Share

Jadi supir

last update Last Updated: 2021-05-02 20:14:23

Walaupun terlihat kesal, Rania tetap harus mengikuti perintah dari sang atasan.

Setelah masuk ke dalam ruang kerja Raka, ia memperhatikan penataan ruang kerja sang direktur dari setiap sudut ruangan. 

“ Wah....!Pantas saja ia dijuluki si Tuan bersih, ruangan-nya saja tertata rapi dan tak ada sedikit pun debu yang menempel dalam ruangan ini,” batin Rania kagum.

Walaupun demikian, Rania sengaja tak menampakan wajah kagumnya kepada sang direktur. Ia tak ingin jika memuji sekarang, maka sang Direktur akan tambah besar kepala. Apalagi Rania berfikir jika direktur adalah tipe orang yang suka akan pujian.

Masih asyik melirik suasana ruang kerja Raka, tiba-tiba sang direktur menyuruhnya duduk dengan nada sinis.

“Mengapa bengong aja disitu?Mau berdiri terus sampai pelayanku datang mengantarkan baju?Cepat duduk!Jangan membuatku perlu mengulangi kata-kataku barusan!” ucap Raka dengan gaya arogannya.

Mendengar sang Direktur menegur, akhirnya Rania langsung duduk di sofa yang berada di bagian sudut ruangan.

Kini mereka hanya berdua di dalam ruangan kerja Raka yang ukurannya cukup luas itu. Ada perasaan canggung di antara keduanya. Raka yang terkenal dengan sikap arogan, narsistik dan jiwa gengsinya yang tinggi ini, enggan untuk memulai percakapan. Sementara Rania, ia merasa khawatir dan tak tahu harus bersikap seperti apa di depan sang Direktur.

Suasana semakin hening, belum terdengar suara ataupun ocehan yang biasa mereka lakukan. Benar-benar terasa sangat canggung.

“Mengapa gadis pembuat masalah itu tak bicara?Aku merasa aneh dengan keadaan hening seperti ini?” batin Raka merasa canggung.

Begitu pun sebaliknya, Rania merasa aneh dengan keadaan mereka sekarang.

“Mengapa direktur galak itu tak bicara juga?Apa dia sengaja membuatku terlihat aneh di dalam ruangan ini?” batin Rania.

Demi menjaga image-nya, sang direktur maupun Rania tak kunjung bicara hingga akhirnya pelayan Raka datang mengantar baju.

Suara orang mengetuk pintu.

Tok, tok, tok.

Tampak terdengar suara dari luar minta izin masuk ke dalam.

“Tuan, ini saya Delila. Bolehkah saya masuk sebentar?” ucap sang Pelayan.

“Masuk saja!Pintunya tak di kunci,” Jawab Raka.

Pelayan itupun membuka pintu secara perlahan dan masuk ke dalam ruangan.

“Permisi, Tuan Raka!Aku pelayan yang mengantar baju pesanan Tuan,” Ucap Delila. Sang Pelayan lalu memberikan beberapa baju wanita.

“Mengapa pekerjaanmu sangat lambat?Aku sudah menunggumu sejak tadi. Jika sikapmu tak sopan seperti ini lagi, maka aku tak akan segan-segan untuk memecatmu!” Raka dengan nada tinggi.

Sang Pelayan terdiam dan hanya menunduk-kan wajahnya. Ia tak ingin membela diri di depan Raka, karena itu akan terlihat sia-sia dan percuma saja. Sikap Raka telah diketahui oleh semua orang, jika ia adalah atasan yang tak ingin mendengar penjelasan ini dan itu. Bagi Raka, itu sangat memuak-kan. 

“Dasar pria berdarah dingin dan tak punya hati!Ia selalu saja marah pada orang yang jelas-jelas telah membantunya,” Batin Rania mengutuk sikap Raka.

“Maafkan saya, Tuan Raka!Saya benar-benar sangat menyesal!Lain kali, kejadian buruk ini tak akan terjadi lagi!” Delila minta maaf.

“Kamu tahu nggak?Waktuku ini sangatlah berharga!Keterlambatanmu ini, telah membuatku kehilangan klien penting!” Raka dengan wajah kesal.

