Home / Romansa / Mr Playboy & Me / Bab 8 : See You Again

Share

Bab 8 : See You Again

Author: Nayla Fitri
last update Last Updated: 2021-09-27 13:48:10

Satu tahun kemudian.

"Ai!" Raka berlari kencang kemudian memeluk erat seorang gadis berjilbab merah.

Gadis itu terkekeh pelan. Dan membalas pelukan Raka tak kalah eratnya. "Lama banget liburannya!"

Raka tertawa lalu melepaskan pelukannya. Dia menggandeng gadis itu dan mengajaknya menuju ke mobil.

"Gimana Bali?"

Raka hanya tersenyum tipis. "Ya gitu-gitu aja, Ai. Nggak ada yang spesial," balasnya.

"Ceweknya?"

"Em... biasa aja!"

"Biasa aja tapi lo nggak pulang-pulang!"

Raka terkikik. Pria itu memasukkan koper miliknya ke dalam bagasi mobil Aisha. Baru setelah itu dia menyusul Aisha masuk ke mobil.

"Gimana Jakarta?" tanya Raka pada gadis itu.

Aisha mengendikkan bahu. "Gini-gini aja. Nggak ada yang berubah."

Raka manggut-manggut. Pria itu mulai menjalankan mobilnya keluar dari bandara. "Kalo lo gimana? Udah dapet jodoh?"

"Raka!"

Raka terkekeh saat Aisha memukuli badannya dengan kedua tangan mengepal kuat.

"Jadi lo belom dapet jodoh juga ya, Ai? Ckck... sayang banget cantik-cantik nggak laku."

Raka mengerem mobilnya mendadak saat Aisha mencekik lehernya kuat.

"Kalo lo malah bikin rese disini, mending lo nggak usah balik! Biar aja lo sampe mampus ada di Bali! Bertemen sama ikan bandeng!"

Tawa Raka seketika menggema di dalam mobil. Pria itu kembali menjalankan mobilnya saat Aisha berhenti menyerangnya.

"Di laut nggak ada ikan bandeng kali, Ai! Jangan norak, deh!" ledeknya.

Aisha hanya merengut mendengar ejekan Raka. Gadis itu menatap keluar jendela sambil mencebik.

"Eh... Romeo gimana? Udah baikan lo sama dia?"

Aisha sontak tersenyum mendengar Raka menyebut kakaknya. Gadis itu mengangguk pelan.

"Kalau Verona?"

Aisha terdiam sejenak. Kemudian dia menghela nafas dan mengalihkan pandangan ke jendela mobil.

Raka pun memahami keadaan Aisha. Pria itu memutuskan untuk tidak kembali mengajak Aisha mengobrol. Dia mengemudikan mobilnya dengan fokus.

Saat ada lampu merah, Raka menghentikan mobilnya. Iseng-iseng dia menoleh ke arah jendela samping kanannya.

Raka tersenyum melihat sekelompok pengamen kecil sedang bernyanyi di lampu merah. Mereka bernyanyi dengan begitu bersemangat. Raka sampai terbawa suasana dan ikut bersenandung kecil.

Sepertinya dia sangat lama meninggalkan kota kelahirannya ini. Banyak hal di kota ini yang seketika membuatnya tiba-tiba rindu saat melihatnya lagi.

Raka menarik sudut bibirnya membentuk satu senyuman samar. Sejak satu tahun lalu, saat dia memutuskan pergi dari Jakarta ke Bali, dia sudah tidak pernah tau lagi bagaimana kabar kota tempat tinggal keluarganya itu.

Raka hidup sendiri di Bali. Menikmati kesendiriannya saat siang hari di pantai. Dan malamnya diisi dengan berkencan dengan para wanita di club.

Hidup seenaknya tanpa beban, tanpa keluarga, tanpa perlu memikirkan perusahaan dan lain-lainnya. Dia bebas melakukan apapun.

