Beranda / Pendekar / Mustika Naga Bumi / Kembali ke Kadipaten Tanjung Rejo

Share

Kembali ke Kadipaten Tanjung Rejo

Penulis: AL
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-01 16:24:05

"Menurutmu bagaimana, Kekasihku tercinta?" tanya Aji sambil menyunggingkan senyumnya. 

Rona wajah Ratih seketika memerah. Ada rasa bahagia menelusup ke dalam jiwanya mendengar ucapan Aji yang begitu romantis. 

"Kenapa kau diam saja?" Aji menjepit hidung mancung Ratih dengan jari jempol dan telunjuknya

Gadis cantik itu tergapap. Pipinya semakin bersemu merah bagai kepiting yang direbus.

Aji menatap pertarungan yang kembali terjadi.  Tampaknya para prajurit itu belum mengetahui ihwal kematian Ki Ageng di tangan Aji. 

 Lelaki tampan itu melihat kejauhan, searah posisi sepasang tombak kembar Ki Ageng yang tadi terlempar, hingga menancap di sebuah pohon besar. Dengan cepat dia melesat mengambilnya dan kembali ke tempat Ratih berdiri. "Ayo kita bantu mereka!"

Di tempat pertarungan terjadi, Yoga tampak tersudut setelah 10 orang prajurit mengepungnya. Tampak Darto dan Trisno di antara 10 prajurit tersebut. 

"Cepa

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mustika Naga Bumi   Kedatangan Pasukan Khusus

    Yoga hanya bisa mengangguk pasrah. Dia tahu keputusan yang dibuat Aji adalah yang terbaik untuk kebaikan bersama.Mereka kemudian bergegas meninggalkan tempat itu menuju kadipaten Tanjung Rejo. Aji berpikir tentunya waktu yang ada harus dimanfaatkan sebaik mungkin. kekuatirannya bisa saja menjadi kenyataan, jika dia terlalu lama meninggalkan Adipati Hanggareksa.Sementara itu Rangga dan Bargowo, bersama 50 anggota pasukan khusus istana kerajaan Cakrabuana, sudah hampir mendekati kadipaten Tanjung Rejo. Mereka sengaja mempercepat perjalanan dan memangkas waktu istirahat agar bisa lebih cepat sampai. Jarak tempuh yang seharusnya paling tidak memakan waktu lebih dari tiga 3 hari, berhasil mereka pangkas menjadi hanya dua setengah hari.Selang satu jam berikutnya, rombongan Prabowo dan Rangga akhirnya tiba di depan pintu gerbang kabupaten Tanjung Rejo. Para prajurit penjaga pintu gerbang yang mengetahui kedatangan pasukan khusus istana, tentu

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • Mustika Naga Bumi   Pujian dari Adipati Hanggareksa

    Sesampainya di depan istana Kadipaten, Rangga dan Bargowo mengajak pasukan khusus istana kerajaan Cakrabuana yang dipimpin Antasena masuk ke dalam. Ratusan prajurit yang sudah disiagakan oleh Adipati Hanggareksa, menatap kagum kedatangan pasukan khusus yang jumlah totalnya hanya 1000 prajurit saja, dari jumlah prajurit kerajaan Cakrabuana yang kesemuanya ada sekitar 100 ribu prajurit.Menjadi pasukan khusus kerajaan Cakrabuana tentunya tidak mudah, dan harus melalui berbagai ujian yang sangat berat. Dan akan menjadi kebanggan tersendiri yang sangat besar bagi prajurit khusus itu sendiri, jika mereka berhasil melalui ujian demi ujian yang harus dilewati.Selain itu, keluarga mereka juga akan ikut merasa bangga, sebab pasukan khusus adalah sebuah prestasi tersendiri. Berbeda dengan pejabat istana yang tidak perlu mengikuti ujian yang ketat dan berat, terkecuali Patih dan Senopati perang yang naik pangkat karena prestasi demi prestasi yang ditorehkan.Setelah

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-01
  • Mustika Naga Bumi   Cibiran Antasena

