"Aku—""Ve!" panggil seseorang lagi dari arah lain.Langsung saja Eve dan orang yang baru beberapa saat lalu di serang oleh Eve pun menoleh ke arah orang yang baru saja memanggil itu."Siapa Ve?" tanya orang yang ada di dekat Eve."Son diam, jangan banyak tanya," tukas Eve sembari membulatkan matanya pada Jason, kawannya saat menjadi seorang sopir online dulu."Galaknya, ck." seloroh Jason."Ck." Sebuah decakan sebal pun langsung keluar dari bibir Jason Eve. Sesaat kemudian laki-laki yang menggunakan kemeja rapi tersebut terus berjalan dengan cool ke arah Eve dan Jason, bahkan di sepanjang langkahnya banyak pengunjung wanita yang menoleh karena tertarik dengan pesona yang dipancarkan oleh laki-laki berwajah oriental itu."Vibe-nya nggak main-main, pantesan Adamson waktu itu langsung menyerah," komentar Jason sembari menggeleng pelan.Eve pun langsung melirik tajam ke arah teman lamanya itu. "Sudah aku bilang, diam.""Ck," decak Jason."Ve, aku ingin bicara penting dengan kamu,
Di tengah Gabriel yang sedang memperhatikan foto yang ditunjukkan oleh Keanu, Keanu dengan tatapan tajamnya memberi tanda pada Eve agar berjalan ke arahnya."Iya," sahut Eve tanpa suara, lalu mengerucutkan bibirnya dan kemudian melangkah ke arah Keanu.Gabriel yang menyadari pergerakan dari Eve pun langsung menoleh. "Kamu mau ke mana?"Dan tanpa jawaban sedikit pun, ia terus menatap Eve yang berjalan dengan pelan melewatinya.Setelah sampai di dekat Keanu, kemudian Eve pun membuka tudung hodie di kepalanya dan menunjukkan rambut lurusnya. "Maaf Gab," ujarnya sambil membuka kaca matanya.Mata Gabriel terbelalak melihat wajah Eve persis seperti gambar wanita yang ia lihat di ponsel Keanu. "Kamu ....""Iya, dia Nyonya Keanu yang kamu sebutkan tadi," sahut Keanu dengan santai karena ia sangat tahu kalau bagaimanapun caranya, tetap dialah pemenangnya."Tidak mungkin, ini tidak benar," tukas Gabriel yang tidak ingin percaya dengan kenyataan yang disuguhkan di depannya.Eve mengerut
Malam harinya. Saat ini Eve yang sudah siap dengan pakaian rapi duduk di sofa sembari sesekali menatap layar ponsel yang ia letakkan di meja yang ada di depannya. Wajahnya gelisah karena sejak tadi Keanu tak kunjung kembali padahal sebelum pergi, suaminya itu hanya mengatakan akan keluar sebentar.Hingga akhirnya terdengar suara handle pintu kamar apartemen itu di buka. "Kamu lama sekali?" protes Eve.Laki-laki yang sedari tadi ditunggunya tersebut menyahut dengan santai, "Belum 15 menit, biasanya kamu lebih dari satu jam berdandan.""Tunggu." Eve menghentikan langkah suaminya yang saat ini melangkah mendekati dirinya."Itu jas baru?" Ia menunjuk jas berwarna hitam dengan cutting yang tentu saja bisa dilihat dengan jelas kalau bukan jas sembarangan."Benar," jawab Keanu.Eve pun langsung bangun dari sofa dan melangkah ke arah suaminya. "Duh kenapa kamu beli jas baru, padahal tadi aku suruh kamu melepas jas karena kamu tidak perlu menggunakan jas ke sana."Keanu mengerutkan da
Beberapa saat berlalu kini Keanu dan Eve berada di dalam mobilnya, berada di jalanan menuju pulang. Keanu mengendarai mobil tersebut dengan santai sembari sesekali melirik istrinya yang hanya diam saja sedari keluar pub."Ehem!" dehemnya cukup keras karena tak tahan dengan rasa penasaran yang sedari di pub tadi menggelitik hatinya.Eve yang dari tadi menatap ke luar mobil dari kaca pintu di sampingnya pun langsung menoleh. "Apa?"Pertanyaan singkat tersebut membuat Keanu menghela napasnya. "Kenapa?" tanya Eve sekali lagi saat melihat tingkah suaminya yang tidak ia mengerti maksudnya."Kenapa kamu diam saja?" tanya Keanu sembari terus menatap ke depan."Aku?" Eve menunjuk wajahnya sendiri."Iya. Biasanya kamu akan berisik."Eve terdiam selama beberapa saat dan kemudian menoleh kembali ke arah kaca mobil di sampingnya. "Aku tidak tahu ingin bicara apa.""Bagaimana kalau membicarakan tentang pernikahan impian kamu. Aku tidak pernah mendengar itu," sahut Keanu dengan santai."
