Kehamilan itu selalu unik, memiliki kesan tersendiri bagi ibu. Bersyukur Allah selalu diberikan kemudahan dalam masa kehamilanku. Kehamilan merupakan proses yang panjang.
"Bu, apa adik bayi akan ada di dalam perut ibu berapa lama?" tanya Bang Yahya saat kami sedang bersantai di sore hari.
"Umumnya kehamilan normal berusia empat puluh minggu atau sekitar sembilan bulan sepuluh hari," jawabku.
"Lama juga ya bu bawa adik kemana-mana," ucapnya sambil tertawa.
"Iya, kan masa kehamilan itu memiliki tiga tahap, yaitu zigot, embrio, dan janin." terangku.
"Apa itu bu?"
"Perkembangan zigot ini dimulai dari pertemuan antara sperma dengan sel telur di saluran tuba yang menyebabkan pembuahan. Setelah pembuahan, maka zigot akan berkembang biak dan membelah diri menjadi embrio. Tahapan embrio ini semua organ tubuh mengalami perkembangan kecuali organ intim, yaitu struktur otak dan syaraf. Tahapan selanjutnya adalah fase janin. Fase ini di tandai dengan perkembangan otak yang biasanya berlangsung dari usia sembilan minggu sampai kelahiran." jelasku panjang lebar.
"Berarti dari dalam perut itu tidak langsung berupa manusia ya bu?" tanyanya lagi.
"Tidak bang, dalam Al-qur'an juga sudah dijelaskan kok."
"Ada di surat apa bu?"
"Salah satunya ada dalam surat Al-Mukminun."
Bang Yahya langsung berlari untuk masuk ke dalam rumah. Sekembalinya dari dalam sudah membawa sebuah Al-qur'an beserta terjemahannya. Membukanya, mencari dan membaca dengan penuh penghayatan.
"Perkembangan janin dalam Al-qur'an dijelaskan dengan lengkap ya bu, Yahya mau baca Q.S. Al-Mukminun ayat 12-14 yang berarti "Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian kami jadikan air mani itu segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah Pencipta Yang Paling Baik.""Bu, jadi di dalam perut ibu dulu tidak langsung berupa seperti Yahya ya?" tanyanya.
"Iya sayang, ada tahapannya seperti yang dijelaskan dalam Al-qur'an."
"MasyaAllah sungguh kuasa Allah Ta'ala sangat luar biasa ya bu, tidak ada satu makhluk yang bisa menyerupai,"
***Kehamilan kelima ini terasa berbeda dengan kehamilan sebelum-sebelumnya terutama untuk kejiwaanku. Kehamilan ini lebih terasa sensitif. Ucapan ataupun tingkah orang lain yang menurutku berlebihan membuat rasa lelah berlebih. Emosi yang timbul terkadang tidak terkontrol.
Suatu malam setelah anak-anak tidur, rasa lelah mulai menyerang, tetapi mata tidak ingin terpejam. Aku keluar kamar menuju belakang rumah dan duduk bersandar dinding menghadap kolam ikan. Malam yang cerah di hiasi gemerlap bintang-bintang di langit.
Belakang rumah memang terdapat tempat yang menyenangkan untuk sekedar menghilangkan lelah. Mas Adam membuat sebuah kolam ikan yang tidak terlalu besar. Kami mengisi dengan ikan mas beraneka warna. Ukuran kolam hanya satu kali dua meter saja dengan sekelilingnya kutanami bunga beraneka jenis. Di sampingnya masih ada lahan kosong yang biasa digunakan tempat bermain anak-anak. Dua buah ayunan di buat dari ban mobil bekas yang di pasang di bawah pohon mangga.
"Tidak tidur Dik?" tanya Mas Adam yang sudah duduk di sebelahku.
"Belum mengantuk," jawabku tanpa menoleh padanya dan kembali dengan pikiranku sendiri.
Hening tanpa suara, dan kami tidak ada yang kembali berbicara. Suara air yang mengalir, gemericik dari liuk ikan, dan dinginnya angin yang berhembus lembut. Terdengar beberapa kali helaan berat darinya yang tidak pula aku hiraukan.
