Home / Pendekar / Mustika Naga Bumi / Titah Raja Wanajaya

Share

Titah Raja Wanajaya

Author: AL
last update Last Updated: 2021-12-30 13:06:06

Kekejaman yang dilakukan atas perintah Ki Mangkubumi memang bukannya tanpa alasan. 3 kesalahan besar sudah nyata mereka anggota aliran hitam itu lakukan. Mulai dari membuat kacau pesta pernikahan yang seharusnya masih berlangsung sampai esok hari, berniat membunuh Raja Wanajaya, hingga membunuh penduduk yang tidak berdosa.

 Andai ada hukuman yang lebih berat dari hukuman mati, niscaya Ki Mangkubumi akan melaksanakannya untuk membuat mereka jauh lebih menderita dari pada sekedar kematian. 

Raja Wanajaya dan Ratih keluar dari ruangan dengan dikawal sekitar 20 pasukan khusus, setelah Antasena memberi laporan jika penyerangan yang dilakukan anggota aliran hitam sudah berhasil dipadamkan. 

Penguasa kerajaan Cakrabuana itu menatap nanar hampir 300 mayat, baik dari anggota perguruan Pedang Naga, para peserta turnamen, anggota pasukan khusus, maupun dari anggota aliran hitam yang berserakan tidak karuan. 

Bau amis darah yang menyengat hidung m

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mustika Naga Bumi   Petualangan Dimulai

    Setelah terjadinya penyerangan yang dilakukan anggota aliran hitam, Raja Wanajaya memutuskan bahwa turnamen tidak perlu dilanjutkan lagi. Untuk memberi penghargaan kepada para peserta yang ikut berpartisipasi menanggulangi serangan tersebut, maka penguasa kerajaan Cakrabuana itu mengangkat semua peserta untuk menjadi anggota pasukan khusus kerajaan.Dalam beberapa hari, semua murid perguruan Pedang Naga bersama pasukan khusus yang masih hidup, berjibaku untuk membenahi kerusakan yang terjadi. Selain itu mereka juga menguburkan semua mayat tanpa terkecuali.Raja Wanajaya sendiri dua hari setelah kejadian langsung kembali menuju Kotaraja kerajaan Cakrabuana. Raja berumur setengah abad itu masih sedikit shock dengan kejadian yang hampir merenggut nyawanya.Selang seminggu setelah kejadian yang mengakibatkan melayangnya lebih dari 700 nyawa, Aji dan Ratih berbicara khusus kepada Ki Mangkubumi dan Rangga."Ayah, aku telah berbicara deng

    Last Updated : 2021-12-30
  • Mustika Naga Bumi   Siapa Ayahku?

    Pasca kejadian penyerangan yang dilakukan 3 perguruan aliran hitam yang menewaskan ratusan nyawa, Aji bersumpah akan menumpas dimanapun ada perguruan aliran hitam.Dan kini selama perjalanan menuju gunung Merapi, kesempatan untuknya terbentang begitu luas. Sebab menurut informasi yang dia dapatkan selama di istana, ada sekitar 5 sampai 7 perguruan aliran hitam.Namun berdasar dari pengalamannya, tidak semua aliran hitam itu memiliki sifat yang buruk, jadi dia masih tetap harus memilah mana perguruan ataupun pendekar yang tetap dibiarkan hidup dan mana yang harus dihabisi.Hingga menjelang sore hari, sepasang pendekar itu terus melaju menyusuri jalanan setapak. Tidak jauh di depan mereka kira-kira 200 meter jauhnya, sebuah hutan membentang luas seolah hendak menghadang perjalanan mereka berdua. Tanpa ada rasa curiga dan takut sedikitpun, Aji memacu kuda hitam besar yang dia beri nama Sembrani, hingga mendekati bibir hutan.Berbekal pengal

    Last Updated : 2021-12-31
  • Mustika Naga Bumi   Bangunan di Tengah Hutan

    Sudah terlatihnya pandangan mata Aji di kegelapan, membuatnya bisa melihat beberapa sosok yang sedang berjalan melintas, dan berjarak sekitar 12 meter dari tempatnya bersama Ratih beristirahat.Meskipun tidak begitu jelas, tapi dia bisa memastikan jika ada 3 orang dari mereka yang sedang memanggul sesuatu, dan dia belum yakin apa yang sedang mereka bawa. Sedang dua orang lain membawa peti yang cukup besar"Hahaha ...! Malam ini kita akan berpesta besar Teman-teman."Suasana yang hening membuat suara itu terdengar jelas di telinga Aji. Dan untuk memastikan lebih jelas, Aji mengalirkan energinya ke dalam kedua bola matanya.Dari yang dilihatnya, ketiga orang itu masing-masing memanggul seorang wanita.Darahnya berdesir kuat melihat apa yang sedang tertangkap oleh kedua bola matanya. Aji bisa menduga jika ketiga wanita itu adalah korban kebiadaban para lelaki tersebut."Ratih, bangunlah!" ucap Aji pelan sambi

