Hari ini jadwal untuk memeriksakan kandungan. Pagi-pagi sudah kupersiapkan semuanya lebih awal seperti memasak, mencuci, dan beres-beres rumah. Setiap jadwal periksa Mas Adam akan selalu mengantar dan menunggu sampai selesai.
Anak-anak sangat bersemangat setiap membicarakan tentang calon adiknya. Mereka selalu membantu setiap pekerjaan rumah, sehingga tidak membuat badan terlalu lelah. Empat malaikat kecil yang ringan tangan dan sangat menghibur.
"Bu, nanti adik bayi akan dilihat ya? Koyya boleh ikut Bu?" ucap Rukoyyah dengan mengusap-usap perut yang sudah mulai terlihat membesar dengan lembut.
"Hari ini kan, mbak Koyya sekolah. Jadi harus berangkat dengan rajin dan bersemangat dong. Besok saat libur, ibu janji mbak Koyya boleh ikut kok." ucapku membelai lembut rambut panjangnya.
"Tapi Koyya ingin ikut sekarang Bu, mau ikut lihat adik. Masa yang ikut Isa dan Aisyah terus." merajuk sambil memonyongkan mulutnya sehingga sangat menggemaskan.
"Adikku sayang... Mbak Koyya sudah tidak sabar lihat kamu yang lucu," tambahnya sambil berbicara mendekatkan diri ke perutku.
"Bu, adik sudah bisa apa?" tanyanya lagi.
"Adik sudah bisa mendengar dan putar-putar di dalam." jawabku.
"Bu, sekarang ibu sudah tidak pusing dan muntah lagi ya?"
"Iya Nak, Alhamdulillah sudah lebih enak sekarang."
"Apa semua ibu hamil juga muntah seperti ibu?Lalu berapa lama lagi adik lahir Bu?"
"Tidak semua ibu hamil merasakan mual dan muntah atau biasa disebut morning sickness. Adik akan lahir bila usia kandungan ibu sudah mencapai sekitar empat puluh minggu sayang."
"Morning sickness itu apa Bu?"
"Kondisi dimana ibu hamil merasa mual dan muntah yang biasanya terjadi di pagi hari. Nah, sekarang mbak siap-siap untuk berangkat sekolah dulu ya. Doakan ibu dan adik sehat selalu."
"Iya bu, adik baik-baik ya di dalam jangan nakal bikin ibu pusing dan mual lagi." ucapnya sungguh menggemaskan.
Kupeluk dan kucium Rukoyyah sebelum beranjak pergi. Sungguh cerdas anak-anakku ini. Mereka sangat memperhatikan perkembangan ibunya. Setiap pulang dari klinik pasti ada banyak pertanyaan yang akan mereka lontarkan. Antusias memiliki adik sangat besar, sehingga kebahagiaan selalu terpancar saat diceritakan hasil pemeriksaan janin yang kukandung.
Meskipun mereka belum paham betul dengan yang aku katakan, tetapi rasa penasaran yang mereka rasakan dapat terobati dengan mengatakan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Yahya dan Rukoyyah sudah berangkat ke sekolah dengan naik sepeda bersama kawan-kawannya. Mas Adam mengantar Aisyah ke sekolah serta menitipkan pada pihak sekolah bila nantinya kami terlambat menjemput. Isa akan ikut kami ke klinik.
Sesampainya di klinik kami langsung menuju ke bagian pendaftaran. Hari ini klinik terlihat ramai pengunjung. Antrian yang cukup panjang harus kami lewati. Meskipun lama, tetapi Isa bukanlah anak yang rewel. Dia menikmati puding susu yang kubawakan tadi.
Akhirnya namaku dipanggil untuk memasuki ruang periksa. Isa yang mengetahuinya langsung antusias untuk mengikuti dengan langkah kecilnya. Wajah tembebnya selalu terlihat menggemaskan dengan senyuman yang selalu menghiasi wajahnya.
"apa kabar ganteng?" sapa dokter Hindun setelah kami memasuki ruangan.
