sudah sampai dibawah. "Azzam, aku ta

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 6

    "Zam, kamu itu ngeyel banget sih! Kamu mau belajar sekarang atau aku pulang?" "Aku tinggal bilang ke opa kalau kamu nggak mau nge-lesin aku!" "Apa sih mau kamu, Zam?" Zura bertanya dengan mengacak-acak rambutnya. Wajahnya terlihat sangat frustasi. Bagaimana tidak? Semenjak pulang sekolah. Dia sudah duduk diruang tamu rumah Azzam. Tapi pemuda itu tidak sedikit pun mau membuka bukunya. Dan yang dia lakukan hanya memandangi wajah Zura saja. "Masakin aku ya? Janji deh habis ini mau belajar." Zura memutar bola matanya malas saat mendengar permintaan Azzam. Lalu dia pun beranjak dari duduknya dan berjalan menuju dapur dengan bibir yang tak henti mengucapkan sumpah serapah untuk Azzam. Sementara Azzam dia malah tersenyum senang melihat wajah kesal Zura. Azzam menyusul Zura ke dapur dan duduk di salah satu kursi yang tersedia di sana. Dia kembali memandangi Zura yang sibuk b

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 5

    "Lo kenapa diem aja?" Azzam bertanya. Yap, seseorang yang misterius tadi pagi adalah Azzam. Dan sekarang mereka kini berada ditaman kota. Entah apa tujuan Azzam mengajak Zura ke taman. "Hah? Apa, Zam?" Zura balik bertanya dengan gelagapan. Pasalnya Zura canggung disaat dia bersama dengan Azzam. lidahnya mendadak kelu. "Lo kenapa?" Tanya Azzam lagi. "Nggak apa-apa kok, oh iya ngapain kamu ngajak aku kesini?" Zura menjawab dengan pertanyaan. "Gue cuma mau ngasih tau kalo pacar lo itu nggak baik buat lo!" Azzam memandangi wajah Zura yang terlihat manis dengan kalung emas putih yang melingkari lehernya. Dan rambut hitamnya yang terurai. menambah kesan cantik untuk gadis itu. “Pacar? Maksud kamu siapa ya?” Tanya Zura dengan heran. Dia melupakan hal yang tadi malam dibicarakannya dengan Raga. kakaknya. “Itu yang sok kecakepan. Yang kerjaanya antar jemput

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 4

    "Loh itu bukannya Kak Rania ya, Kakak lo? Yah gue keduluan dong." Richi terlihat sedih. "Iya, tapi cowok yang bareng kak Rania itu. Pacarnya Zura." "Wah nggak bener tuh orang. Udah punya Zura juga masih aja ngembat calon gue." Richi yang juga menatap geram kearah Rania dan Raga. "Kali aja cuma temenan. Jangan berpikiran negatif dulu lah." Kali ini Dika yang berbicara. Dia paling dewasa diantara yang lainnya. "Kita tanya nanti aja waktu udah keluar. Disini malu kalau sampek ribut." Ujar Richi. Azzam semakin geram saat melihat Raga memasangkan jam tangan ke pergelangan tangan kakaknya. Rania. Azzam beranjak dari duduknya saat melihat pergerakan sepasang kekasih itu. Bugh! "Brengsek lo ya!" Raga tersungkur akibat pukulan

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 3

    "Ekhem." Raga dan Zura memoleh kearah suara orang yang mengganggu quality time keduanya. Dan Zura membulatkan matanya saat dihadapannya berdiri seorang Azzam Dengan senyuman manis meski seperti dipaksakan. "Hai." Sapa Azzam. Yang membuat Zura tersenyum kaku. "Boleh gue duduk disini?" Tanya Azzam. Zura hendak menjawab namun sudah lebih dulu dipotong oleh Raga. "Kenapa harus disini? Kan masih banyak tempat kosong yang ada disana." "Gue nanya sama, Zura bukan nanya lo." Azzam terlihat kesal dengan penolakan yang dilakuan Raga. Dan dengan santainya Azzam malah duduk di samping Zura. "Kenapa lo mau pacaran sama dia? Masih ganteng juga gue." Teja merutuk dalam hatinya. Bisa-bisanya Azzam bicara seperti itu dihadapan Raga yang Azzam ketahui adalah kekasih Zura. "Sebenarnya dia..." "Ya jelas dia pilih gue lah. Lo kan masih ingusan. Dan gue udah dewasa." Kalo masalah ganteng, lo ngaca deh sana. Masih gantengan gu

