Beranda / Pendekar / Mustika Naga Bumi / Keistimewaan Pedang Kegelapan

Share

Keistimewaan Pedang Kegelapan

Penulis: AL
last update Terakhir Diperbarui: 2021-11-19 21:22:57

Mendengar teriakan Lodra, Aji tiba-tiba menghentikan lesatan tubuhnya. 

"Serang dia atau kalian yang akan aku bunuh!"  Kembali Lodra berteriak keras dari jauh.

Aji menoleh kepada Lodra. "Tunggu setelah giliranmu tiba!" 

Bentakan Lodra membuat 12 orang itu sepakat untuk kembali menyerang Aji. Bagi mereka, dibunuh Aji atau Lodra sama saja artinya. Mereka akan sama-sama mati juga.

"Bentuk formasi!" teriak Mata satu.

Kembali 12 orang pengawal Pangeran Dananjaya itu berlompatan membentuk formasi untuk menyerang Aji. Meskipun ada rasa takut mengganjal di hati, tapi mereka tetap nekat untuk melakukan serangan.

Aji tersenyum tipis menyambut serangan lawan. Pedang Kegelapan yang terus mengeluarkan kobaran api hebat, membuat serangan 12 orang pengawal itu menjadi tidak maksimal. 

Bukan hanya itu, mereka juga dibuat bingung dengan melelehnya senjata mereka setelah berbenturan dengan pedang lawan. Aji memanfaatkan kesempatan i

Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Mustika Naga Bumi   Pusaran Iblis Kematian

    Sebuah benturan berkekuatan cukup besar terjadi di antara mereka berdua. Aji terdorong mundur sekitar 7 langkah. Sedangkan Lodra juga terdorong mundur 2 langkah lebih pendek. Senyum lelaki tua itu mengembang lebar, setelah merasa kekuatan tenaga dalamnya ada di atas Aji. Dia menilainya dari benturan yang baru saja terjadi. "Bersiaplah menyusul arwah pasukanku, bangsat!" teriak Lodra, Dia lalu menggunakan kecepatannya untuk menyerang Aji yang sudah bersiap menyambut serangannya. Pertarungan tangan kosong kembali terjadi begitu cepat. Aji bisa menilai kalau kekuatan lelaki tua yang sekarang menjadi lawannya, masih di atas 12 orang pengawal Pangeran Dananjaya yang sudah dibunuhnya. Aji terlihat terkejut dengan kecepatan Lodra di awal serangan. Dia berusaha menghindar dengan gerakan yang tidak kalah cepat, tapi sebuah serangan lainnya muncul dari sisi lainnya bersamaan dengan aura besar yang menekan tubuhnya. "Cepat sekali gerakannya!" Aji t

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-19
  • Mustika Naga Bumi   Misi Bunuh Diri

    Aji melihat dari pusaran yang dilakukan Lodra, keluar sebuah serangan energi yang berbentuk seperti makhluk besar berwarna kehijauan mengarah kepadanya. Dengan refleks ceoat, dia mengalirkan energi tenaga dalamnya ke bilah pedang Kegelapan. Seketika api berkobar dengan hebat dan dia pun melesat menyongsong serangan lawan. Benturan dua energi besar tak terelakkan dan menimbulkan ledakan dahsyat berulangkali. Blaaaar! Blaaar! Keduanya terpental jauh ke belakang dan menghantam pepohonan. Lodra memuntahkan darah segar dari mulutnya. Begitu juga dengan Aji yang juga mengalami hal sama. Tanpa disadari Aji, Pedang kegelapan bereaksi cepat dengan memberikan energinya ke dalam tubuh Aji, hingga membuat lelaki tampan itu bisa sedikit pulih. Berbeda dengan Lodra yang masih tergeletak, meskipun tidak sampai menimbulkan kematian buat dirinya, akan tetapi dia merasakan tubuhnya merasakan panas yang luar biasa. "Pemuda itu tenaga dalamnya begitu tinggi

