Beranda / Pendekar / Mustika Naga Bumi / Kekuatan Pedang Iblis

Share

Kekuatan Pedang Iblis

Penulis: AL
last update Terakhir Diperbarui: 2021-12-04 11:30:00

Dengan cepat Daniswara kembali memasang kuda-kudanya dan kemudian memutarkan pedang hitamnya secara perlahan hingga menimbulkan deru angin yang kuat.

"Kau akan merasakan betapa kuatnya pedang Iblis milikku ini, bedebah. Bersiaplah... Aku akan menghabisimu!" 

Lelaki tampan itu tidak terkejut dengan ancaman yang dilontarkan Daniswara. Baginya, ancaman demi ancaman yang diarahkan kepadanya adalah doping yang membuat kemampuannya terus meningkat. 

Energi besar meluap-luap  keluar dari pedang hitam tersebut seiring putarannya yang semakin kencang. 

Aji menambahkan tenaga dalamnya untuk bisa menahan hembusan angin yang menerpanya begitu kuat. Lelaki tampan itu sadar kekuatan lawannya kali ini paling tidak sudah berada di tingkatan Pendekar pilih tanding tahap akhir, atau satu tingkat di atas Ki Ageng.

Hembusan angin yang keluar dari pusaran Pedang Iblis semakin deras menerpa tubuh Aji. Pusarannya juga secara perlahan semakin membesar.

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mustika Naga Bumi   Dikeroyok 2 Pendekar Tua

    "Kalau kita sudah sepakat, ikuti aku!" ucap Aji tenang. Senyumnya mengambang jelas tergambar di bibirnya. "Aku akan melayani kalian dengan senang hati di sana!"Seusai berkata, Aji melesat dengan begitu ringan melompati dinding pembatas istana yang memiliki ketinggian sekitar 6 meter."Sombong! Dia kira kita tidak bisa seperti dia? Ayo Kuntala, kita kejar dia dan memberinya pelajaran berharga yang tidak akan bisa dia lupakan meski dia sudah mati!" kata Daniswara.Kuntala mengangguk dan kemudian melesat mengejar Aji dengan kecepatan yang mengagumkan. Tubuhnya melenting ringan melompati dinding yang tinggi itu dan berlompatan di atas atap rumah penduduk.Daniswara tidak mau kalah, dia melesat mengikuti Kuntala yang terlebih dahulu mengejar Aji keluar dari kadipaten.Sementara itu ...Pertempuran masih terjadi begitu sengit. Adanya pasukan khusus nyatanya tidak menyurutkan semangat prajurit Pangeran Dananjaya. Mereka tid

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Mustika Naga Bumi   Pusaran Kabut Hitam

    Setelah saling berpandangan dan mengangguk bersamaan, sedetik berikutnya keduanya sudah melesat dan berputar dengan begitu cepat memutari tubuh Aji. Tubuh mereka secara perlahan bergerak semakin cepat hingga yang terlihat hanya seperti pusaran angin puting beliung."Apa kalian berdua tidak pusing berputar seperti itu?" ucap Aji, sambil terus mengamati putaran yang menyelimuti tubuhnya.Kabut hitam seketika menyeruak tebal dan membentuk lingkaran yang melingkari tubuh Aji. Lelaki itu merasakan situasi yang berbeda kali ini. Dia sadar formasi yang digunakan kedua lawannya itu sangat berbeda dengan formasi-formasi serangan yang biasa dihadapinya.Ternyata yang dirasakan Aji berbeda dengan yang baru saja diucapkannya. Dia bahkan harus menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan rasa sedikit pusing di kepalanya. Kabut hitam yang semakin tebal melingkarinya membuat tubuh kedua lawannya sampai tidak terlihat sama sekali.Tiba-tiba saja sebuah serangan munc

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Mustika Naga Bumi   Terselamatkan

    "Jangan menguasai jiwaku lagi atau aku tidak akan menggunakanmu untuk selamanya!" Aji mengangkat Pedang Kegelapan tinggi ke atas, lalu mengalirkan energinya memasuki bilah pedang berwarna hitam tersebut. Pancaran aura kemerahan semburat keluar dari bilah pedang yang dulu pernah menggegerkan dunia persilatan dengan kekuatannya yang menakutkan. "Pedang kegelapan, buktikan jika kau ingin mengikuti langkahku memberantas kejahatan di muka Bumi!" Seolah mendapat dorongan spirit yang kuat dari ucapan Aji, Aura kemerahan yang keluar dari bilah pedang Kegelapan semakin bertambah terang. Kuntala dan Daniswara bukannya tidak mengetahui apa yang dilakukan Aji dengan pedang pusakanya, tapi mereka tidak mungkin menghentikan begitu saja pusaran yang sedang mereka lakukan. Sebab itu sama saja menghentikan peradaran darah di dalam tubuh mereka. Sebuah tekanan yang besar pun seperti dihempaskan dengan kuat keluar dari bilah pedang kegela