“Saya minta maaf, Tuan!” Delila dengan nada khawatir.

“Kamu fikir dengan minta maaf saja, bisa mengembalikan proyek-ku yang gagal dengan jumlah ratusan miliar?Kamu saya pecat!Dasar tak becus!Hanya mengurus baju saja, kamu tak bisa. Segera enyah dari hadapanku!” perintah Raka. Wajah pria itu benar-benar terlihat sangat menakutkan ketika marah. Tatapannya seakan mematikan dan tak punya rasa belas kasih.

“Aku ingin sekali memberinya pelajaran!Pria ini benar-benar sangat kasar pada wanita!Aku sangat membenci orang-orang yang selalu menindas!Lihat saja!Aku akan membalasmu suatu saat nanti!” batin Rania kesal.

Mata Delila kini terlihat berkaca-kaca. Wanita itu akhirnya keluar dari ruangan sang direktur.

“Mengapa menatapku seperti itu?Apa kamu juga ingin seperti dia?Cepat ganti baju dan ikut aku keluar!” perintah Raka.

Akhirnya Rania mengambil baju itu dan segera ke kamar mandi untuk mengganti pakaian. Baru saja ingin membuka pintu kerja Raka, tiba-tiba sang Direktur menegur dengan nada kesal.

“Kamu mau kemana?Aku menyuruhmu ganti baju!Apa kamu tuli?” nada kesal Raka semakin menjadi.

“Aku permisi ke kamar mandi sebentar, untuk mengganti bajuku, Tuan Raka!Tak mungkin, aku harus mengganti bajuku di ruangan Tuan, kan?” ucap Rania datar.

“Memangnya kenapa jika di dalam ruanganku?Apa kamu fikir aku pria hidung belang yang suka mengambil keuntungan dari gadis kelas bawah sepertimu?Aku masih waras. Tubuhmu itu tak cukup menarik buatku!” Raka menghina Rania.

“Benar-benar pria menyebalkan!Jika saja kamu bukan CEO di perusahaan ini, aku sudah lama ingin membuatmu menyesali semua sikap dan ucapanmu yang tajam dan melukai hati orang lain.” Batin Rania lagi-lagi mengutuk Raka.

“Cepat sana,Ganti baju!Jangan membuatku harus menunggumu berjam-jam disini!” tambah Raka lagi.

Rania segera bergegas masuk ke dalam kamar mandi pribadi milik Raka yang tersambung dengan ruang kerja. Disitu juga ada ranjang tempat istirahat Raka. Benar-benar ruangan kerja sang direktur telah di susun secara komplit dan teratur.

“Ini ruang kerja atau rumah, sih?” ucap Rania.

Tiba-tiba terdengar suara Raka berseru dari luar kamar mandi.

“Jangan berlama-lama di dalam sana!Waktu kita tak banyak. Segera keluar secepatnya!” seru Raka dari luar.

“I...iya, Tuan. Sebentar lagi aku selesai,” Jawab Rania.

Raka pun berjalan kembali ke tempat duduknya. 

“Benar-benar membuatku repot!Untuk apa juga aku harus menunggunya seperti ini?Apa yang salah denganku?” Raka merasa aneh pada dirinya.

Walaupun terlihat kesal, namun Raka tetap saja menunggu Rania mengganti baju.

“Aku ini bekerja di perusahaan atau jadi kacungnya?” Rania kembali berfikir.

Gadis ini merasa jika dirinya tak melaksanakan tugas utamanya sebagai OB, lebih tepatnya ia menjadi pembantu dari sang direktur berdarah dingin itu.

Tak lama kemudian, Rania selesai mengganti baju dan keluar dari kamar mandi. Ia berjalan ke arah sang direktur dengan pakaian yang berbeda. Rambutnya di ikat dengan rapi seperti biasanya. 

Walaupun demikian, wajah Rania nan cantik tak dapat di sembunyikan. Ia tak perlu berdandan lebih, wajahnya sudah terlihat sempurna. Itupun Rania tanpa menggunakan make-up.

Raka melirik diam-diam atas penampilan Rania yang terlihat.berbeda dari biasanya.

