"Masuk," ucap Keanu dan kemudian kembali menatap ke arah istrinya. "Aku tidak mungkin punya hubungan dengan wanita itu," tegasnya sekali lagi."Iya, aku mengerti." Bersamaan dengan sahutan Eve ini, seorang pelayan masuk ke dalam kamar tersebut.Pelayan pun berkata dengan sopan, "Nyonya muda, Tuan muda, saat ini kalian berdua ditunggu di ruang makan oleh semua orang.""Baiklah," sahut Keanu sambil menggerakkan tangannya, memberi tanda pada pelayan tersebut untuk meninggalkan kamar itu.Namun ketika pelayan tersebut berbalik, tiba-tiba Keanu menghentikannya. "Tunggu!"Pelayan tersebut pun langsung berbalik dan menatap ke arah Keanu yang saat ini sudah berdiri dan melangkah ke arahnya. "Iya Tuan?""Siapa yang memberikan gelang kaki itu?" tanyanya Keanu sembari menunjuk ke arah pergelangan kaki pelayan tersebut.Eve yang penasaran pun langsung bangun dari sofa dan berjalan mendekat ke arah Keanu. "Ada apa Key?" tanyanya penasaran sembari ikut menatap gelang kaki yang dipakai pelayan ter
Beberapa saat berlalu, kini Keanu dan Eve tiba di ruang makan seperti yang seharusnya. Suasana di dalam ruangan tersebut terlihat suram, wajah kaku semua orang menambah aura gelap yang ada di sana.Keanu pun segera duduk di kursinya begitu juga dengan Eve yang kini duduk di kursi dengan hati-hati. "Sajikan," ucap Tuan Howgins memberikan perintah.Selama menunggu makanan disajikan tak ada sepatah kata pun keluar dari mulut anggota keluarga itu, termasuk Tuan Howgins yang terus saja menunduk. Hingga ...."Tidak mau bicara?" tanya Tuan Howgins di tengah suara-suara kecil alat makan yang bergeser karena para pelayan yang sedang menata beberapa menu makanan ke atas meja.Langsung saja pertanyaan tersebut membuat para pelayan menghentikan pekerjaan mereka dan berjalan mundur, menjauh dari meja makan tersebut."Apa yang harus aku katakan, Kakek?" tanya Keanu dengan santai sembari mempermainkan sendok yang baru saja diambilnya.Lalu sebuah sahutan pun keluar dari bibir rivalnya yan
"London." Semua orang yang ada di ruangan itu menggumamkan kata yang sama.Mendengar nama kota tersebut disebutkan Tuan Stenly pun langsung menghadap ke arah ayah angkatnya dan dengan cepat mengangguk, tanda permisi. Sesaat kemudian Nyonya Silvia yang ada di samping Tuan Stenly pun langsung bangkit dari kursinya dan melakukan hal yang sama, sehingga mereka berdua meninggalkan ruangan itu bersama-sama.'Ada apa ini sebenarnya,' batin Eve yang langsung penasaran dengan semuanya. 'Apa ini ada hubungannya dengan Theodore.' Ia ingat saat Keanu mengatakan kalau Theodore sekarang sedang koma di London.Sedangkan saat ini Rosella terus menatap tubuh kedua orang tuanya yang semakin menjauh dan tak terlihat lagi setelah melewati pintu ruangan itu."Jangan dilihatin seperti itu, mereka tidak akan ke mana-mana," celetuk Eve yang merasa sedikit miris melihat wanita di depannya itu. Ia tahu dengan jelas kalau di dalam dunia kelas atas, banyak anak perempuan seperti Rosella yang hanya dianggap se
Lebih dari sepuluh menit telah berlalu setelah Keanu keluar dari ruang baca, tempatnya berbicara dengan Kakeknya tadi. Kini ia berdiri di balkon salah satu ruangan yang ada di lantai dua mansion itu. Setelah merasa cukup lama menunggu, ia pun mengangkat tangannya dan melihat jam yang ada di tangannya tersebut. "Ck!"Bukan tanpa alasan dia datang ke sana dan menunggu seperti itu, sebab sesaat setelah ia keluar dari ruang baca tiba-tiba sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya dan pengirim pesan tersebut berkata ingin berjumpa dengannya di sana."Maaf jika Anda menunggu lama Tuan Muda," ujar seorang laki-laki yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.Keanu yang tadi menatap ke arah halaman dari balkon itu pun langsung menoleh. "Tidak apa Paman," sahutnya dengan santai."Bagaimana Tuan Muda, apa Anda benar-benar siap untuk menghadapi ini?" tanya laki-laki yang kini sudah berdiri di dekat Keanu.Keanu pun menoleh dan menghembus panjang. "Paman Gustavo, kadang aku merasa kalau Paman