Namun dalam hatinya Raka tau jika hidupnya terasa hampa. Hatinya kosong. Seolah seseorang sudah merampoknya habis. Tanpa menyisakan sedikitpun untuknya.

Raka tersentak kaget saat Aisha menepuk lengannya. "Kenapa, Ai?"

"Udah lampu ijo tuh!" ujar Aisha.

Raka mengangguk. Kemudian pria itu menjalankan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju ke apartemennya.

"Lo kok nggak pulang ke rumah aja sih?"

Raka menggeleng. "Gue lebih nyaman di apartemen, Ai."

"Karena di rumah lo ada Verona?"

Raka menggeleng lagi. "Bukan masalah itu."

"Terus? Kenapa lo tiba-tiba kabur ke Bali selama satu tahun. Dan sekarang pas balik nggak mau pulang ke rumah."

Raka menghela nafas pelan. Pandangannya masih fokus ke jalanan. Meski dia sedang berpikir keras karena pertanyaan Aisha barusan.

Pada akhirnya pria itu mengendikkan bahu. "Gue nggak tau, Ai. Belakangan gue ngerasa kayak ada yang kurang. Kayaknya hidup gue nggak lengkap gitu."

Aisha tertawa geli mendengar ucapan Raka. Melihat ekspresi Raka yang memelas bukannya membuat dia kasihan. Malah Aisha ingin tertawa kencang.

Gadis itu menduga pasti saat berenang di pantai Bali, otak Raka ikut terhanyut ombak. Hingga Raka bisa sekacau itu.

Seorang Raka Milan, yang biasa bersikap sombong, sok berkuasa dan jahil setengah mati, mendadak berganti menjadi sosok lain.

"Pacar lo di Bali ada berapa, Ka?" tanya Aisha iseng.

Raka menaikkan sebelah alisnya. Lalu mengendikkan bahu. "Gue nggak inget, Ai. Mungkin selusin, atau dua lusinan gitu."

Aisha tersenyum miring. "Itu pacar atau celana dalem sampe dua lusin gitu?" ledeknya.

Raka tertawa. "Maklumlah, orang ganteng pasti ceweknya banyak," balasnya santai.

Aisha mendengus. "Dan gue yakin lo nggak tau nama-nama mereka."

"Yes."

Aisha geleng-geleng kepala. "Lo nggak ada bosennya ya, main sama cewek beda tiap malem. Emang lo nggak capek apa hidup nggak jelas kayak gitu?"

Raka tersenyum tipis. Namun dia tidak menjawab ucapan Aisha. Pria itu masih fokus menyetir.

"Lo harusnya contoh Romeo, Ka! Lo nggak pengen apa, punya keluarga sendiri? Punya istri, punya anak, hidup bahagia sama mereka? Lo nggak mau kayak Nyokap sama Bokap lo gitu, yang terus mesra meski udah tua?"

Raka terdiam. Tentu dia ingin seperti itu. Siapa yang tidak ingin punya keluarga lengkap seperti kebanyakan orang? Hidup bahagia dengan keluarga sampai ajal menjemput? Kehidupan seperti itu adakah yang tidak mau?

Tapi dia tidak mungkin bisa mendapatkannya. Raka sudah merasa kalau sampai mati nanti dia akan hidup sendirian. Playboy sepertinya tidak akan pernah memiliki keluarga sendiri. Pun selamanya akan seperti itu.

Kecuali jika...

"Ai!" panggilnya.

Aisyah menoleh pada Raka. "Apa?"

"Lo mau kan kalau nanti nikah sama gue?"

***

"Ini Mas, kuncinya."

Raka mengangguk pada seorang wanita paruh baya yang menyodorkan kunci padanya.

"Mas bisa tinggal mulai malam ini."

"Terima kasih, Bu."

Wanita tadi tersenyum. "Tapi sebaiknya bersihkan dulu, Mas. Maklum udah satu tahun nggak ditempati. Jadi pasti kotor banget," ujarnya.

Raka tersenyum. "Iya, Bu. Makasih."