“Cocok juga baju yang kamu kenakan. Baju itu harganya sangat mahal!Aku yakin, kamu tak akan sanggup membelinya!Tapi memang benar, harga itu tak akan menghianati kualitas. Bukankah begitu, Nona Rania?” Raka masih dengan gaya sombongnya.

Entah sudah ke-berapa kalinya sang direktur menghina gadis itu. Tak tahu kenapa?Rasanya ada yang kurang dalam hidup Raka, jika tak mencari masalah dengan gadis itu.

“Ayo pergi!Kamu yang akan jadi supirku sekarang!Apa kamu bisa membawa mobil mahalku?Jika tak bisa, aku bisa memakluminya. Orang kelas bawah sepertimu, pasti tak akan sanggup membeli barang mewah seperti ini!” Raka terkekeh. Ia seakan melihat dengan tatapan meremehkan.

Rania hanya terdiam. Ia tak ingin lagi menjawab hinaan dari sang direktur. Benar-benar menyakitkan. Raka sama sekali tak tahu, jika Rania adalah gadis kaya-raya. Ia adalah anak tunggal pewaris perusahaan terbesar ke-dua se-asia. Bukankah kekayaan Rania sangat berlimpah?Kedua orang tuanya merupakan CEO dalam perusahaan mereka masing-masing. Jika suatu hari, Raka mengetahui statusnya sebagai anak orang kaya, maka reaksi apa yang akan ia tunjukan pada gadis yang sering ia remehkan itu?

Raka mengira jika Rania tak bisa menyetir mobil mewahnya yang edisi terbatas, namun dugaan Raka salah besar. 

“Silahkan, Tuan kembali ke tempat duduk!Aku yang akan menyetir mobil sekarang!Tuan Raka cukup diam dan nikmati perjalanan ini!” Rania membuka pintu mobil.

Rania sengaja ingin menyetir dan mencari masalah pada Raka. 

“Jangan bercanda!Jika tak bisa menyetir, kamu harus minta bantuanku!Jangan bersikap konyol seperti itu!” Raka khawatir.

“Hentikan ocehan Tuan!Kita akan berangkat sekarang!Waktu adalah uang, jadi hargailah waktu anda, direktur!” jelas Rania. Gadis ini tanpa ragu-ragu langsung menyalakan mobil sang direktur.

“Hati-hati!Aku masih memberikanmu satu kesempatan untuk tak melakukan hal yang nekad dan segila ini!” seru sang direktur. Pria ini khawatir akan kemampuan menyetir Rania.

Rania tak perduli dengan ocehan sang direktur. Ia menyalakan mobil dan membawa Raka ke tempat tujuan meeting. Jika bicara terus, maka pekerjaan mereka tak akan selesai dengan cepat.

 Gadis ini membawa mobil dengan kecepatan yang sedikit tinggi. Sikapnya yang seperti itu, mambuat direktur sangat kesal dan was-was selama proses perjalanan.

Bagaimana kisah selanjutnya??

Penasaran?!

Baca terus kisahnya hanya di GOOD NOVEL!!

Related chapters

  • Mr arrogant Mrs simple   Raka pingsan

    Gadis itu sangat nekat,”batinnya lirih.” Detak jantung Raka, kini tak beraturan. Kacau-balau kini menghantui fikirannya. Imajinasinya,melayang kemana-mana.“Apa wanita ini sengaja ingin mencelakaiku?” semakin terlihat wajahnya yang pucat.Raka seakan memiliki trauma yang sulit untuk dilupakan. Tatapannya semakin memudar. Pandangannya kini samar-samar terhadap gadis yang sedang menyupir, ia tak lain adalah Rania.Gadis ini masih tetap dengan dramanya. Ia belum sadar akan penampakan pria yang duduk di belakang. Wajah direktur kian memucat. ”Tolong hentikan permainanmu!” ucapnya lirih. Nada suara yang biasa tinggi kini mulai merendah.“Ada apa denganmu, Tuan?Bukankah aku sangat pandai mengemudi?” Rania masih tak sadar juga. ”Cepat hentikan mobilnya!Aku...!” ucapannya terputus.Rania belum mengalihkan pandangannya ke belakang. Ia belum tahu apa yang terjadi pada sang Direktur.“Aku kenapa, Tuan?Mengapa tak melanjutkan kata-katamu?” R