    "Bagaimana Tuan bisa tahu?" tanya prajurit itu keheranan."Aku tidak tahu dan aku hanya menebaknya saja," jawab Aji, lalu tersenyum."Berarti mereka berdua ketika menghilang kemarin pergi ke Kotaraja?" tanya Ratih penararan."Sepertinya begitu. Dan mereka melakukannya dengan inisiatif sendiri tanpa memberi tahu kita. Pastinya ada alasan khusus kenapa mereka tidak berpamitan kepada kita terlebih dahulu sebelum pergi," jawab Aji. Lelaki tampan itu kemudian mengajak mereka melanjutkan langkahnya menuju istana kadipaten.Tak berselang lama, mereka pun akhirnya sampai di istana. Aji, Ratih dan Yoga bergegas menuju aula untuk melaporkan hasil yang mereka dapatkan, dan juga sekalian untuk menemui Rangga dan Bargowo yang ternyata sudah kembali ke istana.Di dalam aula, Adipati Hanggareksa yang sedang berbicara dengan Rangga, Bargowo dan Antasena, dikejutkan dengan masuknya seorang prajurit yang tergopoh-gopoh mendekatinya.&nbs

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Mustika Naga Bumi   Kerisauan Pangeran Dananjaya

    "Bolehkah hamba melihatnya, Tuan?" sela Antasena. Dia juga merasa seperti pernah melihat sepasang tombak kembar itu.Adipati Hanggareksa mengangguk dan memberikan sepasang tombak pusaka itu kepada Aji, "Tunjukkan kepada Antasena!"Aji meraih sepasang tombak itu dan memberikannya kepada Antasena, setelah kembali duduk di samping pemimpin pasukan khusus kerajaan Cakrabuana tersebut. Antasena mengamati dengan seksama sepasang tombak kembar yang kini dipegangnya. Sesaat kemudian ia mengalihkan pandangannya kepada Adipati Hanggareksa yang juga sedang memandangnya. "Apakah Tuan masih ingat dengan saudara seperguruan Tuan Lodra, yang dulu mengalah ketika di partai puncak turnamen yang diadakan Paduka Raja Untuk mengisi jabatan patih yang lowong?"Adipati Hanggareksa memejamkan matanya dan mencoba mengingat-ingat turnamen yang diadakan Raja Wanajaya 20 tahun yang lalu. Saat itu dia masih menjabat sebagai prajurit kepala yang membawahi 500 orang

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Mustika Naga Bumi   Serangan Tengah Malam

    "Prajurit mengabarkan jika kedua pendekar yang kita tunggu sudah berada di luar, Pangeran," jawab Suryorojo.Pangeran Dananjaya tersenyum lebar. Kerisauan yang dirasakannya seketika menghilang, setelah mendengar berita kedatangan dua pendekar yang diundang gurunya."Prajurit tadi sedang menjemput keduanya untuk diajak kemari," lanjut Suryorojo."Tidak adanya Lodra membuat kita tanpa rencana, Guru. Selain itu, aku juga yakin Yoga sudah membocorkan kekuatan kita kepada Hanggareksa." Pangeran Dananjaya menghela napasnya dengan kasar.Suryorojo berdiri dan berjalan membuka pintu kamar setelah terdengar pintu kamar diketuk dari luar.Senyum lelaki tua itu merekah lebar ketika melihat dua orang yang kira-kira seumuran dengannya sudah berada di depan pintu."Kuntala, Daniswara, aku senang kalian sudah datang. Mari, silahkan masuk, Pangeran sudah menunggu di dalam!"Kuntala dan Daniswara tersemyum tipis seb

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-02
  • Mustika Naga Bumi   Pertempuran di Istana Kadipaten Tanjung Rejo

    "Sialan! Mereka menyerang di saat kondisi para prajurit sedang beristirahat!" umpatnya dalam hati. Dari jarak yang lumayan jauh, dia masih bisa melihat pintu gerbang istana kadipaten Tanjung Rejo sudah terbuka lebar. Ratusan prajurit pasukan Pangeran Dananjayaberhamburan memasuki Istana dengan senjata terhunus di tangan. Beberapa prajurit penjaga yang mencoba menahan agar pasukan lawan tidak masuk lebih ke dalam, tak ayal menjadi korban serangan dadakan tersebut. Lengkingan suara prajurit yang tewas, terdengar nyaring bersahutan menyayat hati di heningnya malam. Namun entah kenapa tidak ada pergerakan dari prajurit istana, mereka seperti terkena guna-guna agar tertidur lelap. Aji tidak bisa berpikir lebih lama, jika mereka bebas memasuki istana dan tidak ada yang menghadang, maka tidak lama lagi istana Kadipaten Tanjung Rejo akan bisa dikuasai pasukan Pangeran Dananjaya. Lelaki tampan itu berlari cepat memasuki kamarn

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Mustika Naga Bumi   Melawan Daniswara