"Lampu teras udah saya ganti sama yang baru. Kapan hari saya cek lampunya ternyata nggak bisa nyala. Pintu dapur juga udah saya benerin, kok."

Pria itu kembali mengangguk dan mengucapkan terima kasih.

"Mas ini orang merantau ya?"

Raka tersenyum tipis. Namun tidak memberikan jawaban.

"Semoga betah ya, ngontrak disini. Daerah sini memang agak sepi. Tapi aman kok, Mas."

"Iya, Bu."

"Kalau gitu saya pamit. Kalau ada apa-apa ke rumah saya aja langsung."

Raka memgangguk pelan. Dan membiarkan wanita itu berjalan keluar dari halaman rumah kontrakan barunya.

"Bu..." panggil Raka saat wanita itu melangkah keluar pagar.

"Kenapa, Mas?"

Raka tidak langsung menjawab. Pria itu terdiam selama beberapa saat.

"Gadis yang dulu ngontrak disini, beneran udah pindah ke Surabaya?"

Wanita itu mengangguk. "Setahu saya gitu, Mas. Kalau Kakaknya udah nikah dan sekarang ikut suaminya. Masih tinggal di Jakarta juga, kok. Kalau Adiknya denger-denger pulang ke Surabaya setelah lulus kuliah."

Raka menghela nafas pelan. Jadi dia memang sudah pergi.

"Ya udah, Bu. Terima kasih," ucapnya seraya tersenyum pada wanita itu.

***

"Pak Raka, sudah waktunya untuk ke acara penyambutan anda," ujar seorang pria pada Raka pagi itu di ruangannya.

Raka menghentikan kegiatannya memainkan game di ponsel. Lalu beranjak dari kursinya dan mengikuti pria itu.

"Pak Haria sudah ada disana, Pak. Acaranya siap dimulai. Hanya tinggal menunggu Bapak saja."

Raka mengangguk. "Sekretaris saya sudah datang kan?" tanyanya.

"Sudah, Pak. Dia sekarang ada di ruang meeting menunggu Bapak."

"Antar saya kesana!" perintah Raka.

Pria itu mengangguk. Kemudian bergegas menuju ke ruang meeting yang terletak di lantai atas bersama dengan Raka.

"Silahkan masuk, Pak. Sekretaris Bapak sedang menunggu di dalam," ujar pria itu sembari membukakan pintu ruang meeting untuk Raka.

"Makasih. Kamu boleh pergi sekarang!"

"Baik, Pak."

Raka memasuki ruang meeting dengan langkah cepat. Pria itu melihat seorang gadis sedang duduk menghadap meja dan membelakanginya sembari memainkan ponselnya.

"Hei, kamu! Saya mau tau susunan acara sambutan nanti!" ujarnya tegas.

Gadis itu buru-buru berdiri dan berbalik. Dia tersenyum pada Raka

"Selamat datang Pak Raka Milan," ujarnya lembut.

Jantung Raka seakan berhenti berdetak melihat wajahnya. "Kamu?" ujarnya kaget.

Related chapters

  • Mr Playboy & Me   Bab 9 : Confused (2)

    "Selamat datang, Pak. Saya Nadella Paramita yang ditunjuk Pak Haria untuk menjadi sekretaris anda."Mata Raka melebar sempurna. Pria itu tidak mengeluarkan sepatah katapun. Dia benar-benar syok dengan apa yang dilihatnya sekarang."Della?"Della mengangguk cepat. Gadis itu tersenyum lebar pada Raka. "Benar, Pak. Pak Raka boleh panggil saya Della."Raka termanggu. Saat terakhir bertemu Della, hubungan mereka tidak baik. Bahkan yang terburuk, Della melihatnya bercumbu dengan gadis lain di toilet.Kemudian mereka hilang kontak sama sekali. Dan Raka memutuskan untuk pergi ke Bali. Saat pulang, mereka bertemu kembali namun saat ini Della sudah berubah.Gadis yang ada di hadapannya ini, sangat berbeda dengan Della satu tahun yang lalu. Penampilannya masih sama. Wajahnya pun sama. Tapi Raka meresa dia seperti bukan Della. Raka bahkan tidak mengenali Della yang sekarang.

