Home / Romansa / Mr Playboy & Me / Bab 3 : Awal Bencana

Share

Bab 3 : Awal Bencana

Author: Nayla Fitri
last update Last Updated: 2021-08-09 23:17:34

"Lo sakit, Dell?" 

Della menggeleng. Gadis itu menerima segelas jus jeruk yang diberikan Ardan padanya. "Thanks," ucapnya. 

"Lo gapapa kan? Muka lo pucet banget tau!" 

"Gue gapapa, Dan." 

Ardan memandangi wajah Della yang terlihat sayu, pucat dan muram. Pria itu jelas khawatir karena Della tidak pernah seperti ini sebelumnya. 

"Lo ada masalah ya?" tanya Ardan hati-hati. 

Della mendesah lemah. "Gue baik-baik aja, Dan."

"Kalo lo mau, lo bisa cerita sama gue, Dell."

Della mengerutkan keningnya. Menatap Ardan dengan tatapan tak percayanya. "Lo bercanda?" 

Kini giliran Ardan yang mengerutkan keningnya. "Maksudnya?"

"Elo? Seorang Ardan Tanuwijaya, sejak kapan mau dengerin cerita orang?"

Tawa Ardan pun langsung menyembur keluar dengan kencang. "Astaga! Lo itu ya Dell! Negatif mulu pikirannya sama gue!" 

"Emang gitu!" balas Della jutek. 

Ardan menaikkan sebelah alisnya lalu meminum soft drink miliknya. "Oke... oke. Gue emang ngga serius kok," ucapnya enteng. 

"Tuh, kan...!" 

Ardan kembali tertawa. Pria itu menepuk-nepuk kepala Della seperti seorang ayah kepada putri kecilnya. Dan itu membuat Della tidak suka. Gadis itu menepis kuat tangan Ardan seraya memanyunkan bibirnya.

"Jauh-jauh lo dari gue!" serunya.

"Nggak ah! Gue maunya deket elo kok!" 

Della menggeram tak suka. Gadis itu mengabaikan tawa renyah sahabatnya itu. Della sudah terbiasa dengan tingkah ajaib pemuda itu. Dan dia sudah tidak terlalu menggubris tiap ucapan Ardan. 

Mata Della fokus pada layar ponsel di tangannya. Dia sedang sibuk mengecek semua akun sosial media miliknya saat Ardan tak henti mengganggunya. 

Pria itu sengaja menyandarkan kepalanya di bahu Della sembari terus mengajaknya mengobrol. Della tidak menjawab sedikitpun ucapan Ardan.

"Dell, lo kan belum follback gue di IG! Follback dong!" 

"Males."

"Yah... kok gitu sih? Ayo dong, Dell jangan pelit! Gue udah susah-susah follow, lo masa ngga mau kasih follback sih?"

Della tersenyum sinis. "Ga ada yang nyuruh lo follow gue kan?" 

Ardan berdecak. "Della, harusnya itu lo bersyukur cowok paling diinginkan nomer satu di kampus ini nge-follow elo! Hargain kek!" 

Della tertawa renyah. "Astaga! Seorang Ardan yang sangat terkenal berharap Follback dari Della?"

"Halah! Kelamaan deh!" Ardan merebut ponsel Della dari tangan gadis itu. Lalu membuka aplikasi i*******m di ponsel Della.

Della memekik kaget. Dia berusaha merebut kembali ponselnya dari tangan Ardan. Tapi pemuda itu begitu lihai mempermainkannya. 

Ardan membuat Della kewalahan merebut ponsel miliknya sendiri. Della memukul-mukul bahu Ardan. Sedangkan pria itu tertawa kesenangan karena berhasil membuat Della kesal. 

"Della!" Sebuah suara berat, yang hampir menyerupai geraman, terdengar di belakang mereka. 

Sontak Ardan melepaskan tangannya dari pipi Della. Dia kaget saat melihat seorang pria berpakaian rapi yang terlihat kesal berdiri di belakang mereka. 

Della mengerutkan dahi melihat sosok pria itu. "Kak Raka?"

Raka menatapnya tajam. Matanya berkilat emosi. "Ikut aku!" serunya.

"Ap-apa?" Della ternganga dengan bodohnya. Dan membuat Raka berdecak. 

"Ikut aku, Dell!" 

"Kemana?" 

"Udahlah ikut aja!" bentak Raka kencang.