"Baik doktel?" jawab Isa yang masih cadel.
"Alhamdulillah, sudah makan belum?"
"Udah dong."
"MasyaAllah pinter yang si ganteng, pasti adiknya nanti juga pinter dan sehat seperti abangnya ya."
Senyum Isa terkembang menampakkan kedua lesung pipinya.
"Bagaimana kabar ibu dan adik? Ada keluhan apa Bu?" tanya dokter Hindun.
"Alhamdulillah baik dok, tetapi saya masih sering pusing."
"baik kita periksa dulu ya Bu, silahkan berbaring dulu. Kita ukur tekanan darahnya dulu ya."
"Iya dok."
"Masih mual dan muntah tidak bu?"
"Sudah tidak dok,"
"Baik, sekarang kita periksa dulu ya,"
Aku menuju ke sebuah kasur yang disediakan untuk diperiksa. Menaiki tangga kecil yang terletak di dekatnya. Perlahan untuk merebahkan tubuh.
"Bagus ya bu ini tensinya 110/70." ucapnya kemudian beralih untuk melakukan USG dengan mengoleskan cairan ke atas perut.
"Nah, kita lihat perkembangan adik ya Bu,"
"Bagaimana kondisinya dok?"
"Janinnya sehat ya Bu, ini terlihat dari gerakannya. Ini kepala, punggung, kaki dan seluruh bagian tubuhnya sudah terbentuk insyaAllah. Ketuban juga cukup ya Bu."
"Berapa beratnya dok?"
"Ini sudah 600gram ya Bu, sudah baik. Ada yang ingin ditanyakan lagi?"
"Tidak dok," ucapku kemudian.
"Baik sekarang kita kembali ke tempat duduk ya Bu,"
Aku pun turun dan kembali duduk untuk konsultasi lebih lanjut. Dokter Hindun kemudian mencatat hasil pemeriksaan tadi dan melihat hasil tes kemarin.
"Hasil tes kemarin baik ya Bu, tes HIV AIDS negatif, Hb juga bagus, dan gigi juga baik."
"Apa besok juga ada tes (Ante Natal Care) ANC terpadu lagi dok?" tanyaku.
"Iya bu, tetapi tahapan tiap trimester berbeda. Untuk ANC terpadu pada trimester pertama ini lebih komplit. Mencakup pengecekan pemeriksaan laboratorium, dokter umum, dokter gigi, dan konseling gizi seperti yang sudah ibu lakukan kemarin. Nah, untuk trimester kedua nanti dilakukan pemeriksaan protein urine dan Hb. Sedangkan trimester ketiga nanti cukup untuk pengecekan Hb saja." terangnya panjang lebar.
"Dulu sepertinya tidak perlu ANC terpadu ya dok?"
"Dulu sebenarnya juga sudah dilakukan Bu, hanya saja berbeda nama dan kalau sekarang lebih komplit untuk menjaga kesehatan ibu dan janin." terangnya.
"Hasil ANC terpadu ini diharapkan agar ibu lebih menjaga diri baik untuk kesehatan baik gigi, gizi, dan lainnya karena semua ini saling berkaitan."
"Baik dok, terima kasih atas penjelasannya."
"Iya ibu, ini saya resepkan vitamin, penambah darah, dan kalsium ya. Nanti bisa diambil di apotik. Semoga ibu dan janin sehat selalu."
"Aamiin. Terima kasih banyak dok," ucapku dan melangkah keluar ruangan.
Kususuri koridor menuju ke apotik untuk mengambil vitamin. Setelah selesai maka segera kumelangkah ke taman kecil di klinik yang disediakan untuk tempat bermain anak-anak. Kulihat Isa dan Mas Adam sedang menikmati es krim sambil duduk di kursi yang disediakan.
"Maaf lama ya menunggunya?" ucapku ssmbil duduk di sebelah Isa yang masih asyik menikmati es krimnya.