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-20
  • Mustika Naga Bumi   Sosok yang Diselimuti Aura Merah

    Setelah tidak lagi terdengar tanda-tanda pertarungan masih berlangsung, Yoga dan Ratih keluar dari tempat persembunyian mereka. Perasaan cemas seketika melanda pikiran gadis cantik putri Ki Mangkubumi tersebut. Dia berlari sekuat tenaga dan memasang matanya setajam mungkin untuk mencari keberadaan sosok lelaki tampan yang baru beberapa hari menjadi kekasihnya.Sejauh mata memandang, tidak terlihat tubuh Aji berada di tempat itu. Bulir air mata mulai menetes membasahi pipi putih nan mulus gadis cantik yang berdiri berpengangan pada sebuah tonggak kayu. Dia tidak bisa menahan lagi rasa sedih yang sedari tadi ditahannya."Sebaiknya kita berpencar agar pencarian bisa lebih efektif," kata Yoga yang disambut anggukan kepala Ratih.Mereka berdua bergerak berpencar. Ratih mencari di dekat tenda-tenda yang hanya tinggal satu dua yang masih berdiri tegak. Sedang Yoga mencari di tempat yang agak jauh.Ratih meraih sebuah obor di dekat sebuah tenda

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • Mustika Naga Bumi   Penyembuhan Aneh

    Ratih seperti terpaku dalam kebekuan ketika sosok itu tersenyum kepadanya. Dia tidak mampu walau sekedar untuk mengedipkan mata. Deru napas keluar masuk yang halus melintasi tenggorokannya pun seakan terhenti. Hanya pikirannya saja yang mampu bekerja saat itu, pikiran yang dipenuhi ribuan pertanyaan.Sosok berselimut aura merah itu kembali memandang wajah Aji, sebelum menghilang dan kembali masuk ke dalam bilah pedang kegelapan.Selepas menghilangnya sosok tersebut, gadis cantik itu menghembuskan napasnya yang tersumbat dengan kasar. Bukan hanya sekali, tapi berkali-kali. Dia seolah ingin melepaskan beban yang menghimpit dadanya.Perlahan dia mendekati tubuh Aji yang masih terbaring di atas tikar pandan. Wajah tampan yang tadinya begitu pucat, kini telah kembali segar seolah tidak pernah terjadi apa-apa. Luka bekas sayatan pedang yang mengukir tubuhnya pun lenyap tak berbekas.Ratih mengernyitkan dahinya tak percaya. Bayangannya se

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • Mustika Naga Bumi   Kemunculan Nenek Moyang?

    "Apa dia tidak sempat berbicara denganmu tadi?" tanya Aji."Jangankan bicara, dia tersenyum saja aku sudah sangat ketakutan, setengah mati," jawab Ratih."Bagaimana ciri-cirinya?""Seluruh tubuhnya di selimuti aura kemerahan. Aku tadi hanya sekilas melihat wajahnya, dan anehnya dia memiliki wajah yang mirip denganmu!" jawab Ratih.Aji kembali mengernyit heran. Dia kemudian teringat dengan ucapan Prayoga tentang pemilik pertama pedang Kegelapan yang juga adalah nenek moyangnya. "Apa mungkin sukmanya bersemayam di dalam pedang ini?""Kau kenapa?" tanya Ratih mengagetkan Aji."Tidak apa-apa. Sebaiknya kita kembali ke istana saja sekarang!" ajak Aji. Dia memakai bajunya kembali sebelum bangkit berdiri. Setelah itu Pedang Kegelapan diikatnya ke punggungnya.Sekeluarnya dari gubuk kecil itu, Aji mengambil sebuah obor dan kemudian membakar gubuk kecil tersebut agar tidak lagi disalah gunakan oleh pasukan Pangeran Dananjaya.