Beberapa saat kemudian munculah beberapa orang dari berbagai arah berkumpul di tengah-tengah halaman dan berdiri di dekat wanita tua tersebut."Ada apa ini?" tanya Keanu dengan ekspresi penasaran."Iya, ada apa?" Eve ikut bertanya.Wanita tua tersebut langsung saja menunjuk ke arah Eve. "Kamu, kamu adalah pembawa sial!""Aku?" tanya Eve sembari menunjuk wajahnya sendiri."Apa maksud Anda, Nyonya? Jangan menuduh orang sembarangan, apalagi tanpa alasan," ujar Keanu berusaha sesopan mungkin."Tuan Keanu, Anda ini orang yang besar, tolong buang saja wanita ini." Dengan berapi-api wanita tua itu menunjuk Eve.Eve tersentak. "Apa maksud Anda, Nyonya? Kenapa Anda mengatakan hal seperti ini? Apa kita punya masalah sebelumnya?" Wanita tersebut pun langsung mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan artikel yang memuat foto Keanu kemarin. "Kamu lihat ini, kamu lihat!" teriaknya lalu mengambil sebuah tomat lagi dan melempar buah tersebut tepat mengenai pakaian Eve."Ini pasti karena kesial
Setengah jam kemudian. Saat ini Keanu sedang duduk di sebuah ruangan dengan tangan yang terus saja menggenggam telapak tangan Eve yang saat ini masih tak sadarkan diri."Kenapa lama sekali," gerutu Keanu sembari menatap ke arah pintu masuk ruangan tersebut.Tiba-tiba ..."Ishh." Terdengar desisan muncul dari bibir Eve yang saat ini sedang berbaring di atas ranjang yang ada di dekat Keanu.Keanu pun langsung menoleh. "Kamu sadar?" tanyanya sembari memperhatikan kening Eve yang mengernyit.Tak lama kemudian Eve pun membuka matanya. "Kita di mana?" tanyanya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya yang terasa sakit."Kita di rumah sakit," jawab Keanu."Di rumah sakit? Apa aku pingsan?" tanya Eve seolah tidak begitu terkejut dengan hal itu."Tentu saja kamu pingsan," sahut orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. "Tapi sepertinya kamu tidak begitu terkejut dengan hal ini, benar kan?"Eve dan Keanu pun langsung memandang ke arah ora
"Tidak, tidak bisa. Apa pun yang terjadi aku tidak akan menceritakan kamu, titik," tegas Keanu."Lepaskan saja aku, aku ingin hidup dengan tenang bersama anak ini. Aku tidak mau anak ini nantinya harus hidup seperti kita sekarang ini, aku ingin dia tumbuh dalam lingkungan yang normal," ucap Eve sembari mencengkeram pinggiran selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya."..."Keanu terdiam cukup lama. Ada rasa menusuk di hatinya ketika mendengar alasan yang keluar dari bibir Eve. Ia sadar betul apa yang diucapkan oleh istrinya itu adalah kenyataan, ia mengerti dan memahami betul tentang hal itu. Sebagai seorang ayah, tentu saja ia juga tidak ingin anaknya tumbuh dalam keluarga yang kacau. Namun, sangat jelas kalau saat ini posisinya belum stabil."Ck," decaknya merasa kesal karena ia melihat dengan jelas kekurangannya sebagai seorang suami dan juga ayah, tetapi apa pun itu ia juga tidak mungkin melepaskan Eve, apalagi ada calon anaknya yang sedang tumbuh di dalam perut Eve.Sesaat kemu
Benar saja, ketika ia sampai di dalam rumah terlihat beberapa pelayan sedang mengerubungi tubuh Eve yang saat ini sedang terbaring di lantai. Keanu pun mempercepat langkahnya ke arah para pelayan yang belum menyadari kedatangannya itu."Minggir," ucap Keanu ketika sudah dekat dengan mereka. Langsung saja para pelayan tersebut menjauh dari tubuh Eve."Tuan Muda, kami tidak tahu apa-apa, tadi saat kami sedang lewat di sini tiba-tiba saja Nyonya Muda pingsan begitu saja. Sungguh, kami benar-benar tidak tahu apa pun," terang salah satu pelayan tersebut mewakili yang lainnya karena takut disalahkan atas kejadian tersebut."Ya," sahut Keanu dengan singkat. Kemudian ia dengan cepat menggendong tubuh istrinya itu dan membawanya melangkah ke arah kamar mereka. Lima menit berlalu, Keanu yang baru saja masuk ke dalam kamarnya pun dengan cepat meletakkan tubuh istrinya itu di atas ranjang mereka. Ia pun segera mengambil obat gosok yang ada d