Share

6. Teror

Author: Kysera
last update Last Updated: 2021-12-20 17:09:51

     Orang-orang berlari dengan histeris, saat menyadari diri mereka dalam bahaya.

     "Paman," bisik Aleeya sambil mendongak menatap Adrian yang sedang mendekapnya.

     Adrian memutar tubuh mereka, sehingga tubuh Aleeya berada tepat di pintu bagasi mobil yang memiliki desain cukup besar untuk berlindung. Adrian tahu, serangan itu berasal dari gedung rumah sakit yang berada tepat di belakang mereka, namun tidak tahu pasti di mana posisi penyerang itu.

     "Aleeya, apa kau takut?" tanya Adrian sambil membawa tubuh mereka untuk merunduk. 

     Dor !

     Dor !

     Adrian menggerakan tangannya pada beberapa orang yang juga berada di balik mobil, berdekatan dengan dirinya. Adrian memberi isyarat agar mereka yang terjebak di halaman parkir untuk terus menunduk dan tetap tenang.

     "Aleeya," panggil Adrian lembut saat melihat Aleeya yang jongkok dengan mata tertutup dan kedua tangan berada di telinga.

     "Kamu akan baik-baik saja," lanjut Adrian sambil mengusap bahu Aleeya.

     "Kirim bantuan sekarang!" perintah Adrian sambil menyentuh earphone yang menempel di telinga. Tatapannya yang mengarah ke atas gedung, tidak sengaja melihat seseorang di atas sana meskipun samar-samar, akibat silau matahari.

     Adrian mengamati sekitar mereka dengan awas. Beberapa menit berlalu, tidak ada lagi tembakan yang di luncurkan pelaku. Suasana terasa semakin kondusif, tetapi Adrian tidak dapat meninggalkan Aleeya untuk menindak lanjuti kejadian saat ini.

     Kurang dari sepuluh menit, beberapa mobil polisi memasuki halaman parkir. Beberapa personel keluar dari mobil dengan pakaian lengkap dan bersenjata, berpencar dan mengepung gedung. 

      "Apa dia terluka?" 

     Adrian berdiri menyambut Kenzo, setelah menenangkan Aleeya. "Tidak, tetapi dia mengalami shock," jawab Adrian.

     "Sandra, saya titip Aleeya. Tolong jaga dia dan secepatnya kabari saya jika terjadi apa-apa?" pinta Adrian pada wanita berseragam khusus seperti personel lainnya.

     "Siap! Bapak tenang saja, Aleeya akan aman sama saya," jawab Sandra dengan tegas dan ramah. Tidak lupa gerakan hormat ia tunjukan pada Adrian.

     Adrian mengangguk, ia juga merasa yakin untuk menitipkan Aleeya pada Sandra. Gadis manis yang kuat dan tangguh. Adrian sudah cukup lama mengenal Sandra, hingga tau persis seperti apa gadis itu. Adrian kembali berjongkok dan berbicara pelan dengan Aleeya, hingga gadis itu mengangguk lemah. Adrian merangkul Aleeya untuk berdiri dari posisinya. Terlihat Aleeya yang tampak murung dan sedikit pucat.

     "Aleeya, ini Sandra teman aku. Dia yang akan menjagamu di sini." Adrian mengusap bahu Aleeya.

      Aleeya mengangkat wajahnya sejenak untuk melihat gadis yang bernama Sandra. Namun, ia juga melihat kehadiran Kenzo, sehingga Aleeya memberikan sedikit senyuman.

     "Ya udah Aleeya, aku pergi dulu," ucap Adrian sambil memberi kode pada Kenzo. Adrian merasa lega meninggalkan Aleeya bersama orang yang tepat.

     "Lebih baik kita pergi dari sini," ajak Sandra. Ia ingin membawa Aleeya ketempat yang lebih aman, tetapi masih berada dalam lingkungan yang sama.

**

     "Apa kau mendapati sesuatu yang mencurigakan?" tanya Kenzo saat mengitari gedung yang tampak sepi.