    Last Updated : 2021-09-28
  • Mr Playboy & Me   Bab 10 : Terlewatkan

    "Sejak kapan Della tinggal di rumah, Pa?"Haria mengernyit mendengar pertanyaan Raka. Pria tua itu bingung karena pertanyaan aneh Raka. Tumben sekali, pikirnya. Biasanya Raka tidak pernah memikirkan orang lain. Apalagi dia adalah Della, adik dari wanita yang dia cintai.Kenyataan bahwa kini Verona telah menikah dengan Romeo sangat membuat Raka terluka sampai dia kabur ke Bali selama satu tahun. Haria pikir dia tidak ingin berhubungan lagi dengan sesuatu yang menyangkut Verona. Apalagi ini adalah adiknya."Apa?" kata Haria ragu.Raka mendesah kecil. "Sejak kapan Della tinggal di rumah kita?" ulangnya menahan jengkel. Dia sudah sangat penasaran. Tapi papanya tak kunjung memberikan jawaban."Kenapa kamu tanya itu?" kata Haria."Kenapa emangnya? Nggak boleh aku nanya gitu?"Haria terkikik mendengar nada suara ketus putra bungsunya. Dia yakin saat ini wajah Rak

    Last Updated : 2021-09-29
  • Mr Playboy & Me   Bab 11 : Luka yang tak terlihat

    Della melangkah cepat ke dalam sebuah club. Gadis itu mengabaikan tatapan bingung bercampur heran orang-orang yang sedang berada disana. Iyalah, jelas saja mereka terheran. Tidak pernah ada seorang gadis berpakaian piyama masuk ke dalam sebuah club malam bukan?Gadis itu berjalan mengikuti seorang pria bertubuh besar yang berjalan di depannya. Dialah yang tadi menghubungi Della. "Mas Raka ada di dalam," ujarnya.Della mengangguk pelan. Setelah mengucapkan terima kasih, gadis itu pun bergegas masuk ke sebuah ruangan VVIP dimana Raka berada."Pak Raka...." ujarnya syok melihat Raka terkapar di sofa dengan serpihan botol minuman dimana-mana.Della segera mendekatinya. Ditepuk-tepuknya wajah Raka. Namun pria itu hanya bergumam pelan. Raka mabuk berat. Dia bahkan tidak bisa membuka matanya. "Pak Raka bangun! Pak! Ini saya Della, Pak.""Dia mabuk berat, Mbak.""Apa dia minum banyak sekali?" tanya Della pada pria yang

    Last Updated : 2021-09-30
  • Mr Playboy & Me   Bab 12 : Fall in You

    "Raka?" Kasih terpaku melihat sang putra bungsu berdiri tegap di depannya. Pria itu tersenyum lebar pada Kasih. Lalu mengecup pipi Kasih dengan hangat."Apa kabar, Ma?" sapa Raka.Kasih langsung menyemburkan tangisnya. Wanita itu menubruk dada Raka, memeluknya erat. Kasih terisak di pelukan Raka."Mama kira kamu udah lupa sama Mama, Ka! Kamu nggak pernah ngabarin Mama! Pulang ke Jakarta juga kamu nggak bilang-bilang sama Mama," tangisnya.Raka tersenyum tipis. Diusapnya punggung Kasih dengan lembut. "Sorry, Ma. Raka nggak keinget Mama sama sekali. Soalnya Mama udah tua sih. Beda sama pacar-pacar Raka yang seksi."Kasih sontak menghentikan tangisnya. Dan melepaskan pelukan Raka. Ekspresinya yang tadi sendu mendadak berubah kesal. Dicubitnya perut Raka secara brutal. Sehingga putra bungsunya itu kesakitan."Ampun, Ma! Ampun!""Anak durhaka kamu! Mama dibandingin sama pacar kamu yang lusinan itu?