    Last Updated : 2021-12-31
  • Mustika Naga Bumi   Proses Penyelamatan

    Sesampainya di dalam, suasana terlihat remang-remang. Beberapa lentera kecil yang tergantung di tiang, sedikit banyak membantu Aji melihat sekeliling untuk mencari keberadaan 3 orang gadis yang tadi di bawa masuk.Sejauh ini, Aji belum bisa memastikan apakah orang-orang itu gerombolan perampok atau dari perguruan aliram hitam. Tapi dia berasumsi dari peti yang mereka bawa, bahwa orang-orang itu adalah gerombolan perampok, sama seperti dirinya dulu.Lelaki tampan itu terus berjalan dengan santainya untuk menghindari kecurigaan. Sempat ada beberapa anggota yang berpapasan dengannya, tapi mereka seperti tidak menghiraukannya.Sebelum mendekati sebuah bangunan kecil yang terdapat di dalam kompleks tersebut, 3 orang lelaki tampak keluar dengan tawa lepas keluar dari bibir mereka.Aku segera menyembunyikan tubuhnya di balik bangunan lainnya yang gelap untuk menghindari pertemuan dengan ketiga lelaki itu."Hahaha ... Setelah ketua

    Last Updated : 2022-01-02
  • Mustika Naga Bumi   Proses Penyelamatan 2

    "Sebentar, aku akan melepaskan ikatanmu," ucap Aji. Setelah menoleh sebenara ke arah pintu, lelaki tampan itupun membuka tali yang melilit di tangan dan kaki gadis itu. "Te-terima kasih, Tuan," ucap gadis itu pelan. Suaranya terdengar begitu parau seperti kebanyakan nangis. Aji mengangguk. "Cepat buka ikatan mereka berdua! Kalau bisa coba buat mereka sadar!" Aji bangkit berdiri dan berjalan menuju pintu untuk melihat situasi di luar. Belum sempat dia memegang gagangnya, terdengar suara dari luar yang berasal dari tiga orang lelaki. "Sebentar lagi kita akan bisa menikmati tubuh para gadis itu, hahaha!" ucap seorang dari mereka. "Kemana para penjaga itu pergi?" tanya seorang lelaki satunya dengan nada terkejut. "Entahlah. Bukannya ketika kita tinggal tadi mereka masih berada di sini?" sahut temannya. "Sialan! Kalau sampai terjadi apa-apa dengan para gadis itu, aku pastikan mereka bertiga akan mendapat huku

    Last Updated : 2022-01-03
  • Mustika Naga Bumi   Proses Penyelamatan

    Selepas menurunkan gadis tersebut dari gendongannya, Aji mengajaknya menemui Ratih yang sedang bersembunyi di balik sebuah pohon besarRatih menyipitkan matanya untuk melihat lebih jelas dua sosok yang sedang mengarah ke tempatnya bersembunyi. "Kakang?" ucapnya pelan.Wanita cantik itu keluar dari tempat persembunyiannya setelah memastikan bahwa yang datang adalah suaminya bersama seorang gadis yang masih begitu muda."Kau tunggu di sini bersama istriku! Aku akan menjemput dua gadis yang lainnya," kata Aji, setelah sudah berada di dekat Ratih."Ada berapa gadis di dalam, Kakang?" tanya Ratih."Sesuai yang kita lihat tadi, 3 orang," jawab Aji. Pandangannya tertuju ke arah pintu gerbang yang masih tertutup rapat."Kakang jemput mereka dulu. Kami akan menunggu di sini," Ratih meraih tangan gadis itu dan mengajaknya bersembunyi di balik pohon.Dalam satu tarikan napas Aji kembali melesat menuju pergurua