  Sejak petugas datang, orang-orang yang tidak berkepentingan di arahkan untuk pulang, setelah dinyatakan lolos dari pemeriksaan. Sedangkan pasien bersama keluarga yang mendampingi diminta untuk tetap berada di dalam kamar dan mengunci pintu dari dalam, setelah kamar mereka dinyatakan aman.

     "Tidak ada yang mencurigakan," jawab Adrian dengan mata yang awas.

     "Apa kau merasa ini aneh? Karena tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Apalagi pelaku hanya menggunakan peluru karet dan menembakkannya sebanyak lima belas kali," ujar Kenzo panjang lebar sesuai laporan yang mereka dapat.

     Adrian menghentikan langkahnya, bahkan ia tidak memiliki pemikiran seperti Kenzo. Dari kebanyakan kasus yang ia tangani, selalu ada korban jiwa berjatuhan dalam hal seperti ini.

     "Apa ini hanya ulah orang iseng?" tanya Adrian sambil menyipitkan sebelah mata.

      Kenzo menggeleng sambil mengangkat bahu. "Maybe, ini teror," jawab Kenzo dengan serius.

      Adrian semakin mengerutkan kening, tatapannya lekat pada Kenzo. Teror, apa benar begitu? Jika benar, siapa yang melakukan dan apa tujuannya?

      "Gue gak serius," sahut Kenzo sambil memukul keras lengan Adrian, hingga pria itu meringis.

      Adrian mengayunkan kaki ke depan dengan sasaran kaki Kenzo, tetapi dengan cepat Kenzo dapat menghindari. Adrian yang merasa terkalahkan kembali oleh Kenzo, hanya bersungut dan menatap kesal pria itu.

     "Akui saja lo bukan tandingan gue," ucap Kenzo bangga. Memang, sejak dulu Kenzo lebih unggul dari Adrian.

      Adrian berdecak dan menatap rendah Kenzo. Ia memilih pergi dan melanjutkan misinya. Ketika sampai di tangga darurat, Adrian mengingat seseorang yang ia lihat di atas gedung. Bergegas Adrian menaiki tangga untuk memastikan dan mencari sesuatu yang bisa ia dapatkan.

**

     "Aleeya, kamu mau minum?" tanya Sandra sambil menyodorkan sebotol air mineral.

     Aleeya melirik sekilas, lalu menerima botol dari Sandra. "Thank's," lirih Aleeya yang sedang beristirahat di mobil polisi. 

     Sandra memperhatikan Aleeya dengan detail. Namun, ia tidak ingin banyak bertanya kepada gadis itu, karena takut mengusik Aleeya. Lebih baik ia diam dan menjalani amanah dari Adrian.

     "Sudah berapa lama kamu bekerja?"

     Sandra tersentak dari lamunan. Ia tidak menyangka Aleeya lebih dulu bertanya mengenai dirinya. Padahal, Adrian pernah mengatakan jika Aleeya, gadis yang cuek, judes, angkuh, dan tidak suka basa-basi.

     "Eh, emm ... tiga tahunan," jawab Sandra gelagapan.

     "Apa kamu sering menjalankan misi seperti paman?" tanya Aleeya dengan santai. 

  Menurut pengelihatan Aleeya, Sandra gadis yang manis dan imut. Bahkan dari penampilan Sandra bisa di lihat ia seperti gadis manja dan tidak seharusnya berada dalam kekerasan.