    Kuntala dan Daniswara melesat masuk ke dalam kompleks istana Kadipaten Tanjung Rejo. Di saat bersamaan, 50 pasukan khusus kerajaan Cakrabuana yang dipimpin Antasena keluar membantu Aji dan Rangga. Tak lama berikutnya, Bargowo dan Ratih pun menyusul keluar bersama ratusan prajurit yang sebagian besar masih terlihat lesu, karena terpaksa bangun dari tidurnya di tengah malam. Pertempuran sengit pun tak terhindarkan lagi. Dentingan suara logam yang beradu dan ditambah dengan jeritan kematian menyayat hati, terdengar bagaikan suara simponi orkestra yang membius para pendengarnya. Pekikan pemberi semangat yang juga tak henti terdengar dari para pemimpin prajurit kedua kubu, semakin menambah riuhnya situasi di tengah malam itu. Sakuntala dan Daniswara sesekali menyerang prajurit kadipaten Tanjung Rejo yang berada di dekat mereka berdua. Tujuan utama kedua pendekar yang diundang Suryorojo bukanlah para prajurit yang tentu bisa dengan mudah mereka ha

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-03
  • Mustika Naga Bumi   Kekuatan Pedang Iblis

    Dengan cepat Daniswara kembali memasang kuda-kudanya dan kemudian memutarkan pedang hitamnya secara perlahan hingga menimbulkan deru angin yang kuat."Kau akan merasakan betapa kuatnya pedang Iblis milikku ini, bedebah. Bersiaplah... Aku akan menghabisimu!"Lelaki tampan itu tidak terkejut dengan ancaman yang dilontarkan Daniswara. Baginya, ancaman demi ancaman yang diarahkan kepadanya adalah doping yang membuat kemampuannya terus meningkat.Energi besar meluap-luap keluar dari pedang hitam tersebut seiring putarannya yang semakin kencang.Aji menambahkan tenaga dalamnya untuk bisa menahan hembusan angin yang menerpanya begitu kuat. Lelaki tampan itu sadar kekuatan lawannya kali ini paling tidak sudah berada di tingkatan Pendekar pilih tanding tahap akhir, atau satu tingkat di atas Ki Ageng.Hembusan angin yang keluar dari pusaran Pedang Iblis semakin deras menerpa tubuh Aji. Pusarannya juga secara perlahan semakin membesar.

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-04

Bab terbaru

  • Mustika Naga Bumi   Kematian Raja Iblis (Tamat)

    "Kau! Energi apa yang kau miliki itu?"Raja Iblis dibuat heran dengan kemampuan lawan yang bahkan menurutnya memiliki kekuatan lebih besar dari pada yang dibayangkannya. Selain itu, energi yang keluar dari tubuh lawan sejauh ini tidak pernah diketahuinya."Itu tadi belum seberapa, Iblis busuk! Kali ini aku akan mengeluarkan semua kemampuan yang kumiliki!" Aji yang sudah memegang pedang Mustika Naga Bumi, mengerahkan semua energi yang dimilikinya.‘Tidak mungkin!’ pekik Raja Iblis dalam hati. Dia terkejut dengan energi pemuda itu yang menjadi berlipat ganda, setelah pedang di tangannya mengeluarkan aura hijau terang."Sekarang terimalah ajalmu! Kembalilah kau ke alammu Iblis biadab!” Pedang Mustika Naga Bumi di tangan Aji memancarkan energi yang begitu besar, bahkan lebih besar dari energi yang dikeluarkan Raja Iblis di awal kemunculannya tadi.Tiba-tiba saja, suara tawa Raja Iblis terdengar menggelegar. "Hahaha ... Aku memang terkejut dengan kemampuanmu, manusia hina! Tapi kau pun ju

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Raja Iblis

    Setelah debu pekat yang menutupi pandangannya menghilang, Aji yang masih dalam keadaan tergeletak di tanah bisa melihat dengan jelas jika Caraka masih berdiri dengan kokoh di tempatnya berdiri. Bahkan tubuhnya tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya semula. Pendekar yang belum genap 30 tahun tersebut merasakan nyeri yang begitu hebat di dadanya. Dia kemudian terbatuk kecil dan lalu memuntahkan darah segar dari mulutnya. ‘Kekuatannya sangat besar. Bahkan energiku saja tidak mampu untuk menggoyahkannya,’ gumam dalam hati. Tubuh Caraka kemudian melayang satu meter di atas tanah. Dia lalu bergerak maju mendekati Aji yang belum juga bangkit berdiri, "Apa kau sudah sadar betapa jauhnya perbedaan kekuatan kita berdua? Aku tahu kau belum mengeluarkan energi terkuatmu, tapi meskipun kau mengeluarkannya, itu tidak akan merubah apapun!" Caraka yang masih merasa geram dengan Aji langsung melesat tanpa terlihat seusai berbicara. Tendangan kerasnya mendarat dengan telak di perut Aji, hingga m