Della sontak mengkerut takut. Dia tidak menghiraukan tatapan bingung Ardan. Gadis itu buru-buru mengambil tas dan ponselnya lalu berjalan mengekori Raka menuju ke tempat parkir. 

***

Della meremas jemarinya dengan gugup saat Raka menatapnya intens. Gadis itu menunduk karena takut dengan tatapan tajam Raka. Astaga! Sepertinya pria itu sedang kesal.

Dia bahkan bisa merasakan aura kemarahan Raka mengelilinginya. Belum lagi tatapan penuh intimidasi pria itu. Lutut Della sedikit gemetar. Dia tidak pernah melihat Raka marah. 

Selama dia setahunya Raka adalah sosok yang baik dan ramah. Sangat berbeda dengan sekarang. Raka seolah ingin menelan orang hidup-hidup.

"Aku telfon kamu puluhan kali. Tapi nggak satupun yang kamu angkat! Sms juga nggak dibales. Kemana aja sih kamu?" 

Della langsung mengkerut mendengar nada suara dingin dari Raka. Gadis itu memundurkan badannya sedikit.

"Maaf, Kak. Hape aku satunya hilang. Ini aku sekarang pake hapenya Kak Ve." Della menunjukkan ponsel berwarna putih yang dia bawa ke hadapan Raka. 

"Kenapa bisa hilang?" 

Della mengendikkan bahunya. "Aku lupa naruhnya, Kak. Aku udah coba cari kemana-mana nggak ketemu."

"Ceroboh!" desis Raka. 

"Kamu bikin orang kuatir aja tau nggak!" 

Della mengerucutkan bibirnya. "Kuatir kenapa coba? Kan aku nggak kenapa-napa?" balasnya.

Raka melotot pada Della. "Gimana nggak kuatir? Kamu itu kemarin dianter pulang nggak mau! Ngeyel mau pulang sendiri! Giliran dibilang kalo udah sampe rumah SMS! Tapi nggak ada kabar sampe malem! Gimana orang nggak kuatir?" jelas Raka panjang lebar. 

Della membuang muka. Dia memang sengaja tidak menjawab telepon dan pesan dari Raka. Dia masih sakit hati karena ucapan Raka saat di cafe kemarin.

Dia bahkan meletakkan ponselnya ke sembarang tempat. Dan akhirnya tadi pagi dia kesulitan mencari ponselnya. Karena itu dia meminjam ponsel Verona untuk pegangan. Dia bisa stress kalau tidak memegang hape barang sebentar saja. 

"Kak Raka minta nomer kamu yang baru!" 

Della mendongak dan mendapati wajah muram Raka. Gadis itu menaikkan sebelah alisnya, menatap Raka bingung. 

"Buat apa?" 

"Ya buat telfon kamu lah, Dell! Nanti kalo kamu nggak ada kabar lagi gimana?" seru Raka.

Della mengernyit tak suka. "Emangnya penting buat Kak Raka tau kabarku?"

Raka mendelik tajam pada Della. Dan gadis itu malah memalingkan wajahnya. 

"Kak Raka nggak perlu repot-repot kuatirin aku. Kak Ve aja nggak segitunya kok sama aku."

Della tidak tau bagaimana ekspresi Raka saat ini. Karena dia tidak bisa melihat wajahnya. Yang dia tau, Raka hanya diam. Tidak bersuara sedikitpun.

"Kita nggak ada hubungan apa-apa, Kak. Jadi Kak Raka nggak perlu kuatirin aku."

Della menoleh saat Raka pergi begitu saja dari hadapannya. Tanpa mengatakan sepatah katapun padanya. Gadis itu memandangi punggung tegap Raka yang berlalu masuk ke dalam mobilnya. 

***

"Rom..." Raka menepuk bahu Romeo, membuat pria itu menoleh padanya. 

"Duduk!" suruh Romeo, "mau minum lo?" 

Raka tidak menjawab. Namun tangannya bergerak menyahut gelas milik Romeo. Meminum isinya hingga tandas. Romeo mendengus. Tapi pria itu tidak berkata apa-apa. 

"Gue nggak punya waktu banyak. Jadi gue cuma mau bilang kalo gue suka Verona," ujar Raka. 

"Yang lo suka itu calon istri gue," balas Romeo. 

Raka tertawa sumbang. "Calon istri? Nggak salah?" ledeknya.

"Nggak. Nggak salah. Verona emang calon istri gue. Gue udah ngenalin dia ke Mama sama Papa. Dan mereka setuju," balas Romeo mantap.