Related chapters

  • Mr. Rahasia   7. Memulai lembaran baru

    Di kursi mobil dengan pintu terbuka, Aleeya duduk melamun. Pikirannya benar-benar kacau setelah kejadian barusan. Antara memikirkan Dave yang telah mengkhianatinya dan Adrian yang sedang mempertaruhkan nyawa di dalam gedung rumah sakit. "Aleeya …" Aleeya tersentak ketika Dave menghampirinya dengan wajah penuh luka. Bahkan di kemeja yang ia gunakan terdapat bercak darah akibat pertarungan tadi pagi. "Kak, Dave. Ngapain ke sini?" tanya Aleeya dengan suara bergetar. "Apa kamu baik-baik saja? Aku mengkhawatirkan mu," jawab Deve dengan menjaga jarak dari Aleeya. "Mendingan kakak pergi deh. Aleeya gak mau ngeliat Kak Dave lagi!" Emosi Aleeya mulai memuncak. "Aku cuma mau memastikan kondisi kamu, Aleeya," balas Dave. "Pergi!" bentak Aleeya menahan air mata. Dave yang sadar Aleeya akan menangis, memajukan diri mendekati Aleeya. "Maaf, Tuan, lebih baik anda pergi. Tidak aman berada disini. Hanya orang-o

    Last Updated : 2022-03-14
  • Mr. Rahasia   8. Setelah dua bulan

    "Uncle, aku hanya jalan-jalan ke Mall, kau tidak usah mencemaskan ku.""....""Aku sudah mengerjakan pekerjaan rumah.""….""Kan aku sudah bilang, aku tidak mau pakai jasa pembantu. Aku ingin mandiri."….""Aku senang melakukannya. Dengan begitu aku punya kegiatan saat di apartment.""….""Terserah uncle saja asal tidak menganggu pekerjaan uncle.""….""Oke … baiklah.""Byeee …." Aleeya memutuskan sambungan telepon. Ia sudah terbiasa dengan Adrian yang selalu menelepon di saat mereka tidak bersama. Padahal, Adrian hanya pergi bekerja di pagi hari dan pulang ketika sore. Setelah dua bulan berlalu, hubungan Adrian dan Aleeya semakin membaik. Gadis itu mulai belajar banyak hal, mulai dari membereskan apartment, memasak, dan berbelanja, meskipun masih banyak

    Last Updated : 2022-03-15
  • Mr. Rahasia   9. Ajakan bulan madu

    Adrian mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru resto untuk mencari keberadaan seseorang.”Uncle.” Suara familiar menarik perhatian Adrian.Adrian kebingungan, menatap seorang gadis yang melambaikan tangan ke arahnya. Gadis itu berambut hitam sebahu dengan poni tipis menutupi kening. Ia menggunakan dress tanpa lengan berwarna putih dengan corak bunga-bunga. Adrian sempat terpana dengan sosok itu sampai bayangan Aleeya menyadarkannya.Adrian dengan cepat mengalihkan tatapan ke ponsel. Ia tidak ingin tergoda dan terjerumus ke hal yang salah. Hubungan dirinya dengan Aleeya baru saja membaik. Dan mereka baru saja memulainya dari awal. Bahkan untuk kontak fisik pun mereka belum pernah melakukan. Ia menunggu sampai Aleeya siap.”Uncle!”Adrian di kejutkan oleh gadis yang melambai padanya tadi. Kin

    Last Updated : 2022-03-16
  • Mr. Rahasia   10. Pelukan hangat Adrian

    Sudah larut malam, Adrian masih sibuk berkutat di depan laptop. Beberapa kali ia menguap dan mengabaikan rasa ngantuknya. Ia harus menyelesaikan beberapa tugas sebelum meninggalkan pekerjaannya untuk mengajak Aleeya bulan madu. Bukan tanpa alasan Adrian mengajak Aleeya bulan madu, ia melakukan itu agar Aleeya kembali ceria dan bisa segera melupakan masa lalu gadis itu. Ia juga tidak mengharapkan lebih dari Aleeya sebagai seorang istri.Tok !Tok !Tok !”Masuk,” ucap Adrian ketika pintu kamarnya di ketuk.Dari balik pintu Aleeya muncul dan menyeringai masuk ke dalam kamar Adrian. Kejadian langka karena ini pertama kalinya Aleeya memasuki kamar Adrian setelah berbulan-bulan tinggal bersama.”Ada apa Aleeya? Kok kamu belum tidur?” tanya Adrian menatap heran Aleeya.”Nggak bisa tidur,” jawab Aleeya sambil melihat-lihat isi kamar Adrian yang maskulin.”Mau saya bantu?” kali ini pertanyaan Adrian berhasil menarik per