    Last Updated : 2021-10-01
  • Mr Playboy & Me   Bab 13 : Someone

    "Apa maksud kamu dengan hilang ingatan? Jelas-jelas dia mengingat semua orang. Dia bahkan ingat sama saya!" ujar Raka pada seorang pria berjas hitam di depannya."Bukan hilang ingatan secara total, Pak Raka. Dia memang mengalami hilang ingatan tapi cuma sebagian.""Sebagian?" ulang Raka.Pria itu mengangguk. "Kecelakaan yang dia alami membuat dia terkena amnesia retrograde. Mbak Della kehilangan sebagian memori sebelum dan sesudah kecelakaan itu terjadi."Raka menggeleng tidak mengerti. "Saya nggak paham maksud kamu," ujarnya.Pria itu berdehem sebelum mulai menjelaskan pada Raka tentang apa yang terjadi pada Della. Musibah yang tidak banyak orang tau. Bahkan dengan keluarganya sendiri.Raka tertegun mendengar penjelasan detektif suruhannya yang memang dia tugaskan untuk menyelidiki tentang Della selama satu tahun terakhir. Pria itu curiga ada sesua

    Last Updated : 2021-10-02
  • Mr Playboy & Me   Bab 14 : I'm in Love

    Raka menguap lebar. Matanya masih terpejam saat dia bangun dari ranjang lalu keluar kamar. "Bentar! Bentar! Astaga!" kesalnya saat mendengar bunyi bel ditekan terus-terusan.Sial sekali dirinya. Sudah semalam tidak bisa tidur, lalu saat dia baru terpejam satu setengah jam, dipaksa bangun. Benar-benar...Sembari menggerutu pria itu berjalan membuka pintu depan. Dia sudah bersiap-siap memaki orang yang membangunkannya dengan kasar. Namun wajah cantik nan lembut di depan pintu membuatnya terpaku."Kak Raka?"Raka mengerjap. "De-Della?" ujarnya."Kak Raka ngapain disini?" tanya Della.Raka mengerutkan keningnya. "Harusnya aku yang tanya ngapain kamu disini?" balasnya.Della meringis kecil. "Maaf, Kak. Habisnya aku kaget pas tau Kak Raka yang buka pintunya.""Aku juga kaget pas tau kamu yang ngetuk pintunya dan buat aku kebangun tiba-tiba," bal

    Last Updated : 2021-10-03
  • Mr Playboy & Me   Bab 15 : Handsome Guys Attack

    "Raka?" ujar Kasih tak percaya saat melihat sang putra bungsu sedang berdiri di depan pintu, meringis lebar padanya."Pagi, Mama Sayang."Kasih mengerutkan keningnya, menatap pria tampan itu dengan mata menyipit. "Tumben kamu pagi-pagi kesini? Mau ngapain?" tanyanya heran.Raka hanya tersenyum mendengarnya. Pria itu merangkul pundak sang mama dan mengajaknya masuk. "Mama gitu banget sih sama Raka. Masa Raka dateng bukannya disambut malah dibilang tumben."Kasih tersenyum sinis melihat kerlingan mata putranya itu. Dia tau jika anak itu pasti ada maunya. Kalau tidak, tidak mungkin seorang Raka Milan yang kepala batu menginjakkan kakinya disana setelah semua yang terjadi.Wanita itu menatap Raka penuh selidik. Kasih melipat tangannya di depan dada dengan gaya khas seorang Nyonya Milan. "Mau minta apalagi kamu sekarang? Uang tabungan Mama udah ludes ya, Ka. Terakhir Mama kasih kamu untuk beli rumah kecil itu," ketusnya.Lagi-lagi san