    Last Updated : 2022-01-03
  • Mustika Naga Bumi   Pertarungan di Dalam Perguruan

    Aji menarik napas panjang dan menahannya di dada. Selepas itu pandangannya membidik orang-orang yang akan menjadi sasaran serangannya. Dia menyesuaikan jumlah korban yang dibidiknya dengan jumlah pecahan genting di tangannya.Tanpa terlihat oleh siapapun, pecahan genting di tangan Aji melesat dengan kecepatan tinggi menembus leher dan kepala orang-orang yang dibidiknya.Teriakan kesakitan dan pekik kematian menyayat seketika terdengar. Satu persatu anggota perguruan aliran hitam itu bertumbangan dan tergeletak di tanah tak bernyawa.Dari 20 pecahan genting yang dilesatkan Aji, 18 serangan mengenai sasaran dan 2 lainnya lainnya meleset dari sasaran karena target bergerak tepat, sebelum dua pecahan genting itu mengenai kepala dan leher mereka.Ketua perguruan aliran hitam itu hanya bisa menatap tak percaya dengan apa yang terjadi kepada 18 anggotanya yang bertumbangan di dekatnya. Dia sadar lawan yang dihadapi perguruannya saat ini b

    Last Updated : 2022-01-04
  • Mustika Naga Bumi   Ketakutan Suronoto

    Suronoto mendengus kesal. Dia tidak percaya jika setiap serangannya bisa dimentahkan dengan mudah oleh lawannya. Bahkan dia merasa seperti bertarung dengan gurunya sendiri yang sudah mengajarinya ilmu kanuragan.Yang membuatnya tidak bisa habis pikir adalah, dengan umur yang masih begitu muda, lawannya itu seolah seperti pendekar yang sudah sangat lama malang melintang di dunia persilatan. Itu terbukti dengan berbagai variasi serangannya yang bisa tertebak arah alurnya.Raut wajah Suronoto semakin terlihat mengkerut ketakutan. Seumur-umur bertarung, baru kali ini dia menemui lawan yang bahkan bisa dibilang sedkit lebih unggul dari pada gurunya."Dilihat dari raut wajahmu, sepertinya kau tidak pernah begitu dekat dengan kematian," ucap Aji sambil terus menghindari serangan Suronoto. "Dan aku pernah mengalaminya. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali!"Suronoto hanya diam sambil terus bergerak menyerang. Dia kini semakin yakin jika lawanny

    Last Updated : 2022-01-04

Latest chapter

  • Mustika Naga Bumi   Kematian Raja Iblis (Tamat)

    "Kau! Energi apa yang kau miliki itu?"Raja Iblis dibuat heran dengan kemampuan lawan yang bahkan menurutnya memiliki kekuatan lebih besar dari pada yang dibayangkannya. Selain itu, energi yang keluar dari tubuh lawan sejauh ini tidak pernah diketahuinya."Itu tadi belum seberapa, Iblis busuk! Kali ini aku akan mengeluarkan semua kemampuan yang kumiliki!" Aji yang sudah memegang pedang Mustika Naga Bumi, mengerahkan semua energi yang dimilikinya.‘Tidak mungkin!’ pekik Raja Iblis dalam hati. Dia terkejut dengan energi pemuda itu yang menjadi berlipat ganda, setelah pedang di tangannya mengeluarkan aura hijau terang."Sekarang terimalah ajalmu! Kembalilah kau ke alammu Iblis biadab!” Pedang Mustika Naga Bumi di tangan Aji memancarkan energi yang begitu besar, bahkan lebih besar dari energi yang dikeluarkan Raja Iblis di awal kemunculannya tadi.Tiba-tiba saja, suara tawa Raja Iblis terdengar menggelegar. "Hahaha ... Aku memang terkejut dengan kemampuanmu, manusia hina! Tapi kau pun ju

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Raja Iblis

    Setelah debu pekat yang menutupi pandangannya menghilang, Aji yang masih dalam keadaan tergeletak di tanah bisa melihat dengan jelas jika Caraka masih berdiri dengan kokoh di tempatnya berdiri. Bahkan tubuhnya tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya semula. Pendekar yang belum genap 30 tahun tersebut merasakan nyeri yang begitu hebat di dadanya. Dia kemudian terbatuk kecil dan lalu memuntahkan darah segar dari mulutnya. ‘Kekuatannya sangat besar. Bahkan energiku saja tidak mampu untuk menggoyahkannya,’ gumam dalam hati. Tubuh Caraka kemudian melayang satu meter di atas tanah. Dia lalu bergerak maju mendekati Aji yang belum juga bangkit berdiri, "Apa kau sudah sadar betapa jauhnya perbedaan kekuatan kita berdua? Aku tahu kau belum mengeluarkan energi terkuatmu, tapi meskipun kau mengeluarkannya, itu tidak akan merubah apapun!" Caraka yang masih merasa geram dengan Aji langsung melesat tanpa terlihat seusai berbicara. Tendangan kerasnya mendarat dengan telak di perut Aji, hingga m