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-21
  • Mustika Naga Bumi   Dugaan Aji

    Kenapa kau malah tersenyum seperti itu?" tanya Ratih heran."Apa kau tidak ingat dengan sosok yang bertarung denganku malam tadi?" Aji bertanya balik. Senyum khasnya tercetak indah di bibirnya."Iya, aku masih ingat. Memangnya kenapa? Apakah itu berarti ...?""Berarti yang bertarung denganku tadi malam kemungkinan besar adalah Lodra!" sela Aji cepat. Dia kemudian beralih pandangan kepada Yoga. "Coba kau cari tahu apakah dia ada di gudang atau tidak? Kalau tidak ada, berarti sudah dipastikan sosok semalam adalah Lodra."Yoga menggaruk kepalanya pelan. Dia masih ragu jika lawan Aji semalam adalah Lodra. Sebab dia tahu jika kemampuan Lodra sangat tinggi, menurutnya. Dan kalaupun benar yang dikalahkan Aji semalam adalah Lodra, berarti sosok tampan di depannya itu memiliki kemampuan yang luar biasa."Baiklah. Kita tunggu sampai Tuan Adipati bangun dari tidurnya, baru aku memastikannya ke sana. Aku punya rencana untuk menyerang mereka terlebih dahulu jik

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • Mustika Naga Bumi   Kemarahan Pangeran Dananjaya

    "Aku pernah mendengar tentang 12 pengawal Pangeran Dananjaya dari Lodra, Tuan." Kedua bola mata Yoga terpejam untuk sesaat."Tapi aku tidak pernah bertemu mereka secara langsung. Dan kata Lodra, dia sendiri yang melatih 12 pengawal itu selama beberapa tahun terakhir," tambahnya.Dahi Aji berkerut tebal. "Berarti benar jika lelaki tua yang semalam aku lawan itu adalah Lodra. Sebab 12 pengawal itu begitu takut kepadanya.""Semoga saja seperti itu, Tuan. Jadi kita bisa menumpas gerakan mereka sesegera mungkin," balas Yoga."Sebentar ...! Kau bilang tadi jika Lodra sudah melatih mereka selama beberapa tahun terakhir, sedang Tuan Adipati pernah bilang jika Lodra mengundurkan diri dari jabatan Patih sekitar 8 bulan yang lalu. Itu berarti Lodra sudah menjalin hubungan dengan Pangeran Dananjaya bahkan ketika dia masih menjadi Patih, dan rencana menggulingkan kekuasaan Raja Wanajaya juga sudah direncanakan sejak lama," tutur Aji menjelaskan. 

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22
  • Mustika Naga Bumi   Pertanyaan Untuk Yoga

    "Hamba tidak tahu kejadiannya bagaimana, Pangeran. Ketika tiba di sana, kami menemukan markas kecil sudah hancur dan jasad para prajurit bergeletakan dimana-mana.""Siapa yang sudah melakukannya?" gumam Pangeran Dananjaya bertanya-tanya. Helaan napasnya begitu kuat terdengar."Kalaupun ada sosok kuat dibalik Hanggareksa, tapi markas kecil bukanlah tempat yang gampang ditemukan. Kecuali ada seorang penghianat di tubuh kita," ucap lelaki tua yang juga guru Pangeran Dananjaya. Lirikan kecil matanya tertuju kepada Yoga yang langsung menundukkan kepalanya."Apa mungkin Lodra yang telah menghianati kita, Guru?" tanya Pangeran Dananjaya. Jari tangannya mengurut pelan keningnya, karena rasa pusing tiba-tiba menyerang kepalanya.."Menurutmu bagaimana?" lelaki tua itu bertanya balik. Senyumannya menimbulkan misteri bagi yang melihatnya.Pangeran Dananjaya menggelengkan kepalanya. "Tidak mungkin Lodra sampai menghianatiku, Guru. Aku tah