    Last Updated : 2021-10-05
  • Mr Playboy & Me   Bab 16 : Cinderella

    Raka mengakhiri rapat pagi ini dengan senyuman ceria. Sehingga membuat para staf merasa kebingungan. Tumben sekali bos mereka tersenyum. Padahal tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi. Sangat membingungkan, mengingat pria itu kemarin marah-marah tidak jelas pada semua orang di kantor.Dan pagi ini, seperti sebuah keajaiban. Raka bersikap sangat ramah pada para staf yang mengikuti rapat. Ulang tahun perusahaan akan segera tiba. Karena itu diadakan rapat untuk membentuk panitia penyelenggaraan ulang tahun perusahaan.Sepanjang acara Raka terlihat begitu antusias. Padahal di rapat ulang tahun perusahaan tahun-tahun yang lalu, pria itu tidak mau terlibat sedikitpun. Namun kali ini pria itu terlihat begitu bersemangat menyambut hari penting bagi perusahaan.Sikap Raka itu tak pelak membuat karyawannya kebingungan sekaligus senang. Setelah minggu-minggu yang kelam disana, pelangi pun datang juga. Setelah semua kesulitan y

    Last Updated : 2021-10-11

Latest chapter

  • Mr Playboy & Me   Bab 21 : Lost Badly

    “Enak?”Raka mengangguk cepat kemudian meletakkan sendok yang habis dia gunakan untuk mencicipi sup buatan Della ke atas meja dapur. “Aku mau mandi dulu terus makan. Gerah banget habis jogging.”Della tersenyum kecil. Gadis itu kemudian mematikan kompor dan menyiapkan sarapan untuk Raka di meja makan. Della tidak bisa menahan senyumnya saat ini. Hatinya merasa sangat senang dan damai. Berada di apartemen Raka saat ini sepertinya lebih baik dari pada pulang ke rumah ketika dirinya dilanda patah hati.Della sungguh-sungguh berterima kasih kepada Raka karena sudah memberinya tumpangan dan menemaninya di saat dia sedang berada di ambang kehancuran. Bagaimana tidak, pria yang selama ini dia sayangi, tunangan sekaligus sahabatnya, tega berselingkuh di belakangnya. Apalagi dia berselingkuh bukan dengan orang jauh, tapi dengan sahabat dekat Della sendiri.Rasa sakit hati yang dirasakan oleh Della makin berlipat-lipat dari sakit hati biasa. Della kemudian duduk di kursinya, menunggu Raka yang

  • Mr Playboy & Me   Bab 20 : Comfortable

    Raka berlari secepat mungkin setelah keluar dari lift. Pria itu langsung bergegas ke arah apartemennya. Belum sampai di depan pintu, dari kejauhan pria itu melihat sosok yang sangat dia kenali sedang duduk bersandar di dinding apartemen sambil menutup wajahnya. Raka segera menghentikan kakinya. Pria itu memandang lama sosok tersebut.Raka menghela nafas panjang. Dengan melangkah pelan pria itu mendekat padanya. Raka berjongkok tepat di depan gadis itu. Dan rupanya gadis itu tidak sadar jika ada orang lain bersamanya."Kamu ngapain disini, Del?" tanya Raka dengan suara begitu pelan dan lembut karena takut mengagetkan Della.Della sontak mendongak dan kaget begitu melihat Raka ada di hadapannya. "Kak Raka? Kok bisa ada disini?"Raka mendesah lirih. "Harusnya aku yang tanya kenapa kamu bisa ada disini," jawabnya. "Kamu ngapain disini? Bukannya kamu harusnya udah ada di Surabaya? Katanya Mama kamu sakit kan?" ujar Raka.De

