Share

Mawar Merah

Author: AL
last update Last Updated: 2021-11-09 22:12:19

Meskipun pandangan mata mereka berdua terlihat biasa saja dan kuluman senyum tercetak di bibir keduanya, tapi itu tidak berarti membuat mereka berdua melepaskan ketajamannya. 

Dalam pandangan Aji, sosok lelaki yang sekarang berada di depannya itu memiliki fisik yang kokoh dan kondisi tubuh yang segar bugar. Jika dilihat dari segi kepantasan maupun kelayakan, lelaki itu tentunya sangat tidak memenuhi kriteria sebagai seorang pengemis. Pakaian yang dibuat kotor dan compang camping, tidak bisa menyembunyikan fakta jika dia bukanlah seorang pengemis, melainkan prajurit yang menyamar.

"Siapa nama, Paman?" tanya Ratih, sebelum memberikan beberapa koin perunggu yang ada di genggaman tangannya.

Lelaki itu diam beberapa saat sebelum menjawab pertanyaan Ratih, "Namaku Pranggolo, Nisanak," 

"Paman sudah lama mengemis seperti ini?" 

"Sudah cukup lama, Nisanak. Sejak enam atau

Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Mustika Naga Bumi   Ciri Khusus

    "Siapa mereka berdua? Kenapa gerak gerik mereka begitu mencurigakan?" sosok yang memakai jubah hitam dan penutup kepala yang juga berwarna hitam, memandang tajam terarah kepada Aji dan Ratih yang mulai berjalan meninggalkan tempat mereka semula."Apa Tuan menaruh kecurigaan kepada mereka berdua?" Lelaki pengemis yang tadi meminta sedekah dari Aji dan Ratih, sudah berdiri di belakang lelaki berjubah hitam itu."Lain kali jangan mengagetkan seperti itu jika tidak ingin dihukum, Pranggolo!" dengus lelaki berjubah."Maafkan hamba, Tuan." Pranggolo menundukkan kepalanya ketakutan."Saat-saat seperti ini kita harus curiga kepada siapapun. Terlebih mereka berdua adalah orang baru di kadipaten ini. Aku lihat tadi kau berbicara dengan mereka, apa yang kalian bicarakan?""Tidak ada yang penting, Tuan. Mereka hanya bertanya, kenapa aku sampai menjadi pengemis, padahal aku

    Last Updated : 2021-11-10
  • Mustika Naga Bumi   Konflik Batin

    Tak berapa lama, gadis pelayan membawa makanan pesanan mereka berdua, dan meletakkannya di atas meja.Senyum hangat pun terlontar dari bibir gadis pelayan itu kepada Aji. "Silahkan dinikmati makanannya selagi hangat, Kisanak!""Terima kasih." Aji membalas dengam senyuman yang hangat pula.Melihat senyum gadis pelayan itu kepada Aji, dada Ratih seakan bergemuruh. Ada perasaan benci dan juga tak rela, terutama ketika Aji juga membalas senyuman yang tertuju kepadanya.Raut muka tertekuk dan cemberut pun seketika tercipta di wajah gadis cantik itu. Makanan yang seharusnya begitu menggiurkan untuk disantap, kini sudah tidak menggairahkan di matanya. Semua tertutupi oleh rasa cemburunya yang teramat besar.Aji dengan lahap menikmati makanan yang ada di depannya. Dia bahkan tidak menyadari jika gadis cantik di depannya itu sudah tidak bernafsu untuk mengisi perutnya. S

    Last Updated : 2021-11-10
  • Mustika Naga Bumi   Ungkapan Suara Hati

    Setelah makanan yang sudaj mulai dingin terbungkus rapi, Aji membayar dan kemudian mengajak Ratih pergi dari tempat makan itu.Senyum yang dibuat semanis mungkin oleh gadis pelayan kepadanya, tidak dihiraukannya sama sekali. Baginya, lebih baik menjaga perasaan Ratih dari pada membalas senyuman gadis pelayan tersebut.Apa yang dilakukan Aji dengan tidak menghiraukan senyumannya membuat gadis pelayan tersebut mengomel gak jelas. "Tampan tidak seberapa saja, sombongnya minta ampun!"Mendengar omelan gadis pelayan itu, Ratih berbalik arah untuk memberinya pelajaran. Tapi Aji segera meraih tangannya dan menggandengnya keluar dari tempat makan."Sudah, tidak usah meladeni ucapannya," kata Aji, sekeluarnya mereka dari tempat makan."Apa kau mau membelanya!?" Ratih yang masih terbakar emosinya, melampiaskannya kepada Aji."Bukan begitu, Ratih

