Pukul satu siang dan kini mereka berdua sudah sampai di apartemen mereka. "Kamu yakin mau merombak besar-besaran?" Eve masih tidak percaya dengan apa yang didengarnya. Ia memang bukan seorang pebisnis, namun ia tahu dengan jelas kalau rencana Keanu tersebut pasti akan membuat kekacauan di perusahaan."Kamu sudah menanyakan ini lebih dari lima kali," jawab suami Eve itu dengan santai."Sekali lagi Key aku ingatkan, apa kamu benar-benar tidak ingin memikirkannya lagi? Rencana ini pasti akan menimbulkan kekacauan besar, apa lagi ada paman kamu dibalik orang-orang itu." Eve terus mencoba mengingatkan Keanu yang masih kekeh dengan keinginannya."Kamu takut?" "Ini beresiko tinggi Key, kamu juga tahu itu." Eve menggigit bibirnya.Sesaat kemudian sentuhan lembut tangan Keanu di kepala Eve langsung membuat Eve mendongak menatap senyum di wajah suaminya itu. Sebuah senyum manis yang membuat Eve menghembus napas keras."Kamu percaya kan padaku?""Percaya," sahut Eve akhirnya pasrah.
"Aku—""Ve!" panggil seseorang lagi dari arah lain.Langsung saja Eve dan orang yang baru beberapa saat lalu di serang oleh Eve pun menoleh ke arah orang yang baru saja memanggil itu."Siapa Ve?" tanya orang yang ada di dekat Eve."Son diam, jangan banyak tanya," tukas Eve sembari membulatkan matanya pada Jason, kawannya saat menjadi seorang sopir online dulu."Galaknya, ck." seloroh Jason."Ck." Sebuah decakan sebal pun langsung keluar dari bibir Jason Eve. Sesaat kemudian laki-laki yang menggunakan kemeja rapi tersebut terus berjalan dengan cool ke arah Eve dan Jason, bahkan di sepanjang langkahnya banyak pengunjung wanita yang menoleh karena tertarik dengan pesona yang dipancarkan oleh laki-laki berwajah oriental itu."Vibe-nya nggak main-main, pantesan Adamson waktu itu langsung menyerah," komentar Jason sembari menggeleng pelan.Eve pun langsung melirik tajam ke arah teman lamanya itu. "Sudah aku bilang, diam.""Ck," decak Jason."Ve, aku ingin bicara penting dengan kamu,
Di tengah Gabriel yang sedang memperhatikan foto yang ditunjukkan oleh Keanu, Keanu dengan tatapan tajamnya memberi tanda pada Eve agar berjalan ke arahnya."Iya," sahut Eve tanpa suara, lalu mengerucutkan bibirnya dan kemudian melangkah ke arah Keanu.Gabriel yang menyadari pergerakan dari Eve pun langsung menoleh. "Kamu mau ke mana?"Dan tanpa jawaban sedikit pun, ia terus menatap Eve yang berjalan dengan pelan melewatinya.Setelah sampai di dekat Keanu, kemudian Eve pun membuka tudung hodie di kepalanya dan menunjukkan rambut lurusnya. "Maaf Gab," ujarnya sambil membuka kaca matanya.Mata Gabriel terbelalak melihat wajah Eve persis seperti gambar wanita yang ia lihat di ponsel Keanu. "Kamu ....""Iya, dia Nyonya Keanu yang kamu sebutkan tadi," sahut Keanu dengan santai karena ia sangat tahu kalau bagaimanapun caranya, tetap dialah pemenangnya."Tidak mungkin, ini tidak benar," tukas Gabriel yang tidak ingin percaya dengan kenyataan yang disuguhkan di depannya.Eve mengerut