  • Mr Playboy & Me   Bab 19 : to Find You

    Raka keluar dari mobil dengan terburu-buru lalu membuka pintu dengan kuat. Begitu ada di dalam rumah, pria itu berteriak dengan keras, "Mama! Ma!""Mama!" Karena tak mendapatkan jawaban, pria itu segera berlari ke atas menuju ke kamar mamanya. "Mama!"Kasih keluar dari kamar dengan wajah dongkol. Wanita itu segera menepuk kepala Raka dengan majalah yang tadi dia baca. Niatnya untuk bersantai sore ini malah terganggu karena teriakan putra bungsunya."Kamu ini teriak-teriak di rumah Mama! Kamu kira ini di hutan apa?" geramnya."Della mana, Ma? Dia sakit apa? Udah panggil dokter belum?" tanyanya bertubi-tubi.Lagi-lagi Kasih merasa dongkol karena pertanyaan Raka. Anak itu bukannya minta maaf karena mengganggu waktu santai mamanya, malah justru menanyakan sesuatu secara tidak sabaran seperti itu."Della nggak ada!" balas Kasih ketus."Nggak ada kemana, Ma?""Pulang ke Surabaya."&nbs

  • Mr Playboy & Me   Bab 18 : Arranged Marriage

    Della mengetuk pintu ruang kerja Raka dengan ragu. Suara Raka yang menyahuti dari dalam membuat Della mengambil nafas panjang. Ini adalah pertama kalinya gadis itu merasa bimbang ketika akan melangkah masuk ke ruangan bosnya itu.Biasanya dia selalu enjoy meskipun Raka sedang marah-marah. Hanya dia satu-satunya pegawai yang tidak takut dimarahi oleh Raka. Karena memang selama ini, menurut pengalaman Della, Raka tidak pernah marah kepadanya. Sebesar apapun kesalahan yang diperbuat oleh gadis itu, Raka akan memaafkannya. Termasuk menghilangkan kontrak dengan perusahaan dari Jepang Minggu lalu.Kala itu, perusahaan Raka membuat kontrak kesepakatan untuk memakai bahan-bahan dari Jepang untuk produk furniture terbaru yang akan diproduksi oleh perusahaan mereka. Pria itu mempercayakan Della untuk menyimpan surat kontrak tersebut segera setelah meeting. Namun karena teledor, Della kehilangan surat tersebut.Dan tanggapan Raka mal

  • Mr Playboy & Me   Bab 17 : Not the Only One

    Suasana ball room sebuah hotel bintang lima saat ini sangat ramai. Acara ulang tahun perusahaan Indo Milan digelar dengan sangat meriah. Para karyawan, klien serta perwakilan dari kantor cabang sudah berdatangan, memenuhi ruangan gedung yang sangat luas tersebut.Della berjalan dengan gugup di belakang Raka. Ini adalah pesta pertamanya dan pergi ke pesta sebesar ini tentu membuatnya grogi dan agak tidak nyaman. Apalagi dengan penampilannya yang sangat berbeda dengan hari-hari biasa. Dia sangat tidak percaya diri meski Raka berkali-kali meyakinkannya jika Della sangat menawan malam ini."Della!"Della sontak mendongak. "Ya?""Kenapa berhenti?"Della tergagap. Gadis itu bergegas mempercepat langkahnya dan mengikuti Raka yang sudah berada di depan. Namun Della masih menjaga jarak dengan Raka. Karena dia takut akan menjadi bahan pembicaraan orang di kantor. Menjadi sekretaris Raka saja sudah membuatnya jadi bahan cibiran dan sindiran. Apalagi jika seka

  • Mr Playboy & Me   Bab 16 : Cinderella

    Raka mengakhiri rapat pagi ini dengan senyuman ceria. Sehingga membuat para staf merasa kebingungan. Tumben sekali bos mereka tersenyum. Padahal tidak ada sesuatu istimewa yang terjadi. Sangat membingungkan, mengingat pria itu kemarin marah-marah tidak jelas pada semua orang di kantor.Dan pagi ini, seperti sebuah keajaiban. Raka bersikap sangat ramah pada para staf yang mengikuti rapat. Ulang tahun perusahaan akan segera tiba. Karena itu diadakan rapat untuk membentuk panitia penyelenggaraan ulang tahun perusahaan.Sepanjang acara Raka terlihat begitu antusias. Padahal di rapat ulang tahun perusahaan tahun-tahun yang lalu, pria itu tidak mau terlibat sedikitpun. Namun kali ini pria itu terlihat begitu bersemangat menyambut hari penting bagi perusahaan.Sikap Raka itu tak pelak membuat karyawannya kebingungan sekaligus senang. Setelah minggu-minggu yang kelam disana, pelangi pun datang juga. Setelah semua kesulitan y