"Dik, akhir-akhir ini aku merasa ada yang berbeda darimu? Apakah ada masalah yang adik sembunyikan? Ceritalah Dik, biasanyakan setelah cerita akan lebih lega dan aku tidak ikut bingung dengan perubahanmu. Siapa tahu masalah yang adik hadapi akan ada solusinya" ucapnya kemudian.
"Entahlah Mas, aku sendiri tidak mengerti dengan sebab yang sering membuatku marah berlebihan," ungkapku kemudian.
"'Rasanya selalu saja apa yang aku atau kalian lakukan selalu salah." tambahku.
Kami kembali saling diam dengan pikiran masing-masing.
"Mas, apa memiliki anak banyak itu salah? Jarak anak kita bukannya tidak terlalu dekat? Sebenarnya apa yang harus aku lakukan?" ucapku kemudian.
"Kenapa banyak yang menggunjing tentang kehamilanku ini? Apa dosa saat aku hamil lagi? Bahkan aku sendiri sudah berusaha untuk menjaga jarak kehamilan, tetapi bila Allah sudah berkehendak aku bisa apa?"
"Rasanya seperti hamil ini karena kesalahanku yang tidak bisa menjaga diri. Seolah memiliki banyak anak adalah aib."
Mas Adam hanya mendengarkan tanpa menyela setiap kata yang aku katakan. Perasaan sedih yang sangat besar membuatku lebih banyak berpikir negatif. Hal tersebut membuat perasaan lelah yang semakin bertambah. Pelupuk mata mulai semakin berembun dan tidak terasa butiran-butiran bening melewatinya tanpa henti.
Malam ini semua rasa yang meluluhlantakkan pikiranku akhirnya terucap juga. Perasaan lelah yang mendominasi hari-hari terakhir ini kutumpahkan juga.
Perasaanku kali ini mulai menghangat setelah menumpahkan seluruh permasalahan yang memenuhi otak selama beberapa waktu ini. Usia kandungan yang mulai menginjak trimester kedua membuat badan lebih enak. Rasa mual yang sudah tidak lagi kurasakan membuat nafsu makan kembali bahkan lebih banyak dari biasanya.
***Hari ini jadwal untuk memeriksakan kandungan. Pagi-pagi sudah kupersiapkan semuanya lebih awal seperti memasak, mencuci, dan beres-beres rumah. Setiap jadwal periksa Mas Adam akan selalu mengantar dan menunggu sampai selesai.Anak-anak sangat bersemangat setiap membicarakan tentang calon adiknya. Mereka selalu membantu setiap pekerjaan rumah, sehingga tidak membuat badan terlalu lelah. Empat malaikat kecil yang ringan tangan dan sangat menghibur."Bu, nanti adik bayi akan dilihat ya? Koyya boleh ikut Bu?" ucap Rukoyyah dengan mengusap-usap perut yang sudah mulai terlihat membesar dengan lembut."Hari ini kan, mbak Koyya sekolah. Jadi harus berangkat dengan rajin dan bersemangat dong. Besok saat libur, ibu janji mbak Koyya boleh ikut kok." ucapku membelai lembut rambut panjangnya."Tapi Koyya ingin ikut sekarang Bu, mau ikut lihat adik. Masa yang ikut Isa dan Aisyah terus." merajuk sambil memonyongkan mulutnya sehingga sangat mengge
Jam tiga pagi aku terbangun, terasa bagian pinggul pegal-pegal. Melangkah menuju belakang untuk membuang hajat, kemudian mengambil air wudhu dan mendirikan sholat malam. Kutumpahkan segala gundah yang mulai mengusik ketenangan selama kehamilan kelima ini.Membaca ayat-ayat cinta dari Sang Pencipta, yaitu ayat suci Al-qur'an sampai adzan subuh berkumandang. Ketenangan selalu terasa nikmat saat diri mendekat pada Allah Ta'ala. Kutumpahkan segalanya dan memohon untuk kelancaran persalinan.Usia kandungan sudah melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir), tetapi sampai saat ini yang sudah mundur tujuh hari belum juga terasa tanda-tanda akan melahirkan. Alhamdulillah selama ini proses persalinan yang kujalani mudah. Semoga untuk yang kelima ini juga mendapatkan kemudahan.Aku mengambil sayuran dan beras untuk dimasak, tetapi setengah mengolah sayur mayur perut terasa mulas. Kuhentikan aktivitas sejenak, kemudian melakukan observasi sendiri, karena yakin bahwa seb