  • Mustika Naga Bumi   Aji Vs Caraka

    Rasa terkejut Aji belum selesai, tiba-tiba saja muncul bayangan hitam berbentuk cakar naga melayang di angkasa. Bayangan hitam itu menutupi matahari sehingga suasana yang semula terang menjadi redup. “Jurus apapun yang kau keluarkan tidak akan bisa mengalahkan aku!” ucap Ki Brenggolo Karang. Seusai berucap, energi yang lebih besar meluap dari tubuhnya. Secara perlahan energi tersebut semakin membuat Aji tertekan. Namun suami Ratih itu masih menunggu kesempatan untuk menjatuhkan jurus Naga Bumi Mengoyak Langit yang masih mengambang di angkasa. Dia terus menarik unsur alam yang ada di sekitar hutan tersebut untuk menambah daya hancur jurus yang hendak dikeluarkannya. Sejauh ini, Ki Brenggolo Karang belum menyadari apa yang dilakukan Aji. Dia menduga lawannya itu hanya menggunakan tenaga dalamnya untuk bertahan dari tekanan energi yang dikeluarkannya. Selain itu, redupnya sinar matahari juga menurutnya hanya karena tertutup awan tebal saja.Beberapa saat kemudian, Cakar Naga raksasa y

  • Mustika Naga Bumi   Naga Bumi Mengoyak Langit

    Aura hitam yang menyelimuti tubuh Ki Brenggolo Karang perlahan menghilang. Dia sadar jika terus menggunakannya dalam jangka panjang, yang ada tenaga dalamnya akan berkurang drastis. Murid Caraka itu juga berpikir harus bisa mengefektifkan serangannya lebih tepat lagi. Dia melihat jika lawannya itu masih menyimpan kekuatannya yang sebenarnya. Itu terlihat dari kondisinya yang masih terlihat bugar meski sudah terkena serangannya.Melihat aura hitam di tubuh Ki Brenggolo Karang menghilang, Aji tersenyum lebar. Kuat dugaan energi lawan sudah berkurang cukup signifikan. Memaksa menggunakan kabut beracun dalam jangka panjang jelas menguras energinya.Di antara reruntuhan pepohonan dan kepulan debu, pertarungan sengit masih terus terjadi di antara kedua pendekar yang tidak henti bertukar serangan. Beberapa pohon kembali bertumbangan terkena dampak pertarungan mereka berdua.Seperti terjadi kesepakatan, mereka berdua melompat mundur mengambil jarak. Nafas mereka tersengal-sengal terasa berat

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang 2

    Belum juga sempat menyeimbangkan tubuhnya, serangan kembali muncul tanpa terlihat oleh mata Aji. Dia hanya merasakan energi besar saja yang bergerak menyerangnya. Aji kembali bergerak menghindar. Dia melompat menyamping dua langkah. Namun tiba-tiba sebuah pukulan menghantam punggungnya dengan begitu keras, hingga membuatnya terjungkal dan bergulingan di tanah berulang kali. Batuk kecil terdengar dari mulut Aji. Sesaat kemudian, darah segar meleleh keluar dari sudut bibirnya. Sambil bangkit berdiri, dia mengusap darah tersebut dengan punggung tangannya. Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, kembali sebuah serangan yang tidak bisa dilihat menghajar dadanya dengan telak. Beruntung Aji masih sempat menahannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada ketika merasakan energi besar yang bergerak ke arahnya. Meskipun bisa melindungi dadanya, tapi tak urung tubuh Aji harus kembali terlempar hampir 12 langkah ke belakang hingga membentur sebuah batang pohon.Batuk kecil kembali te

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang

    Sementara itu di sekitar lembah, terdapat sebuah gubuk kecil yang berdiri di dekat sungai kecil. Air di sungai itu berasal dari air terjun yang berada tidak jauh dari gubuk itu berdiri. Di dalam gubuk, Sanjaya terlihat duduk sendirian di sudut ruangan dengan wajah pucat pasi. Dia menunggu kedatangan Ki Brenggolo Karang yang menemui Caraka sejak dia baru datang di gubuk tersebut. Menjelang tengah malam, Ki Brenggolo Karang akhirnya kembali ke gubuknya yang biasa digunakannya beristirahat sehari-hari. Sanjaya yang tertidur sambil memeluk lutut, terbangun ketika terdengar suara pintu dibuka. “Ki, akhirnya kau kembali,” ucap Sanjaya pelan.“Kenapa kau kemari tanpa membawa gadis, Sanjaya? Apa kau tidak tahu jika proses yang dilakukan Guru Caraka sudah mendekati akhir?” tanya Ki Brenggolo Karang seraya menatap tajam Sanjaya yang menunduk ketakutan.“Maaf, Ki, sebenarnya tiga gadis tambahan yang dibutuhkan sudah tersedia, tapi sebelum aku membawanya kemari, ternyata anak buahku telah menc