    Last Updated : 2022-04-01
  • Mr. Rahasia   11. Aleeya mengunjungi Adrian

    ”Hoam ….” Aleeya menguap sambil merenggangkan tubuh. Susah payah ia membuka kedua mata yang terasa berat. Ia menajamkan penglihatan menyusuri sekitar ruangan. Seketika ia langsung terlonjak dan duduk. Kini nyawanya terkumpul sempurna. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Aleeya tersenyum lebar sambil menepuk jidat. Ia baru ingat kegiatannya dengan Adrian semalam. Ngomong-ngomong soal Adrian, dimana pria itu sekarang? Aleeya celingak-celinguk mencari sosok Adrian. Ia melihat jam Beker yang berada di atas nakas menunjukan pukul 10.00 pagi. Tidak biasa ia bangun kesiangan jika bukan tanpa alasan. Ya, semalam ia dan Adrian menghabiskan waktu untuk mengobrol hingga pukul 03.00 pagi. Pantes saja ia kesiangan dan Adrian pasti sudah berangkat bekerja. Aleeya beranjak dari kasur untuk membersihkan tubuh. Ia memutuskan untuk mandi di kamar mandi yang berada di kamar lamanya. Ka

    Last Updated : 2022-04-02
  • Mr. Rahasia   12. Aleeya memberi izin

    ”Aleeya.”Aleeya mengentikan aktivitas pada ponsel dan menoleh ke sumber suara.”Sandra,” ucap Aleeya terbelalak.Sandra langsung menghampiri Aleeya yang duduk di sofa dan mereka berpelukan.”Akhirnya gw bisa ketemu lo lagi. Gw mau bilang terimakasih, sudah nyelamatin gw waktu itu. Berkat lo gw gak ngalamin cedera berat,” ujar Sandra. Ia sangat senang bertemu Aleeya kembali setelah beberapa bulan.”Sama-sama. Syukurlah kalau kamu gak terluka parah.” Aleeya mengusap lengan Sandra dengan lembut.”Gw senang bisa ketemu lo lagi, Aleeya. Gw sudah sering minta tolong Pak Adrian buat nemuin gw sama lo, tapi jawabannya selalu nanti,” ungkap Sandra dengan cemberut. ”Gak apa-apa, sekarang kan sudah ketemu. Lo tau gw di sini?” Aleeya penasaran dari mana Sandra tau ia ada di sini.Sandra mengangguk sebagai respon.”Gw liat di buku tamu. Ya udah, gw langsung cek aja ke sini, ternyata beneran lo. Beruntung banget gw

    Last Updated : 2022-04-03
  • Mr. Rahasia   13. First night, kembali

    "Ahh … akhirnya bisa cuti juga," gumam Adrian. Aleeya terkekeh melihat Adrian yang langsung meletakkan pantat di atas sofa. Mereka baru saja sampai apartment ketika jam menunjukan angka 07.00 malam. Sebab, mereka singgah untuk makan terlebih dahulu. Kata Adrian, mumpung ada Aleeya bersamanya. Karena biasanya Adrian langsung pulang ke apartemen setelah dari kantor."Uncle, Aleeya mandi dulu, ya …" sela Aleeya. Ia terbiasa untuk mandi setelah beraktivitas di luar.Adrian mengangguk. "Jangan lupa pake air hangat, Aleeya. Supaya kamu gak kedinginan," balas Adrian sebelum Aleeya menghilang dari pandangan."Siap, Bos!" Aleeya memberi hormat pada Adrian. Dan langsung disambut tawa renyah Adrian.Adrian merebahkan kepala ke sofa, menatap langit-langit yang hanya terdapat lampu gantung. Ia memejamkan mata sejenak sambil memijat pangkal hidung. Saat ini, ia sudah mengantongi dua identitas target. Walaupun begitu, mereka harus mengumpulka