"Bagaimana kondisinya Nak?" ucap ibu yang sudah masuk ke dalam ruangan."Alhamdulillah baik Bu, Ibu sama siapa kesini?""Ibu sama Bulek Wati, tetapi baru jenguk anak temannya dulu,""Iya Bu,""Eh, mana cucuku.. Ibu gendong ya Nak, MasyaAllah cantiknya cucu mbah uti," ucap ibu yang mengambil putriku ke gendongannya. Terlihat binar bahagia yang terpancar dari senyum hangatnya.Ibu memang tidak mempermasalahkan jumlah anak kami. Bahkan yang kurasakan ibu akan berada di garda terdepan untuk membelaku."Merah banget kulitnya ya Nak, mirip banget sama Adam ini," ucap ibu yang masih tersenyum sumringah."Iya Bu,""Besok harus makin sabar, rumah bakal lebih banyak kerjaan lagi." nasehatnya."Iya Bu, doakan kami ya bu,"Ibu sering menasihati yang membangun. Aku bersyukur meski ibu mertua, tetapi sangat bijak dalam bersikap. Ibu tidak membedakan anak dan menantu. Apabila aku salah maka ib
Dua minggu setelah kelahiran Khodijah rasanya mudah sekali tersulut emosi, perasaan yang tiba-tiba sedih, dan perubahan mood yang signifikan. Rasa lelah seperti mendominasi hari-hariku. Ketenangan dalam rumah seperti menguap begitu saja. Rasa bersalah sering hadir dalam menjalani hari. Kehidupan yang harmonis berubah seperti neraka. Berulang kali mencoba mencari solusi yang tepat untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah terlintas dari benakku karena anak-anak yang pandai bersyukur. Hal sepele yang biasanya tidak berdampak apapun menjadi pemicu kemarahanku yang tiba-tiba meledak-ledak. Ucapan orang lain yang kurang enak langsung terpikir menjadi beban. Saat ini ada yang berbeda dalam diri.*** Pagi ini rasanya semua tidak terkendali. Anak-anak justru berulah membuat emosiku meledak. Yahya dan Rukoyyah yang biasanya rukun justru saling berebut membuat suasana menjadi gaduh. Tangisan Khodijah justru semakin kencang. Belum lagi saat Aisyah dan
Semilir angin berhembus menerpa wajahku saat membuka jendela. Pagi yang cerah semakin indah dengan keceriaan anak-anak yang bermain. Pagi menjadi waktu yang cukup bersejarah dalam menyongsong hari. Bahagiaku saat bersama keluarga, menikmati hari dengan senyuman.Pagi merupakan waktu yang cukup singkat. Kegiatan yang tidak ada habisnya dengan menyiapkan segala sesuatu yang harus cepat dan baik. Kegiatan harian selalu kutargetkan selesai sebelum ketiga anakku untuk berangkat ke sekolah dan suami bekerja. Memasak menjadi perhatian khusus untukku, karena kami membiasakan sarapan sebelum beraktivitas."Bu, mau masak apa pagi ini?" tanya Rukoyyah–putri keduaku–dengan senyum manisnya."Sup jamur dan tempe goreng Nak, Koyya sudah lapar?""Aku yang memotong tempenya ya Bu,""Iya sayang. Oh iya Koyya sudah selesai menyiapkan peralatan sekolah?" tanyaku."Sudah Bu, pokoknya beres tinggal berangkat nanti,"
Suatu sore yang cerah dengan langit jingga yang indah. Sayup-sayup semilir angin yang menerpa wajah memberikan rasa yang nyaman. Kami yang sedang menikmati sore dengan memperhatikan anak-anak yang bermain di halaman depan rumah. Kami tanami rumput teki yang memberikan pemandangan yang berbeda, seperti karpet hijau yang digelar.Halaman rumah memang tidak luas, tetapi cukup menjadi tempat bermain anak-anak. Kami sering melakukan aktivitas di depan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Selain rumput teki yang tertanam rapi, di ujung-ujung aku tanami beberapa jenis bunga seperti bunga krisan, mawar, dan kertas. Warna-warni bunga yang tumbuh sering memanjakan mata untuk menikmati keindahan yang Allah ciptakan.Kubuat pisang goreng dan es jeruk untuk menemani sore ini. Duduk bersandar di teras dengan memperhatikan keceriaan anak-anak yang bermain. Gelak tawa yang tidak pernah habis rasanya mengukir senyum yang melihatnya. Masa anak-anak memang waktu y