Raka terdiam mendengarnya. Orang tuanya setuju jika Romeo akan menikahi Verona? Itu mustahil. Verona hanya gadis biasa. Bukan tipe calon menantu idaman mamanya. Apalagi Raka tau, jika mamanya masih menginginkan Aisha yang menjadi istri Romeo nanti. 

Raka mendengus. "Lo bohong kan, Rom? Nggak mungkin-"

"Lo boleh tanya sama Mama dan Papa kalo nggak percaya. Jadi gue mohon, berhenti ngejar Verona. Hapus semua rasa suka buat Verona dari hati lo. Karena dia akan jadi istri gue," ujar Romeo menekankan. 

Raka menatap Romeo tajam. "Lo egois, Rom. Selalu egois dari dulu. Nggak pernah berubah. Lo selalu semau lo sendiri. Tapi nggak ada yang melarang. Karena lo anak kesayangan Mama dan Papa. Lo bisa berbuat apapun. Termasuk kabur dari rumah waktu menolak nikahin Aisha. Sedangkan gue?" 

Pria itu tertawa miris. "Gue nggak bisa kayak lo. Gue juga bukan anak kesayangan Mama dan Papa. Nggak ada yang berpihak sama gue. Bahkan cewek-cewek yang gue suka, malah suka sama lo. Ini nggak adil, Rom. Lo terlalu egois dan mau milikin semua sendiri."

Romeo diam, menatap Raka penuh perhatian. Memang benar semua yang dikatakan Raka. Orang tuanya sangat menyayanginya. Romeo bisa berbuat semaunya. Dia bisa kabur dari rumah tanpa dicari. Sedangkan Raka? 

Pernah suatu ketika, Raka kabur karena menolak kuliah di London. Raka ngotot ingin menekuni hobi fotografinya. Tapi papanya malah murka. Pria itu menugaskan beberapa pengawal untuk menyeretnya pulang.

Romeo menatap Raka penuh rasa bersalah. Raka memang diperlakukan berbeda dengannya. Dia diistimewakan, tapi Raka tidak. 

"Dulu gue harus ngelepasin Aisha karena dia jatuh cinta sama lo. Terus sekarang gue harus ngelepasin Verona juga?"

Raka tertawa miris. "Ayolah Rom, lo nggak bisa apa ngalah sekali aja sama gue?" 

Romeo menggeleng pelan. Dia mungkin bisa mengalah untuk hal lain. Tetapi tidak jika menyangkut cinta. Dia mencintai Verona dan tidak mau melepaskannya untuk Raka. 

"Sorry, Ka. Gue nggak bisa. Gue cinta sama Verona," ucap Romeo.

"Shit!" geram Raka. Pria itu bangkit dari duduknya. Berjalan meninggalkannya, keluar dari area cafe. 

***

Raka melempar botol minuman ke arah kaca apartemennya. Membuat kaca itu remuk dalam sekejab. Raka berteriak histeris. Pria itu mengobrak-abrik semua benda yang ada di dekatnya. 

Dia sangat marah. Dia begitu kecewa pada orang tuanya. Karena begitu mudahnya mereka merestui hubungan Romeo dan Verona. Mereka sama sekali tidak memikirkan ada Raka yang terluka disini. 

Selalu begitu. Sejak dulu, yang dipedulikan Kasih dan Haria hanya Romeo seorang. Bagi mereka putra mereka hanya Romeo. Sedangkan dirinya, tidak pernah tampak di hadapan mereka.

Tidak ada yang memikirkan dirinya. Raka hanya sendiri sejak dulu. Dia selalu kalah dari Romeo. Dulu saat dia menyukai Aisha, Raka harus rela mengubur perasaannya dalam-dalam karena tau Aisha akan dijodohkan dengan Romeo. 

Dan saat ini Raka harus merelakan gadis yang dicintainya untuk Romeo? Lagi?

Raka mendengus kasar. Matanya berkilat penuh amarah. Tidak untuk kali ini. Dia tidak akan membiarkan Romeo menang. Dia harus bisa merebut Verona dari kakaknya.

Dengan emosi menggebu-gebu, Raka meneguk botol terakhir minumannya. Lalu keluar apartemennya dengan terburu-buru.

***

"Kak Raka?" 

Raka diam menatap seorang gadis yang membukakan pintu untuknya. "Verona?" gumamnya. 

"Kak Raka nyari Kak Ve? Dia belum pulang. Katanya lembur dan mau pulang nanti jam sepuluh."