    Last Updated : 2022-04-04
  • Mr. Rahasia   14. Pertemuan Alex dan Dave

    Aleeya turun dari ranjang dan memakai kimono. Ia langsung membereskan tempat tidur yang sangat berantakan. Mengganti sprei, sarung bantal dan guling, dan bed cover yang terdapat banyak noda."Huuhh …." Aleeya mengusap peluh di kening. Padahal suhu kamar sangat dingin oleh AC."Cape juga ganti ginian doang," keluh Aleeya, duduk di pinggir kasur.Ceklek!Adrian yang baru keluar kamar mandi, masih mengenakan kimono."Aleeya, kenapa kamu mengerjakannya sendiri. Harusnya biar aku saja," protes Adrian dengan nada lembut."Gak apa-apa Paman, Aleeya bisa, kok. Soalnya Ale risih kalau kotor," bela Aleeya sambil memperhatikan Adrian mengganti pakaian tanpa rasa risih lagi."Memangnya kamu gak kenapa-kenapa? Ngerasa sakit nggak?" Terlihat kekhawatiran di wajah Adrian."Nggak … terlalu, kok." Aleeya memejamkan mata mengerti maksud Adrian."Ya sudah. Kalau gitu kamu bersi

    Last Updated : 2022-04-10

Latest chapter

  • Mr. Rahasia   14. Pertemuan Alex dan Dave

    Aleeya turun dari ranjang dan memakai kimono. Ia langsung membereskan tempat tidur yang sangat berantakan. Mengganti sprei, sarung bantal dan guling, dan bed cover yang terdapat banyak noda."Huuhh …." Aleeya mengusap peluh di kening. Padahal suhu kamar sangat dingin oleh AC."Cape juga ganti ginian doang," keluh Aleeya, duduk di pinggir kasur.Ceklek!Adrian yang baru keluar kamar mandi, masih mengenakan kimono."Aleeya, kenapa kamu mengerjakannya sendiri. Harusnya biar aku saja," protes Adrian dengan nada lembut."Gak apa-apa Paman, Aleeya bisa, kok. Soalnya Ale risih kalau kotor," bela Aleeya sambil memperhatikan Adrian mengganti pakaian tanpa rasa risih lagi."Memangnya kamu gak kenapa-kenapa? Ngerasa sakit nggak?" Terlihat kekhawatiran di wajah Adrian."Nggak … terlalu, kok." Aleeya memejamkan mata mengerti maksud Adrian."Ya sudah. Kalau gitu kamu bersi

  • Mr. Rahasia   13. First night, kembali

    "Ahh … akhirnya bisa cuti juga," gumam Adrian. Aleeya terkekeh melihat Adrian yang langsung meletakkan pantat di atas sofa. Mereka baru saja sampai apartment ketika jam menunjukan angka 07.00 malam. Sebab, mereka singgah untuk makan terlebih dahulu. Kata Adrian, mumpung ada Aleeya bersamanya. Karena biasanya Adrian langsung pulang ke apartemen setelah dari kantor."Uncle, Aleeya mandi dulu, ya …" sela Aleeya. Ia terbiasa untuk mandi setelah beraktivitas di luar.Adrian mengangguk. "Jangan lupa pake air hangat, Aleeya. Supaya kamu gak kedinginan," balas Adrian sebelum Aleeya menghilang dari pandangan."Siap, Bos!" Aleeya memberi hormat pada Adrian. Dan langsung disambut tawa renyah Adrian.Adrian merebahkan kepala ke sofa, menatap langit-langit yang hanya terdapat lampu gantung. Ia memejamkan mata sejenak sambil memijat pangkal hidung. Saat ini, ia sudah mengantongi dua identitas target. Walaupun begitu, mereka harus mengumpulka