Pagi ini rasanya badanku tidak enak, mual yang tiba-tiba datang membuat rasa tidak nyaman. Badan terasa lemas tidak bertenaga, karena beberapa kali harus bolak-balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perut yang masih kosong.Kegiatan pagi ini dikerjakan oleh suami dan anak-anak. Kepala yang berdenyut dengan mual yang tidak berangsur pergi. Alhamdulillah mereka memahami kondisi tubuh ibunya yang sedang tidak baik-baik saja."Kita periksa saja ya Dik," ucap Mas Adam dengan membelaiku dengan lembut.Aku hanya mengangguk tanpa bersuara. Kemudian Mas Adam membantuku bersiap-siap. Dia juga menitipkan anak-anak kepada ibu terlebih dahulu."Bagaimana kondisimu Nduk, Adam bilang badanmu tidak enak?" tanya ibu yang baru saja sampai rumah."Begini ini Bu, rasanya pusing dan mual," terangku."Apa kamu hamil Nduk?" ucapnya lagi."Tidak tahu Bu," jawabku."Ya sudah hati-hati di jalan, wajah
enapa rasanya seperti ini? Padahal dari keempat anakku perasaan bahagia selalu muncul. Aku bermonolog sendiri."Dok, bagaimana saya bisa hamil? Padahal sekarang saya masih memakai KB. Lalu apa yang harus saya lakukan? Apakah tidak mempengaruhi janin saya Dok?" pertanyaan yang kulontarkan secara bersamaan karena rasa khawatir yang kurasakan."Iya Bu, kita harus melepaskan KB yang ibu gunakan secepatnya. Pelepasan KB ini untuk menjaga kondisi janin, karena bila KB tetap terpasang dapat menyebabkan keguguran, chorioamnionitis, dan prematuritas. Alhamdulillah usia kandungan belum mencapai empat belas minggu jadi insyaAllah dengan pelepasan ini bisa mencegah hal yang kurang baik." terang dr.Hindun panjang lebar."Chorioamnionitis itu apa dok?""chorioamnionitis adalah infeksi yang terjadi pada air ketuban ibu.""Apabila saya tidak melepasnya apakah tidak apa-apa?""Wanita hamil yang masih dalam pengaruh alat kontrasepsi ini memi
Dua minggu setelah kelahiran Khodijah rasanya mudah sekali tersulut emosi, perasaan yang tiba-tiba sedih, dan perubahan mood yang signifikan. Rasa lelah seperti mendominasi hari-hariku. Ketenangan dalam rumah seperti menguap begitu saja. Rasa bersalah sering hadir dalam menjalani hari. Kehidupan yang harmonis berubah seperti neraka. Berulang kali mencoba mencari solusi yang tepat untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah terlintas dari benakku karena anak-anak yang pandai bersyukur. Hal sepele yang biasanya tidak berdampak apapun menjadi pemicu kemarahanku yang tiba-tiba meledak-ledak. Ucapan orang lain yang kurang enak langsung terpikir menjadi beban. Saat ini ada yang berbeda dalam diri.*** Pagi ini rasanya semua tidak terkendali. Anak-anak justru berulah membuat emosiku meledak. Yahya dan Rukoyyah yang biasanya rukun justru saling berebut membuat suasana menjadi gaduh. Tangisan Khodijah justru semakin kencang. Belum lagi saat Aisyah dan