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-05
  • Mustika Naga Bumi   Dikeroyok Tiga Pendekar Tua

    Suryorojo tidak menghiraukan cibiran hekasih Ratih tersebut. Dia mengalirkan tenaga dalamnya ke tubuh Kuntala dan Daniswara untuk sedikit memulihkan luka yang mereka berdua derita. Setidaknya dia butuh bantuan kedua temannya itu untuk melawan sosok pendekar yang bahkan tidak pernah mereka dengar namanya.Guru dari Pangeran Dananjaya itu sudah bisa merasakan betul besarnya kekuatan lelaki tampan itu ketika membantu Kuntala dan Daniswara selamat dari kematian. Jika dia melawan sendiri, Suryorojo tidak yakin bisa memenangkan pertarungan melawan sosok berwajah tampan yang sedang menyeringai menatapnya."Kenapa juga kau membantu mereka berdua, Orang Tua? Meskipun sembuh, mereka tetap tidak akan ada gunanya."Suryorojo menatap aji dengan tajam seraya mendengus kesal. Napasnya memburu dan pikirannya dipenuhi emosi yang secara perlahan semakin memuncak."Kau terlalu sombong, Anak Muda. Meski kau sudah membuat mereka berdua terluka, tapi itu tidak berarti ka

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • Mustika Naga Bumi   Kekuatan Hitam Pedang Kegelapan

    Tidak mau terus-terusan terjebak dalam permainan pola serangan lawan yang tidak memberinya kesempatan untuk memberikan serangan balik, Aji menggerahkan Langkah Angin untuk bisa membongkar dan sekaligus membuka celah pertahanan lawannya.Meski awalnya sedikit kesulitan, tapi secara perlahan pemuda itu bisa mengimbangi serangan ketiga lawannya. Kecepatannya yang bisa dibilang lebih unggul dari ketiga pendekar tua itu, membuatnya bisa kembali bergerak bebas memberi serangan. Dan sudah pasti Kuntala serta Daniswara yang menjadi sasaran awalnya.Kondisi keduanya yang masih mengalami luka dalam tentunya akan dimanfaatkannya sebaik mungkin untuk menghabisi keduanya terlebih dahulu."Kuntala, Awas!" teriak Suryorojo dengan keras, begitu mengetahui Kuntala lengah setelah menghindari serangan tipuan yang dilakukan Aji.Namun teriakan peringatan Suryorojo hanya sia-sia belaka. Kuntala sedikit terlambat bereaksi dan harus merelakan tubuhnya menjadi sasara

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-06
  • Mustika Naga Bumi   Adipati Hanggareksa melawan Pangeran Dananjaya

    Belum juga Suryorojo menghilangkan rasa terkejutnya atas kematian Daniswara, dia melihat Kuntala sudah bergerak melakukan serangan. Tampaknya teman dan juga saudara seperguruan Daniswara itu sudah kehilangan akal sehatnya, selepas kehilangan satunya sosok yang bahu membahu bersamanya meniti kerasnya dunia persilatan. Suryorojo langsung melesat untuk membantu Kuntala menyerang pendekar berwajah tampan tersebut. Dia tidak mau nyawa Kuntala mati sia-sia menyusul Damiswara yang baru saja menuju alam baka."Kalau kau juga mau menyusul nyawa temanmu yang sudah aku kirim ke neraka, maka aku pasti akan mengabulkannya dengan cepat!" ujar Aji seraya melepaskan tebasannya ke arah leher Kuntala.saudara seperguruan Daniswara itu hanya bisa terkejut melihat serangan yang begitu cepat mengincar titik vitalnya. Padahal sebelumnya, pemuda itu bergerak menyamping menghindari serangannya. Dia tidak menduga jika lawannya tersebut bisa menghindar sekaligus memberikan s

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • Mustika Naga Bumi   Kedatangan Ribuan Prajurit