Gadis itu tersentak kaget saat pergelangan tanganya dicengkeram kuat oleh Raka. Dia merintih kesakitan. "Kak Raka lepas! Sakit, Kak!" serunya. 

Tapi Raka tidak memperdulikannya. Dia menarik gadis itu keluar dari rumah. Meski gadis itu memberontak. Namun tenaga Raka begitu kuat. 

"Kak Raka! Ini Della, Kak." Gadis itu berusaha melepas cengkeraman Raka. 

"Ikut!" bentak Raka. 

Della menutup hidungnya saat mencium bau alkohol dari mulut Raka. Gadis itupun ketakutan. "Kak lepas!" 

Raka tidak memperdulikannya. Pria itu menarik kasar Della keluar dari halaman rumahnya. Dia mendorong Della untuk masuk ke mobilnya. 

***

"Kak Raka, sakit. Lepas!" rintih Della saat Raka mencengkeram lengannya dan menyeretnya memasuki gedung apartemen.

Della memekik kaget begitu Raka mendorongnya masuk ke apartemennya. Dia langsung ketakutan ketika melihat Raka mengunci pintu apartemen dan membuang kuncinya ke sembarang tempat. 

Raka melangkah mendekatinya. Della langsung mundur ke belakang. Tubuhnya gemetaran. Gadis itu benar-benar takut. Dia merasakan hal buruk akan terjadi padanya malam ini. 

"Kak Raka mau apa?" lirihnya.

Raka menatapnya lekat. Pria itu mengangkat tangannya dan membelai wajah Della dengan lembut. "Tinggalkan Romeo!" ujarnya. 

"A-apa?" 

"Tinggalkan Romeo! Lupakan dia! Jadilah milikku," ucap pria itu lalu maju mendekati Della dan merengkuh pinggangnya. 

Della hanya diam mematung saat Raka mendekatkan wajahnya. Tubuh gadis itu terasa kaku. Della merasakan sengatan listrik ketika Raka menciumnya dengan begitu lembut.

Bersambung.... 

Related chapters

  • Mr Playboy & Me   Bab 4 : Di Sudut Hati

    Raka mengerjap perlahan. Saat dia terbangun, rasa kebas di lengannya adalah yang pertama dia rasakan. Matanya memicing saat tersorot sinar matahari pagi dari sela-sela gorden. Pria itu tersenyum begitu menyadari seorang wanita tidur berbantalkan lengan kirinya. Pantas saja lengannya sampai kebas. Perlahan, Raka memindahkan bantal untuk menopang kepala wanita itu. Kemudian Raka menyingkirkan lengannya. Dia mencium pelipis wanita berambut panjang yang sedang terlelap begitu damai tersebut. Dia menghela nafas lega saat bisa memiliki Verona. Dan akhirnya kali ini dia menang dari kakaknya. Raka memeluk tubuh wanita itu dari belakang dengan sepenuh hati. Pria itu mencium kepala wanita itu berkali-kali. Dia benar-benar bersyukur akhirnya Verona bisa menjadi miliknya. Hanya miliknya. Dipeluknya erat tubuh wanita itu. "I love you, Ve." Dengan begitu berhati-hati, disingkirkannya helaian rambut hitam dan lembut yang menutupi wajah cantik itu. Ra

    Last Updated : 2021-09-24
  • Mr Playboy & Me   Bab 5 : Confused

    "Kak Raka?" ucap Della lirih saat melihat Raka di depan kampusnya. Akhirnya setelah lebih dari satu minggu mencarinya dan berhasil dia hindari. Kini Raka berhasil menemukan Della. Gadis itu sudah akan berlari menjauh, namun gagal. Karena Raka dengan cepat menyusulnya. Menahan lengan Della."Tunggu, Della!" ucap Raka. Pria itu menghadang langkah Della."Apalagi, Kak? Jangan ganggu aku, pleasee....!"Raka menggeleng pelan. "Aku cuma mau bicara sebentar.""Aku nggak bisa. Aku sibuk," tolak Della."Sebentar aja, Dell."Della menatap nyalang tangan Raka yang berani menyentuh pundaknya. Dengan marah, Della menepis kuat tangan Raka. "Jangan sentuh aku!" sentaknya.Raka berjalan mundur sembari mengangkat kedua tangannya. "Oke. Oke. Aku nggak akan nyentuh kamu," ucapnya.Della memalingkan wajahnya kesamping dengan nafas memburu. Dia ingin sek