Malam harinya. Saat ini Eve yang sudah siap dengan pakaian rapi duduk di sofa sembari sesekali menatap layar ponsel yang ia letakkan di meja yang ada di depannya. Wajahnya gelisah karena sejak tadi Keanu tak kunjung kembali padahal sebelum pergi, suaminya itu hanya mengatakan akan keluar sebentar.Hingga akhirnya terdengar suara handle pintu kamar apartemen itu di buka. "Kamu lama sekali?" protes Eve.Laki-laki yang sedari tadi ditunggunya tersebut menyahut dengan santai, "Belum 15 menit, biasanya kamu lebih dari satu jam berdandan.""Tunggu." Eve menghentikan langkah suaminya yang saat ini melangkah mendekati dirinya."Itu jas baru?" Ia menunjuk jas berwarna hitam dengan cutting yang tentu saja bisa dilihat dengan jelas kalau bukan jas sembarangan."Benar," jawab Keanu.Eve pun langsung bangun dari sofa dan melangkah ke arah suaminya. "Duh kenapa kamu beli jas baru, padahal tadi aku suruh kamu melepas jas karena kamu tidak perlu menggunakan jas ke sana."Keanu mengerutkan da
Beberapa saat berlalu kini Keanu dan Eve berada di dalam mobilnya, berada di jalanan menuju pulang. Keanu mengendarai mobil tersebut dengan santai sembari sesekali melirik istrinya yang hanya diam saja sedari keluar pub."Ehem!" dehemnya cukup keras karena tak tahan dengan rasa penasaran yang sedari di pub tadi menggelitik hatinya.Eve yang dari tadi menatap ke luar mobil dari kaca pintu di sampingnya pun langsung menoleh. "Apa?"Pertanyaan singkat tersebut membuat Keanu menghela napasnya. "Kenapa?" tanya Eve sekali lagi saat melihat tingkah suaminya yang tidak ia mengerti maksudnya."Kenapa kamu diam saja?" tanya Keanu sembari terus menatap ke depan."Aku?" Eve menunjuk wajahnya sendiri."Iya. Biasanya kamu akan berisik."Eve terdiam selama beberapa saat dan kemudian menoleh kembali ke arah kaca mobil di sampingnya. "Aku tidak tahu ingin bicara apa.""Bagaimana kalau membicarakan tentang pernikahan impian kamu. Aku tidak pernah mendengar itu," sahut Keanu dengan santai."
Mata ketiga orang tersebut berbinar, mereka berpikir kalimat dari orang pertama tersebut memberikan tekanan pada Keanu hingga membuat Keanu sampai terdiam seperti itu.Sementara ketiga orang tersebut saling menatap dengan senyuman, orang pertama justru menatap Keanu penuh kekhawatiran.Setelah beberapa saat diam sambil menunduk menatap lantai, kemudian Keanu mengangkat wajahnya dengan tenang."Baiklah kalau begitu, sepuluh menit menit lagi kalian datang ke ruang rapat," ujar Keanu sembari berdiri dari kursinya.Berbeda dengan ketiga orang yang nampak lega, orang pertama justru langsung pucat mendengar perintah Keanu tersebut."Silakan, kalian bisa meninggalkan ruangan ini." Keanu menggerakkan tangannya dan menatap ke arah pintu masuk ruangan tersebut.Keempat orang tersebut langsung berdiri dan melangkah keluar dari pintu masuk ruangan itu."Bagaimana selanjutnya?" Eve yang sedari tadi hanya diam dan berdiri di belakang kursi Keanu pun mulai bicara.Keanu langsung menoleh. "T
"Cincin?" Eve tentu saja bingung mendengar pertanyaan tiba-tiba itu. Ia masih ingat dengan jelas kalau waktu itu kakek tua di depannya memberikan sebuah gelang bukan cincin."Cincin pernikahan kamu?" Tuan Howgins memperjelas pertanyaannya.Tentu saja Eve terkejut dengan hal itu, begitu juga dengan orang-orang yang ada di ruangan tersebut yang sebelumnya tak mengenali Eve sebagai istri dari Keanu.'Apa aku harus jujur? Tapi untuk apa kakek tua ini bertanya seperti ini, bukankah ini memberitahu kalau pernikahan kami ini bermasalah,' batin Eve yang sedang menimang-nimang jawaban apa yang akan ia berikan saat ini.Ia ingin sekali menoleh ke belakang dan mencari jawaban dari suaminya tapi tentu itu akan beresiko untuk power Keanu saat ini.Akhirnya ia memilih untuk menghela napas panjang lalu menjawab, "Maaf Kakek saya ceroboh. Saya lupa tidak mengenakannya karena tadi tertinggal di kamar saat akan berangkat di perusahaan."Sebuah jawaban yang membuat wajah Eve langsung tegang karena ia de