    Kabut hitam seketika muncul dari bilah pedangnya yang secara perlahan mengepul semakin tebal. Dengan tatapan tajam ke arah Adipati Hanggareksa, tiba-tiba saja tubuhnya melesat dengan ujung bilah terarah ke depan. Pemimpin kadipaten Tanjung Rejo itu tersenyum tipis sebelum bergerak maju memapak serangan yang mengarah kepadanya. Tidak ada sedikitpun muncul keraguan ada di benaknya, apalagi rasa takut. Deru dua energi yang sama-sama bergerak maju, membuat tekanan udara meningkat kuat. Debu tak ayal berhamburan ke atas hingga menutupi pandangan kedua bangsawan tersebut. Meskipun secara pengalaman mereka berdua masihmereka berdua miliki tidak membuat mereka salah sasaran, meski jarak pandang mereka terganggu. Sementara itu di luar Kadipaten, Pertarungan antara Aji dan Suryorojo berlangsung semakin sengit. Puluhan bayangan pedang muncul seketika seiring tubuh Suryorojo yang melesat maju memapak serangan Aji. Guru Pangeran Dananjaya itu terpaksa mengeluarkan j

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07
  • Mustika Naga Bumi   Menyerahlah, Pangeran!

    Jelas saja Ratih merasa was-was dan kuatir jika prajurit yang baru datang itu adalah pendukung Pangeran Dananjaya. Sebab kondisi Aji tidak memungkinkan untuk melakukan pertarungan lagi.Tatapannya nanar menatap pintu gerbang masuk kadipaten Tanjung Rejo yang berjarak hampir 50 meter dari tempatnya menjaga Aji bermeditasi. Andai para prajurit itu mengetahui keberadaan mereka berdua, dia tak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.Sementara itu, kedatangan ribuan prajurit tersebut membuat para prajurit pasukan Pangeran Dananjaya ketakutan. Sebab mereka tahu betul jika ribuan prajurit yang baru datang itu berasal dari kerajaan Cakrabuana, dan tentunya akan menjadi lawan mereka.Di lain sisi, pertarungan antara Pangeran Dananjaya melawan Adipati Hanggareksa masih berlangsung sengit. Di luar dugaan, Pangeran Dananjaya berhasil mendesak balik Adipati Hanggareksa dengan serangan gencar yang dilakukannya. Pedangnya yang tak henti mengepulkan asap hitam,

    Terakhir Diperbarui : 2021-12-07

Bab terbaru

  • Mustika Naga Bumi   Kematian Raja Iblis (Tamat)

    "Kau! Energi apa yang kau miliki itu?"Raja Iblis dibuat heran dengan kemampuan lawan yang bahkan menurutnya memiliki kekuatan lebih besar dari pada yang dibayangkannya. Selain itu, energi yang keluar dari tubuh lawan sejauh ini tidak pernah diketahuinya."Itu tadi belum seberapa, Iblis busuk! Kali ini aku akan mengeluarkan semua kemampuan yang kumiliki!" Aji yang sudah memegang pedang Mustika Naga Bumi, mengerahkan semua energi yang dimilikinya.‘Tidak mungkin!’ pekik Raja Iblis dalam hati. Dia terkejut dengan energi pemuda itu yang menjadi berlipat ganda, setelah pedang di tangannya mengeluarkan aura hijau terang."Sekarang terimalah ajalmu! Kembalilah kau ke alammu Iblis biadab!” Pedang Mustika Naga Bumi di tangan Aji memancarkan energi yang begitu besar, bahkan lebih besar dari energi yang dikeluarkan Raja Iblis di awal kemunculannya tadi.Tiba-tiba saja, suara tawa Raja Iblis terdengar menggelegar. "Hahaha ... Aku memang terkejut dengan kemampuanmu, manusia hina! Tapi kau pun ju

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Raja Iblis

    Setelah debu pekat yang menutupi pandangannya menghilang, Aji yang masih dalam keadaan tergeletak di tanah bisa melihat dengan jelas jika Caraka masih berdiri dengan kokoh di tempatnya berdiri. Bahkan tubuhnya tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya semula. Pendekar yang belum genap 30 tahun tersebut merasakan nyeri yang begitu hebat di dadanya. Dia kemudian terbatuk kecil dan lalu memuntahkan darah segar dari mulutnya. ‘Kekuatannya sangat besar. Bahkan energiku saja tidak mampu untuk menggoyahkannya,’ gumam dalam hati. Tubuh Caraka kemudian melayang satu meter di atas tanah. Dia lalu bergerak maju mendekati Aji yang belum juga bangkit berdiri, "Apa kau sudah sadar betapa jauhnya perbedaan kekuatan kita berdua? Aku tahu kau belum mengeluarkan energi terkuatmu, tapi meskipun kau mengeluarkannya, itu tidak akan merubah apapun!" Caraka yang masih merasa geram dengan Aji langsung melesat tanpa terlihat seusai berbicara. Tendangan kerasnya mendarat dengan telak di perut Aji, hingga m