    Last Updated : 2021-09-25
  • Mr Playboy & Me   Bab 6 : Accident

    Della menyentuh perutnya yang tertutup baju. Mengusapnya perlahan dengan gerakan ringan. Matanya menatap nanar sebuah benda kecil yang tergeletak di lantai kamarnya. Dua garis merah yang ada disana membuat gadis itu syok. Dia hamil. Tanpa suami. Janin hasil perbuatan Raka. Satu tetes air matanya jatuh. Lalu disusul tetesan lain. Della menangis tergugu di kamarnya. Hancur sudah masa depannya kini. Hidupnya berakhir sampai disini. Kalau orang tua dan keluarganya tau dia sedang mengandung hasil hubungan gelap, dia pasti akan diusir. Dan dia kembali terlantar seperti dulu. Della sudah merasa kotor karena malam itu bisa menyerahkan diri pada Raka. Dan kini dia merasa lebih kotor lagi karena dipercaya mengandung janin hasil kesalahannya. Mungkin ini adalah balasan setimpal atas dosanya karena berani berhubungan di luar nikah. Lalu apa yang harus dia lakukan sekarang? Apa mungkin dia harus memaksa Raka menikahi dirinya demi menutupi kehamilan

    Last Updated : 2021-09-25
  • Mr Playboy & Me   Bab 7 : Her Memory

    Della mengerjap. Matanya terbuka perlahan. Gadis itu mengernyit saat merasa silau karena cahaya yang masuk dari sela-sela jendela.Saat akan bangun, sebuah tangan menahannya. Della mendongak, menatap orang yang berada tepat di sampingnya itu."Ardan?" lirihnya."Jangan bangun dulu! Istirahat aja!" Della mendesis pelan saat merasakan kepalanya terasa nyeri. "Gue dimana ini, Dan?""Rumah sakit."Della terdiam. Gadis itu menjelajah sekeliling tempat dia berada dengan matanya. "Kok gue bisa disini sih, Dan? Apa maag gue kambuh lagi ya?"Ardan menatapnya bingung. "Lo nggak inget?""Inget apa?""Kemarin kita makan di restoran. Terus pulangnya elo-""Restoran?" sela Della.Ardan mengangguk mantap. Dan hal itu membuat Della kebingungan."Bukannya gue lagi sama Vika kemarin?" ujar gadis itu.

    Last Updated : 2021-09-26
  • Mr Playboy & Me   Bab 8 : See You Again

    Satu tahun kemudian."Ai!" Raka berlari kencang kemudian memeluk erat seorang gadis berjilbab merah.Gadis itu terkekeh pelan. Dan membalas pelukan Raka tak kalah eratnya. "Lama banget liburannya!" Raka tertawa lalu melepaskan pelukannya. Dia menggandeng gadis itu dan mengajaknya menuju ke mobil."Gimana Bali?"Raka hanya tersenyum tipis. "Ya gitu-gitu aja, Ai. Nggak ada yang spesial," balasnya."Ceweknya?""Em... biasa aja!""Biasa aja tapi lo nggak pulang-pulang!"Raka terkikik. Pria itu memasukkan koper miliknya ke dalam bagasi mobil Aisha. Baru setelah itu dia menyusul Aisha masuk ke mobil."Gimana Jakarta?" tanya Raka pada gadis itu.Aisha mengendikkan bahu. "Gini-gini aja. Nggak ada yang berubah."Raka manggut-manggut. Pria itu mulai menjalankan mobilnya keluar dari banda

    Last Updated : 2021-09-27
  • Mr Playboy & Me   Bab 9 : Confused (2)

    "Selamat datang, Pak. Saya Nadella Paramita yang ditunjuk Pak Haria untuk menjadi sekretaris anda."Mata Raka melebar sempurna. Pria itu tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia benar-benar syok dengan apa yang dilihatnya sekarang."Della?"Della mengangguk cepat. Gadis itu tersenyum lebar pada Raka. "Benar, Pak. Pak Raka boleh panggil saya Della."Raka termanggu. Saat terakhir bertemu Della, hubungan mereka tidak baik. Bahkan yang terburuk, Della melihatnya bercumbu dengan gadis lain di toilet.Kemudian mereka hilang kontak sama sekali. Dan Raka memutuskan untuk pergi ke Bali. Saat pulang, mereka bertemu kembali namun saat ini Della sudah berubah.Gadis yang ada di hadapannya ini, sangat berbeda dengan Della satu tahun yang lalu. Penampilannya masih sama. Wajahnya pun sama. Tapi Raka meresa dia seperti bukan Della. Raka bahkan tidak mengenali Della yang sekarang.