    Last Updated : 2021-05-04
  • Mr arrogant Mrs simple   Menyembunyikan sesuatu

    Setelah kata-kata ancaman keluar dari mulut Raka, gadis ini sontak saja mengurungkan niatnya. Rania tak tahan diperlakukan seperti itu oleh sang Direktur. Hampir saja ia menyerah, namun tak mungkin jika harus angkat tangan dalam waktu yang singkat.Apalagi Rania telah membuat perjanjian dengan Raka.“Aku tak punya pilihan, selain mengikuti perintahnya sekarang. Toh, ini hanya sementara.” Gadis ini menenangkan diri.“Ngapain melamun, hah?Aku tak punya waktu untuk tinggal lama-lama disini. Kita pergi sekarang!” Raka terburu-buru.“Ta...,” ucapan Rania terputus.“Kenapa?Apa kamu kurang senang dengan perintahku?” bicaranya datar.Rania menarik nafas. Jika membantah dan membela diri pun, tak lantas akan membuat pemikiran sang Direktur berubah.“Dia kan pria berhati es, sangat dingin dan menyebalkan!” Rania membatin.Sang Direktur mengganti pakaian rumah sakit.“Dimana bajuku?Cepat bawakan kesini sekarang!” pria yang melemah kini

    Last Updated : 2021-05-05
  • Mr arrogant Mrs simple   Penasaran

    Setelah kejadian di stasiun itu, kini Raka seakan terlihat penasaran pada Rania. Mengapa demikian?Entahlah, pria itu pun tak mengerti.Waktu menunjukkan pukul enam pagi, Rania bangun seperti biasa. Gadis ceria ini terlihat tak bersemangat. Entah apa yang terjadi padanya, hanya dia yang tahu.Walaupun masih agak kesal dengan kejadian kemarin, namun Rania mencoba untuk tak mencampur aduk-kan dengan masalah pekerjaan. Apalagi hari ini, baru kedua harinya ia bekerja di perusahaan Raka.“Aku harus mandi secepatnya. Sebaiknya, aku tak bersikap seperti ini,” gadis ini mencoba kembali tersenyum dan melupakan semua kejadian kemarin.Langkah kakinya langsung menuju kamar mandi. Rania tak ingin Buk Tuti marah, hanya karena ia terlambat datang.“Aku tak boleh malas-malasan. Kasihan, Buk Tuti. Ia sudah cukup tua untuk marah dan membuang energi,” fikir Rania.Setelah selesai mandi dan bersiap-siap, kini Rania langsung turun ke bawah. Tampak mami dan papinya lag

    Last Updated : 2021-05-06
  • Mr arrogant Mrs simple   Jadi Asisten pengganti

    Mata mereka menatap satu sama lain. Sejuta pertanyaan membatin di antara keduanya. Gadis ini tak tahu lagi harus berkata apa?Situasinya sangat membingungkan.“Mengapa tak menjawabku?Siapa yang menjemputmu semalam?” tanya Raka yang terdengar menyelidiki.“Bukan urusan anda, Tuan Raka,” jawab Rania menghindari pertanyaan.Raka tersenyum dingin ketika mendengar jawaban datar dari gadis sederhana ini. Ia tak menyangka ada gadis yang terlihat kolot dan kampungan yang berani membantahnya. Benar-benar suatu penghinaan baginya. Sebenarnya, apa yang di katakan Rania memang tak salah. Walaupun sebagai atasan, Raka tak berhak untuk menanyakan urusan pribadi dari sang Karyawan. Namun,hal ini rupanya tak berlaku bagi Rania. Ia seakan terpojok dengan pertanyaan-pertanyaan sang Direktur yang kesannya tak masuk akal.“Kamu bekerja di atas lindungan perusahaanku. Jika terjadi sesuatu padamu,bagaimana nasib perusahaanku di masa depan?Apa kamu sengaja ingin mencoreng bisnisku?”