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 2

    Zura duduk dengan cemas di sofa ruang kepala sekolah. Setelah bel pulang sekolah tadi ada siswi yang mengatakan bahwa dia dipanggil bapak kepala sekolah untuk ke ruangannya. "Ada apa ya Pak? Apa saya membuat kesalahan?" "Apa kamu sudah lama mengenal, Azzam?" Tanya kepala sekolah itu dengan menatap ke arah Zura dengan intens. "Belum Pak, baru tadi pagi saat Azzam tidak sengaja menabrak saya." "Jangan terlalu formal, Nak. Panggil saja saya Opa seperti, Azzam." Zura pun tersenyum kikuk saat menanggapi ucapan Opa. Dia dibuat semakin bingung. "Begini Zura. Opa lihat kamu itu berbeda. Jadi bolehkah Opa meminta tolong padamu?" "Kalau saya bisa bantu pasti saya bantu Opa." "Sebenarnya Opa capek menasehati Cucu Opa itu. Dia itu keras kepala. Opa dan orang tua juga kakaknya sudah menyerah." "Maksud Opa gimana? Saya ng

  • Musuh Tapi Menikah   Exstra Part 1

    16 Tahun Kemudian Citttt!!! Seorang pemuda mengeram kesal di dalam mobilnya. Walau pun begitu dia keluar dari mobilnya setelah menabrak seseorang. "Lo gak apa-apa kan?" Tanya pemuda itu. Dengan membantu seorang gadis yang tanpa sengaja dia tabrak untuk berdiri. Gadis itu pun menatap pemuda itu karena merasa sedang ditatap olehnya, namun pemuda itu mengalihkan pandangannya dari sang gadis "Lo masih bisa jalan, kan?" Gadis itu menggelengkan kepalanya karena luka di lututnya terasa sangat perih. Dia pun sesekali meringis. "Hei, Apa yang kamu lakukan?" Teriak gadis itu. "Diamlah!" Pemuda itu mendudukan gadis itu di kursi samping kemudi dan menatapnya. "Kita mau kemana?" "Nama lo, siapa?" Bukannya menjawab. Pemuda itu malah balik bertanya. "Zura." Gadis itu menjawab dengan sedikit meringis. "Lo, mau kemana?" "Sek

  • Musuh Tapi Menikah   Part 96 - SAGARA dan NAIRA

    5 Tahun Kemudian "Papa...!"Seru seorang bocah laki-laki sambil berlari. "Hap, jagoan Papa." Gara pun langsung menangkap tubuh mungil yang berlari kearahnya sambil tertawa. "Dede Raga tunggu Kakak dong! Kok ditinggal sih," Teriak gadis kecil berumur sekitar 8 tahun itu. "Kak Nala lama sih. Jadi Laga tinggal aja. Papa, Laga kangen." "Iya sayang Papa juga kangen sama Abang. Tapi jangan lari-lari dong sayang, kasihan Kak Nara nya ngejar-ngejar kamu tuh cape," Ucap Gara. Yang kini melihat Nara tengah terengah-engah karena mengejar Raga. "Mama mana, Bang? " Tanya Gara pada putranya. "Kak Nala. Lihat Mama nggak?" Bukan menjawab Raga malah balik bertanya pada Nara. "Tante lagi dikamar Om. Katanya dari tadi perutnya mules terus, Jangan-jangan mau lahiran Om Tante nya," Jawab Nara. "Hah, Lahiran! Ya udah Abang main sama kak Nara dulu ya. Papa mau ke kamar lihat Mama dulu takut adi

  • Musuh Tapi Menikah   Bab 95 - SAGARA dan NAIRA

    Seperti apa yang Naira katakan. Kini mereka pun berkunjung ke rumah mama Jihan. Seperti biasa Maura pun sudah datang dari pagi untuk menyambut cucu kesayanganya itu. Karena memang Naira memberi tahukan kalau dia akan berkunjung ke rumah Jihan. Nara pun tak mau kalah dia malah menginap dari semalam karena tidak mau terlambat untuk menyembut baby Raga. Semenjak Naira dan Gara pindah ke rumahnya sendiri satu bulan yang lalu. Naira dan Gara harus bisa membagi waktu untuk mempertemukan Raga dengan kedua neneknya. "I'm Coming Kak Nara, Kakek, Nenek Aunti Nindy. Raga udah datang nih," Naira berseru membuat Raga kini tertawa saat melihat Nara kakaknya berseru memanggil nama Raga. Sambil berlari kearahnya. "Yeay baby Laga udah datang," Seru Nara. Dengan hebohnya membuat Gara dan Naira tertawa melihat respon Nara yang begitu sangat antusias. "Hay kakak Nara," Sapa Naira. Lalu dia mengecup pipi Nara dan men

DMCA.com Protection Status