"Eh tunggu-tunggu!" Eve langsung melepas pelukannya. Ia menatap Keanu dengan aneh. "Jangan-jangan tadi bukan hantu."Tuingg! Keanu dengan santainya menoyor kening Eve, lalu bangun begitu saja dari kursi yang didudukinya."Hantu di apartemen ini, itu kamu," ujarnya sembari melangkah melewati Eve."Ha." Eve membuka mulutnya lebar, tak menyangka akan mendapat ucapan seperti itu.Sesaat kemudian ia pun menyusul langkah Keanu. "Kamu kan yang menepuk pundakku tadi?" tanya Eve memastikan.Namun Keanu seolah tak memperdulikannya dan terus melangkah hingga berada di depan kulkas."Key, jawab dong!" Eve mulai kesal dengan tingkah Keanu.Dan setelah menunggu beberapa saat, akhirnya Keanu pun selesai mengambil benda dari dalam kulkas, lalu menutup kulkas tersebut dengan santai dan kemudian berbalik."Key!" Eve mulai memaksa."Apa?" tanya Keanu sembari menatap Eve dengan tatapan aneh."Kamu kan yang menepuk pundakku tadi?"Mendengar pertanyaan tersebut Keanu pun kembali terdiam sembari menatap ist
Lebih dari dua jam akhirnya mereka pun selesai menikmati olah raga ranjang mereka. Keanu saat ini memeluk Eve yang sedang memunggungi dirinya."Kamu kenapa?" tanya Keanu karena setalah selesai tadi Eve hanya diam saja dan langsung berposisi seperti saat ini."Aku capek," jawabnya singkat.Tentu saja Keanu yang mendengar jawaban tersebut pun mengira kalau Eve sedang kesal padanya. "Kamu marah?""Tidak."Keanu pun langsung menarik tubuh Eve dan membuat Eve berbalik menatap ke arah dirinya."Astaga Key, aku capek," rengek Eve."Apanya yang capek?"Eve pun menatap Keanu dengan matanya yang sayu, kelelahan. "Aku capek Key, tubuhku rasanya seperti baru ditabrak truk.""Tapi aku ingin sekali lagi," goda Keanu dengan tatapan nakalnya.Eve pun langsung membuatkan matanya. "Key kamu jangan gila. Apa kamu ingin membunuhku?"Keanu pun bangkit dari posisinya saat ini. "Tentu tidak, kamu hanya perlu diam saja di bawah," ujarnya sambil tersenyum aneh pada Eve yang ada di bawah kungkungannya.
"Wah terima kasih ya Lex," ucap Eve sembari tersenyum lebar ke arah Alexa yang saat ini menoleh ke arah dirinya.Alexa pun membalas senyuman tersebut dan berkata, "Iya, sama-sama.Aku tahu kamu sebagai pengantin baru masih sibuk menyesuaikan diri, jadi aku terpikir saja untuk membantu kamu. Tidak apa-apa kan?"'Tidak apa-apa? Apa otakmu di dengkul!' Eve berteriak di dalam hatinya.Namun bersamaan dengan teriakan di hatinya, Eve pun kembali tersenyum manis. "Tidak apa-apa. Kamu benar, lain kali aku harus lebih perhatian pada dia," ujar Eve sembari melirik ke arah Keanu yang saat ini hanya diam saja."Ayo, mari kita makan," ajak Eve sembari mengambil tas berisi makanan yang disodorkan oleh Alexa dan kemudian melangkah ke arah dapur.Sementara itu Keanu dan Alexa berjalan beriringan di belakang Eve."Oh iya, ngomong-ngomong terima kasih kamu sudah membantuku. Para karyawan yang kamu kirimkan sangat ramah, aku senang dengan mereka," ujar Alexa dengan suara manjanya."Sama-sama. Tapi semua