Mata ketiga orang tersebut berbinar, mereka berpikir kalimat dari orang pertama tersebut memberikan tekanan pada Keanu hingga membuat Keanu sampai terdiam seperti itu.Sementara ketiga orang tersebut saling menatap dengan senyuman, orang pertama justru menatap Keanu penuh kekhawatiran.Setelah beberapa saat diam sambil menunduk menatap lantai, kemudian Keanu mengangkat wajahnya dengan tenang."Baiklah kalau begitu, sepuluh menit menit lagi kalian datang ke ruang rapat," ujar Keanu sembari berdiri dari kursinya.Berbeda dengan ketiga orang yang nampak lega, orang pertama justru langsung pucat mendengar perintah Keanu tersebut."Silakan, kalian bisa meninggalkan ruangan ini." Keanu menggerakkan tangannya dan menatap ke arah pintu masuk ruangan tersebut.Keempat orang tersebut langsung berdiri dan melangkah keluar dari pintu masuk ruangan itu."Bagaimana selanjutnya?" Eve yang sedari tadi hanya diam dan berdiri di belakang kursi Keanu pun mulai bicara.Keanu langsung menoleh. "T
"Cincin?" Eve tentu saja bingung mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Ia masih ingat dengan jelas kalau waktu itu kakek tua di depannya memberikan sebuah gelang bukan cincin."Cincin pernikahan kamu?" Tuan Howgins memperjelas pertanyaannya.Tentu saja Eve terkejut dengan hal itu, begitu juga dengan orang-orang yang ada di ruangan tersebut yang sebelumnya tak mengenali Eve sebagai istri dari Keanu.'Apa aku harus jujur? Tapi untuk apa kakek tua ini bertanya seperti ini, bukankah ini memberitahu kalau pernikahan kami ini bermasalah,' batin Eve yang sedang menimang-nimang jawaban apa yang akan ia berikan saat ini.Ia ingin sekali menoleh ke belakang dan mencari jawaban dari suaminya tapi tentu itu akan beresiko untuk power Keanu saat ini.Akhirnya ia memilih untuk menghela napas panjang lalu menjawab, "Maaf Kakek saya ceroboh. Saya lupa tidak mengenakannya karena tadi tertinggal di kamar saat akan berangkat di perusahaan."Sebuah jawaban yang membuat wajah Eve langsung tegang karena ia de
Beberapa minggu berlalu dengan tenang. Tidak ada masalah terjadi pada Keanu yang kini sudah berpindah tempat ke ruangan Tuan Stenly sebelumnya, bahkan saat ini ia dan Eve sudah kembali ke rumah besar Tuan Howgins.Semua berjalan seperti mimpi, bahkan kini istrinya itu bersiap untuk mengambil alih perusahaan milik orang tuanya dari tangan paman dan bibinya. Hingga ...."Key!" pekik Eve yang baru saja masuk ke dalam kamar mereka di rumah besar itu.Keanu yang kini berjalan di belakang Eve pun langsung terkejut mendengar teriakan istrinya yang melengking itu. "Apa?" tanyanya sedikit kesal."Lihat ini!" Eve menunjukkan layar ponsel yang digenggamnya sedari tadi pada Keanu.Keanu pun langsung mengambil ponsel tersebut dan menatap sebuah artikel yang ada di dalamnya. Wajah Keanu pun seketika berubah kaku melihat foto seorang laki-laki yang hanya menggunakan celana dalam dan mempertontonkon tubuhnya di sana."Itu kamu?" Eve bertanya dengan ekspresi yang tak bisa diungkapkan dengan
"Masuk," ucap Keanu dan kemudian kembali menatap ke arah istrinya. "Aku tidak mungkin punya hubungan dengan wanita itu," tegasnya sekali lagi."Iya, aku mengerti." Bersamaan dengan sahutan Eve ini, seorang pelayan masuk ke dalam kamar tersebut.Pelayan pun berkata dengan sopan, "Nyonya muda, Tuan muda, saat ini kalian berdua ditunggu di ruang makan oleh semua orang.""Baiklah," sahut Keanu sambil menggerakkan tangannya, memberi tanda pada pelayan tersebut untuk meninggalkan kamar itu.Namun ketika pelayan tersebut berbalik, tiba-tiba Keanu menghentikannya. "Tunggu!"Pelayan tersebut pun langsung berbalik dan menatap ke arah Keanu yang saat ini sudah berdiri dan melangkah ke arahnya. "Iya Tuan?""Siapa yang memberikan gelang kaki itu?" tanyanya Keanu sembari menunjuk ke arah pergelangan kaki pelayan tersebut.Eve yang penasaran pun langsung bangun dari sofa dan berjalan mendekat ke arah Keanu. "Ada apa Key?" tanyanya penasaran sembari ikut menatap gelang kaki yang dipakai pelayan ter