"London." Semua orang yang ada di ruangan itu menggumamkan kata yang sama.Mendengar nama kota tersebut disebutkan Tuan Stenly pun langsung menghadap ke arah ayah angkatnya dan dengan cepat mengangguk, tanda permisi. Sesaat kemudian Nyonya Silvia yang ada di samping Tuan Stenly pun langsung bangkit dari kursinya dan melakukan hal yang sama, sehingga mereka berdua meninggalkan ruangan itu bersama-sama.'Ada apa ini sebenarnya,' batin Eve yang langsung penasaran dengan semuanya. 'Apa ini ada hubungannya dengan Theodore.' Ia ingat saat Keanu mengatakan kalau Theodore sekarang sedang koma di London.Sedangkan saat ini Rosella terus menatap tubuh kedua orang tuanya yang semakin menjauh dan tak terlihat lagi setelah melewati pintu ruangan itu."Jangan dilihatin seperti itu, mereka tidak akan ke mana-mana," celetuk Eve yang merasa sedikit miris melihat wanita di depannya itu. Ia tahu dengan jelas kalau di dalam dunia kelas atas, banyak anak perempuan seperti Rosella yang hanya dianggap se
Lebih dari sepuluh menit telah berlalu setelah Keanu keluar dari ruang baca, tempatnya berbicara dengan Kakeknya tadi. Kini ia berdiri di balkon salah satu ruangan yang ada di lantai dua mansion itu. Setelah merasa cukup lama menunggu, ia pun mengangkat tangannya dan melihat jam yang ada di tangannya tersebut. "Ck!"Bukan tanpa alasan dia datang ke sana dan menunggu seperti itu, sebab sesaat setelah ia keluar dari ruang baca tiba-tiba sebuah pesan masuk ke dalam ponselnya dan pengirim pesan tersebut berkata ingin berjumpa dengannya di sana."Maaf jika Anda menunggu lama Tuan Muda," ujar seorang laki-laki yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.Keanu yang tadi menatap ke arah halaman dari balkon itu pun langsung menoleh. "Tidak apa Paman," sahutnya dengan santai."Bagaimana Tuan Muda, apa Anda benar-benar siap untuk menghadapi ini?" tanya laki-laki yang kini sudah berdiri di dekat Keanu.Keanu pun menoleh dan menghembus panjang. "Paman Gustavo, kadang aku merasa kalau Paman
Beberapa saat kemudian munculah beberapa orang dari berbagai arah berkumpul di tengah-tengah halaman dan berdiri di dekat wanita tua tersebut."Ada apa ini?" tanya Keanu dengan ekspresi penasaran."Iya, ada apa?" Eve ikut bertanya.Wanita tua tersebut langsung saja menunjuk ke arah Eve. "Kamu, kamu adalah pembawa sial!""Aku?" tanya Eve sembari menunjuk wajahnya sendiri."Apa maksud Anda, Nyonya? Jangan menuduh orang sembarangan, apalagi tanpa alasan," ujar Keanu berusaha sesopan mungkin."Tuan Keanu, Anda ini orang yang besar, tolong buang saja wanita ini." Dengan berapi-api wanita tua itu menunjuk Eve.Eve tersentak. "Apa maksud Anda, Nyonya? Kenapa Anda mengatakan hal seperti ini? Apa kita punya masalah sebelumnya?" Wanita tersebut pun langsung mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan artikel yang memuat foto Keanu kemarin. "Kamu lihat ini, kamu lihat!" teriaknya lalu mengambil sebuah tomat lagi dan melempar buah tersebut tepat mengenai pakaian Eve."Ini pasti karena kesial