    Terakhir Diperbarui : 2021-11-22

Bab terbaru

  • Mustika Naga Bumi   Kematian Raja Iblis (Tamat)

    "Kau! Energi apa yang kau miliki itu?"Raja Iblis dibuat heran dengan kemampuan lawan yang bahkan menurutnya memiliki kekuatan lebih besar dari pada yang dibayangkannya. Selain itu, energi yang keluar dari tubuh lawan sejauh ini tidak pernah diketahuinya."Itu tadi belum seberapa, Iblis busuk! Kali ini aku akan mengeluarkan semua kemampuan yang kumiliki!" Aji yang sudah memegang pedang Mustika Naga Bumi, mengerahkan semua energi yang dimilikinya.‘Tidak mungkin!’ pekik Raja Iblis dalam hati. Dia terkejut dengan energi pemuda itu yang menjadi berlipat ganda, setelah pedang di tangannya mengeluarkan aura hijau terang."Sekarang terimalah ajalmu! Kembalilah kau ke alammu Iblis biadab!” Pedang Mustika Naga Bumi di tangan Aji memancarkan energi yang begitu besar, bahkan lebih besar dari energi yang dikeluarkan Raja Iblis di awal kemunculannya tadi.Tiba-tiba saja, suara tawa Raja Iblis terdengar menggelegar. "Hahaha ... Aku memang terkejut dengan kemampuanmu, manusia hina! Tapi kau pun ju

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Raja Iblis

    Setelah debu pekat yang menutupi pandangannya menghilang, Aji yang masih dalam keadaan tergeletak di tanah bisa melihat dengan jelas jika Caraka masih berdiri dengan kokoh di tempatnya berdiri. Bahkan tubuhnya tidak sedikit pun bergeser dari tempatnya semula. Pendekar yang belum genap 30 tahun tersebut merasakan nyeri yang begitu hebat di dadanya. Dia kemudian terbatuk kecil dan lalu memuntahkan darah segar dari mulutnya. ‘Kekuatannya sangat besar. Bahkan energiku saja tidak mampu untuk menggoyahkannya,’ gumam dalam hati. Tubuh Caraka kemudian melayang satu meter di atas tanah. Dia lalu bergerak maju mendekati Aji yang belum juga bangkit berdiri, "Apa kau sudah sadar betapa jauhnya perbedaan kekuatan kita berdua? Aku tahu kau belum mengeluarkan energi terkuatmu, tapi meskipun kau mengeluarkannya, itu tidak akan merubah apapun!" Caraka yang masih merasa geram dengan Aji langsung melesat tanpa terlihat seusai berbicara. Tendangan kerasnya mendarat dengan telak di perut Aji, hingga m

  • Mustika Naga Bumi   Aji Vs Caraka

    Rasa terkejut Aji belum selesai, tiba-tiba saja muncul bayangan hitam berbentuk cakar naga melayang di angkasa. Bayangan hitam itu menutupi matahari sehingga suasana yang semula terang menjadi redup. “Jurus apapun yang kau keluarkan tidak akan bisa mengalahkan aku!” ucap Ki Brenggolo Karang. Seusai berucap, energi yang lebih besar meluap dari tubuhnya. Secara perlahan energi tersebut semakin membuat Aji tertekan. Namun suami Ratih itu masih menunggu kesempatan untuk menjatuhkan jurus Naga Bumi Mengoyak Langit yang masih mengambang di angkasa. Dia terus menarik unsur alam yang ada di sekitar hutan tersebut untuk menambah daya hancur jurus yang hendak dikeluarkannya. Sejauh ini, Ki Brenggolo Karang belum menyadari apa yang dilakukan Aji. Dia menduga lawannya itu hanya menggunakan tenaga dalamnya untuk bertahan dari tekanan energi yang dikeluarkannya. Selain itu, redupnya sinar matahari juga menurutnya hanya karena tertutup awan tebal saja.Beberapa saat kemudian, Cakar Naga raksasa y