[Aku mendapatkannya dari karyawan perusahaanmu] Balas Alexa.Keanu pun menghela napas panjang karena tahu dengan jelas kalau wanita yang sedang berkirim pesan dengannya itu sedang berbohong.[Ya] Balas Keanu, lalu meletakkan ponselnya di atas meja yang ada di dekatnya."Ah dasar para wanita," gumamnya lalu menutup mata.**Keesokan harinya.Hari ini seperti yang direncanakan, Keanu dan Eve sedari pagi sudah berada di kantor. Eve benar-benar bekerja sebagai asisten pribadinya. Dan seperti yang ia bicarakan dengan Nick, ia pun minta gaji pada Keanu seperti layaknya gaji seorang asisten pribadinya dan Keanu pun menyetujui hal itu asalkan Eve dapat bekerja dengan profesional.Eve pun meminta agar Keanu merahasiakan identitasnya agar ia bisa bergaul dengan para karyawan lainnya. Bahkan untuk merubah identitasnya, Eve pun merubah gaya rambutnya yang biasanya lurus menjadi gelombang dan memakai kaca mata karena ia yakin para karyawan perusahaan Keanu tak terlalu memperhatikan dirinya walaupu
Beberapa saat berlalu, akhirnya Eve sampai di depan ruangan Keanu. Tak lupa sebelum masuk, ia pun mengetuk pintu seperti karyawan yang seharusnya."Masuk," ucap Keanu.Eve pun membuka pintu tersebut, namun ketika baru selangkah masuk ia langsung terkejut menatap pemandangan di depannya."..." Ia terdiam dan berhenti di dekat pintu masuk ruangan itu. Di matanya terlihat seorang wanita dengan tinggi semampai dan tubuh layaknya model sedang mendekatkan wajahnya pada Keanu.Matanya memerah melihat adegan tersebut, namun ia langsung menghela napas panjang untuk meredakan emosinya. Bukannya ia tidak berani berteriak dan marah-marah di ruangan itu, namun ia memilih untuk menghadapi semua yang dilihatnya itu dengan elegan.Ia pun melangkah kembali sembari terus menatap ke arah wanita yang sedang membisikkan sesuatu pada Keanu itu."Ini Tuan kopinya," ujar Eve sambil meletakkan kopi tersebut di atas meja kerja Keanu.Ia kemudian menatap ke arah Keanu yang masih mendengarkan bisikan dari wanita
Sore harinya saat pulang kerja, Eve mengatakan untuk pulang sendirian dengan alasan agar penyamarannya di perusahaan tidak terbongkar dan tak ada yang menggosipkan macam-macam tentang dirinya.Namun Keanu langsung menolaknya tanpa berpikir panjang."Tapi ....""Tidak apa tapi. Kalau kamu pulang sendirian, maka besok kamu tidak perlu lagi bekerja di sini." Paksa Keanu dengan segala kekuasaannya.Bibir mungil Eve seketika mengkerut. "Kalau begitu kamu jemput aku di perempatan dekat lampu merah," ujar Eve mencari solusi yang lain.Keanu terdiam memikirkan hal itu."Sudahlah aku anggap iya," ujar Eve dengan ketus sembari berbalik dan keluar dari ruangan itu.Keanu yang belum sempat menjawab pun langsung menghela napas panjang. "Bukankah seharusnya aku yang marah," gumam Keanu. Sepuluh menit berlalu, akhirnya Keanu pun menjemput Eve di perempatan seperti yang diminta oleh istrinya itu."Kenapa?" tanya Eve ketika baru saja masuk ke dalam mobil dan melihat Keanu yang sedang
"Aku marah," ujar Eve sembari mengarahkan pukulan ke wajah Keanu dengan kuat.Bepp! Pukulan tersebut dengan tepat ditahan oleh Keanu sebelum benar-benar mengenai wajahnya.Dan dengan kuat Keanu pun menahan tangan Eve. "Katakan, apa yang membuatmu marah!"Eve terdiam.Keanu menarik tangan istrinya itu kuat, dalam sekejap mata posisi mereka bertukar, kini Eve yang berada di bawah Keanu."Kenapa hanya diam, katakan kenapa kamu marah?"Alih-alih menjawab, Eve memilih melengos di bawah tekanan itu."Tidak ingin menjawab," geram Keanu lalu dengan cepat melepas kaos yang dipakainya.Mata Eve pun membulat. "Apa yang kamu lakukan?"Eve merasa terkejut sekaligus ngeri membayangkan jika malam ini seperti malam kemarin."Bukankah jika tidak bisa dipecahkan, semua bisa selesai di ranjang."Eve benar-benar terkejut mendengar hal itu. Ia pun langsung mencari tumpuan yang bisa ia gunakan untuk berpegangan dan menarik dirinya keluar dari tekanan Keanu."Menjauh sana, aku tidak mau!" Eve terus meronta.