    Last Updated : 2021-09-28
  • Mr Playboy & Me   Bab 10 : Terlewatkan

    "Sejak kapan Della tinggal di rumah, Pa?"Haria mengernyit mendengar pertanyaan Raka. Pria tua itu bingung karena pertanyaan aneh Raka. Tumben sekali, pikirnya. Biasanya Raka tidak pernah memikirkan orang lain. Apalagi dia adalah Della, adik dari wanita yang dia cintai.Kenyataan bahwa kini Verona telah menikah dengan Romeo sangat membuat Raka terluka sampai dia kabur ke Bali selama satu tahun. Haria pikir dia tidak ingin berhubungan lagi dengan sesuatu yang menyangkut Verona. Apalagi ini adalah adiknya."Apa?" kata Haria ragu.Raka mendesah kecil. "Sejak kapan Della tinggal di rumah kita?" ulangnya menahan jengkel. Dia sudah sangat penasaran. Tapi papanya tak kunjung memberikan jawaban."Kenapa kamu tanya itu?" kata Haria."Kenapa emangnya? Nggak boleh aku nanya gitu?"Haria terkikik mendengar nada suara ketus putra bungsunya. Dia yakin saat ini wajah Rak

    Last Updated : 2021-09-29
  • Mr Playboy & Me   Bab 11 : Luka yang tak terlihat

    Della melangkah cepat ke dalam sebuah club. Gadis itu mengabaikan tatapan bingung bercampur heran orang-orang yang sedang berada disana. Iyalah, jelas saja mereka terheran. Tidak pernah ada seorang gadis berpakaian piyama masuk ke dalam sebuah club malam bukan?Gadis itu berjalan mengikuti seorang pria bertubuh besar yang berjalan di depannya. Dialah yang tadi menghubungi Della. "Mas Raka ada di dalam," ujarnya.Della mengangguk pelan. Setelah mengucapkan terima kasih, gadis itu pun bergegas masuk ke sebuah ruangan VVIP dimana Raka berada."Pak Raka...." ujarnya syok melihat Raka terkapar di sofa dengan serpihan botol minuman dimana-mana.Della segera mendekatinya. Ditepuk-tepuknya wajah Raka. Namun pria itu hanya bergumam pelan. Raka mabuk berat. Dia bahkan tidak bisa membuka matanya. "Pak Raka bangun! Pak! Ini saya Della, Pak.""Dia mabuk berat, Mbak.""Apa dia minum banyak sekali?" tanya Della pada pria yang

    Last Updated : 2021-09-30

Latest chapter

  • Mr Playboy & Me   Bab 21 : Lost Badly

    “Enak?”Raka mengangguk cepat kemudian meletakkan sendok yang habis dia gunakan untuk mencicipi sup buatan Della ke atas meja dapur. “Aku mau mandi dulu terus makan. Gerah banget habis jogging.”Della tersenyum kecil. Gadis itu kemudian mematikan kompor dan menyiapkan sarapan untuk Raka di meja makan. Della tidak bisa menahan senyumnya saat ini. Hatinya merasa sangat senang dan damai. Berada di apartemen Raka saat ini sepertinya lebih baik dari pada pulang ke rumah ketika dirinya dilanda patah hati.Della sungguh-sungguh berterima kasih kepada Raka karena sudah memberinya tumpangan dan menemaninya di saat dia sedang berada di ambang kehancuran. Bagaimana tidak, pria yang selama ini dia sayangi, tunangan sekaligus sahabatnya, tega berselingkuh di belakangnya. Apalagi dia berselingkuh bukan dengan orang jauh, tapi dengan sahabat dekat Della sendiri.Rasa sakit hati yang dirasakan oleh Della makin berlipat-lipat dari sakit hati biasa. Della kemudian duduk di kursinya, menunggu Raka yang