Setengah jam kemudian. Saat ini Keanu sedang duduk di sebuah ruangan dengan tangan yang terus saja menggenggam telapak tangan Eve yang saat ini masih tak sadarkan diri."Kenapa lama sekali," gerutu Keanu sembari menatap ke arah pintu masuk ruangan tersebut.Tiba-tiba ..."Ishh." Terdengar desisan muncul dari bibir Eve yang saat ini sedang berbaring di atas ranjang yang ada di dekat Keanu.Keanu pun langsung menoleh. "Kamu sadar?" tanyanya sembari memperhatikan kening Eve yang mengernyit.Tak lama kemudian Eve pun membuka matanya. "Kita di mana?" tanyanya sembari menggeleng-gelengkan kepalanya yang terasa sakit."Kita di rumah sakit," jawab Keanu."Di rumah sakit? Apa aku pingsan?" tanya Eve seolah tidak begitu terkejut dengan hal itu."Tentu saja kamu pingsan," sahut orang yang baru saja masuk ke dalam ruangan tersebut tanpa mengetuk pintu terlebih dulu. "Tapi sepertinya kamu tidak begitu terkejut dengan hal ini, benar kan?"Eve dan Keanu pun langsung memandang ke arah ora
"Tidak, tidak bisa. Apa pun yang terjadi aku tidak akan menceritakan kamu, titik," tegas Keanu."Lepaskan saja aku, aku ingin hidup dengan tenang bersama anak ini. Aku tidak mau anak ini nantinya harus hidup seperti kita sekarang ini, aku ingin dia tumbuh dalam lingkungan yang normal," ucap Eve sembari mencengkeram pinggiran selimut yang menutupi tubuh bagian bawahnya."..."Keanu terdiam cukup lama. Ada rasa menusuk di hatinya ketika mendengar alasan yang keluar dari bibir Eve. Ia sadar betul apa yang diucapkan oleh istrinya itu adalah kenyataan, ia mengerti dan memahami betul tentang hal itu. Sebagai seorang ayah, tentu saja ia juga tidak ingin anaknya tumbuh dalam keluarga yang kacau. Namun, sangat jelas kalau saat ini posisinya belum stabil."Ck," decaknya merasa kesal karena ia melihat dengan jelas kekurangannya sebagai seorang suami dan juga ayah, tetapi apa pun itu ia juga tidak mungkin melepaskan Eve, apalagi ada calon anaknya yang sedang tumbuh di dalam perut Eve.Sesaat kemu
Benar saja, ketika ia sampai di dalam rumah terlihat beberapa pelayan sedang mengerubungi tubuh Eve yang saat ini sedang terbaring di lantai. Keanu pun mempercepat langkahnya ke arah para pelayan yang belum menyadari kedatangannya itu."Minggir," ucap Keanu ketika sudah dekat dengan mereka. Langsung saja para pelayan tersebut menjauh dari tubuh Eve."Tuan Muda, kami tidak tahu apa-apa, tadi saat kami sedang lewat di sini tiba-tiba saja Nyonya Muda pingsan begitu saja. Sungguh, kami benar-benar tidak tahu apa pun," terang salah satu pelayan tersebut mewakili yang lainnya karena takut disalahkan atas kejadian tersebut."Ya," sahut Keanu dengan singkat. Kemudian ia dengan cepat menggendong tubuh istrinya itu dan membawanya melangkah ke arah kamar mereka. Lima menit berlalu, Keanu yang baru saja masuk ke dalam kamarnya pun dengan cepat meletakkan tubuh istrinya itu di atas ranjang mereka. Ia pun segera mengambil obat gosok yang ada d
Keanu pun langsung menatap ke arah kue yang baru saja diturunkannya."Kue kan? Ini macaron." "Kenapa kue warnanya begitu?" tanya Eve sembari menatap dengan ekspresi jijik ke arah kue yang berwarna warni di hadapannya itu."Macaron kan memang seperti ini, bukannya kamu sendiri yang membelinya waktu itu," jawab Keanu sembari menatap aneh ke arah Eve yang sebelumnya menyukai makanan manis itu.Tiba-tiba saja Eve bergidik melihat kue yang sebenarnya banyak digemari orang itu. "Bawa pergi Key, itu menggelikan," ucapnya sambil menatap ke arah lain.Keanu pun langsung mengambil kue-kue cantik yang ada di atas meja itu dan membawanya pergi. "Huff ...." Eve pun menghembus napas lega setelah Keanu membawa pergi kue tersebut."Kamu kenapa?" tanya Keanu saat kembali ke dekat Eve karena menghawatirkan keadaan istrinya yang kembali bertingkah aneh."Entahlah Key, tiba-tiba saja aku mual melihat kue itu," jawab Eve.Keanu terdiam selama beberapa saat. "Jangan-jangan kamu seperti orang-orang