Keesokan harinya.Belum subuh tapi Keanu tiba-tiba harus meninggalkan apartemennya dan hanya berpesan kepada Eve agar berangkat ke perusahaan sendirian. Sempat Eve berpikir keras dan bertanya-tanya dengan apa yang sebenarnya terjadi, namun karena ia tak menemukan apa pun akhirnya ia pun tidur kembali.Kring! Alarm ponselnya berdering nyaring.Eve yang masih mengantuk akhirnya membuka paksa matanya. Tak lama berselang, kemudian Eve mematikan alarm yang semakin memekakkan telinganya itu. Ia menatap ponselnya sejenak melihat jam dan juga mengecek kotak pesan, namun tak ada nama Keanu di antara puluhan pesan yang masuk ke dalam ponselnya."Dia ke mana," gumam Eve sembari mengusap-ngusap wajahnya.Ia melamun sejenak, lalu dengan cepat bangun dari ranjangnya saat ini dan berharap bisa bertemu dengan Keanu saat datang ke kantor.Lebih dari setengah jam, akhirnya Eve pun sampai di perusahaan dengan menggunakan taksi yang dipesannya. Ia melangkah dengan tenang memasuki perusahaan, tak lupa ia
Setelah beberapa saat menahan, rasa sakit di perut Eve meningkat. Ia pun segera melambaikan tangannya pada salah seorang pelayan di pesta itu dan menyuruhnya untuk memanggil Keanu."Tuan," panggil Pelayan tersebut pada Keanu yang saat ini sedang berbincang dengan beberapa kliennya."Ya?" sahut Keanu sambil berbalik menatap ke arah Pelayan tersebut."Tuan, Nyonya Eve mencari Anda," ucap Pelayan tersebut dengan cepat.Mata Keanu terbelalak mendengar hal itu. Ia tanpa berpikir panjang langsung meninggalkan para rekan bisnisnya begitu saja dan melangkah ke tempat Eve."Kamu kenapa?" tanya Keanu sambil melihat Eve yang saat ini sedang meringis manahan sakit dengan keringat dingin mengucur membasahi tubuhnya."Sakit Key," jawab Eve lalu menghela napas panjang mencoba meringankan rasa sakitnya.Keanu pun dengan cepat menggendong tubuh istrinya, membawanya melewati para tamu undangan yang langsung saja heboh melihat hal itu."Tuan, saya akan memanggilkan ambulans," ujar satpam hote
Setelah beberapa saat mendengarkan pembicaraan Keanu, pengacara dan Polisi dengan wajah tercengang, kemudian Gustafo mundur beberapa langkah ketika Keanu berjalan mendekati sel tempatnya ditahan sementara ini."Kamu yang menjebakku!" teriak Gustafo menunjukkan sisi lain dirinya."Ya, aku memang menjebakmu Paman," sahut Keanu dengan tenang. "Terima kasih selama ini sudah memberiku banyak pelajaran, aku tidak akan melupakan kebaikan Anda," ujarnya sambil membungkukkan badannya di depan Gustafo."Kamu, dasar manusia tidak tahu balas budi!" maki Gustafo dengan mata membulat karena tak terima jika dirinya saat ini sudah benar-benar kalah. "Aku pasti akan membalasmu dan seluruh keluargamu."Keanu yang saat ini kembali berdiri tegap di depan Gustafo pun menghela napas panjang. "Sudahlah Paman, berhenti bicara konyol," tukas Keanu. "Aku sudah membekukan semua anak buahmu, bahkan rekeningmu sudah berada dalam pengawasan. Aku harap setelah ini kamu bisa merenungkan semua perbuatanm