Beberapa minggu berlalu dengan tenang. Tidak ada masalah terjadi pada Keanu yang kini sudah berpindah tempat ke ruangan Tuan Stenly sebelumnya, bahkan saat ini ia dan Eve sudah kembali ke rumah besar Tuan Howgins.Semua berjalan seperti mimpi, bahkan kini istrinya itu bersiap untuk mengambil alih perusahaan milik orang tuanya dari tangan paman dan bibinya. Hingga ...."Key!" pekik Eve yang baru saja masuk ke dalam kamar mereka di rumah besar itu.Keanu yang kini berjalan di belakang Eve pun langsung terkejut mendengar teriakan istrinya yang melengking itu. "Apa?" tanyanya sedikit kesal."Lihat ini!" Eve menunjukkan layar ponsel yang digenggamnya sedari tadi pada Keanu.Keanu pun langsung mengambil ponsel tersebut dan menatap sebuah artikel yang ada di dalamnya. Wajah Keanu pun seketika berubah kaku melihat foto seorang laki-laki yang hanya menggunakan celana dalam dan mempertontonkon tubuhnya di sana."Itu kamu?" Eve bertanya dengan ekspresi yang tak bisa diungkapkan dengan
Setelah beberapa saat menahan, rasa sakit di perut Eve meningkat. Ia pun segera melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di pesta itu dan menyuruhnya untuk memanggil Keanu."Tuan," panggil Pelayan tersebut pada Keanu yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa kliennya."Ya?" sahut Keanu sambil berbalik menatap ke arah Pelayan tersebut."Tuan, Nyonya Eve mencari Anda," ucap Pelayan tersebut dengan cepat.Mata Keanu terbelalak mendengar hal itu. Ia tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan para rekan bisnisnya begitu saja dan melangkah ke tempat Eve."Kamu kenapa?" tanya Keanu sambil melihat Eve yang saat ini sedang meringis manahan sakit dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya."Sakit Key," jawab Eve lalu menghela napas panjang mencoba meringankan rasa sakitnya.Keanu pun dengan cepat menggendong tubuh istrinya, membawanya melewati para tamu undangan yang langsung saja heboh melihat hal itu."Tuan, saya akan memanggilkan ambulans," ujar satpam hote
Setelah beberapa saat mendengarkan pembicaraan Keanu, pengacara dan Polisi dengan wajah tercengang, kemudian Gustafo mundur beberapa langkah ketika Keanu berjalan mendekati sel tempatnya ditahan sementara ini."Kamu yang menjebakku!" teriak Gustafo menunjukkan sisi lain dirinya."Ya, aku memang menjebakmu Paman," sahut Keanu dengan tenang. "Terima kasih selama ini sudah memberiku banyak pelajaran, aku tidak akan melupakan kebaikan Anda," ujarnya sambil membungkukkan badannya di depan Gustafo."Kamu, dasar manusia tidak tahu balas budi!" maki Gustafo dengan mata membulat karena tak terima jika dirinya saat ini sudah benar-benar kalah. "Aku pasti akan membalasmu dan seluruh keluargamu."Keanu yang saat ini kembali berdiri tegap di depan Gustafo pun menghela napas panjang. "Sudahlah Paman, berhenti bicara konyol," tukas Keanu. "Aku sudah membekukan semua anak buahmu, bahkan rekeningmu sudah berada dalam pengawasan. Aku harap setelah ini kamu bisa merenungkan semua perbuatanm