    Last Updated : 2021-11-10
  • Mustika Naga Bumi   Panggilan Mendadak

    Bargowo dan Rangga bingung dengan apa yang dimaksud lelaki tampan yang memiliki rahang kokoh dan garis wajah tegas itu . Keduanya memandang Aji dan Ratih bergantian.Aji sadar ucapannya bisa membuat pembicaraan mereka terganggu, dia kemudian mengalihkannya kembali kepada masalah yang sedang dihadapi kadipaten Tanjung Rejo."Aku butuh secepatnya menemui Tuan Adipati untuk mengatakan masalah ini kepada beliau. Masalah ini hanya kita berempat yang tahu, jangan ada yang membocorkannya, baik kepada teliksandi atau orang kepercayaan Tuan Adipati," kata Aji."Lalu apa yang harus aku lakukan?" tanya Bargowo."Tetap sesuai rencana. Kau dan Rangga jual bahan makanan yang kita punya kepada tengkulak besok. Ingat, kalian jaga sikap kalian dan jangan terlalu mencolok. Copot juga anting besarmu itu, biar mereka tidak curiga!"Bargowo menggaruk kepalanya pelan lalu mencopot an

    Last Updated : 2021-11-11
  • Mustika Naga Bumi   Penghianat

    Sebelum keluar dari pintu penginapan, Aji melongok melihat situasi di jalanan kadipaten yang terlihat lengang. Hanya terlihat beberapa orang pengemis yang masih beroperasi di kegelapan malam.Setelah berjalan dan sudah berada tidak jauh dari Istana, Aji menyipitkan kedua matanya untuk melihat lebih jelas, beberapa sosok hitam yang bergerombol di seberang depan istanaAji mengernyit sesaat melihat keganjilan tersebut. Tadi ketika dia dan Ratih berjalan-jalan untuk mencari bukti, hanya ada satu pemgemis saja yang berada di seberang depan istana. Tapi kenapa sekarang ada 5 orang pengemis dan posisi duduk mereka berdempetan?Keganjilan itulah yang membuat Aji harus mencari tempat sepi untuk melompat ke atas atap rumah penduduk, agar bisa mencari jalan memasuki istana tanpa ketahuan seorang pun.Setelah dirasa tidak ada yang memperhatikannya, lelaki tampan itu menyelinap memasuki gang antar rumah penduduk dan kemudian melompat denga ringan ke

    Last Updated : 2021-11-11
  • Mustika Naga Bumi   Jurus Tapak Racun Iblis

    Yoga yang berada di depan pintu tentu saja dibuat terkejut, ketika Aji membuka pintu secara tiba-tiba.Adipati Hanggareksa pun terhenyak tak percaya. Yoga, sosok yang sangat dipercaya olehnya sebagai kepala teliksandi kadipaten Tanjung Rejo, ternyata adalah seorang terduga penghianat.Setelah tersadar dari rasa terkejutnya, Yoga tiba-tiba berusaha melarikan diri. Dia berlari secepat mungkin meninggalkan aula.Aji dengan sigap melakukan pengejaran. Dan dalam waktu yang relatif singkat, duda tampan itu berhasil menyusul Yoga, sebelum kepala teliksandi itu berhasil keluar dari gerbang istana.Yoga seketika menghentikan ayunan cepat langkahnya. Ternyata kemampuan ilmu meringankan diri yang dimiliknya, masih jauh di bawah lelaki tampan yang kini sudah menghadang jalannya.Raut keterkejutan pun seketika tercetak di wajahnya. "Cepat sekali!" gumamnya dalam hati."Kau mau lari kemana, Yoga? Apakah tidak sebaiknya kau me