    Last Updated : 2021-05-07
  • Mr arrogant Mrs simple   Over protektiv

    Rania sontak saja kaget, matanya terbuka lebar karena mendengar keputusan direktur yang terbilang tiba-tiba.“Mengapa ia selalu memutuskan sesuatunya sendiri tanpa berdiskusi terlebih dahulu?Memangnya, aku ini sebuah boneka yang tak punya perasaan,” hatinya kesal.Tanpa bicara terlebih dahulu, tiba-tiba sang Direktur langsung menjadikan ia sebagai Asisten pengganti. Bagaimana tanggapan orang-orang terhadabnya nanti?Sang Direktur benar-benar telah membuat hidup Rania bermasalah.Walaupun marah, kesal dan tak terima, namun Rania tak bisa berbuat banyak. Ia tak ingin menghancurkan semua yang sudah ia bangun, hanya karena menuruti egonya.“Mengapa wajahmu terlihat murung?Apa kamu tak suka menjadi Asisten penggantiku?” Raka menatap sinis.“Bukan begitu, Tuan. Hanya saja, aku sangat terkejut dengan keputusan tiba-tiba ini. Aku juga merasa tak enak pada karyawan yang lain. Bukankah, aku baru dua hari bekerja disini?” Rania canggung.“Memangnya ada

    Last Updated : 2021-05-08
  • Mr arrogant Mrs simple   Pria sensitif

    “Aku akan menyuruh pelayan untuk mengambilkan baju yang lain. Kamu jangan kemana-mana dan awas saja, jika sampai orang lain melihatmu!” nada peringatan dari sang Direktur.Rania menggelengkan kepala dengan tatapan polos. Kini sang Direktur masih menelfon pelayan untuk mengantarkan baju untuk Rania.“Cepat antarkan baju khusus wanita!Bajunya jangan yang terbuka!Aku tunggu di ruanganku, jangan pakai lama!” Raka menutup telfon.Gadis ini terlihat sudah tak nyaman dengan busananya sekarang. Ia merasa kurang percaya diri.“Kamu boleh duduk sekarang!” perintah Raka. Pria ini kemudian mengambil jas untuk menutupi bagian kaki Rania yang terlihat.“Pakailah ini!Jika merasa kurang nyaman, seharusnya kau jujur,” Raka merendahkan suaranya.Rania terdiam, ia menatap penuh tanya pada sang Direktur. Laki-laki yang terlihat arogan, kini berubah bak menjadi malaikat pelindung.“Apa yang terjadi dengan Tuan Arogan ini?Mengapa ia terlihat berbeda dari biasanya

    Last Updated : 2021-05-09
  • Mr arrogant Mrs simple   Si Arogan yang tak punya hati.

    Setelah satu jam perjalanan, akhirnya mereka pun sampai di depan sebuah kafe.“Ayo cepat turun!Ingat, jangan membuatku malu disana!Jika aku tak menyuruhmu bicara, sebaiknya diam saja!Banyak klien penting disana!” Raka dengan nada memperingatkan.“Baik, Tuan Raka. Aku akan bersikap seperti permintaan anda,” ucapnya datar.“Baguslah, kalau kau mengerti. Sekarang, ikut aku masuk ke dalam!” perintah Raka.Tanpa membantah, akhirnya Rania mengikuti langkah kaki sang Direktur.“Dasar pria sensitif!Kerjaannya marah-marah mulu. Ya Tuhan, kapankah cobaan ini akan berakhir?” Rania membatin.Sampai di dalam kafe, tampaknya para investor penting belum datang. Rupanya sang Direktur telah memesan meja nomor dua bagian depan.“Syukurlah,mereka belum sampai. Jadi, aku bisa membuat kesan yang lebih baik. Aku benar-benar sangat pintar dan jenius!” Raka memuji diri sambil tersenyum tipis.Melihat pemandangan itu, tentu membuat Rania kesal dengan gaya sang

    Last Updated : 2021-05-10
  • Mr arrogant Mrs simple   Sisi lain dari sang Direktur