Setelah itu Keanu pun dengan cepat memanggil beberapa orang yang sudah membawa penawar racun untuk Tuan Howgins. Awalnya Tuan Howgins terkejut karena mendegar banyak orang di sekitarnya tanpa ia bisa melihat orang-orang tersebut. Ia pun langsung menolak untuk diobati karena waspada."Kakek, mereka akan memberikan kamu penawar racun," ucap Keanu sambil menatap Tuan Howgins dari samping."Racun, racun apa?" tanya Tuan Howgins yang terkejut mendengar hal itu."Sudahlah biarkan saja jika dia tidak ingin dibantu. Jika dia terus seperti itu, tentu saja akan lebih baik," sahut Tuan Alex yang saat ini berdiri dengan santai di dekat Keanu."Diam kamu!" sergah Tuan Howgins tanpa tahu di mana Tuan Alex berada."Baiklah Key, lakukan saja seperti yang kamu inginkan. Tapi di mana Gustafo dan apa yang terjadi tadi?" tanyanya yang juga penasaran karena mendengar suara ribut di luar ruangannya tadi."Setelah ini, saya akan menceritakan semuanya pada Anda," jawab Keanu dengan tenang.Tuan Gus
Seperti yang sudah direncanakan, siang ini Keanu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tuan Howgins. Seperti kemarin, ia masih bersama anak buahnya yang selalu menemaninya.Ia berjalan dengan tenang, hingga akhirnya membuka pintu kamar tempat Kakeknya dirawat."Sedang makan?" tanya Keanu ketika baru saja masuk ke sana.Mendengar suara Keanu, Tuan Howgins pun langsung memberi tanda pada Gustafo agar berhenti menyuapinya. "Kamu Keanu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah lain.Keanu berpura-pura terkejut melihat hal itu, ia dengan cepat menatap ke arah Gustafo dengan penuh tanda tanya. Gustafo yang melihat tatapan dari Keanu pun segera berdiri dari kursinya dan kemudian melangkah ke arah Keanu setelah meletakkan makanan Tuan Howgins di atas nakas. "Kondisi Tuan Besar makin memburuk, sepertinya penglihatannya mulai terganggu," bisik Gustafo pada Keanu.Keanu pun langsung mengepalkan tangannya, lalu menghembus panjang dan kemudian mengangguk tanda mengerti apa yang Gus
Tiga jam lebih berlalu, saat ini Keanu sedang berada di depan sebuah rumah sakit yang berada cukup jauh dari perusahaan. Tak lama kemudian munculah wanita istimewa yang sudah lebih dari lima belas menit ditunggunya."Key," panggil wanita tersebut bersama seorang laki-laki di belakangnya.Dan ketika mereka berdua sudah sampai di depan Keanu, Keanu pun langsung menatap ke arah laki-laki di belakang wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sambil berkomentar, "Jadi dia orang yang kamu pilih?""Key, jangan mulai," protes Eve. Keanu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Eve. "Aku itu penasaran sekali, kenapa kamu tidak mau menerima orangku dan malah memilih orang-orang Papa?""Itu karena ... pertama, dia sudah terbukti bisa diandalkan. Kedua, orang-orang kamu membuatku malu.""Malu?""Mereka itu mengawalku seperti seorang tahanan," Eve menunjuk wajah Keanu. "Jangan bilang kalau kamu memang menyamakan aku dengan tahanan?" Eve mendebat. Ia sengaja tak mau kalah. Jika t
"Kenapa tidak?" tanya Keanu sembari mengerutkan dahinya menatap Gustavo yang saat ini terus berekspresi tenang."Kondisi tuan tidak memungkinkan untuk membawanya ke luar negeri, lebih baik dia dirawat di sini, seperti itu yang saya dengar dari dokter," jawab Gustafo.Keanu menghela napas panjang mendengar keterangan Gustavo. "Setelah ini aku harus kembali ke tempat proyek untuk membantu mencari Leon," ucap Keanu yang berpura-pura resah memikirkan masalah Leon dan juga kakeknya secara bersamaan.Lalu sebuah tepukan di pundak Keanu membuatnya mengangkat wajahnya dan menatap kembali ke arah Gustafo. "Tenang saja, saya yakin Tuan Howgins tidak akan kenapa-napa. Saya akan membantu menjaganya di sini," ucapnya seolah sedang menenangkan Keanu.Lalu sesaat kemudian Keanu pun menyungging senyum di wajahnya. "Terima kasih Paman, aku berhutang banyak pada kamu," ujarnya.Setelah membicarakan beberapa hal tentang kegelisahan Keanu terhadap —karangannya— masalah hilangnya Leon pada Gustafo, dan Gu