    Last Updated : 2021-11-12
  • Mustika Naga Bumi   Melarikan Diri

    Segera dia alirkan tenaga dalamnya untuk mengeluarkan efek racun dari tubuhnya. Asap kehitaman keluar perlahan dan tak lama wajahnya terlihat segar kembali. Tanpa disadarinya, Pedang kegelapan yang tergantung di punggungnya, turut menyerap racun yang bersarang di tubuhnya. Sehingga Aji tidak perlu mengeluarkan banyak tenaga dalam untuk mengeluarkan sisa-sisa racun yang ada.Mata lelaki berpakaian hitam itu pun terbelalak lebar melihat Aji dengan mudahnya menghilangkan efek jurus beracunnya. "Siapa sebenarnya dia, kekuatan macam apa yang dimilikinya?""Ternyata kau seorang pendekar yang licik." Aji tersenyum mencibir."Bedebah ...! Apa kau tidak tahu, kami pendekar aliran hitam tidak peduli dengan aturan dalam pertarungan. Aturan yang kami pakai adalah kemenangan, apapun caranya!"Seusai berkata, lelaki berpakaian serba hitam itu kemudian lagi-lagi menghilang.Aji yang sudah mulai memahami cara licik lawannya, kemudian memusatkan konsentrasiny

    Last Updated : 2021-11-12
  • Mustika Naga Bumi   Penyadaran

    Lelaki berpakaian serba hitam yang juga guru dari Yoga itu mengarahkan pandangannya ke sekeliling, sebelum memutuskan masuk ke dalam gua.Dari jarak sekitar 30 meter, samar-samar Aji bisa melihat ketika lelaki yang sudah melarikan diri dari pertarungan itu memasuki gua. Pengalaman sebagai seorang perampok banyak membantunya dalam situasi seperti ini. Ketajaman pandangannya tidak perlu diragukan lagi, meski keadaan gelap gulita.Di dalam gua, Yoga yang sedang terpekur sendirian, duduk di atas sebuah batu berlumut tanpa alas. Dia sudah tidak perduli dengan kotornya pakaian yang dikenakannya saat ini. Yang ada dalam pikirannya hanya bagaimana nasibnya selanjutnya setelah ketahuan menjadi seorang penghianat.Ada rasa penyesalan di dalam hatinya tentang apa yang sudah dilakukannya. Padahal sejak dia masih berumur 10 tahun, Adipati Hanggareksa sudah merawatnya selayaknya anak sendiri. Tak pernah sekalipun lelaki berumur 40 tahun lebih itu bersikap ke

    Last Updated : 2021-11-13

Latest chapter

  • Mustika Naga Bumi   Kematian Raja Iblis (Tamat)

    "Kau! Energi apa yang kau miliki itu?"Raja Iblis dibuat heran dengan kemampuan lawan yang bahkan menurutnya memiliki kekuatan lebih besar dari pada yang dibayangkannya. Selain itu, energi yang keluar dari tubuh lawan sejauh ini tidak pernah diketahuinya."Itu tadi belum seberapa, Iblis busuk! Kali ini aku akan mengeluarkan semua kemampuan yang kumiliki!" Aji yang sudah memegang pedang Mustika Naga Bumi, mengerahkan semua energi yang dimilikinya.‘Tidak mungkin!’ pekik Raja Iblis dalam hati. Dia terkejut dengan energi pemuda itu yang menjadi berlipat ganda, setelah pedang di tangannya mengeluarkan aura hijau terang."Sekarang terimalah ajalmu! Kembalilah kau ke alammu Iblis biadab!” Pedang Mustika Naga Bumi di tangan Aji memancarkan energi yang begitu besar, bahkan lebih besar dari energi yang dikeluarkan Raja Iblis di awal kemunculannya tadi.Tiba-tiba saja, suara tawa Raja Iblis terdengar menggelegar. "Hahaha ... Aku memang terkejut dengan kemampuanmu, manusia hina! Tapi kau pun ju

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Raja Iblis

    Setelah debu pekat yang menutupi pandangannya menghilang, Aji yang masih dalam keadaan tergeletak di tanah bisa melihat dengan jelas jika Caraka masih berdiri dengan kokoh di tempatnya berdiri. Bahkan tubuhnya tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya semula. Pendekar yang belum genap 30 tahun tersebut merasakan nyeri yang begitu hebat di dadanya. Dia kemudian terbatuk kecil dan lalu memuntahkan darah segar dari mulutnya. ‘Kekuatannya sangat besar. Bahkan energiku saja tidak mampu untuk menggoyahkannya,’ gumam dalam hati. Tubuh Caraka kemudian melayang satu meter di atas tanah. Dia lalu bergerak maju mendekati Aji yang belum juga bangkit berdiri, "Apa kau sudah sadar betapa jauhnya perbedaan kekuatan kita berdua? Aku tahu kau belum mengeluarkan energi terkuatmu, tapi meskipun kau mengeluarkannya, itu tidak akan merubah apapun!" Caraka yang masih merasa geram dengan Aji langsung melesat tanpa terlihat seusai berbicara. Tendangan kerasnya mendarat dengan telak di perut Aji, hingga m