  • Mustika Naga Bumi   Naga Bumi Mengoyak Langit

    Aura hitam yang menyelimuti tubuh Ki Brenggolo Karang perlahan menghilang. Dia sadar jika terus menggunakannya dalam jangka panjang, yang ada tenaga dalamnya akan berkurang drastis. Murid Caraka itu juga berpikir harus bisa mengefektifkan serangannya lebih tepat lagi. Dia melihat jika lawannya itu masih menyimpan kekuatannya yang sebenarnya. Itu terlihat dari kondisinya yang masih terlihat bugar meski sudah terkena serangannya.Melihat aura hitam di tubuh Ki Brenggolo Karang menghilang, Aji tersenyum lebar. Kuat dugaan energi lawan sudah berkurang cukup signifikan. Memaksa menggunakan kabut beracun dalam jangka panjang jelas menguras energinya.Di antara reruntuhan pepohonan dan kepulan debu, pertarungan sengit masih terus terjadi di antara kedua pendekar yang tidak henti bertukar serangan. Beberapa pohon kembali bertumbangan terkena dampak pertarungan mereka berdua.Seperti terjadi kesepakatan, mereka berdua melompat mundur mengambil jarak. Nafas mereka tersengal-sengal terasa berat

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang 2

    Belum juga sempat menyeimbangkan tubuhnya, serangan kembali muncul tanpa terlihat oleh mata Aji. Dia hanya merasakan energi besar saja yang bergerak menyerangnya. Aji kembali bergerak menghindar. Dia melompat menyamping dua langkah. Namun tiba-tiba sebuah pukulan menghantam punggungnya dengan begitu keras, hingga membuatnya terjungkal dan bergulingan di tanah berulang kali. Batuk kecil terdengar dari mulut Aji. Sesaat kemudian, darah segar meleleh keluar dari sudut bibirnya. Sambil bangkit berdiri, dia mengusap darah tersebut dengan punggung tangannya. Belum sempat pemuda itu berdiri tegak, kembali sebuah serangan yang tidak bisa dilihat menghajar dadanya dengan telak. Beruntung Aji masih sempat menahannya dengan menyilangkan kedua tangannya di depan dada ketika merasakan energi besar yang bergerak ke arahnya. Meskipun bisa melindungi dadanya, tapi tak urung tubuh Aji harus kembali terlempar hampir 12 langkah ke belakang hingga membentur sebuah batang pohon.Batuk kecil kembali te

  • Mustika Naga Bumi   Aji vs Ki Brenggolo Karang

    Sementara itu di sekitar lembah, terdapat sebuah gubuk kecil yang berdiri di dekat sungai kecil. Air di sungai itu berasal dari air terjun yang berada tidak jauh dari gubuk itu berdiri. Di dalam gubuk, Sanjaya terlihat duduk sendirian di sudut ruangan dengan wajah pucat pasi. Dia menunggu kedatangan Ki Brenggolo Karang yang menemui Caraka sejak dia baru datang di gubuk tersebut. Menjelang tengah malam, Ki Brenggolo Karang akhirnya kembali ke gubuknya yang biasa digunakannya beristirahat sehari-hari. Sanjaya yang tertidur sambil memeluk lutut, terbangun ketika terdengar suara pintu dibuka. “Ki, akhirnya kau kembali,” ucap Sanjaya pelan.“Kenapa kau kemari tanpa membawa gadis, Sanjaya? Apa kau tidak tahu jika proses yang dilakukan Guru Caraka sudah mendekati akhir?” tanya Ki Brenggolo Karang seraya menatap tajam Sanjaya yang menunduk ketakutan.“Maaf, Ki, sebenarnya tiga gadis tambahan yang dibutuhkan sudah tersedia, tapi sebelum aku membawanya kemari, ternyata anak buahku telah menc