    “Gadis itu berbahasa Jepang dengan fasih!Dia belajar dari mana?Dari gaya bicaranya, sepertinya ia sudah terbiasa berbahasa asing!Bara aja bahasa Jepangnya nggak se-lancar itu.” Batin Raka penasaran.Tiba-tiba saja, Rania memberanikan diri untuk minta izin duduk disitu.“Tuan, bolehkah saya duduk?Kakiku sangat pegal,” keluh Rania.“Hmm, kita akan melanjutkan perjalanan ketemu klien yang lain,” jawab Raka datar.“Benar-benar pria gila!Dia fikir, aku ini sebuah robot. Aku juga hanya manusia biasa sepertimu yang terkadang juga butuh istirahat,” Rania membatin. Gadis ini seakan ingin menangis dan memaki sang Direktur. Namun, apalah daya jika dia hanyalah karyawan yang harus menuruti perintah.Wajah cemberut Rania seakan terpampang dengan jelas. Rupanya, sang Direktur belum usai dengan dramanya.“Ayo cepat jalan!Jangan lelet!” ucap Raka yang terdengar seperti sebuah perintah.Dengan langkah tergesa-gesa, gadis itu mengikuti sang Direktur. T

    Last Updated : 2021-05-10

Latest chapter

  • Mr arrogant Mrs simple   Dia suka mengancam!

    Si Pria Arogan ini langsung saja masuk ke dalam kantor dengan wajah penuh dengan amarah. Bagaimana mungkin Galih bisa membela gadis asing itu tepat di hadapannya?Itu sangat melukai harga diri Raka.“Galih sudah berani melawanku!Ini semua gara-gara gadis itu!Dia memang pembawa malapetaka bagi kami!Jangan berharap bisa keluar dari sini sesuka hati!Dia harus membayar semua yang terjadi hari ini!” Raka mengepalkan kedua tangan dengan penuh amarah.Sementara Rania masih berada di rumah sakit bersama galih.“Terima kasih karena sudah membawaku kesini!” Galih dengan tatapan tulus.“Pak Galih tak perlu minta maaf. Semua terjadi karena aku. Jadi,aku harus merawat Pak Galih hingga sembuh.” Sahut Rania terdengar tulus.“Aku sangat terharu mendengarnya!Kau benar-benar gadis yang dapat di andalkan.” Galih dengan nada pujian.“Pak Galih masih saja bercanda dalam keadaan seperti ini. Aku benar-ben

  • Mr arrogant Mrs simple   Amarah Raka

    Rania sampai di kantor terlebih dahulu. Ia seakan menghindari untuk bertemu dengan sang Direktur. “Ini benar-benar menyebalkan!Mengapa dia harus ke rumahku?Apa pria itu ingin mengadukanku pada Mami?Ini tak bisa dibiarkan!” ketus Rania. Sementara Raka belum tahu jika Rania adalah putri tunggal dari Tuan Marcel dan Nyonya Aulia. “Ya Tuhan,apa yang harus kulakukan?Mengapa juga harus bertemu si Pria Arogan ini?Sangat menyebalkan!Bagaimana aku bisa menghindarinya?Dia selalu berkeliaran dimana-mana.” Ketus Rania lagi. Gadis ini pun berjalan dengan wajah yang penuh kecemasan. Rania tak sadar jika Galih memperhatikannya sejak tadi. Pria ini menyapa perlahan. “Hei. Mau kemana?” Galih menyapa ramah. Rania pun terlihat kaget. Bagaimana tidak?Gadis ini sedang menghayal. Tiba-tiba Galih muncul di hadapannya. “Tu—tuan!Apa yang kau lakukan disini?” tanya Rania dengan wajah panik. Galih pun tersenyum karena mendengar pertanyaan gadis i