  • Mustika Naga Bumi   Aji Vs Caraka

    Rasa terkejut Aji belum selesai, tiba-tiba saja muncul bayangan hitam berbentuk cakar naga melayang di angkasa. Bayangan hitam itu menutupi matahari sehingga suasana yang semula terang menjadi redup. “Jurus apapun yang kau keluarkan tidak akan bisa mengalahkan aku!” ucap Ki Brenggolo Karang. Seusai berucap, energi yang lebih besar meluap dari tubuhnya. Secara perlahan energi tersebut semakin membuat Aji tertekan. Namun suami Ratih itu masih menunggu kesempatan untuk menjatuhkan jurus Naga Bumi Mengoyak Langit yang masih mengambang di angkasa. Dia terus menarik unsur alam yang ada di sekitar hutan tersebut untuk menambah daya hancur jurus yang hendak dikeluarkannya. Sejauh ini, Ki Brenggolo Karang belum menyadari apa yang dilakukan Aji. Dia menduga lawannya itu hanya menggunakan tenaga dalamnya untuk bertahan dari tekanan energi yang dikeluarkannya. Selain itu, redupnya sinar matahari juga menurutnya hanya karena tertutup awan tebal saja.Beberapa saat kemudian, Cakar Naga raksasa y

  • Mustika Naga Bumi   Naga Bumi Mengoyak Langit

    Aura hitam yang menyelimuti tubuh Ki Brenggolo Karang perlahan menghilang. Dia sadar jika terus menggunakannya dalam jangka panjang, yang ada tenaga dalamnya akan berkurang drastis. Murid Caraka itu juga berpikir harus bisa mengefektifkan serangannya lebih tepat lagi. Dia melihat jika lawannya itu masih menyimpan kekuatannya yang sebenarnya. Itu terlihat dari kondisinya yang masih terlihat bugar meski sudah terkena serangannya.Melihat aura hitam di tubuh Ki Brenggolo Karang menghilang, Aji tersenyum lebar. Kuat dugaan energi lawan sudah berkurang cukup signifikan. Memaksa menggunakan kabut beracun dalam jangka panjang jelas menguras energinya.Di antara reruntuhan pepohonan dan kepulan debu, pertarungan sengit masih terus terjadi di antara kedua pendekar yang tidak henti bertukar serangan. Beberapa pohon kembali bertumbangan terkena dampak pertarungan mereka berdua.Seperti terjadi kesepakatan, mereka berdua melompat mundur mengambil jarak. Nafas mereka tersengal-sengal terasa berat

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang 2

    Belum juga sempat menyeimbangkan tubuhnya, serangan kembali muncul tanpa terlihat oleh mata Aji. Dia hanya merasakan energi besar saja yang bergerak menyerangnya. Aji kembali bergerak menghindar. Dia melompat menyamping dua langkah. Namun tiba-tiba sebuah pukulan menghantam punggungnya dengan begitu keras, hingga membuatnya terjungkal dan bergulingan di tanah berulang kali. Batuk kecil terdengar dari mulut Aji. Sesaat kemudian, darah segar meleleh keluar dari sudut bibirnya. Sambil bangkit berdiri, dia mengusap darah tersebut dengan punggung tangannya. Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, kembali sebuah serangan yang tidak bisa dilihat menghajar dadanya dengan telak. Beruntung Aji masih sempat menahannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada ketika merasakan energi besar yang bergerak ke arahnya. Meskipun bisa melindungi dadanya, tapi tak urung tubuh Aji harus kembali terlempar hampir 12 langkah ke belakang hingga membentur sebuah batang pohon.Batuk kecil kembali te

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang

    Sementara itu di sekitar lembah, terdapat sebuah gubuk kecil yang berdiri di dekat sungai kecil. Air di sungai itu berasal dari air terjun yang berada tidak jauh dari gubuk itu berdiri. Di dalam gubuk, Sanjaya terlihat duduk sendirian di sudut ruangan dengan wajah pucat pasi. Dia menunggu kedatangan Ki Brenggolo Karang yang menemui Caraka sejak dia baru datang di gubuk tersebut. Menjelang tengah malam, Ki Brenggolo Karang akhirnya kembali ke gubuknya yang biasa digunakannya beristirahat sehari-hari. Sanjaya yang tertidur sambil memeluk lutut, terbangun ketika terdengar suara pintu dibuka. “Ki, akhirnya kau kembali,” ucap Sanjaya pelan.“Kenapa kau kemari tanpa membawa gadis, Sanjaya? Apa kau tidak tahu jika proses yang dilakukan Guru Caraka sudah mendekati akhir?” tanya Ki Brenggolo Karang seraya menatap tajam Sanjaya yang menunduk ketakutan.“Maaf, Ki, sebenarnya tiga gadis tambahan yang dibutuhkan sudah tersedia, tapi sebelum aku membawanya kemari, ternyata anak buahku telah menc