  • Mr Playboy & Me   Bab 20 : Comfortable

    Raka berlari secepat mungkin setelah keluar dari lift. Pria itu langsung bergegas ke arah apartemennya. Belum sampai di depan pintu, dari kejauhan pria itu melihat sosok yang sangat dia kenali sedang duduk bersandar di dinding apartemen sambil menutup wajahnya. Raka segera menghentikan kakinya. Pria itu memandang lama sosok tersebut.Raka menghela nafas panjang. Dengan melangkah pelan pria itu mendekat padanya. Raka berjongkok tepat di depan gadis itu. Dan rupanya gadis itu tidak sadar jika ada orang lain bersamanya."Kamu ngapain disini, Del?" tanya Raka dengan suara begitu pelan dan lembut karena takut mengagetkan Della.Della sontak mendongak dan kaget begitu melihat Raka ada di hadapannya. "Kak Raka? Kok bisa ada disini?"Raka mendesah lirih. "Harusnya aku yang tanya kenapa kamu bisa ada disini," jawabnya. "Kamu ngapain disini? Bukannya kamu harusnya udah ada di Surabaya? Katanya Mama kamu sakit kan?" ujar Raka.De

  • Mr Playboy & Me   Bab 19 : to Find You

    Raka keluar dari mobil dengan terburu-buru lalu membuka pintu dengan kuat. Begitu ada di dalam rumah, pria itu berteriak dengan keras, "Mama! Ma!""Mama!" Karena tak mendapatkan jawaban, pria itu segera berlari ke atas menuju ke kamar mamanya. "Mama!"Kasih keluar dari kamar dengan wajah dongkol. Wanita itu segera menepuk kepala Raka dengan majalah yang tadi dia baca. Niatnya untuk bersantai sore ini malah terganggu karena teriakan putra bungsunya."Kamu ini teriak-teriak di rumah Mama! Kamu kira ini di hutan apa?" geramnya."Della mana, Ma? Dia sakit apa? Udah panggil dokter belum?" tanyanya bertubi-tubi.Lagi-lagi Kasih merasa dongkol karena pertanyaan Raka. Anak itu bukannya minta maaf karena mengganggu waktu santai mamanya, malah justru menanyakan sesuatu secara tidak sabaran seperti itu."Della nggak ada!" balas Kasih ketus."Nggak ada kemana, Ma?""Pulang ke Surabaya."&nbs

  • Mr Playboy & Me   Bab 18 : Arranged Marriage

    Della mengetuk pintu ruang kerja Raka dengan ragu. Suara Raka yang menyahuti dari dalam membuat Della mengambil nafas panjang. Ini adalah pertama kalinya gadis itu merasa bimbang ketika akan melangkah masuk ke ruangan bosnya itu.Biasanya dia selalu enjoy meskipun Raka sedang marah-marah. Hanya dia satu-satunya pegawai yang tidak takut dimarahi oleh Raka. Karena memang selama ini, menurut pengalaman Della, Raka tidak pernah marah kepadanya. Sebesar apapun kesalahan yang diperbuat oleh gadis itu, Raka akan memaafkannya. Termasuk menghilangkan kontrak dengan perusahaan dari Jepang Minggu lalu.Kala itu, perusahaan Raka membuat kontrak kesepakatan untuk memakai bahan-bahan dari Jepang untuk produk furniture terbaru yang akan diproduksi oleh perusahaan mereka. Pria itu mempercayakan Della untuk menyimpan surat kontrak tersebut segera setelah meeting. Namun karena teledor, Della kehilangan surat tersebut.Dan tanggapan Raka mal

  • Mr Playboy & Me   Bab 17 : Not the Only One

    Suasana ball room sebuah hotel bintang lima saat ini sangat ramai. Acara ulang tahun perusahaan Indo Milan digelar dengan sangat meriah. Para karyawan, klien serta perwakilan dari kantor cabang sudah berdatangan, memenuhi ruangan gedung yang sangat luas tersebut.Della berjalan dengan gugup di belakang Raka. Ini adalah pesta pertamanya dan pergi ke pesta sebesar ini tentu membuatnya grogi dan agak tidak nyaman. Apalagi dengan penampilannya yang sangat berbeda dengan hari-hari biasa. Dia sangat tidak percaya diri meski Raka berkali-kali meyakinkannya jika Della sangat menawan malam ini."Della!"Della sontak mendongak. "Ya?""Kenapa berhenti?"Della tergagap. Gadis itu bergegas mempercepat langkahnya dan mengikuti Raka yang sudah berada di depan. Namun Della masih menjaga jarak dengan Raka. Karena dia takut akan menjadi bahan pembicaraan orang di kantor. Menjadi sekretaris Raka saja sudah membuatnya jadi bahan cibiran dan sindiran. Apalagi jika seka