"Bagaimana kondisinya Nak?" ucap ibu yang sudah masuk ke dalam ruangan."Alhamdulillah baik Bu, Ibu sama siapa kesini?""Ibu sama Bulek Wati, tetapi baru jenguk anak temannya dulu,""Iya Bu,""Eh, mana cucuku.. Ibu gendong ya Nak, MasyaAllah cantiknya cucu mbah uti," ucap ibu yang mengambil putriku ke gendongannya. Terlihat binar bahagia yang terpancar dari senyum hangatnya.Ibu memang tidak mempermasalahkan jumlah anak kami. Bahkan yang kurasakan ibu akan berada di garda terdepan untuk membelaku."Merah banget kulitnya ya Nak, mirip banget sama Adam ini," ucap ibu yang masih tersenyum sumringah."Iya Bu,""Besok harus makin sabar, rumah bakal lebih banyak kerjaan lagi." nasehatnya."Iya Bu, doakan kami ya bu,"Ibu sering menasihati yang membangun. Aku bersyukur meski ibu mertua, tetapi sangat bijak dalam bersikap. Ibu tidak membedakan anak dan menantu. Apabila aku salah maka ib
Jam tiga pagi aku terbangun, terasa bagian pinggul pegal-pegal. Melangkah menuju belakang untuk membuang hajat, kemudian mengambil air wudhu dan mendirikan sholat malam. Kutumpahkan segala gundah yang mulai mengusik ketenangan selama kehamilan kelima ini.Membaca ayat-ayat cinta dari Sang Pencipta, yaitu ayat suci Al-qur'an sampai adzan subuh berkumandang. Ketenangan selalu terasa nikmat saat diri mendekat pada Allah Ta'ala. Kutumpahkan segalanya dan memohon untuk kelancaran persalinan.Usia kandungan sudah melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir), tetapi sampai saat ini yang sudah mundur tujuh hari belum juga terasa tanda-tanda akan melahirkan. Alhamdulillah selama ini proses persalinan yang kujalani mudah. Semoga untuk yang kelima ini juga mendapatkan kemudahan.Aku mengambil sayuran dan beras untuk dimasak, tetapi setengah mengolah sayur mayur perut terasa mulas. Kuhentikan aktivitas sejenak, kemudian melakukan observasi sendiri, karena yakin bahwa seb
Hari ini jadwal untuk memeriksakan kandungan. Pagi-pagi sudah kupersiapkan semuanya lebih awal seperti memasak, mencuci, dan beres-beres rumah. Setiap jadwal periksa Mas Adam akan selalu mengantar dan menunggu sampai selesai.Anak-anak sangat bersemangat setiap membicarakan tentang calon adiknya. Mereka selalu membantu setiap pekerjaan rumah, sehingga tidak membuat badan terlalu lelah. Empat malaikat kecil yang ringan tangan dan sangat menghibur."Bu, nanti adik bayi akan dilihat ya? Koyya boleh ikut Bu?" ucap Rukoyyah dengan mengusap-usap perut yang sudah mulai terlihat membesar dengan lembut."Hari ini kan, mbak Koyya sekolah. Jadi harus berangkat dengan rajin dan bersemangat dong. Besok saat libur, ibu janji mbak Koyya boleh ikut kok." ucapku membelai lembut rambut panjangnya."Tapi Koyya ingin ikut sekarang Bu, mau ikut lihat adik. Masa yang ikut Isa dan Aisyah terus." merajuk sambil memonyongkan mulutnya sehingga sangat mengge
Kehamilan itu selalu unik, memiliki kesan tersendiri bagi ibu. Bersyukur Allah selalu diberikan kemudahan dalam masa kehamilanku. Kehamilan merupakan proses yang panjang."Bu, apa adik bayi akan ada di dalam perut ibu berapa lama?" tanya Bang Yahya saat kami sedang bersantai di sore hari."Umumnya kehamilan normal berusia empat puluh minggu atau sekitar sembilan bulan sepuluh hari," jawabku."Lama juga ya bu bawa adik kemana-mana," ucapnya sambil tertawa."Iya, kan masa kehamilan itu memiliki tiga tahap, yaitu zigot, embrio, dan janin." terangku."Apa itu bu?""Perkembangan zigot ini dimulai dari pertemuan antara sperma dengan sel telur di saluran tuba yang menyebabkan pembuahan. Setelah pembuahan, maka zigot akan berkembang biak dan membelah diri menjadi embrio. Tahapan embrio ini semua organ tubuh mengalami perkembangan kecuali organ intim, yaitu struktur otak dan syaraf. Tahapan selanjutnya adalah fase janin.