  • Mustika Naga Bumi   Sambaran Petir

    Tubuh tinggi besar itupun terguling hingga menabrak dinding. Suara tubuhnya yang jatuh terdengar cukup keras. Aji berjalan mendekati lelaki itu dan berjongkok di sampingnya. ‘Hmmmm … ternyata pingsan,”’ batinnya. Aji bangkit berdiri untuk melihat kondisi istrinya yang masih berada di dalam kamar. Setelah Aji mengalirkan energinya ke dalam tubuh Ratih, wajah wanita cantik yang pucat itupun kembali segar seperti semula. “Kang, kenapa aku bisa ada di tempat ini?” tanya Ratih. “Panjang ceritanya, nanti saja kuceritakan. Sekarang kita selamatkan dulu gadis yang lain,” kata Aji. Dilihatnya tali tambang di atas sebuah lemari, kemudian diambilnya. ***Tiga orang gadis sudah dikeluarkan dari kamar, salah satunya adalah anak kepala desa Sudirjo. Sedang lelaki bertubuh besar terikat erat di sebuah kursi di ruang tamu. Setelah lelaki itu sadar, Aji pun melakukan interogasi. Dari pengakuannya, lelaki bernama Sanjaya itu diperintah oleh seorang lelaki tua yang merupakan bawahan dari Caraka, s

  • Mustika Naga Bumi   Pembebasan

    “Kalian kira aku sedang melucu?” Aji menggeleng dengan satu sudut bibir terangkat naik, “Tapi tidak apa-apa jika kalian berpikir seperti itu. Kalian nanti bisa tertawa sepuasanya setelah kucabut nyawa satu-satunya yang kalian miliki!” Hahahahaha! Semakin keraslah tawa 8 orang penjaga itu. Bahkan tawa mereka sampai terdengar masuk ke dalam dan memantik keingintahuan penjaga yang berada di dalam. Pintu gerbang pun terbuka, beberapa orang tampak keluar menemui 8 penjaga gerbang. “Kenapa kalian tertawa begitu keras, apa ada yang lucu?” tanya seorang penjaga yang baru saja keluar. “Lihatlah dia, katanya dia akan memberi hukuman kepada kita, bukankah itu sesuatu yang lucu? Apa hanya karena dia membawa pedang terus kita harus takut? Hahahaha!” “Kalian pasti akan ketakutan hingga meminta untuk tidak dibunuh!” sela Aji, kemudian bergerak begitu cepat hingga tiba-tiba sudah berada di depan penjaga yang sudah meremehkannya. Jari tangan Aji langsung mencengkeram leher orang itu hingga kesu

  • Mustika Naga Bumi   Pengorbanan Gadis

    Jendela kamar pun terbuka. Dua orang langsung melompat masuk ke dalam. Suasana kamar yang gelap tidak menyulitkan mereka berdua untuk menemukan ranjang yang digunakan Ratih tidur. Perlahan tubuh Ratih diangkat dan dibawa keluar. Satu orang yang berada di luar menerima tubuh wanita cantik itu. Mereka tidak memeriksa terlebih dahulu, karena merasa sudah mendapatkan targetnya. Dari atas atap, Aji merasa heran karena tidak ada perlawanan sedikitpun dari istrinya. Padahal seharusnya jika dalam posisi tersebut, Ratih pasti terbangun. Aji menilai ketiga orang tersebut menggunakan bius untuk membuat istrinya tidak sadar. Ketiga orang itu kemudian pergi sambil membawa Ratih. Suasana yang sepi membuat aksi mereka berjalan lancar tanpa ada halangan hingga keluar desa. Aji terus mengikuti dari belakang, dia menjaga jarak agar tidak diketahui ketiga orang yang membawa istrinya hingga masuk ke dalam hutan. Hampir tiga jam berjalan di dalam hutan, ketiga orang itu akhirnya sampai di bibir hutan,

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status