  • Mustika Naga Bumi   Aji Vs Caraka

    Rasa terkejut Aji belum selesai, tiba-tiba saja muncul bayangan hitam berbentuk cakar naga melayang di angkasa. Bayangan hitam itu menutupi matahari sehingga suasana yang semula terang menjadi redup. “Jurus apapun yang kau keluarkan tidak akan bisa mengalahkan aku!” ucap Ki Brenggolo Karang. Seusai berucap, energi yang lebih besar meluap dari tubuhnya. Secara perlahan energi tersebut semakin membuat Aji tertekan. Namun suami Ratih itu masih menunggu kesempatan untuk menjatuhkan jurus Naga Bumi Mengoyak Langit yang masih mengambang di angkasa. Dia terus menarik unsur alam yang ada di sekitar hutan tersebut untuk menambah daya hancur jurus yang hendak dikeluarkannya. Sejauh ini, Ki Brenggolo Karang belum menyadari apa yang dilakukan Aji. Dia menduga lawannya itu hanya menggunakan tenaga dalamnya untuk bertahan dari tekanan energi yang dikeluarkannya. Selain itu, redupnya sinar matahari juga menurutnya hanya karena tertutup awan tebal saja.Beberapa saat kemudian, Cakar Naga raksasa y

  • Mustika Naga Bumi   Naga Bumi Mengoyak Langit

    Aura hitam yang menyelimuti tubuh Ki Brenggolo Karang perlahan menghilang. Dia sadar jika terus menggunakannya dalam jangka panjang, yang ada tenaga dalamnya akan berkurang drastis. Murid Caraka itu juga berpikir harus bisa mengefektifkan serangannya lebih tepat lagi. Dia melihat jika lawannya itu masih menyimpan kekuatannya yang sebenarnya. Itu terlihat dari kondisinya yang masih terlihat bugar meski sudah terkena serangannya.Melihat aura hitam di tubuh Ki Brenggolo Karang menghilang, Aji tersenyum lebar. Kuat dugaan energi lawan sudah berkurang cukup signifikan. Memaksa menggunakan kabut beracun dalam jangka panjang jelas menguras energinya.Di antara reruntuhan pepohonan dan kepulan debu, pertarungan sengit masih terus terjadi di antara kedua pendekar yang tidak henti bertukar serangan. Beberapa pohon kembali bertumbangan terkena dampak pertarungan mereka berdua.Seperti terjadi kesepakatan, mereka berdua melompat mundur mengambil jarak. Nafas mereka tersengal-sengal terasa berat

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang 2

    Belum juga sempat menyeimbangkan tubuhnya, serangan kembali muncul tanpa terlihat oleh mata Aji. Dia hanya merasakan energi besar saja yang bergerak menyerangnya. Aji kembali bergerak menghindar. Dia melompat menyamping dua langkah. Namun tiba-tiba sebuah pukulan menghantam punggungnya dengan begitu keras, hingga membuatnya terjungkal dan bergulingan di tanah berulang kali. Batuk kecil terdengar dari mulut Aji. Sesaat kemudian, darah segar meleleh keluar dari sudut bibirnya. Sambil bangkit berdiri, dia mengusap darah tersebut dengan punggung tangannya. Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, kembali sebuah serangan yang tidak bisa dilihat menghajar dadanya dengan telak. Beruntung Aji masih sempat menahannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada ketika merasakan energi besar yang bergerak ke arahnya. Meskipun bisa melindungi dadanya, tapi tak urung tubuh Aji harus kembali terlempar hampir 12 langkah ke belakang hingga membentur sebuah batang pohon.Batuk kecil kembali te