"Bagaimana hasilnya tadi Bu? Kami tadi keluar karena Isa mulai bosan,"
"Alhamdulillah kondisi janin baik." jawabku. "Tadi main apa saja Dik Isa?" tanyaku lagi.
"Tadi Isa main ayunan," ucapnya yang menggelayut duduk di pangkuanku.
Aku mengelap mulutnya dengan tisue dan menciumnya lembut seraya menaruhnya di pangkuan. Kami pun pulang lalu menjemput Aisyah terlebih dahulu karena sudah menjelang siang.
Jam tiga pagi aku terbangun, terasa bagian pinggul pegal-pegal. Melangkah menuju belakang untuk membuang hajat, kemudian mengambil air wudhu dan mendirikan sholat malam. Kutumpahkan segala gundah yang mulai mengusik ketenangan selama kehamilan kelima ini.Membaca ayat-ayat cinta dari Sang Pencipta, yaitu ayat suci Al-qur'an sampai adzan subuh berkumandang. Ketenangan selalu terasa nikmat saat diri mendekat pada Allah Ta'ala. Kutumpahkan segalanya dan memohon untuk kelancaran persalinan.Usia kandungan sudah melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir), tetapi sampai saat ini yang sudah mundur tujuh hari belum juga terasa tanda-tanda akan melahirkan. Alhamdulillah selama ini proses persalinan yang kujalani mudah. Semoga untuk yang kelima ini juga mendapatkan kemudahan.Aku mengambil sayuran dan beras untuk dimasak, tetapi setengah mengolah sayur mayur perut terasa mulas. Kuhentikan aktivitas sejenak, kemudian melakukan observasi sendiri, karena yakin bahwa seb
"Bagaimana kondisinya Nak?" ucap ibu yang sudah masuk ke dalam ruangan."Alhamdulillah baik Bu, Ibu sama siapa kesini?""Ibu sama Bulek Wati, tetapi baru jenguk anak temannya dulu,""Iya Bu,""Eh, mana cucuku.. Ibu gendong ya Nak, MasyaAllah cantiknya cucu mbah uti," ucap ibu yang mengambil putriku ke gendongannya. Terlihat binar bahagia yang terpancar dari senyum hangatnya.Ibu memang tidak mempermasalahkan jumlah anak kami. Bahkan yang kurasakan ibu akan berada di garda terdepan untuk membelaku."Merah banget kulitnya ya Nak, mirip banget sama Adam ini," ucap ibu yang masih tersenyum sumringah."Iya Bu,""Besok harus makin sabar, rumah bakal lebih banyak kerjaan lagi." nasehatnya."Iya Bu, doakan kami ya bu,"Ibu sering menasihati yang membangun. Aku bersyukur meski ibu mertua, tetapi sangat bijak dalam bersikap. Ibu tidak membedakan anak dan menantu. Apabila aku salah maka ib
Dua minggu setelah kelahiran Khodijah rasanya mudah sekali tersulut emosi, perasaan yang tiba-tiba sedih, dan perubahan mood yang signifikan. Rasa lelah seperti mendominasi hari-hariku. Ketenangan dalam rumah seperti menguap begitu saja. Rasa bersalah sering hadir dalam menjalani hari. Kehidupan yang harmonis berubah seperti neraka. Berulang kali mencoba mencari solusi yang tepat untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah terlintas dari benakku karena anak-anak yang pandai bersyukur. Hal sepele yang biasanya tidak berdampak apapun menjadi pemicu kemarahanku yang tiba-tiba meledak-ledak. Ucapan orang lain yang kurang enak langsung terpikir menjadi beban. Saat ini ada yang berbeda dalam diri.*** Pagi ini rasanya semua tidak terkendali. Anak-anak justru berulah membuat emosiku meledak. Yahya dan Rukoyyah yang biasanya rukun justru saling berebut membuat suasana menjadi gaduh. Tangisan Khodijah justru semakin kencang. Belum lagi saat Aisyah dan