  • Mustika Naga Bumi   Sambaran Petir

    Tubuh tinggi besar itupun terguling hingga menabrak dinding. Suara tubuhnya yang jatuh terdengar cukup keras. Aji berjalan mendekati lelaki itu dan berjongkok di sampingnya. ‘Hmmmm … ternyata pingsan,”’ batinnya. Aji bangkit berdiri untuk melihat kondisi istrinya yang masih berada di dalam kamar. Setelah Aji mengalirkan energinya ke dalam tubuh Ratih, wajah wanita cantik yang pucat itupun kembali segar seperti semula. “Kang, kenapa aku bisa ada di tempat ini?” tanya Ratih. “Panjang ceritanya, nanti saja kuceritakan. Sekarang kita selamatkan dulu gadis yang lain,” kata Aji. Dilihatnya tali tambang di atas sebuah lemari, kemudian diambilnya. ***Tiga orang gadis sudah dikeluarkan dari kamar, salah satunya adalah anak kepala desa Sudirjo. Sedang lelaki bertubuh besar terikat erat di sebuah kursi di ruang tamu. Setelah lelaki itu sadar, Aji pun melakukan interogasi. Dari pengakuannya, lelaki bernama Sanjaya itu diperintah oleh seorang lelaki tua yang merupakan bawahan dari Caraka, s

  • Mustika Naga Bumi   Pembebasan

    “Kalian kira aku sedang melucu?” Aji menggeleng dengan satu sudut bibir terangkat naik, “Tapi tidak apa-apa jika kalian berpikir seperti itu. Kalian nanti bisa tertawa sepuasanya setelah kucabut nyawa satu-satunya yang kalian miliki!” Hahahahaha! Semakin keraslah tawa 8 orang penjaga itu. Bahkan tawa mereka sampai terdengar masuk ke dalam dan memantik keingintahuan penjaga yang berada di dalam. Pintu gerbang pun terbuka, beberapa orang tampak keluar menemui 8 penjaga gerbang. “Kenapa kalian tertawa begitu keras, apa ada yang lucu?” tanya seorang penjaga yang baru saja keluar. “Lihatlah dia, katanya dia akan memberi hukuman kepada kita, bukankah itu sesuatu yang lucu? Apa hanya karena dia membawa pedang terus kita harus takut? Hahahaha!” “Kalian pasti akan ketakutan hingga meminta untuk tidak dibunuh!” sela Aji, kemudian bergerak begitu cepat hingga tiba-tiba sudah berada di depan penjaga yang sudah meremehkannya. Jari tangan Aji langsung mencengkeram leher orang itu hingga kesu

  • Mustika Naga Bumi   Pengorbanan Gadis

    Jendela kamar pun terbuka. Dua orang langsung melompat masuk ke dalam. Suasana kamar yang gelap tidak menyulitkan mereka berdua untuk menemukan ranjang yang digunakan Ratih tidur. Perlahan tubuh Ratih diangkat dan dibawa keluar. Satu orang yang berada di luar menerima tubuh wanita cantik itu. Mereka tidak memeriksa terlebih dahulu, karena merasa sudah mendapatkan targetnya. Dari atas atap, Aji merasa heran karena tidak ada perlawanan sedikitpun dari istrinya. Padahal seharusnya jika dalam posisi tersebut, Ratih pasti terbangun. Aji menilai ketiga orang tersebut menggunakan bius untuk membuat istrinya tidak sadar. Ketiga orang itu kemudian pergi sambil membawa Ratih. Suasana yang sepi membuat aksi mereka berjalan lancar tanpa ada halangan hingga keluar desa. Aji terus mengikuti dari belakang, dia menjaga jarak agar tidak diketahui ketiga orang yang membawa istrinya hingga masuk ke dalam hutan. Hampir tiga jam berjalan di dalam hutan, ketiga orang itu akhirnya sampai di bibir hutan,

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status