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang

    Sementara itu di sekitar lembah, terdapat sebuah gubuk kecil yang berdiri di dekat sungai kecil. Air di sungai itu berasal dari air terjun yang berada tidak jauh dari gubuk itu berdiri. Di dalam gubuk, Sanjaya terlihat duduk sendirian di sudut ruangan dengan wajah pucat pasi. Dia menunggu kedatangan Ki Brenggolo Karang yang menemui Caraka sejak dia baru datang di gubuk tersebut. Menjelang tengah malam, Ki Brenggolo Karang akhirnya kembali ke gubuknya yang biasa digunakannya beristirahat sehari-hari. Sanjaya yang tertidur sambil memeluk lutut, terbangun ketika terdengar suara pintu dibuka. “Ki, akhirnya kau kembali,” ucap Sanjaya pelan.“Kenapa kau kemari tanpa membawa gadis, Sanjaya? Apa kau tidak tahu jika proses yang dilakukan Guru Caraka sudah mendekati akhir?” tanya Ki Brenggolo Karang seraya menatap tajam Sanjaya yang menunduk ketakutan.“Maaf, Ki, sebenarnya tiga gadis tambahan yang dibutuhkan sudah tersedia, tapi sebelum aku membawanya kemari, ternyata anak buahku telah menc

  • Mustika Naga Bumi   Sambaran Petir

    Tubuh tinggi besar itupun terguling hingga menabrak dinding. Suara tubuhnya yang jatuh terdengar cukup keras. Aji berjalan mendekati lelaki itu dan berjongkok di sampingnya. ‘Hmmmm … ternyata pingsan,”’ batinnya. Aji bangkit berdiri untuk melihat kondisi istrinya yang masih berada di dalam kamar. Setelah Aji mengalirkan energinya ke dalam tubuh Ratih, wajah wanita cantik yang pucat itupun kembali segar seperti semula. “Kang, kenapa aku bisa ada di tempat ini?” tanya Ratih. “Panjang ceritanya, nanti saja kuceritakan. Sekarang kita selamatkan dulu gadis yang lain,” kata Aji. Dilihatnya tali tambang di atas sebuah lemari, kemudian diambilnya. ***Tiga orang gadis sudah dikeluarkan dari kamar, salah satunya adalah anak kepala desa Sudirjo. Sedang lelaki bertubuh besar terikat erat di sebuah kursi di ruang tamu. Setelah lelaki itu sadar, Aji pun melakukan interogasi. Dari pengakuannya, lelaki bernama Sanjaya itu diperintah oleh seorang lelaki tua yang merupakan bawahan dari Caraka, s

  • Mustika Naga Bumi   Pembebasan

    “Kalian kira aku sedang melucu?” Aji menggeleng dengan satu sudut bibir terangkat naik, “Tapi tidak apa-apa jika kalian berpikir seperti itu. Kalian nanti bisa tertawa sepuasanya setelah kucabut nyawa satu-satunya yang kalian miliki!” Hahahahaha! Semakin keraslah tawa 8 orang penjaga itu. Bahkan tawa mereka sampai terdengar masuk ke dalam dan memantik keingintahuan penjaga yang berada di dalam. Pintu gerbang pun terbuka, beberapa orang tampak keluar menemui 8 penjaga gerbang. “Kenapa kalian tertawa begitu keras, apa ada yang lucu?” tanya seorang penjaga yang baru saja keluar. “Lihatlah dia, katanya dia akan memberi hukuman kepada kita, bukankah itu sesuatu yang lucu? Apa hanya karena dia membawa pedang terus kita harus takut? Hahahaha!” “Kalian pasti akan ketakutan hingga meminta untuk tidak dibunuh!” sela Aji, kemudian bergerak begitu cepat hingga tiba-tiba sudah berada di depan penjaga yang sudah meremehkannya. Jari tangan Aji langsung mencengkeram leher orang itu hingga kesu

  • Mustika Naga Bumi   Pengorbanan Gadis

    Jendela kamar pun terbuka. Dua orang langsung melompat masuk ke dalam. Suasana kamar yang gelap tidak menyulitkan mereka berdua untuk menemukan ranjang yang digunakan Ratih tidur. Perlahan tubuh Ratih diangkat dan dibawa keluar. Satu orang yang berada di luar menerima tubuh wanita cantik itu. Mereka tidak memeriksa terlebih dahulu, karena merasa sudah mendapatkan targetnya. Dari atas atap, Aji merasa heran karena tidak ada perlawanan sedikitpun dari istrinya. Padahal seharusnya jika dalam posisi tersebut, Ratih pasti terbangun. Aji menilai ketiga orang tersebut menggunakan bius untuk membuat istrinya tidak sadar. Ketiga orang itu kemudian pergi sambil membawa Ratih. Suasana yang sepi membuat aksi mereka berjalan lancar tanpa ada halangan hingga keluar desa. Aji terus mengikuti dari belakang, dia menjaga jarak agar tidak diketahui ketiga orang yang membawa istrinya hingga masuk ke dalam hutan. Hampir tiga jam berjalan di dalam hutan, ketiga orang itu akhirnya sampai di bibir hutan,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status