Semilir angin berhembus menerpa wajahku saat membuka jendela. Pagi yang cerah semakin indah dengan keceriaan anak-anak yang bermain. Pagi menjadi waktu yang cukup bersejarah dalam menyongsong hari. Bahagiaku saat bersama keluarga, menikmati hari dengan senyuman.Pagi merupakan waktu yang cukup singkat. Kegiatan yang tidak ada habisnya dengan menyiapkan segala sesuatu yang harus cepat dan baik. Kegiatan harian selalu kutargetkan selesai sebelum ketiga anakku untuk berangkat ke sekolah dan suami bekerja. Memasak menjadi perhatian khusus untukku, karena kami membiasakan sarapan sebelum beraktivitas."Bu, mau masak apa pagi ini?" tanya Rukoyyah–putri keduaku–dengan senyum manisnya."Sup jamur dan tempe goreng Nak, Koyya sudah lapar?""Aku yang memotong tempenya ya Bu,""Iya sayang. Oh iya Koyya sudah selesai menyiapkan peralatan sekolah?" tanyaku."Sudah Bu, pokoknya beres tinggal berangkat nanti,"
Suatu sore yang cerah dengan langit jingga yang indah. Sayup-sayup semilir angin yang menerpa wajah memberikan rasa yang nyaman. Kami yang sedang menikmati sore dengan memperhatikan anak-anak yang bermain di halaman depan rumah. Kami tanami rumput teki yang memberikan pemandangan yang berbeda, seperti karpet hijau yang digelar.Halaman rumah memang tidak luas, tetapi cukup menjadi tempat bermain anak-anak. Kami sering melakukan aktivitas di depan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Selain rumput teki yang tertanam rapi, di ujung-ujung aku tanami beberapa jenis bunga seperti bunga krisan, mawar, dan kertas. Warna-warni bunga yang tumbuh sering memanjakan mata untuk menikmati keindahan yang Allah ciptakan.Kubuat pisang goreng dan es jeruk untuk menemani sore ini. Duduk bersandar di teras dengan memperhatikan keceriaan anak-anak yang bermain. Gelak tawa yang tidak pernah habis rasanya mengukir senyum yang melihatnya. Masa anak-anak memang waktu y
Pagi ini rasanya badanku tidak enak, mual yang tiba-tiba datang membuat rasa tidak nyaman. Badan terasa lemas tidak bertenaga, karena beberapa kali harus bolak-balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perut yang masih kosong.Kegiatan pagi ini dikerjakan oleh suami dan anak-anak. Kepala yang berdenyut dengan mual yang tidak berangsur pergi. Alhamdulillah mereka memahami kondisi tubuh ibunya yang sedang tidak baik-baik saja."Kita periksa saja ya Dik," ucap Mas Adam dengan membelaiku dengan lembut.Aku hanya mengangguk tanpa bersuara. Kemudian Mas Adam membantuku bersiap-siap. Dia juga menitipkan anak-anak kepada ibu terlebih dahulu."Bagaimana kondisimu Nduk, Adam bilang badanmu tidak enak?" tanya ibu yang baru saja sampai rumah."Begini ini Bu, rasanya pusing dan mual," terangku."Apa kamu hamil Nduk?" ucapnya lagi."Tidak tahu Bu," jawabku."Ya sudah hati-hati di jalan, wajah