  • Mr. Rahasia   12. Aleeya memberi izin

    ”Aleeya.”Aleeya mengentikan aktivitas pada ponsel dan menoleh ke sumber suara.”Sandra,” ucap Aleeya terbelalak.Sandra langsung menghampiri Aleeya yang duduk di sofa dan mereka berpelukan.”Akhirnya gw bisa ketemu lo lagi. Gw mau bilang terimakasih, sudah nyelamatin gw waktu itu. Berkat lo gw gak ngalamin cedera berat,” ujar Sandra. Ia sangat senang bertemu Aleeya kembali setelah beberapa bulan.”Sama-sama. Syukurlah kalau kamu gak terluka parah.” Aleeya mengusap lengan Sandra dengan lembut.”Gw senang bisa ketemu lo lagi, Aleeya. Gw sudah sering minta tolong Pak Adrian buat nemuin gw sama lo, tapi jawabannya selalu nanti,” ungkap Sandra dengan cemberut. ”Gak apa-apa, sekarang kan sudah ketemu. Lo tau gw di sini?” Aleeya penasaran dari mana Sandra tau ia ada di sini.Sandra mengangguk sebagai respon.”Gw liat di buku tamu. Ya udah, gw langsung cek aja ke sini, ternyata beneran lo. Beruntung banget gw

  • Mr. Rahasia   11. Aleeya mengunjungi Adrian

    ”Hoam ….” Aleeya menguap sambil merenggangkan tubuh. Susah payah ia membuka kedua mata yang terasa berat. Ia menajamkan penglihatan menyusuri sekitar ruangan. Seketika ia langsung terlonjak dan duduk. Kini nyawanya terkumpul sempurna. Satu detik. Dua detik. Tiga detik. Aleeya tersenyum lebar sambil menepuk jidat. Ia baru ingat kegiatannya dengan Adrian semalam. Ngomong-ngomong soal Adrian, dimana pria itu sekarang? Aleeya celingak-celinguk mencari sosok Adrian. Ia melihat jam Beker yang berada di atas nakas menunjukan pukul 10.00 pagi. Tidak biasa ia bangun kesiangan jika bukan tanpa alasan. Ya, semalam ia dan Adrian menghabiskan waktu untuk mengobrol hingga pukul 03.00 pagi. Pantes saja ia kesiangan dan Adrian pasti sudah berangkat bekerja. Aleeya beranjak dari kasur untuk membersihkan tubuh. Ia memutuskan untuk mandi di kamar mandi yang berada di kamar lamanya. Ka

  • Mr. Rahasia   10. Pelukan hangat Adrian

    Sudah larut malam, Adrian masih sibuk berkutat di depan laptop. Beberapa kali ia menguap dan mengabaikan rasa ngantuknya. Ia harus menyelesaikan beberapa tugas sebelum meninggalkan pekerjaannya untuk mengajak Aleeya bulan madu. Bukan tanpa alasan Adrian mengajak Aleeya bulan madu, ia melakukan itu agar Aleeya kembali ceria dan bisa segera melupakan masa lalu gadis itu. Ia juga tidak mengharapkan lebih dari Aleeya sebagai seorang istri.Tok !Tok !Tok !”Masuk,” ucap Adrian ketika pintu kamarnya di ketuk.Dari balik pintu Aleeya muncul dan menyeringai masuk ke dalam kamar Adrian. Kejadian langka karena ini pertama kalinya Aleeya memasuki kamar Adrian setelah berbulan-bulan tinggal bersama.”Ada apa Aleeya? Kok kamu belum tidur?” tanya Adrian menatap heran Aleeya.”Nggak bisa tidur,” jawab Aleeya sambil melihat-lihat isi kamar Adrian yang maskulin.”Mau saya bantu?” kali ini pertanyaan Adrian berhasil menarik per