Setelah itu Keanu pun dengan cepat memanggil beberapa orang yang sudah membawa penawar racun untuk Tuan Howgins. Awalnya Tuan Howgins terkejut karena mendegar banyak orang di sekitarnya tanpa ia bisa melihat orang-orang tersebut. Ia pun langsung menolak untuk diobati karena waspada."Kakek, mereka akan memberikan kamu penawar racun," ucap Keanu sambil menatap Tuan Howgins dari samping."Racun, racun apa?" tanya Tuan Howgins yang terkejut mendengar hal itu."Sudahlah biarkan saja jika dia tidak ingin dibantu. Jika dia terus seperti itu, tentu saja akan lebih baik," sahut Tuan Alex yang saat ini berdiri dengan santai di dekat Keanu."Diam kamu!" sergah Tuan Howgins tanpa tahu di mana Tuan Alex berada."Baiklah Key, lakukan saja seperti yang kamu inginkan. Tapi di mana Gustafo dan apa yang terjadi tadi?" tanyanya yang juga penasaran karena mendengar suara ribut di luar ruangannya tadi."Setelah ini, saya akan menceritakan semuanya pada Anda," jawab Keanu dengan tenang.Tuan Gus
Seperti yang sudah direncanakan, siang ini Keanu pergi ke rumah sakit untuk menjenguk Tuan Howgins. Seperti kemarin, ia masih bersama anak buahnya yang selalu menemaninya.Ia berjalan dengan tenang, hingga akhirnya membuka pintu kamar tempat Kakeknya dirawat."Sedang makan?" tanya Keanu ketika baru saja masuk ke sana.Mendengar suara Keanu, Tuan Howgins pun langsung memberi tanda pada Gustafo agar berhenti menyuapinya. "Kamu Keanu?" tanya Tuan Howgins sambil menatap ke arah lain.Keanu berpura-pura terkejut melihat hal itu, ia dengan cepat menatap ke arah Gustafo dengan penuh tanda tanya. Gustafo yang melihat tatapan dari Keanu pun segera berdiri dari kursinya dan kemudian melangkah ke arah Keanu setelah meletakkan makanan Tuan Howgins di atas nakas. "Kondisi Tuan Besar makin memburuk, sepertinya penglihatannya mulai terganggu," bisik Gustafo pada Keanu.Keanu pun langsung mengepalkan tangannya, lalu menghembus panjang dan kemudian mengangguk tanda mengerti apa yang Gus
Tiga jam lebih berlalu, saat ini Keanu sedang berada di depan sebuah rumah sakit yang berada cukup jauh dari perusahaan. Tak lama kemudian munculah wanita istimewa yang sudah lebih dari lima belas menit ditunggunya."Key," panggil wanita tersebut bersama seorang laki-laki di belakangnya.Dan ketika mereka berdua sudah sampai di depan Keanu, Keanu pun langsung menatap ke arah laki-laki di belakang wanita yang berstatus sebagai istrinya itu sambil berkomentar, "Jadi dia orang yang kamu pilih?""Key, jangan mulai," protes Eve. Keanu pun langsung mengalihkan pandangannya ke arah Eve. "Aku itu penasaran sekali, kenapa kamu tidak mau menerima orangku dan malah memilih orang-orang Papa?""Itu karena ... pertama, dia sudah terbukti bisa diandalkan. Kedua, orang-orang kamu membuatku malu.""Malu?""Mereka itu mengawalku seperti seorang tahanan," Eve menunjuk wajah Keanu. "Jangan bilang kalau kamu memang menyamakan aku dengan tahanan?" Eve mendebat. Ia sengaja tak mau kalah. Jika t
"Kenapa tidak?" tanya Keanu sembari mengerutkan dahinya menatap Gustavo yang saat ini terus berekspresi tenang."Kondisi tuan tidak memungkinkan untuk membawanya ke luar negeri, lebih baik dia dirawat di sini, seperti itu yang saya dengar dari dokter," jawab Gustafo.Keanu menghela napas panjang mendengar keterangan Gustavo. "Setelah ini aku harus kembali ke tempat proyek untuk membantu mencari Leon," ucap Keanu yang berpura-pura resah memikirkan masalah Leon dan juga kakeknya secara bersamaan.Lalu sebuah tepukan di pundak Keanu membuatnya mengangkat wajahnya dan menatap kembali ke arah Gustafo. "Tenang saja, saya yakin Tuan Howgins tidak akan kenapa-napa. Saya akan membantu menjaganya di sini," ucapnya seolah sedang menenangkan Keanu.Lalu sesaat kemudian Keanu pun menyungging senyum di wajahnya. "Terima kasih Paman, aku berhutang banyak pada kamu," ujarnya.Setelah membicarakan beberapa hal tentang kegelisahan Keanu terhadap —karangannya— masalah hilangnya Leon pada Gustafo, dan Gu