Setengah jam berlalu, kini Eve dan Keanu memasuki pintu gerbang kediaman paman Eve. "Kamu takut?" tanya Keanu sembari menatap ke arah Eve yang saat ini sedang menatap ke arah pintu rumah itu dengan tegang."Tidak," jawab Eve tanpa menoleh ke arah Keanu. Setelah memarkirkan mobilnya, kemudian Eve dan Keanu pun berjalan dengan santai ke arah pintu utama rumah besar tersebut."Nona," ucap seorang wanita dengan pakaian pelayan yang saat ini sedang membersihkan meja di ruang tamu yang terhubung langsung dengan pintu utama rumah tersebut. Namun, bukannya menjawab, Eve hanya tersenyum menanggapi pelayan yang terlihat sangat terkejut dengan kedatangan mereka berdua itu."Si-si-silahkan masuk, Nona," ucap pelayan tersebut dengan tergagap."Kenapa kamu harus mempersiapkan aku masuk, apa kamu lupa kalau aku juga penghuni rumah ini sebelumnya?"Mendengar pertanyaan Eve, pelayan tersebut pun terdiam. Ia lalu melirik ke arah Keanu yang sedang berdiri di sebelah Eve dengan ekspresi
Setelah beberapa saat menahan, rasa sakit di perut Eve meningkat. Ia pun segera melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di pesta itu dan menyuruhnya untuk memanggil Keanu."Tuan," panggil Pelayan tersebut pada Keanu yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa kliennya."Ya?" sahut Keanu sambil berbalik menatap ke arah Pelayan tersebut."Tuan, Nyonya Eve mencari Anda," ucap Pelayan tersebut dengan cepat.Mata Keanu terbelalak mendengar hal itu. Ia tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan para rekan bisnisnya begitu saja dan melangkah ke tempat Eve."Kamu kenapa?" tanya Keanu sambil melihat Eve yang saat ini sedang meringis manahan sakit dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya."Sakit Key," jawab Eve lalu menghela napas panjang mencoba meringankan rasa sakitnya.Keanu pun dengan cepat menggendong tubuh istrinya, membawanya melewati para tamu undangan yang langsung saja heboh melihat hal itu."Tuan, saya akan memanggilkan ambulans," ujar satpam hote
Setelah beberapa saat mendengarkan pembicaraan Keanu, pengacara dan Polisi dengan wajah tercengang, kemudian Gustafo mundur beberapa langkah ketika Keanu berjalan mendekati sel tempatnya ditahan sementara ini."Kamu yang menjebakku!" teriak Gustafo menunjukkan sisi lain dirinya."Ya, aku memang menjebakmu Paman," sahut Keanu dengan tenang. "Terima kasih selama ini sudah memberiku banyak pelajaran, aku tidak akan melupakan kebaikan Anda," ujarnya sambil membungkukkan badannya di depan Gustafo."Kamu, dasar manusia tidak tahu balas budi!" maki Gustafo dengan mata membulat karena tak terima jika dirinya saat ini sudah benar-benar kalah. "Aku pasti akan membalasmu dan seluruh keluargamu."Keanu yang saat ini kembali berdiri tegap di depan Gustafo pun menghela napas panjang. "Sudahlah Paman, berhenti bicara konyol," tukas Keanu. "Aku sudah membekukan semua anak buahmu, bahkan rekeningmu sudah berada dalam pengawasan. Aku harap setelah ini kamu bisa merenungkan semua perbuatanm