  • Mustika Naga Bumi   Aji Vs Caraka

    Rasa terkejut Aji belum selesai, tiba-tiba saja muncul bayangan hitam berbentuk cakar naga melayang di angkasa. Bayangan hitam itu menutupi matahari sehingga suasana yang semula terang menjadi redup. “Jurus apapun yang kau keluarkan tidak akan bisa mengalahkan aku!” ucap Ki Brenggolo Karang. Seusai berucap, energi yang lebih besar meluap dari tubuhnya. Secara perlahan energi tersebut semakin membuat Aji tertekan. Namun suami Ratih itu masih menunggu kesempatan untuk menjatuhkan jurus Naga Bumi Mengoyak Langit yang masih mengambang di angkasa. Dia terus menarik unsur alam yang ada di sekitar hutan tersebut untuk menambah daya hancur jurus yang hendak dikeluarkannya. Sejauh ini, Ki Brenggolo Karang belum menyadari apa yang dilakukan Aji. Dia menduga lawannya itu hanya menggunakan tenaga dalamnya untuk bertahan dari tekanan energi yang dikeluarkannya. Selain itu, redupnya sinar matahari juga menurutnya hanya karena tertutup awan tebal saja.Beberapa saat kemudian, Cakar Naga raksasa y

  • Mustika Naga Bumi   Naga Bumi Mengoyak Langit

    Aura hitam yang menyelimuti tubuh Ki Brenggolo Karang perlahan menghilang. Dia sadar jika terus menggunakannya dalam jangka panjang, yang ada tenaga dalamnya akan berkurang drastis. Murid Caraka itu juga berpikir harus bisa mengefektifkan serangannya lebih tepat lagi. Dia melihat jika lawannya itu masih menyimpan kekuatannya yang sebenarnya. Itu terlihat dari kondisinya yang masih terlihat bugar meski sudah terkena serangannya.Melihat aura hitam di tubuh Ki Brenggolo Karang menghilang, Aji tersenyum lebar. Kuat dugaan energi lawan sudah berkurang cukup signifikan. Memaksa menggunakan kabut beracun dalam jangka panjang jelas menguras energinya.Di antara reruntuhan pepohonan dan kepulan debu, pertarungan sengit masih terus terjadi di antara kedua pendekar yang tidak henti bertukar serangan. Beberapa pohon kembali bertumbangan terkena dampak pertarungan mereka berdua.Seperti terjadi kesepakatan, mereka berdua melompat mundur mengambil jarak. Nafas mereka tersengal-sengal terasa berat

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang 2

    Belum juga sempat menyeimbangkan tubuhnya, serangan kembali muncul tanpa terlihat oleh mata Aji. Dia hanya merasakan energi besar saja yang bergerak menyerangnya. Aji kembali bergerak menghindar. Dia melompat menyamping dua langkah. Namun tiba-tiba sebuah pukulan menghantam punggungnya dengan begitu keras, hingga membuatnya terjungkal dan bergulingan di tanah berulang kali. Batuk kecil terdengar dari mulut Aji. Sesaat kemudian, darah segar meleleh keluar dari sudut bibirnya. Sambil bangkit berdiri, dia mengusap darah tersebut dengan punggung tangannya. Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, kembali sebuah serangan yang tidak bisa dilihat menghajar dadanya dengan telak. Beruntung Aji masih sempat menahannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada ketika merasakan energi besar yang bergerak ke arahnya. Meskipun bisa melindungi dadanya, tapi tak urung tubuh Aji harus kembali terlempar hampir 12 langkah ke belakang hingga membentur sebuah batang pohon.Batuk kecil kembali te