  • Mr Playboy & Me   Bab 15 : Handsome Guys Attack

    "Raka?" ujar Kasih tak percaya saat melihat sang putra bungsu sedang berdiri di depan pintu, meringis lebar padanya."Pagi, Mama Sayang."Kasih mengerutkan keningnya, menatap pria tampan itu dengan mata menyipit. "Tumben kamu pagi-pagi kesini? Mau ngapain?" tanyanya heran.Raka hanya tersenyum mendengarnya. Pria itu merangkul pundak sang mama dan mengajaknya masuk. "Mama gitu banget sih sama Raka. Masa Raka dateng bukannya disambut malah dibilang tumben."Kasih tersenyum sinis melihat kerlingan mata putranya itu. Dia tau jika anak itu pasti ada maunya. Kalau tidak, tidak mungkin seorang Raka Milan yang kepala batu menginjakkan kakinya disana setelah semua yang terjadi.Wanita itu menatap Raka penuh selidik. Kasih melipat tangannya di depan dada dengan gaya khas seorang Nyonya Milan. "Mau minta apalagi kamu sekarang? Uang tabungan Mama udah ludes ya, Ka. Terakhir Mama kasih kamu untuk beli rumah kecil itu," ketusnya.Lagi-lagi san

  • Mr Playboy & Me   Bab 14 : I'm in Love

    Raka menguap lebar. Matanya masih terpejam saat dia bangun dari ranjang lalu keluar kamar. "Bentar! Bentar! Astaga!" kesalnya saat mendengar bunyi bel ditekan terus-terusan.Sial sekali dirinya. Sudah semalam tidak bisa tidur, lalu saat dia baru terpejam satu setengah jam, dipaksa bangun. Benar-benar...Sembari menggerutu pria itu berjalan membuka pintu depan. Dia sudah bersiap-siap memaki orang yang membangunkannya dengan kasar. Namun wajah cantik nan lembut di depan pintu membuatnya terpaku."Kak Raka?"Raka mengerjap. "De-Della?" ujarnya."Kak Raka ngapain disini?" tanya Della.Raka mengerutkan keningnya. "Harusnya aku yang tanya ngapain kamu disini?" balasnya.Della meringis kecil. "Maaf, Kak. Habisnya aku kaget pas tau Kak Raka yang buka pintunya.""Aku juga kaget pas tau kamu yang ngetuk pintunya dan buat aku kebangun tiba-tiba," bal

  • Mr Playboy & Me   Bab 13 : Someone

    "Apa maksud kamu dengan hilang ingatan? Jelas-jelas dia mengingat semua orang. Dia bahkan ingat sama saya!" ujar Raka pada seorang pria berjas hitam di depannya."Bukan hilang ingatan secara total, Pak Raka. Dia memang mengalami hilang ingatan tapi cuma sebagian.""Sebagian?" ulang Raka.Pria itu mengangguk. "Kecelakaan yang dia alami membuat dia terkena amnesia retrograde. Mbak Della kehilangan sebagian memori sebelum dan sesudah kecelakaan itu terjadi."Raka menggeleng tidak mengerti. "Saya nggak paham maksud kamu," ujarnya.Pria itu berdehem sebelum mulai menjelaskan pada Raka tentang apa yang terjadi pada Della. Musibah yang tidak banyak orang tau. Bahkan dengan keluarganya sendiri.Raka tertegun mendengar penjelasan detektif suruhannya yang memang dia tugaskan untuk menyelidiki tentang Della selama satu tahun terakhir. Pria itu curiga ada sesua

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status