Setelah itu Keanu pun dengan cepat memanggil beberapa orang yang sudah membawa penawar racun untuk Tuan Howgins. Awalnya Tuan Howgins terkejut karena mendegar banyak orang di sekitarnya tanpa ia bisa melihat orang-orang tersebut. Ia pun langsung menolak untuk diobati karena waspada."Kakek, mereka akan memberikan kamu penawar racun," ucap Keanu sambil menatap Tuan Howgins dari samping."Racun, racun apa?" tanya Tuan Howgins yang terkejut mendengar hal itu."Sudahlah biarkan saja jika dia tidak ingin dibantu. Jika dia terus seperti itu, tentu saja akan lebih baik," sahut Tuan Alex yang saat ini berdiri dengan santai di dekat Keanu."Diam kamu!" sergah Tuan Howgins tanpa tahu di mana Tuan Alex berada."Baiklah Key, lakukan saja seperti yang kamu inginkan. Tapi di mana Gustafo dan apa yang terjadi tadi?" tanyanya yang juga penasaran karena mendengar suara ribut di luar ruangannya tadi."Setelah ini, saya akan menceritakan semuanya pada Anda," jawab Keanu dengan tenang.Tuan Gus
Seperti yang sudah direncanakan, siang ini Keanu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tuan Howgins. Seperti kemarin, ia masih bersama anak buahnya yang selalu menemaninya.Ia berjalan dengan tenang, hingga akhirnya membuka pintu kamar tempat Kakeknya dirawat."Sedang makan?" tanya Keanu ketika baru saja masuk ke sana.Mendengar suara Keanu, Tuan Howgins pun langsung memberi tanda pada Gustafo agar berhenti menyuapinya. "Kamu Keanu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah lain.Keanu berpura-pura terkejut melihat hal itu, ia dengan cepat menatap ke arah Gustafo dengan penuh tanda tanya. Gustafo yang melihat tatapan dari Keanu pun segera berdiri dari kursinya dan kemudian melangkah ke arah Keanu setelah meletakkan makanan Tuan Howgins di atas nakas. "Kondisi Tuan Besar makin memburuk, sepertinya penglihatannya mulai terganggu," bisik Gustafo pada Keanu.Keanu pun langsung mengepalkan tangannya, lalu menghembus panjang dan kemudian mengangguk tanda mengerti apa yang Gus
Tiga jam lebih berlalu, saat ini Keanu sedang berada di depan sebuah rumah sakit yang berada cukup jauh dari perusahaan. Tak lama kemudian munculah wanita istimewa yang sudah lebih dari lima belas menit ditunggunya."Key," panggil wanita tersebut bersama seorang laki-laki di belakangnya.Dan ketika mereka berdua sudah sampai di depan Keanu, Keanu pun langsung menatap ke arah laki-laki di belakang wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sambil berkomentar, "Jadi dia orang yang kamu pilih?""Key, jangan mulai," protes Eve. Keanu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Eve. "Aku itu penasaran sekali, kenapa kamu tidak mau menerima orangku dan malah memilih orang-orang Papa?""Itu karena ... pertama, dia sudah terbukti bisa diandalkan. Kedua, orang-orang kamu membuatku malu.""Malu?""Mereka itu mengawalku seperti seorang tahanan," Eve menunjuk wajah Keanu. "Jangan bilang kalau kamu memang menyamakan aku dengan tahanan?" Eve mendebat. Ia sengaja tak mau kalah. Jika t
"Kenapa tidak?" tanya Keanu sembari mengerutkan dahinya menatap Gustavo yang saat ini terus berekspresi tenang."Kondisi tuan tidak memungkinkan untuk membawanya ke luar negeri, lebih baik dia dirawat di sini, seperti itu yang saya dengar dari dokter," jawab Gustafo.Keanu menghela napas panjang mendengar keterangan Gustavo. "Setelah ini aku harus kembali ke tempat proyek untuk membantu mencari Leon," ucap Keanu yang berpura-pura resah memikirkan masalah Leon dan juga kakeknya secara bersamaan.Lalu sebuah tepukan di pundak Keanu membuatnya mengangkat wajahnya dan menatap kembali ke arah Gustafo. "Tenang saja, saya yakin Tuan Howgins tidak akan kenapa-napa. Saya akan membantu menjaganya di sini," ucapnya seolah sedang menenangkan Keanu.Lalu sesaat kemudian Keanu pun menyungging senyum di wajahnya. "Terima kasih Paman, aku berhutang banyak pada kamu," ujarnya.Setelah membicarakan beberapa hal tentang kegelisahan Keanu terhadap —karangannya— masalah hilangnya Leon pada Gustafo, dan Gu