enapa rasanya seperti ini? Padahal dari keempat anakku perasaan bahagia selalu muncul. Aku bermonolog sendiri."Dok, bagaimana saya bisa hamil? Padahal sekarang saya masih memakai KB. Lalu apa yang harus saya lakukan? Apakah tidak mempengaruhi janin saya Dok?" pertanyaan yang kulontarkan secara bersamaan karena rasa khawatir yang kurasakan."Iya Bu, kita harus melepaskan KB yang ibu gunakan secepatnya. Pelepasan KB ini untuk menjaga kondisi janin, karena bila KB tetap terpasang dapat menyebabkan keguguran, chorioamnionitis, dan prematuritas. Alhamdulillah usia kandungan belum mencapai empat belas minggu jadi insyaAllah dengan pelepasan ini bisa mencegah hal yang kurang baik." terang dr.Hindun panjang lebar."Chorioamnionitis itu apa dok?""chorioamnionitis adalah infeksi yang terjadi pada air ketuban ibu.""Apabila saya tidak melepasnya apakah tidak apa-apa?""Wanita hamil yang masih dalam pengaruh alat kontrasepsi ini memi
Kehamilan itu selalu unik, memiliki kesan tersendiri bagi ibu. Bersyukur Allah selalu diberikan kemudahan dalam masa kehamilanku. Kehamilan merupakan proses yang panjang."Bu, apa adik bayi akan ada di dalam perut ibu berapa lama?" tanya Bang Yahya saat kami sedang bersantai di sore hari."Umumnya kehamilan normal berusia empat puluh minggu atau sekitar sembilan bulan sepuluh hari," jawabku."Lama juga ya bu bawa adik kemana-mana," ucapnya sambil tertawa."Iya, kan masa kehamilan itu memiliki tiga tahap, yaitu zigot, embrio, dan janin." terangku."Apa itu bu?""Perkembangan zigot ini dimulai dari pertemuan antara sperma dengan sel telur di saluran tuba yang menyebabkan pembuahan. Setelah pembuahan, maka zigot akan berkembang biak dan membelah diri menjadi embrio. Tahapan embrio ini semua organ tubuh mengalami perkembangan kecuali organ intim, yaitu struktur otak dan syaraf. Tahapan selanjutnya adalah fase janin.
Dua minggu setelah kelahiran Khodijah rasanya mudah sekali tersulut emosi, perasaan yang tiba-tiba sedih, dan perubahan mood yang signifikan. Rasa lelah seperti mendominasi hari-hariku. Ketenangan dalam rumah seperti menguap begitu saja. Rasa bersalah sering hadir dalam menjalani hari. Kehidupan yang harmonis berubah seperti neraka. Berulang kali mencoba mencari solusi yang tepat untuk melakukan sesuatu yang tidak pernah terlintas dari benakku karena anak-anak yang pandai bersyukur. Hal sepele yang biasanya tidak berdampak apapun menjadi pemicu kemarahanku yang tiba-tiba meledak-ledak. Ucapan orang lain yang kurang enak langsung terpikir menjadi beban. Saat ini ada yang berbeda dalam diri.*** Pagi ini rasanya semua tidak terkendali. Anak-anak justru berulah membuat emosiku meledak. Yahya dan Rukoyyah yang biasanya rukun justru saling berebut membuat suasana menjadi gaduh. Tangisan Khodijah justru semakin kencang. Belum lagi saat Aisyah dan
"Bagaimana kondisinya Nak?" ucap ibu yang sudah masuk ke dalam ruangan."Alhamdulillah baik Bu, Ibu sama siapa kesini?""Ibu sama Bulek Wati, tetapi baru jenguk anak temannya dulu,""Iya Bu,""Eh, mana cucuku.. Ibu gendong ya Nak, MasyaAllah cantiknya cucu mbah uti," ucap ibu yang mengambil putriku ke gendongannya. Terlihat binar bahagia yang terpancar dari senyum hangatnya.Ibu memang tidak mempermasalahkan jumlah anak kami. Bahkan yang kurasakan ibu akan berada di garda terdepan untuk membelaku."Merah banget kulitnya ya Nak, mirip banget sama Adam ini," ucap ibu yang masih tersenyum sumringah."Iya Bu,""Besok harus makin sabar, rumah bakal lebih banyak kerjaan lagi." nasehatnya."Iya Bu, doakan kami ya bu,"Ibu sering menasihati yang membangun. Aku bersyukur meski ibu mertua, tetapi sangat bijak dalam bersikap. Ibu tidak membedakan anak dan menantu. Apabila aku salah maka ib