Eve pun langsung mengganti ekspresi terkejutnya dengan sebuah senyum. "Aku terkejut karena tidak sadar sejak kapan Paman ada di belakangku," jawab Eve dengan lebih santai."Maaf jika mengejutkan Anda, Nona," jawab Gustafo sambil memberikan senyuman yang selalu ditunjukkannya.Eve pun mengangguk mendengar ucapan Gustafo. "Oh iya Paman, Kakek sedang apa sekarang?" tanya Eve berpura-pura tetap santai walaupun sebenarnya ia sedang sangat berhati-hati."Dokter baru memeriksanya.""Hem," gumam Eve untuk menanggapi keterangan Gustafo sambil melangkah kembali."Ah iya Paman, apa Paman tahu kabar terbaru Dokter Leon? Soalnya Keanu tak mau menjawab saat kutanyai."Gustafo yang saat ini sedang berjalan beriringan dengan Eve pun menyahut dengan tenang, "Maaf Nona saya tidak begitu tahu, tapi kabar terakhir yang saya dengar, tim yang dikirim masih terus melakukan pencarian."Eve pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu. "Kasian Yualit, aku berharap Dokter Leon bisa segera ditemukan," ujarnya."Be
Keesokan paginya. Saat ini Eve dan Keanu sedang berada di ruang makan, menunggu beberapa pelayan menyiapkan makanan untuk mereka."Harusnya kamu bilang saja," gerutu Eve sambil mengusap-usap pipinya yang masih memerah, bekas cubitan Keanu semalam."Siapa yang menyuruh kamu berpikir sekonyol itu," sahut Keanu sambil tersenyum hangat menatap Eve yang masih bermuka masam."Ya ... tadi malam aku kan memang tidak melihat seorang pun saat kamu membawa aku ke sana," ucap Eve yang merujuk pada kamar di rooftop semalam."Itu karena aku memang menyuruh mereka untuk pergi," terang Keanu. "Aku pikir kamu tidak akan nyaman kalau ada orang di rumah ini saat kita me—""Key," potong Eve. "Kamu semakin lama semakin tidak tahu malu," komentarnya."Terima kasih pujiannya, ini semua juga berkat ajaran kamu," sahut Keanu dengan ringan."Tidak, aku ini bukan orang yang mes—" Eve memutus kalimatnya karena merasa apa yang ingin ia katakan ini salah."Jangan malu untuk mengakui," ledek Keanu yan
Setelah beberapa saat berbicara dengan kedua orang tua Mac, akhirnya Keanu dan Eve pun berpamitan untuk meninggalkan restoran tersebut."Kamu sangat sopan pada mereka?" tanya Eve yang saat ini sedang berjalan pelan di samping Keanu."Kita baru bertemu dan kamu menanyakan hal lain," sahut Keanu dengan ketus.Eve pun mengangkat sisi kanan bibirnya menanggapi kalimat suaminya tersebut."Kenapa hanya diam?" tanya Keanu.Sebuah pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah tuntutan itu pun langsung membuat Eve menghela napas berat. "Baik. Bagaimana kabar kamu, lama tidak bertemu. Apa kamu sudah melupakan aku?" Pertanyaan itu membuat Keanu langsung menarik tangan Eve dan membuat mereka berdua berhenti setelahnya. "Aku sangat merindukan kamu," jawabnya lalu mengecup kening Eve.Mata Eve membulat ketika mendapat kecupan di tempat umum seperti itu. Wajahnya pun langsung memerah karenanya. "Ini tempat umum Key," ucap Eve sambil mencubit lengan suaminya itu dan kemudian melangkah mening