Eve pun langsung mengganti ekspresi terkejutnya dengan sebuah senyum. "Aku terkejut karena tidak sadar sejak kapan Paman ada di belakangku," jawab Eve dengan lebih santai."Maaf jika mengejutkan Anda, Nona," jawab Gustafo sambil memberikan senyuman yang selalu ditunjukkannya.Eve pun mengangguk mendengar ucapan Gustafo. "Oh iya Paman, Kakek sedang apa sekarang?" tanya Eve berpura-pura tetap santai walaupun sebenarnya ia sedang sangat berhati-hati."Dokter baru memeriksanya.""Hem," gumam Eve untuk menanggapi keterangan Gustafo sambil melangkah kembali."Ah iya Paman, apa Paman tahu kabar terbaru Dokter Leon? Soalnya Keanu tak mau menjawab saat kutanyai."Gustafo yang saat ini sedang berjalan beriringan dengan Eve pun menyahut dengan tenang, "Maaf Nona saya tidak begitu tahu, tapi kabar terakhir yang saya dengar, tim yang dikirim masih terus melakukan pencarian."Eve pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu. "Kasian Yualit, aku berharap Dokter Leon bisa segera ditemukan," ujarnya."Be
Keesokan paginya. Saat ini Eve dan Keanu sedang berada di ruang makan, menunggu beberapa pelayan menyiapkan makanan untuk mereka."Harusnya kamu bilang saja," gerutu Eve sambil mengusap-usap pipinya yang masih memerah, bekas cubitan Keanu semalam."Siapa yang menyuruh kamu berpikir sekonyol itu," sahut Keanu sambil tersenyum hangat menatap Eve yang masih bermuka masam."Ya ... tadi malam aku kan memang tidak melihat seorang pun saat kamu membawa aku ke sana," ucap Eve yang merujuk pada kamar di rooftop semalam."Itu karena aku memang menyuruh mereka untuk pergi," terang Keanu. "Aku pikir kamu tidak akan nyaman kalau ada orang di rumah ini saat kita me—""Key," potong Eve. "Kamu semakin lama semakin tidak tahu malu," komentarnya."Terima kasih pujiannya, ini semua juga berkat ajaran kamu," sahut Keanu dengan ringan."Tidak, aku ini bukan orang yang mes—" Eve memutus kalimatnya karena merasa apa yang ingin ia katakan ini salah."Jangan malu untuk mengakui," ledek Keanu yan
Setelah beberapa saat berbicara dengan kedua orang tua Mac, akhirnya Keanu dan Eve pun berpamitan untuk meninggalkan restoran tersebut."Kamu sangat sopan pada mereka?" tanya Eve yang saat ini sedang berjalan pelan di samping Keanu."Kita baru bertemu dan kamu menanyakan hal lain," sahut Keanu dengan ketus.Eve pun mengangkat sisi kanan bibirnya menanggapi kalimat suaminya tersebut."Kenapa hanya diam?" tanya Keanu.Sebuah pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah tuntutan itu pun langsung membuat Eve menghela napas berat. "Baik. Bagaimana kabar kamu, lama tidak bertemu. Apa kamu sudah melupakan aku?" Pertanyaan itu membuat Keanu langsung menarik tangan Eve dan membuat mereka berdua berhenti setelahnya. "Aku sangat merindukan kamu," jawabnya lalu mengecup kening Eve.Mata Eve membulat ketika mendapat kecupan di tempat umum seperti itu. Wajahnya pun langsung memerah karenanya. "Ini tempat umum Key," ucap Eve sambil mencubit lengan suaminya itu dan kemudian melangkah mening