  • Mr arrogant Mrs simple   Keyakinan seorang Raka

    Marcel dan Aulia merasa kaget akan kejujuran Raka. Namun,tak dipungkiri jika Aulia kagum tatkala mendengar keberanian Raka yang sangat jujur akan perasaannya. “Apa kau tak bercanda,Nak?” tanya Aulia. “Aku serius. Aku harap kalian jangan marah padaku setelah mendengar ini!” sahut Raka. “Hahaha....Anak muda yang sangat pemberani!Mengapa kami harus marah padamu?Hal itu biasa dirasakan oleh muda-mudi seperti kalian. Jadi,tak perlu merasa canggung. Jika kau menyukai Rania. Maka,kejarlah sampai kau mendapatkannya!Kami sudah memberi restu dan mendukungmu penuh!Apalagi kau adalah anak dari sahabat kami. Akan lebih bagus jika kau sendiri yang menginginkannya.” Tukas Marcel memberi restunya. “Iya. Om Marcel benar,Nak. Kami menginginkan agar kau sendiri yang mendapatkan hatinya!Tante hanya mengingatkan saja. Sebelumnya,Rania tak pernah pacaran atau memiliki kekasih. Jadi,dia masih agak sulit untuk menerima semua ini. Tante harap,kau bisa merubah semua sikap kera

  • Mr arrogant Mrs simple   Pernyataan Raka!

    Tak terasa mereka telah sampai di depan rumah Rania. “Apakah ini rumahmu?” tanya Raka. “Iya. Ini rumahku. Terima kasih telah mengantarku pulang.” Sahut Rania tersenyum ringan. “Apakah kau tak menyuruhku masuk terlebih dahulu?” Raka terdengar berharap. “Tak perlu. Ibumu pasti sudah cemas menunggumu di rumah. Kau seharusnya kembali lebih awal.” Rania mencari alasan. “Hahahaha. Ada apa denganmu,Nona Rania?Aku bukanlah anak kecil. Jadi,tak perlu mencemaskan hal itu. Ayo kita masuk ke dalam rumah!” sahut Raka nampak sumringah. “A—apa maksdumu?Mami pasti tak berada di rumah sekarang!Pergilah pulang!” Rania menatap cemas. “Kau nampak cemas?Apa yang terjadi denganmu?” tanya Raka penasaran. “Ti—tidak. Maksudku,tak terjadi apa-apa padaku. Kau tak perlu cemas. Aku bisa masuk sendiri. Ayo pergilah!” Rania semakin tak jelas. Raka semakin terlihat penasaran akan sikap gadis itu. “Mengapa dia menolakku masuk ke dalam r

  • Mr arrogant Mrs simple   Dasar pria Penggoda!

    Mereka berdua menikmati keindahan puncak hingga sore hari. Langit tampak cerah dan mulai menguning. Rania terlihat sangat senang menikmati keindahan puncak di sore hari. Gadis ini bahkan tak sadar akan tingkahnya yang terlihat kekanakkan. Rania lupa jika ada Raka di dekatnya. “Disini sangat nyaman!Aku menyukai tempat ini!Terima kasih sudah membawaku kesini!” Rania terdengar tulus. Raka hanya tersenyum dan memandangi kebahagiaan gadis yang sedang berputar-putar mengelilingi pohon yang berada di dekat situ. Tanpa sadar,pria arogan ini telah jatuh hati pada kepolosan Rania. “Apa anda sering kesini?” tanya Rania tersenyum ramah. “Iya. Di akhir pekan aku menghabiskan waktu mampir kesini. Aku suka akan tempat ini!Jiwaku tentram dan hatiku damai tanpa memikirkan aktivitasku yang menumpuk di kantor.” Jelas Raka apa adanya. “Oh,begitu. Aktivitas di kantor memang sangat membosankan!Kita perlu menyegarkan fikiran dengan mengunjungi tempat-tempat seperti

  • Mr arrogant Mrs simple   Dia tak mengenaliku!

    Rania terpaksa harus menunjukan wajah pada Raka. Semua orang telah mendesaknya. Tentu hal itu membuat Raka kaget. “Dia cantik sekali!Aku tak menyangka jika wajahnya seperti ini!” batin Raka memuji tanpa mengenali. Bagaimana tidak. Wajah Rania sangat berbeda jauh dari biasanya. Tentu saja Raka tak mengenalinya dengan baik. “Dia terlihat sangat berbeda jauh dari Rania si Gadis pembuat masalah itu!Jelas saja, Rania ini terlihat lebih cantik dan menggoda!” batin Raka tak hentinya memuji. Pria ini sampai lupa makan karena terpesona akan kecantikan Rania. Sementara Rania masih terlihat cemas dengan apa yang akan difikirkan oleh Raka. “Apa dia mengenaliku?Aku akan tamat hari ini!Ya Tuhan,tolong selamatkan aku!” keluhnya dalam hati. Melihat dua anak muda yang saling menatap membuat Denisa segera bertindak. Uhuk...,uhuk...,uhuk.... “Ayo dimakan!” tukas Denisa nampak sumringah. “Mengapa kalian termenung?Apa terjadi sesuat

  • Mr arrogant Mrs simple   Rania,nama gadis ini.