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang

    Sementara itu di sekitar lembah, terdapat sebuah gubuk kecil yang berdiri di dekat sungai kecil. Air di sungai itu berasal dari air terjun yang berada tidak jauh dari gubuk itu berdiri. Di dalam gubuk, Sanjaya terlihat duduk sendirian di sudut ruangan dengan wajah pucat pasi. Dia menunggu kedatangan Ki Brenggolo Karang yang menemui Caraka sejak dia baru datang di gubuk tersebut. Menjelang tengah malam, Ki Brenggolo Karang akhirnya kembali ke gubuknya yang biasa digunakannya beristirahat sehari-hari. Sanjaya yang tertidur sambil memeluk lutut, terbangun ketika terdengar suara pintu dibuka. “Ki, akhirnya kau kembali,” ucap Sanjaya pelan.“Kenapa kau kemari tanpa membawa gadis, Sanjaya? Apa kau tidak tahu jika proses yang dilakukan Guru Caraka sudah mendekati akhir?” tanya Ki Brenggolo Karang seraya menatap tajam Sanjaya yang menunduk ketakutan.“Maaf, Ki, sebenarnya tiga gadis tambahan yang dibutuhkan sudah tersedia, tapi sebelum aku membawanya kemari, ternyata anak buahku telah menc

  • Mustika Naga Bumi   Sambaran Petir

    Tubuh tinggi besar itupun terguling hingga menabrak dinding. Suara tubuhnya yang jatuh terdengar cukup keras. Aji berjalan mendekati lelaki itu dan berjongkok di sampingnya. ‘Hmmmm … ternyata pingsan,”’ batinnya. Aji bangkit berdiri untuk melihat kondisi istrinya yang masih berada di dalam kamar. Setelah Aji mengalirkan energinya ke dalam tubuh Ratih, wajah wanita cantik yang pucat itupun kembali segar seperti semula. “Kang, kenapa aku bisa ada di tempat ini?” tanya Ratih. “Panjang ceritanya, nanti saja kuceritakan. Sekarang kita selamatkan dulu gadis yang lain,” kata Aji. Dilihatnya tali tambang di atas sebuah lemari, kemudian diambilnya. ***Tiga orang gadis sudah dikeluarkan dari kamar, salah satunya adalah anak kepala desa Sudirjo. Sedang lelaki bertubuh besar terikat erat di sebuah kursi di ruang tamu. Setelah lelaki itu sadar, Aji pun melakukan interogasi. Dari pengakuannya, lelaki bernama Sanjaya itu diperintah oleh seorang lelaki tua yang merupakan bawahan dari Caraka, s

  • Mustika Naga Bumi   Pembebasan

    “Kalian kira aku sedang melucu?” Aji menggeleng dengan satu sudut bibir terangkat naik, “Tapi tidak apa-apa jika kalian berpikir seperti itu. Kalian nanti bisa tertawa sepuasanya setelah kucabut nyawa satu-satunya yang kalian miliki!” Hahahahaha! Semakin keraslah tawa 8 orang penjaga itu. Bahkan tawa mereka sampai terdengar masuk ke dalam dan memantik keingintahuan penjaga yang berada di dalam. Pintu gerbang pun terbuka, beberapa orang tampak keluar menemui 8 penjaga gerbang. “Kenapa kalian tertawa begitu keras, apa ada yang lucu?” tanya seorang penjaga yang baru saja keluar. “Lihatlah dia, katanya dia akan memberi hukuman kepada kita, bukankah itu sesuatu yang lucu? Apa hanya karena dia membawa pedang terus kita harus takut? Hahahaha!” “Kalian pasti akan ketakutan hingga meminta untuk tidak dibunuh!” sela Aji, kemudian bergerak begitu cepat hingga tiba-tiba sudah berada di depan penjaga yang sudah meremehkannya. Jari tangan Aji langsung mencengkeram leher orang itu hingga kesu

  • Mustika Naga Bumi   Pengorbanan Gadis

    Jendela kamar pun terbuka. Dua orang langsung melompat masuk ke dalam. Suasana kamar yang gelap tidak menyulitkan mereka berdua untuk menemukan ranjang yang digunakan Ratih tidur. Perlahan tubuh Ratih diangkat dan dibawa keluar. Satu orang yang berada di luar menerima tubuh wanita cantik itu. Mereka tidak memeriksa terlebih dahulu, karena merasa sudah mendapatkan targetnya. Dari atas atap, Aji merasa heran karena tidak ada perlawanan sedikitpun dari istrinya. Padahal seharusnya jika dalam posisi tersebut, Ratih pasti terbangun. Aji menilai ketiga orang tersebut menggunakan bius untuk membuat istrinya tidak sadar. Ketiga orang itu kemudian pergi sambil membawa Ratih. Suasana yang sepi membuat aksi mereka berjalan lancar tanpa ada halangan hingga keluar desa. Aji terus mengikuti dari belakang, dia menjaga jarak agar tidak diketahui ketiga orang yang membawa istrinya hingga masuk ke dalam hutan. Hampir tiga jam berjalan di dalam hutan, ketiga orang itu akhirnya sampai di bibir hutan,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status