  • Mr Playboy & Me   Bab 16 : Cinderella

    Raka mengakhiri rapat pagi ini dengan senyuman ceria. Sehingga membuat para staf merasa kebingungan. Tumben sekali bos mereka tersenyum. Padahal tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi. Sangat membingungkan, mengingat pria itu kemarin marah-marah tidak jelas pada semua orang di kantor.Dan pagi ini, seperti sebuah keajaiban. Raka bersikap sangat ramah pada para staf yang mengikuti rapat. Ulang tahun perusahaan akan segera tiba. Karena itu diadakan rapat untuk membentuk panitia penyelenggaraan ulang tahun perusahaan.Sepanjang acara Raka terlihat begitu antusias. Padahal di rapat ulang tahun perusahaan tahun-tahun yang lalu, pria itu tidak mau terlibat sedikitpun. Namun kali ini pria itu terlihat begitu bersemangat menyambut hari penting bagi perusahaan.Sikap Raka itu tak pelak membuat karyawannya kebingungan sekaligus senang. Setelah minggu-minggu yang kelam disana, pelangi pun datang juga. Setelah semua kesulitan y

  • Mr Playboy & Me   Bab 15 : Handsome Guys Attack

    "Raka?" ujar Kasih tak percaya saat melihat sang putra bungsu sedang berdiri di depan pintu, meringis lebar padanya."Pagi, Mama Sayang."Kasih mengerutkan keningnya, menatap pria tampan itu dengan mata menyipit. "Tumben kamu pagi-pagi kesini? Mau ngapain?" tanyanya heran.Raka hanya tersenyum mendengarnya. Pria itu merangkul pundak sang mama dan mengajaknya masuk. "Mama gitu banget sih sama Raka. Masa Raka dateng bukannya disambut malah dibilang tumben."Kasih tersenyum sinis melihat kerlingan mata putranya itu. Dia tau jika anak itu pasti ada maunya. Kalau tidak, tidak mungkin seorang Raka Milan yang kepala batu menginjakkan kakinya disana setelah semua yang terjadi.Wanita itu menatap Raka penuh selidik. Kasih melipat tangannya di depan dada dengan gaya khas seorang Nyonya Milan. "Mau minta apalagi kamu sekarang? Uang tabungan Mama udah ludes ya, Ka. Terakhir Mama kasih kamu untuk beli rumah kecil itu," ketusnya.Lagi-lagi san

  • Mr Playboy & Me   Bab 14 : I'm in Love

    Raka menguap lebar. Matanya masih terpejam saat dia bangun dari ranjang lalu keluar kamar. "Bentar! Bentar! Astaga!" kesalnya saat mendengar bunyi bel ditekan terus-terusan.Sial sekali dirinya. Sudah semalam tidak bisa tidur, lalu saat dia baru terpejam satu setengah jam, dipaksa bangun. Benar-benar...Sembari menggerutu pria itu berjalan membuka pintu depan. Dia sudah bersiap-siap memaki orang yang membangunkannya dengan kasar. Namun wajah cantik nan lembut di depan pintu membuatnya terpaku."Kak Raka?"Raka mengerjap. "De-Della?" ujarnya."Kak Raka ngapain disini?" tanya Della.Raka mengerutkan keningnya. "Harusnya aku yang tanya ngapain kamu disini?" balasnya.Della meringis kecil. "Maaf, Kak. Habisnya aku kaget pas tau Kak Raka yang buka pintunya.""Aku juga kaget pas tau kamu yang ngetuk pintunya dan buat aku kebangun tiba-tiba," bal

  • Mr Playboy & Me   Bab 13 : Someone

    "Apa maksud kamu dengan hilang ingatan? Jelas-jelas dia mengingat semua orang. Dia bahkan ingat sama saya!" ujar Raka pada seorang pria berjas hitam di depannya."Bukan hilang ingatan secara total, Pak Raka. Dia memang mengalami hilang ingatan tapi cuma sebagian.""Sebagian?" ulang Raka.Pria itu mengangguk. "Kecelakaan yang dia alami membuat dia terkena amnesia retrograde. Mbak Della kehilangan sebagian memori sebelum dan sesudah kecelakaan itu terjadi."Raka menggeleng tidak mengerti. "Saya nggak paham maksud kamu," ujarnya.Pria itu berdehem sebelum mulai menjelaskan pada Raka tentang apa yang terjadi pada Della. Musibah yang tidak banyak orang tau. Bahkan dengan keluarganya sendiri.Raka tertegun mendengar penjelasan detektif suruhannya yang memang dia tugaskan untuk menyelidiki tentang Della selama satu tahun terakhir. Pria itu curiga ada sesua

DMCA.com Protection Status