  • Mustika Naga Bumi   Sambaran Petir

    Tubuh tinggi besar itupun terguling hingga menabrak dinding. Suara tubuhnya yang jatuh terdengar cukup keras. Aji berjalan mendekati lelaki itu dan berjongkok di sampingnya. ‘Hmmmm … ternyata pingsan,”’ batinnya. Aji bangkit berdiri untuk melihat kondisi istrinya yang masih berada di dalam kamar. Setelah Aji mengalirkan energinya ke dalam tubuh Ratih, wajah wanita cantik yang pucat itupun kembali segar seperti semula. “Kang, kenapa aku bisa ada di tempat ini?” tanya Ratih. “Panjang ceritanya, nanti saja kuceritakan. Sekarang kita selamatkan dulu gadis yang lain,” kata Aji. Dilihatnya tali tambang di atas sebuah lemari, kemudian diambilnya. ***Tiga orang gadis sudah dikeluarkan dari kamar, salah satunya adalah anak kepala desa Sudirjo. Sedang lelaki bertubuh besar terikat erat di sebuah kursi di ruang tamu. Setelah lelaki itu sadar, Aji pun melakukan interogasi. Dari pengakuannya, lelaki bernama Sanjaya itu diperintah oleh seorang lelaki tua yang merupakan bawahan dari Caraka, s

  • Mustika Naga Bumi   Pembebasan

    “Kalian kira aku sedang melucu?” Aji menggeleng dengan satu sudut bibir terangkat naik, “Tapi tidak apa-apa jika kalian berpikir seperti itu. Kalian nanti bisa tertawa sepuasanya setelah kucabut nyawa satu-satunya yang kalian miliki!” Hahahahaha! Semakin keraslah tawa 8 orang penjaga itu. Bahkan tawa mereka sampai terdengar masuk ke dalam dan memantik keingintahuan penjaga yang berada di dalam. Pintu gerbang pun terbuka, beberapa orang tampak keluar menemui 8 penjaga gerbang. “Kenapa kalian tertawa begitu keras, apa ada yang lucu?” tanya seorang penjaga yang baru saja keluar. “Lihatlah dia, katanya dia akan memberi hukuman kepada kita, bukankah itu sesuatu yang lucu? Apa hanya karena dia membawa pedang terus kita harus takut? Hahahaha!” “Kalian pasti akan ketakutan hingga meminta untuk tidak dibunuh!” sela Aji, kemudian bergerak begitu cepat hingga tiba-tiba sudah berada di depan penjaga yang sudah meremehkannya. Jari tangan Aji langsung mencengkeram leher orang itu hingga kesu

  • Mustika Naga Bumi   Pengorbanan Gadis

    Jendela kamar pun terbuka. Dua orang langsung melompat masuk ke dalam. Suasana kamar yang gelap tidak menyulitkan mereka berdua untuk menemukan ranjang yang digunakan Ratih tidur. Perlahan tubuh Ratih diangkat dan dibawa keluar. Satu orang yang berada di luar menerima tubuh wanita cantik itu. Mereka tidak memeriksa terlebih dahulu, karena merasa sudah mendapatkan targetnya. Dari atas atap, Aji merasa heran karena tidak ada perlawanan sedikitpun dari istrinya. Padahal seharusnya jika dalam posisi tersebut, Ratih pasti terbangun. Aji menilai ketiga orang tersebut menggunakan bius untuk membuat istrinya tidak sadar. Ketiga orang itu kemudian pergi sambil membawa Ratih. Suasana yang sepi membuat aksi mereka berjalan lancar tanpa ada halangan hingga keluar desa. Aji terus mengikuti dari belakang, dia menjaga jarak agar tidak diketahui ketiga orang yang membawa istrinya hingga masuk ke dalam hutan. Hampir tiga jam berjalan di dalam hutan, ketiga orang itu akhirnya sampai di bibir hutan,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status