  • Mr. Rahasia   9. Ajakan bulan madu

    Adrian mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru resto untuk mencari keberadaan seseorang.”Uncle.” Suara familiar menarik perhatian Adrian.Adrian kebingungan, menatap seorang gadis yang melambaikan tangan ke arahnya. Gadis itu berambut hitam sebahu dengan poni tipis menutupi kening. Ia menggunakan dress tanpa lengan berwarna putih dengan corak bunga-bunga. Adrian sempat terpana dengan sosok itu sampai bayangan Aleeya menyadarkannya.Adrian dengan cepat mengalihkan tatapan ke ponsel. Ia tidak ingin tergoda dan terjerumus ke hal yang salah. Hubungan dirinya dengan Aleeya baru saja membaik. Dan mereka baru saja memulainya dari awal. Bahkan untuk kontak fisik pun mereka belum pernah melakukan. Ia menunggu sampai Aleeya siap.”Uncle!”Adrian di kejutkan oleh gadis yang melambai padanya tadi. Kin

  • Mr. Rahasia   8. Setelah dua bulan

    "Uncle, aku hanya jalan-jalan ke Mall, kau tidak usah mencemaskan ku.""....""Aku sudah mengerjakan pekerjaan rumah.""….""Kan aku sudah bilang, aku tidak mau pakai jasa pembantu. Aku ingin mandiri."….""Aku senang melakukannya. Dengan begitu aku punya kegiatan saat di apartment.""….""Terserah uncle saja asal tidak menganggu pekerjaan uncle.""….""Oke … baiklah.""Byeee …." Aleeya memutuskan sambungan telepon. Ia sudah terbiasa dengan Adrian yang selalu menelepon di saat mereka tidak bersama. Padahal, Adrian hanya pergi bekerja di pagi hari dan pulang ketika sore. Setelah dua bulan berlalu, hubungan Adrian dan Aleeya semakin membaik. Gadis itu mulai belajar banyak hal, mulai dari membereskan apartment, memasak, dan berbelanja, meskipun masih banyak

  • Mr. Rahasia   7. Memulai lembaran baru

    Di kursi mobil dengan pintu terbuka, Aleeya duduk melamun. Pikirannya benar-benar kacau setelah kejadian barusan. Antara memikirkan Dave yang telah mengkhianatinya dan Adrian yang sedang mempertaruhkan nyawa di dalam gedung rumah sakit. "Aleeya …" Aleeya tersentak ketika Dave menghampirinya dengan wajah penuh luka. Bahkan di kemeja yang ia gunakan terdapat bercak darah akibat pertarungan tadi pagi. "Kak, Dave. Ngapain ke sini?" tanya Aleeya dengan suara bergetar. "Apa kamu baik-baik saja? Aku mengkhawatirkan mu," jawab Deve dengan menjaga jarak dari Aleeya. "Mendingan kakak pergi deh. Aleeya gak mau ngeliat Kak Dave lagi!" Emosi Aleeya mulai memuncak. "Aku cuma mau memastikan kondisi kamu, Aleeya," balas Dave. "Pergi!" bentak Aleeya menahan air mata. Dave yang sadar Aleeya akan menangis, memajukan diri mendekati Aleeya. "Maaf, Tuan, lebih baik anda pergi. Tidak aman berada disini. Hanya orang-o

  • Mr. Rahasia   6. Teror

    Orang-orang berlari dengan histeris, saat menyadari diri mereka dalam bahaya. "Paman," bisik Aleeya sambil mendongak menatap Adrian yang sedang mendekapnya. Adrian memutar tubuh mereka, sehingga tubuh Aleeya berada tepat di pintu bagasi mobil yang memiliki desain cukup besar untuk berlindung. Adrian tahu, serangan itu berasal dari gedung rumah sakit yang berada tepat di belakang mereka, namun tidak tahu pasti di mana posisi penyerang itu. "Aleeya, apa kau takut?" tanya Adrian sambil membawa tubuh mereka untuk merunduk. Dor ! Dor ! Adrian menggerakan tangannya pada beberapa orang yang juga berada di balik mobil, berdekatan dengan dirinya. Adrian memberi isyarat agar mereka yang terjebak di halaman parkir untuk terus menunduk dan tetap tenang. "Aleeya," panggil Adria

DMCA.com Protection Status