Eve pun langsung mengganti ekspresi terkejutnya dengan sebuah senyum. "Aku terkejut karena tidak sadar sejak kapan Paman ada di belakangku," jawab Eve dengan lebih santai."Maaf jika mengejutkan Anda, Nona," jawab Gustafo sambil memberikan senyuman yang selalu ditunjukkannya.Eve pun mengangguk mendengar ucapan Gustafo. "Oh iya Paman, Kakek sedang apa sekarang?" tanya Eve berpura-pura tetap santai walaupun sebenarnya ia sedang sangat berhati-hati."Dokter baru memeriksanya.""Hem," gumam Eve untuk menanggapi keterangan Gustafo sambil melangkah kembali."Ah iya Paman, apa Paman tahu kabar terbaru Dokter Leon? Soalnya Keanu tak mau menjawab saat kutanyai."Gustafo yang saat ini sedang berjalan beriringan dengan Eve pun menyahut dengan tenang, "Maaf Nona saya tidak begitu tahu, tapi kabar terakhir yang saya dengar, tim yang dikirim masih terus melakukan pencarian."Eve pun mengangguk-ngangguk mendengar hal itu. "Kasian Yualit, aku berharap Dokter Leon bisa segera ditemukan," ujarnya."Be
Keesokan paginya. Saat ini Eve dan Keanu sedang berada di ruang makan, menunggu beberapa pelayan menyiapkan makanan untuk mereka."Harusnya kamu bilang saja," gerutu Eve sambil mengusap-usap pipinya yang masih memerah, bekas cubitan Keanu semalam."Siapa yang menyuruh kamu berpikir sekonyol itu," sahut Keanu sambil tersenyum hangat menatap Eve yang masih bermuka masam."Ya ... tadi malam aku kan memang tidak melihat seorang pun saat kamu membawa aku ke sana," ucap Eve yang merujuk pada kamar di rooftop semalam."Itu karena aku memang menyuruh mereka untuk pergi," terang Keanu. "Aku pikir kamu tidak akan nyaman kalau ada orang di rumah ini saat kita me—""Key," potong Eve. "Kamu semakin lama semakin tidak tahu malu," komentarnya."Terima kasih pujiannya, ini semua juga berkat ajaran kamu," sahut Keanu dengan ringan."Tidak, aku ini bukan orang yang mes—" Eve memutus kalimatnya karena merasa apa yang ingin ia katakan ini salah."Jangan malu untuk mengakui," ledek Keanu yan
Setelah beberapa saat berbicara dengan kedua orang tua Mac, akhirnya Keanu dan Eve pun berpamitan untuk meninggalkan restoran tersebut."Kamu sangat sopan pada mereka?" tanya Eve yang saat ini sedang berjalan pelan di samping Keanu."Kita baru bertemu dan kamu menanyakan hal lain," sahut Keanu dengan ketus.Eve pun mengangkat sisi kanan bibirnya menanggapi kalimat suaminya tersebut."Kenapa hanya diam?" tanya Keanu.Sebuah pertanyaan yang sebenarnya merupakan sebuah tuntutan itu pun langsung membuat Eve menghela napas berat. "Baik. Bagaimana kabar kamu, lama tidak bertemu. Apa kamu sudah melupakan aku?" Pertanyaan itu membuat Keanu langsung menarik tangan Eve dan membuat mereka berdua berhenti setelahnya. "Aku sangat merindukan kamu," jawabnya lalu mengecup kening Eve.Mata Eve membulat ketika mendapat kecupan di tempat umum seperti itu. Wajahnya pun langsung memerah karenanya. "Ini tempat umum Key," ucap Eve sambil mencubit lengan suaminya itu dan kemudian melangkah mening