Jam tiga pagi aku terbangun, terasa bagian pinggul pegal-pegal. Melangkah menuju belakang untuk membuang hajat, kemudian mengambil air wudhu dan mendirikan sholat malam. Kutumpahkan segala gundah yang mulai mengusik ketenangan selama kehamilan kelima ini.Membaca ayat-ayat cinta dari Sang Pencipta, yaitu ayat suci Al-qur'an sampai adzan subuh berkumandang. Ketenangan selalu terasa nikmat saat diri mendekat pada Allah Ta'ala. Kutumpahkan segalanya dan memohon untuk kelancaran persalinan.Usia kandungan sudah melewati HPL (Hari Perkiraan Lahir), tetapi sampai saat ini yang sudah mundur tujuh hari belum juga terasa tanda-tanda akan melahirkan. Alhamdulillah selama ini proses persalinan yang kujalani mudah. Semoga untuk yang kelima ini juga mendapatkan kemudahan.Aku mengambil sayuran dan beras untuk dimasak, tetapi setengah mengolah sayur mayur perut terasa mulas. Kuhentikan aktivitas sejenak, kemudian melakukan observasi sendiri, karena yakin bahwa seb
Hari ini jadwal untuk memeriksakan kandungan. Pagi-pagi sudah kupersiapkan semuanya lebih awal seperti memasak, mencuci, dan beres-beres rumah. Setiap jadwal periksa Mas Adam akan selalu mengantar dan menunggu sampai selesai.Anak-anak sangat bersemangat setiap membicarakan tentang calon adiknya. Mereka selalu membantu setiap pekerjaan rumah, sehingga tidak membuat badan terlalu lelah. Empat malaikat kecil yang ringan tangan dan sangat menghibur."Bu, nanti adik bayi akan dilihat ya? Koyya boleh ikut Bu?" ucap Rukoyyah dengan mengusap-usap perut yang sudah mulai terlihat membesar dengan lembut."Hari ini kan, mbak Koyya sekolah. Jadi harus berangkat dengan rajin dan bersemangat dong. Besok saat libur, ibu janji mbak Koyya boleh ikut kok." ucapku membelai lembut rambut panjangnya."Tapi Koyya ingin ikut sekarang Bu, mau ikut lihat adik. Masa yang ikut Isa dan Aisyah terus." merajuk sambil memonyongkan mulutnya sehingga sangat mengge
Kehamilan itu selalu unik, memiliki kesan tersendiri bagi ibu. Bersyukur Allah selalu diberikan kemudahan dalam masa kehamilanku. Kehamilan merupakan proses yang panjang."Bu, apa adik bayi akan ada di dalam perut ibu berapa lama?" tanya Bang Yahya saat kami sedang bersantai di sore hari."Umumnya kehamilan normal berusia empat puluh minggu atau sekitar sembilan bulan sepuluh hari," jawabku."Lama juga ya bu bawa adik kemana-mana," ucapnya sambil tertawa."Iya, kan masa kehamilan itu memiliki tiga tahap, yaitu zigot, embrio, dan janin." terangku."Apa itu bu?""Perkembangan zigot ini dimulai dari pertemuan antara sperma dengan sel telur di saluran tuba yang menyebabkan pembuahan. Setelah pembuahan, maka zigot akan berkembang biak dan membelah diri menjadi embrio. Tahapan embrio ini semua organ tubuh mengalami perkembangan kecuali organ intim, yaitu struktur otak dan syaraf. Tahapan selanjutnya adalah fase janin.