    Buk Aulia,Pak Marcel, dan juga keluarga Pak Hendra semakin merasa heran dengan sikap Rania. “Ada apa sayang?Kenapa wajahmu ditutupi seperti itu?” tukas Aulia bertambah heran. “Iya. Mami kamu benar. Nggak sopan kayak gitu,Nak. Ayo salaman!” ucap Marcel. Tanpa bicara,ia langsung saja menyalami pria yang ada di hadapannya dengan wajah yang masih tertutup. “Maafkan atas tingkah putri kami!Dia memang agak kekanakkan. Ini juga kali pertama aku mendandaninya.” Tukas Aulia dengan nada polosnya. “Aduh,Putrimu benar-benar sangat menggemaskan!Tak perlu minta maaf. Kadang kala,anak-anak selalu seperti itu. Kita sebagai orang tua harus lebih bijak lagi menghadapi mereka.” Jawab Denisa tersenyum ramah. “Iya,Pak Marcel. Tak perlu sungkan seperti itu. Wajar saja dia bertingkah seperti itu karena ini pertama kalinya dia merias diri.” Hendra menambahkan lagi. Ucapan Denisa dan Hendra membuat Aulia merasa lega. “Syukurlah kalau semuanya b

  • Mr arrogant Mrs simple   Dia Atasanku!

    Hari ini Rania libur. Gadis ini bangun agak kesiangan. Dia masih saja berdiam diri di kamar. Sementara Ibu dan Ayahnya pun tak pergi ke kantor. Mereka baru selesai lari pagi.“Rania kita dimana,Pi?” tanya Aulia.“Rania masih di kamarnya,Mi. Biarkan saja dia istirahat di akhir pekan ini. Akhir-akhir ini dia jarang istirahat di rumah.” Jawab Marcel sembari mengambil segelas air putih.“Iya juga sih. Berikan Mami juga air putihnya. Tenggorokan Mami rasanya kering,” tukas Aulia meminta segelas air untuk melepas dahaga.Marcel pun segera memberikan air putih pada Aulia.“Ini,Mi. Mami minum banyak-banyak. Papi mau mandi dulu. Udah bau keringat.” Pungkas Marcel tersenyum ringan.“Ya udah,Pi. Jangan kelamaan mandinya,ya. Mami juga mau mandi. Rasanya gerah habis jogging!” seru Aulia.Aulia pun langsung ke kamar Rania sambil menunggu Marcel selesai mandi.Tok,tok,tok.&ld

  • Mr arrogant Mrs simple   Dia keterlaluan!

    Si Cowok Arogan tak ingin terlihat lemah di hadapan Rania.“Gadis itu benar-benar pandai bicara. Dia mempunyai semua jawaban atas setiap pertanyaanku. Bagaimana aku bisa membungkam gadis cerewet itu,ya?” tukas Raka sambil memikirkan cara.Tiba-tiba Galih datang dan menepuk pundak Raka.“Hei,Kak. Lagi ngapain sih?Aku selalu melihatmu menghayal akhir-akhir ini. Kakak kenapa sih?” tanya Galih menatap bingung.“Kamu ngagetin aja. Siapa bilang Kakak melamun. Kamu asal bicara aja. Lagian,kamu ngapain kesini?” pungkas Raka.“Kakak itu selalu nggak mau jujur. Tetap saja mengelak. Aku jadi heran!Aku kesini mau minta tanda tangan,Kak.” Jawab Galih menatap heran.“Sini berikan berkasnya. Kakak tanda tangan sekarang. Setelah itu, kau jangan muncul lagi ke ruangan Kakak. Mengerti!” Raka dengan nada peringatan.“Iya,Kak. Bawel deh. Galak amat sama adik sendiri,” jawab Galih ter

DMCA.com Protection Status