enapa rasanya seperti ini? Padahal dari keempat anakku perasaan bahagia selalu muncul. Aku bermonolog sendiri."Dok, bagaimana saya bisa hamil? Padahal sekarang saya masih memakai KB. Lalu apa yang harus saya lakukan? Apakah tidak mempengaruhi janin saya Dok?" pertanyaan yang kulontarkan secara bersamaan karena rasa khawatir yang kurasakan."Iya Bu, kita harus melepaskan KB yang ibu gunakan secepatnya. Pelepasan KB ini untuk menjaga kondisi janin, karena bila KB tetap terpasang dapat menyebabkan keguguran, chorioamnionitis, dan prematuritas. Alhamdulillah usia kandungan belum mencapai empat belas minggu jadi insyaAllah dengan pelepasan ini bisa mencegah hal yang kurang baik." terang dr.Hindun panjang lebar."Chorioamnionitis itu apa dok?""chorioamnionitis adalah infeksi yang terjadi pada air ketuban ibu.""Apabila saya tidak melepasnya apakah tidak apa-apa?""Wanita hamil yang masih dalam pengaruh alat kontrasepsi ini memi
Pagi ini rasanya badanku tidak enak, mual yang tiba-tiba datang membuat rasa tidak nyaman. Badan terasa lemas tidak bertenaga, karena beberapa kali harus bolak-balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perut yang masih kosong.Kegiatan pagi ini dikerjakan oleh suami dan anak-anak. Kepala yang berdenyut dengan mual yang tidak berangsur pergi. Alhamdulillah mereka memahami kondisi tubuh ibunya yang sedang tidak baik-baik saja."Kita periksa saja ya Dik," ucap Mas Adam dengan membelaiku dengan lembut.Aku hanya mengangguk tanpa bersuara. Kemudian Mas Adam membantuku bersiap-siap. Dia juga menitipkan anak-anak kepada ibu terlebih dahulu."Bagaimana kondisimu Nduk, Adam bilang badanmu tidak enak?" tanya ibu yang baru saja sampai rumah."Begini ini Bu, rasanya pusing dan mual," terangku."Apa kamu hamil Nduk?" ucapnya lagi."Tidak tahu Bu," jawabku."Ya sudah hati-hati di jalan, wajah
Suatu sore yang cerah dengan langit jingga yang indah. Sayup-sayup semilir angin yang menerpa wajah memberikan rasa yang nyaman. Kami yang sedang menikmati sore dengan memperhatikan anak-anak yang bermain di halaman depan rumah. Kami tanami rumput teki yang memberikan pemandangan yang berbeda, seperti karpet hijau yang digelar.Halaman rumah memang tidak luas, tetapi cukup menjadi tempat bermain anak-anak. Kami sering melakukan aktivitas di depan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Selain rumput teki yang tertanam rapi, di ujung-ujung aku tanami beberapa jenis bunga seperti bunga krisan, mawar, dan kertas. Warna-warni bunga yang tumbuh sering memanjakan mata untuk menikmati keindahan yang Allah ciptakan.Kubuat pisang goreng dan es jeruk untuk menemani sore ini. Duduk bersandar di teras dengan memperhatikan keceriaan anak-anak yang bermain. Gelak tawa yang tidak pernah habis rasanya mengukir senyum yang melihatnya. Masa anak-anak memang waktu y
Semilir angin berhembus menerpa wajahku saat membuka jendela. Pagi yang cerah semakin indah dengan keceriaan anak-anak yang bermain. Pagi menjadi waktu yang cukup bersejarah dalam menyongsong hari. Bahagiaku saat bersama keluarga, menikmati hari dengan senyuman.Pagi merupakan waktu yang cukup singkat. Kegiatan yang tidak ada habisnya dengan menyiapkan segala sesuatu yang harus cepat dan baik. Kegiatan harian selalu kutargetkan selesai sebelum ketiga anakku untuk berangkat ke sekolah dan suami bekerja. Memasak menjadi perhatian khusus untukku, karena kami membiasakan sarapan sebelum beraktivitas."Bu, mau masak apa pagi ini?" tanya Rukoyyah–putri keduaku–dengan senyum manisnya."Sup jamur dan tempe goreng Nak, Koyya sudah lapar?""Aku yang memotong tempenya ya Bu,""Iya sayang. Oh iya Koyya sudah selesai menyiapkan peralatan sekolah?" tanyaku."Sudah Bu, pokoknya beres tinggal berangkat nanti,"