enapa rasanya seperti ini? Padahal dari keempat anakku perasaan bahagia selalu muncul. Aku bermonolog sendiri."Dok, bagaimana saya bisa hamil? Padahal sekarang saya masih memakai KB. Lalu apa yang harus saya lakukan? Apakah tidak mempengaruhi janin saya Dok?" pertanyaan yang kulontarkan secara bersamaan karena rasa khawatir yang kurasakan."Iya Bu, kita harus melepaskan KB yang ibu gunakan secepatnya. Pelepasan KB ini untuk menjaga kondisi janin, karena bila KB tetap terpasang dapat menyebabkan keguguran, chorioamnionitis, dan prematuritas. Alhamdulillah usia kandungan belum mencapai empat belas minggu jadi insyaAllah dengan pelepasan ini bisa mencegah hal yang kurang baik." terang dr.Hindun panjang lebar."Chorioamnionitis itu apa dok?""chorioamnionitis adalah infeksi yang terjadi pada air ketuban ibu.""Apabila saya tidak melepasnya apakah tidak apa-apa?""Wanita hamil yang masih dalam pengaruh alat kontrasepsi ini memi
Pagi ini rasanya badanku tidak enak, mual yang tiba-tiba datang membuat rasa tidak nyaman. Badan terasa lemas tidak bertenaga, karena beberapa kali harus bolak-balik ke kamar mandi untuk mengeluarkan isi perut yang masih kosong.Kegiatan pagi ini dikerjakan oleh suami dan anak-anak. Kepala yang berdenyut dengan mual yang tidak berangsur pergi. Alhamdulillah mereka memahami kondisi tubuh ibunya yang sedang tidak baik-baik saja."Kita periksa saja ya Dik," ucap Mas Adam dengan membelaiku dengan lembut.Aku hanya mengangguk tanpa bersuara. Kemudian Mas Adam membantuku bersiap-siap. Dia juga menitipkan anak-anak kepada ibu terlebih dahulu."Bagaimana kondisimu Nduk, Adam bilang badanmu tidak enak?" tanya ibu yang baru saja sampai rumah."Begini ini Bu, rasanya pusing dan mual," terangku."Apa kamu hamil Nduk?" ucapnya lagi."Tidak tahu Bu," jawabku."Ya sudah hati-hati di jalan, wajah
Suatu sore yang cerah dengan langit jingga yang indah. Sayup-sayup semilir angin yang menerpa wajah memberikan rasa yang nyaman. Kami yang sedang menikmati sore dengan memperhatikan anak-anak yang bermain di halaman depan rumah. Kami tanami rumput teki yang memberikan pemandangan yang berbeda, seperti karpet hijau yang digelar.Halaman rumah memang tidak luas, tetapi cukup menjadi tempat bermain anak-anak. Kami sering melakukan aktivitas di depan untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Selain rumput teki yang tertanam rapi, di ujung-ujung aku tanami beberapa jenis bunga seperti bunga krisan, mawar, dan kertas. Warna-warni bunga yang tumbuh sering memanjakan mata untuk menikmati keindahan yang Allah ciptakan.Kubuat pisang goreng dan es jeruk untuk menemani sore ini. Duduk bersandar di teras dengan memperhatikan keceriaan anak-anak yang bermain. Gelak tawa yang tidak pernah habis rasanya mengukir senyum yang melihatnya. Masa anak-anak memang waktu y
Semilir angin berhembus menerpa wajahku saat membuka jendela. Pagi yang cerah semakin indah dengan keceriaan anak-anak yang bermain. Pagi menjadi waktu yang cukup bersejarah dalam menyongsong hari. Bahagiaku saat bersama keluarga, menikmati hari dengan senyuman.Pagi merupakan waktu yang cukup singkat. Kegiatan yang tidak ada habisnya dengan menyiapkan segala sesuatu yang harus cepat dan baik. Kegiatan harian selalu kutargetkan selesai sebelum ketiga anakku untuk berangkat ke sekolah dan suami bekerja. Memasak menjadi perhatian khusus untukku, karena kami membiasakan sarapan sebelum beraktivitas."Bu, mau masak apa pagi ini?" tanya Rukoyyah–putri keduaku–dengan senyum manisnya."Sup jamur dan tempe goreng Nak, Koyya sudah lapar?""Aku yang memotong tempenya ya Bu,""Iya sayang. Oh iya Koyya sudah selesai menyiapkan peralatan sekolah?" tanyaku."Sudah Bu, pokoknya beres tinggal berangkat nanti,"